1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pasar modal berkembang seiring dengan perkembangan pesat dunia usaha. Hal ini ditandai dengan semakin tingginya minat masyarakat dalam melakukan
investasi di pasar modal. Salah satu instrumen di pasar modal yang paling diminati investor adalah saham. Saham merupakan bukti bagi investor atas
kepemilikan modal dalam suatu perusahaan. Bagi perusahaan, penjualan saham dilakukan untuk mencari dana melalui pasar modal serta mengenalkan perusahaan
kepada masyarakat. Kondisi ini mendorong munculnya investor-nvestor yang ingin menanamkan modalnya pada perusahaan-perusahaan tertentu. Untuk itu,
para investor diharapkan memiliki pengetahuan mengenai dunia pasar modal guna mendukung kegiatan investasi yang dilakukan. Informasi mengenai kinerja
keuangan perusahaan, manajemen perusahaan, fluktuasi harga saham, kondisi mikro dan makro serta informasi lainnya sangat dibutuhkan investor agar dapat
berinvestasi dengan baik. Investor harus mengetahui apakah harga saham di pasar mencerminkan nilai
sebenarnya dari perusahaan. Nilai sebenarnya ini disebut dengan nilai fundamental fundamental value atau nilai intrinsik intrinsic value, sedangkan
nilai pasar atau harga pasar market value adalah harga yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di bursa saham Jogiyanto, 2003 :
88.
Universitas Sumatera Utara
2
Dalam melakukan investasi, investor harus melakukan penilaian saham suatu perusahaan untuk menghindari kesalahan mispriced yang ditimbulkan oleh
harga pasar. Dibutuhkan metode tertentu untuk menilai harga suatu saham apakah memiliki harga yang wajar, terlalu tinggi overvalued atau terlalu rendah
undervalued. Menurut Jogiyanto 2003 : 88, “ada dua macam analisis yang digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya dari suatu saham, yaitu analisis
fundamental fundamental analysis atau analisis perusahaan company analysis dan analisis teknikal technical analysis”. Analisis fundamental menggunakan
data fundamental, yaitu data yang berasal dari laporan keuangan sedangkan analisis teknikal menggunakan data perdagangan. Untuk analisis fundamental
umumnya menggunakan Pendekatan Nilai Sekarang Present Value Approach atau Metode Kapitalisasi Laba Capitalization of Income Methode.
Metode penilaian saham menggunakan Pendekatan Nilai Sekarang Present Value Approach menyatakan bahwa nilai intrinsik suatu saham adalah nilai
sekarang dari penjumlahan arus kas yang diharapkan akan diterima oleh pemegang saham di masa yang akan datang Jogiyanto, 2003 : 88. Arus kas
tersebut didiskontokan dengan menggunakan tingkat biaya modal cost of capital yang mencerminkan tingkat resiko saham yang bersangkutan. Bagi pemegang
saham, arus kas yang diterima adalah dalam bentuk deviden. Oleh sebab itu, nilai intrinsik saham menunjukkan nilai sekarang dari seluruh deviden yang akan
dibayar perusahaan di masa yang akan datang Ginting, 2005 : 3. Pada umumnya, tujuan investor melakukan investasi saham yaitu untuk
mendapatkan capital gain dan deviden. Capital gain adalah selisih lebih harga
Universitas Sumatera Utara
3
saham pada saat menjual dan membeli saham, sedangkan deviden adalah laba yang diberikan kepada pemegang saham. Yang paling menarik minat bagi para
investor sebelum melakukan investasi yaitu melihat dividend yield atas suatu saham perusahaan apakah saham menghasilkan deviden yang cukup tinggi atau
malah sebaliknya. Hirt 2006 menyatakan bahwa : dividend yield merupakan hasil persentase dari keuntungan per lembar
saham dibagi dengan harga pasar per lembar saham yang diterima perusahaan. Tingginya suatu dividend yield menunjukkan bahwa suatu pasar
modal dalam keadaan undervalued, sehingga saham tersebut harus dibeli dan ditahan sementara buy and hold dengan tujuan untuk memperoleh
capital gain jika kemudian hari harganya naik. Kekuatan yang dapat diprediksi dividend yield berasal dari peranan kebijakan deviden dalam
membagikan hasil yang telah diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pontiff dan Schall 1998
berjudul “Book-to-Market Ratios as Predictors of Market Returns” menunjukkan bahwa dividend yield tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan
Campbell dan Yogo 2006 yang melakukan peneltian berjudul “Efficient Test of Stock Return Predictability” menyatakan bahwa dividend yield berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian pengaruh dividend yield terhadap harga saham.
