22
memburuk selama periode tertentu Van Horne dan Wachowicz, 2005 : 202. Hal ini akan membantu investor dalam menilai ketidakpastian
penerimaan deviden di masa yang akan datang. Dengan kata lain, tujuan ini mengasumsikan bahwa investor menginginkan informasi tentang hasil dan
risiko dari investasi yang dilakukannya. Analisis laporan keuangan yang berupa rasio keuangan berupaya
mengidentifikasi kinerja perusahaan melalui analisis tehadap faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk dapat memprediksi harga saham di masa
yang akan datang. Kinerja keuangan perusahaan yang baik akan mempengaruhi peningkatan harga saham perusahaan. Dari rasio keuangan
yang diperoleh, maka manajemen perusahaan yang bersangkutan maupun investor akan dapat menilai kinerja perusahaan dan melakukan penilaian
terhadap harga saham perusahaan, sehingga dapat menambil keputusan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Ada beberapa rasio keuangan yang biasa
digunakan untuk menganalisis harga saham, dalam penelitian ini peneliti menggunakan dividend yield dan earning per share.
2.1.10. Dividend Yield DY
Secara umum pengertian deviden adalah pembagian keuntungan yang diperoleh perusahaan dan yang diberikan kepad investor. Besarnya deviden
yang dibayarkan akan menentukan nilai perusahaan atau harga saham perusahaan, semakin besar deviden yang dibayarkan kepada pemegang
saham maka sisa dana yang akan digunakan untuk mengembangkan
Universitas Sumatera Utara
23
perusahaan akan semakin kecil. Demikian pula apabila semakin rendah laba yang ditahan maka akan memperkecil pertumbuhan deviden.
Peningkatan atau pertumbuhan pembayaran deviden sering diindikasikan sebagai keyakinan menajemen akan prospek perusahaan.
Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran deviden, hal ini mungkin akan diindikasikan sebagai harapan manajemen akan membaiknya kinerja
perusahaan di masa yang akan datang. Demikian pula sebaliknya jika pembayaran deviden menurun, mungkin akan diindikasikan sebagai
penurunan kinerja perusahaan. Hirt 2006 menyatakan bahwa :
dividend yield merupakan hasil persentase dari keuntungan per lembar saham dibagi dengan harga pasar per lembar saham yang diterima
perusahaan. Tingginya suatu dividend yield menunjukkan bahwa suatu pasar modal dalam keadaan undervalued, sehingga saham tersebut
harus dibeli dan ditahan sementara buy and hold dengan tujuan untuk memperoleh capital gain jika kemudian hari harganya naik.
Kekuatan yang dapat diprediksi dividend yield berasal dari peranan kebijakan deviden dalam membagikan hasil yang telah diperoleh
perusahaan kepada para pemegang saham. Menurut Moin 2003, devidend yield adalah “perbandingan antara
devidend per lembar saham dengan harga saham per lembar. Harga saham yang digunakan biasanya adalah harga saham pada akhir tahun. Devidend
yield ini menunjukkan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham untuk setiap rupiah harga saham pasar”.
Kebijakan devidend merupakan faktor yang dapat mempengaruhi harga saham dan kebijakan tersebut akan menentukan seberapa besar bagian
dari keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham
Universitas Sumatera Utara
24
perusahaan dan yang akan ditahan dalam perusahaan. Berbagai kebijakan pembayaran devidend menurut Riyanto 1995, yaitu :
a. Kebijakan devidend yang stabil Perusahaan yang menjalankan devidend yang stabil artinya jumlah
devidend per share yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham
per tahun berfluktuasi.
b. Kebijakan devidend dengan penetapan jumlah Devidend Payout Rasio DPR yang konstan
Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan DPR yang konstan ini berarti bahwa jumlah Devidend Per Share yang
dibayarkan setiap tahun akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya.
c. Kebijakan devidend dengan penetapan jumlah devidend minimal plus jumlah ekstra tertentu.
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal devidend per lembar saham setiap tahun. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik,
perusahaan akan membayarkan devidend ekstra di atas jumlah minimal tersebut.
d. Kebijakan devidend yang fleksibel Besar deviden payout tiap tahun disesuaikan dengan posisi finansial
dan kebijakan finansial dari perusahaan yang bersangkutan. Terdapat tiga teori mengenai kebijakan deviden menurut Keown
1996, yaitu : a. Dividend Irrelevance
Modigliant dan Miller 1961 berpendapat bahwa kebijakan devidend tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham maupun cost of
capital-nya. Argument inilah yang disebut bahwa pembayaran devidend dinaikkan maka perusahaan dapat mengimbanginya dengan
cara mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah pembayaran devidend.
b. Bird In Hand Theory Myton Gordon dan J Lintner 1959 mengemukakan bahwa
pemegang saham lebih menyukai kalau earning yang dibagikan dalam bentuk devidend daripada laba ditahan. Alasan mereka adalah
bahwa pembayaran devidend merupakan penerimaan yang pasti dibandingkan capital gain. Mereka mengkiaskan bahwa satu burung
di tangan lebih berharga daripada seribu burung di udara. Teori inilah yang disebut dengan “Bird In Hand Theory”.
Universitas Sumatera Utara
25
c. Tax Differential Theory Litzen Berger dan Ramaswany 1979 mengemukakan seorang
investor akan dikenai pajak pendapatan seseorang atau pendapatan yang relevan baginya adlah pendapatan setelah pajak. Dengan
demikian tingkat keuntungan yang diisyaratkan juga setelah pajak.
Maka berdasarkan kebijakan devidend dan teori kebijakan devidend tersebut, dalam penelitian ini menggunakan Devidend Yield DY untuk
mengukur pembayaran devidend pada pemegang saham atas pemegang saham atas harga saham perusahaan tersebut. Devidend Yield DY
menunjukkan deviden yang dibayarkan untuk setiap lembar saham biasa dan harga pasar saham biasa.
Dividend Yield = Harga Saham
Dividend Per Share
2.1.11. Earning Per Share EPS