Uji Multikolinearitas Uji Asumsi Klasik

53 Dalam tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai Kolgomorov-Smirnov Z adalah 0,918 dan nilai signifkansinya sebesar 0,369, sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal, dimana nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 0,369 0,05.

4.2.2.2. Uji Multikolinearitas

Mendeteksi ada tidaknya gejala multikolonearitas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen. Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10. Suatu data penelitian dikatakan terjadi multikolinearitas apabila tolerance value 0,1 dan VIF 10. Sebaliknya data yang terbebas dari multikolinearitas adalah tolerance value 0,1 dan VIF 10. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut : a. Hipotesis 1 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 1 hari setelah publikasi laporan keuangan Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas Hipotesis 1 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistiks B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 2.818 .351 8.031 .000 LnX1 -.110 .067 -.084 -1.643 .104 .978 1.023 LnX2 .908 .054 .858 16.887 .000 .978 1.023 a. Dependent Variable: LnY1 Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013 Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas pada tabel 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance pada variabel LnX 1 dividend yield dan LnX 2 earning per share adalah lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF-nya Universitas Sumatera Utara 54 lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel penelitian terbebas dari multikolinearitas. b. Hipotesis 2 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 3 hari setelah publikasi laporan keuangan Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas Hipotesis 2 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistiks B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 2.841 .352 8.077 .000 LnX1 -.113 .067 -.086 -1.688 .095 .978 1.023 LnX2 .906 .054 .857 16.798 .000 .978 1.023 a. Dependent Variable: LnY2 Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013 Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas pada tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance pada variabel LnX 1 dividend yield dan LnX 2 earning per share adalah lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF-nya lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel penelitian terbebas dari multikolinearitas. c. Hipotesis 3 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 15 hari setelah publikasi laporan keuangan Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas Hipotesis 3 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistiks B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 2.867 .346 8.291 .000 LnX1 -.108 .066 -.082 -1.632 .106 .978 1.023 LnX2 .906 .053 .861 17.091 .000 .978 1.023 a. Dependent Variable: LnY3 Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013 Universitas Sumatera Utara 55 Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas pada tabel 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance pada variabel LnX 1 dividend yield dan LnX 2 earning per share adalah lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF-nya lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel penelitian terbebas dari multikolinearitas. d. Hipotesis 4 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 30 hari setelah publikasi laporan keuangan Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas Hipotesis 4 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistiks B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 2.894 .342 8.457 .000 LnX1 -.103 .065 -.079 -1.571 .120 .978 1.023 LnX2 .905 .052 .864 17.260 .000 .978 1.023 a. Dependent Variable: LnY4 Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013 Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas pada tabel 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance pada variabel LnX 1 dividend yield dan LnX 2 earning per share adalah lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF-nya lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel penelitian terbebas dari multikolinearitas.

4.2.2.3. Uji Heterokedastisitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Investasi, Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Asuransi yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2013

15 277 82

Pengaruh Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Go Public

2 67 71

Pengaruh Dividen Payout Ratio (DPR) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

12 156 59

Analisis Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009.

0 47 93

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 85 93

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Dividen Per Share Terhadap Harga Saham Emiten Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

0 33 73

ANALISIS PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN ANALISIS PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BEI TAHUN 2006 - 2008.

0 1 18

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND YIELD (DY) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PENGAKUISISI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK JAKARTA.

1 2 85

Analisis Relevansi Dividend Yield dan Earning Per Share Terhadap Penilaian Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pasar Modal - Analisis Relevansi Dividend Yield dan Earning Per Share Terhadap Penilaian Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 1 21