Selain dividend yield, faktor lain yang dianggap penting dalam menilai harga saham adalah earning per share atau laba per lembar saham. Informasi
earning per share suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan
Tandelilin, 2001 : 241. Besarnya earning per share suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan. Meskipun beberapa perusahaan tidak
Universitas Sumatera Utara
4
mencantumkan besarnya earning per share perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya earning per share suatu perusahaan dapat
dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Earning per share sebagai informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna
karena bisa menggambarkan prospek earning di masa depan Tandelilin, 2001 : 233. Hal tersebut dikarenakan earning per share dapat digunakan investor untuk
mengetahui perbandingan antara nilai intrinsik saham perusahaan dibanding harga saham perusahaan bersangkutan, dan atas perbandingan tersebut investor akan
bisa membuat keputusan apakah membeli atau menjual saham bersangkutan. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Damayanti 2006 menyatakan bahwa
earning per share tidak berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian lain juga dilakukan oleh Nurmala 2006, yang menyatakan bahwa earning per share tidak
berpengaruh terhadap harga saham. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Adriani dan Kusumastuti 2008 menyatakan bahwa earning per share
berpangaruh signifikan terhadap harga saham. Demikian halnya dengan penelitian yang dilakukan Intan 2009 yang juga menyatakan bahwa earning per share
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini juga menunjukkan ketidakkonsisten hasil penelitian pengaruh earning per share terhadap harga
saham, sama halnya dengan penelitian pengaruh dividend yield terhadap harga saham. Hasil yang berbeda-beda dari hasil penelitian pengaruh earning per share
dan dividend yield terhadap harga saham ini sangat menarik untuk diteliti kembali dengan menggunakan metode yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
5
Tabel 1.1 Rasio
Dividend Yield DY, Earning Per Share EPS dan Harga Saham Nama
Perusahaan Tahun
DY EPS
Rp Harga Saham Setelah
Publikasi Laporan Keuangan di BEI Rp
H+1 H+15
H+30
PT Astra Otoparts Tbk.
2009 10,40
996,25 1.340
1.440 1.420
2010 4,24
1.479,83 2.730
2.760 2.720
2011 3,09
286,75 3.325
3.425 3.325
PT Delta Djakarta Tbk.
2009 15,32 7.900,00 73.000
74.000 82.500
2010 8,75
8.715,13 120.000 120.000 129.000 2011
9,87 9.474,39 139.500 142.000 158.000
PT Gudang Garam Tbk.
2009 3,02
1.796,02 24.750 27.500
27.400 2010
2,20 2.154,93 40.950
40.500 40.600
2011 1,61
2.576,86 55.050 59.400
57.550 PT HM
Sampoerna Tbk. 2009
7,36 1.160,70 13.900
13.800 13.700
2010 5,83
1.465,08 25.950 26.500
28.350 2011
3,21 1.836,88 52.650
53.200 54.150
PT Indofood Sukses Makmur
Tbk. 2009
2,62 236,42
3.925 3.850
3.825 2010
2,73 336,30
5.000 5.250
5.600 2011
3,80 571,43
4.875 4.775
4.625
Sumber : www.idx.co.id, diolah oleh peneliti, 2013
Untuk memperdalam analisis pengaruh dividend yield dan earning per share terhadap harga saham, peneliti menyajikan data rasio dividend yield, earning per
share dan harga saham pada 1 hari, 15 hari dan 30 hari setelah laporan keuangan perusahaan dipublikasikan yang telah diolah oleh peneliti seperti pada tabel 1.1.
Pada perusahaan pertama yaitu PT Astra Otoparts Tbk. terlihat hubungan yang konsisten terbalik dari rasio dividend yield terhadap penilaian harga saham pada 1
hari, 15 hari dan 30 hari setelah laporan keuangan dipublikasikan setiap tahunnya dimana semakin kecil nilai rasio dividend yield maka harga saham akan semakin
meningkat. Hal ini berbeda dengan rasio earning per share yang tidak memiliki hubungan konsisten terhadap peningkatan harga saham setiap tahunnya. Untuk
perusahaan kedua yaitu PT Delta Djakarta Tbk. terlihat hubungan rasio dividend
Universitas Sumatera Utara
6
yield yang tidak konsisten terhadap penilaian harga saham pada 1 hari, 15 hari dan 30 hari setelah laporan keuangan dipublikasikan setiap tahunnya. Hal ini berbeda
dengan rasio earning per share yang mempunyai hubungan yang positif dan konsisten terhadap penilaian harga saham pada 1 hari, 15 hari dan 30 hari setelah
laporan keuangan dipublikasikan setiap tahunnya. Pada perusahaan PT Gudang Garam Tbk., rasio dividend yield yang turun setiap tahunnya mempunyai
pengaruh berbanding terbalik terhadap harga saham yang meningkat setiap tahun pada 1 hari, 15 hari dan 30 hari setelah laporan keuangan dipublikasikan,
sedangkan peningkatan rasio earning per share berbanding lurus dengan peningkatan harga saham pada 1 hari, 15 hari dan 30 hari setelah laporan
keuangan dipublikasikan setiap tahunnya. Perusahaan PT HM Sampoerna Tbk. memiliki kasus yang sama dengan perusahaan PT Gudang Garam Tbk. dimana
penurunan rasio dividend yield setiap tahunnya berbanding terbalik dengan dengan peningkatan harga saham setiap tahun pada 1 hari, 15 hari dan 30 hari
setelah laporan keuangan dipublikasikan, sedangkan peningkatan rasio earning per share berbanding lurus dengan peningkatan harga saham pada 1 hari, 15 hari
dan 30 hari setelah laporan keuangan dipublikasikan setiap tahunnya. Perusahaan terakhir yaitu PT Indofood Sukses Makmur Tbk. menunjukkan peningkatan rasio
dividend yield setiap tahunnya memberikan pengaruh yang berbanding lurus terhadap peningkatan harga saham setiap tahun pada 1 hari, 15 hari dan 30 hari
setelah laporan keuangan dipublikasikan. Demikian halnya dengan rasio earning per share yang juga memberikan pengaruh berbanding lurus terhadap peningkatan
Universitas Sumatera Utara
7
harga saham pada 1 hari, 15 hari dan 30 hari setelah laporan keuangan dipublikasikan setiap tahunnya.
Fenomena yang telah dijabarkan di atas menunjukkan hubungan yang berbeda dari rasio dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga
saham untuk setiap perusahaan yang berbeda. Terdapat pengaruh yang tidak konsisten dari perubahan rasio dividend yield dan earning per share terhadap
harga saham. Hal ini jelas berbeda teori dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai pengaruh rasio dividend yield dan earning per share
terhadap harga saham. Campbell dan Yogo 2006 menyatakan bahwa dividend yield berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan hasil
penelitian Chang 2008 menyatakan bahwa earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan uraian di atas, terdapat ketidakkonsistenan dari fenomena serta hasil penelitian hubungan dividend yield dan earning per share terhadap penilaian
harga saham. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk kembali meneliti hubungan dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham. Untuk itu,
peneliti membuat sebuah penelitian dengan judul “Analisis Relevansi Dividend Yield dan Earning Per Share Terhadap Penilaian Harga Saham Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI”. 1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
8
1. Apakah secara parsial dividend yield dan earning per share mempunyai relevansi terhadap penilaian harga saham perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI ? 2. Apakah secara simultan dividend yield dan earning per share mempunyai
relevansi terhadap penilaian harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ?
1.3. Tujuan Penelitian