e. Nyeri dan rasa tidak nyaman akibat episiotomi dapat menghambat interaksi ibu – anak dan dimulai kembalinya hubungan seksual orang tua.
10. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam episiotomi
a. Jelaskan pada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan serta tujuannya.
b. Sebelum melakukan episiotomi, berikan anastesi pada perenium terlebih dahulu karena ini merupakan salah satu dari asuhan sayang ibu.
c. Jangan melakukan episiotomi terlalu diri karena akan menyebabkan pendarahan. Tunda sampai pereium menipis dan pucat,serta diameter
kepala bayi tampak di vulva 5-6 cm. d. Arah guntingan adalah mediolateral untuk mengantisipasi terjadinya
rupture perenium totalis. e. Jangan menggunting sedikit demi sedikit karena akan menyebabkan luka
tidak rata dan menyulitkan penjahitan. f. Periksa selalu gunting yang digunakan, pastikan selalu dalam keadaan
tajam dan steril Sulistyawati, 2010.
11. Waktu yang tepat melakukan episiotomi
Jika episiotomi dilakukan terlalu cepat dan tidak berdasar pada keperluan, pendarahan dari insisi mungkin banyak antara jeda waktu
episiotomi dan kelahiran. Jika episiotomi dilakukan saat kepala terlihat 3-4 cm di introitus vagina selama kontraksi.
12. Persiapan dalam melakukan episiotomi
a. Mempertimbangkan indikasi – indikasi untuk melaksanakan episiotomi pastikan bahwa episiotomi itu penting dilakukan untuk keselamatan dan
kenyamanan ibu dan bayi.
Universitas Sumatera Utara
b. Pastikan semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan sudah tersedia dan dalam keadaan disinfeksi tingkat tinggi dan streril.
c. Gunakan teknik aseptik setiap saat. Gunakan sarung tangan DTT atau steril.
d. Jelaskan pada ibu tindakan yang dilakukan , serta jelaskan secara rasional alasan diperlukannya tindakan episiotomi Rohani, 2010.
13. Prosedur episiotomi
a. Persiapan alat Bak steril berisi: sepasang sarung tangan steril, duk steril, nald-
voeder, pinset anatomis, pinset chirugis ada gigi, jarum jahit, benang jahitcrhomic, gunting benang, tampon vagina, kasa steril, spuit 10 ml,
obat anastesi lokal yaitu lidokain 1, betadin solution 10, larutan DTT, larutan klorin, tempat sampah basah, tempat sampah kering, bengkok.
b. Persiapan penolong Memberi salam dan memperkenalkan diri, memakai skort dan kaca
mata pelindung, tangan dalam kondisi sudah cuci tangan dan memakai sarung tangan desinfektan tinggi atau steril.
c. Persiapan pasien Menginformasikan tujuan dan prosedur tindakan, jelaskan pada ibu
mengapa ia memerlukan episiotomi dan diskusikan prosedurnya dengan ibu, beri alasan rasional pada ibu, mengatur pasien bersikap MC Robert
dengan bokong di pinggir tempat tidur, membersihkan vulva dan sekitarnya dengan larutan desinfektan tingkat tinggi, aseptikantiseptik.
Universitas Sumatera Utara
d. Pelaksanaan anathesi Berikan anathesi lokal secara dini agar obat tersebut memiliki cukup
waktu untuk memberikan efek sebelum episiotomi dilakukan, sebelum dilakukan tindakan jelaskankan kepada ibu apa yang akan dilakukan tanpa
epinefrin kedalam tabung suntik steril ukuran 10 ml, jika lidokain 1 tidak ada, larutkan 1 bagian lidokain 2 dengan 1 bagian cairan garam
fisiologis atau air distilasi steril, sebagai contoh larutkan 5 ml lidokain dalam 5 ml cairan garam fisiologis atau steril.
Pastikan bahwa tabung untuk suntik memiliki jarum no 22 dan panjang 4 cm, letakkan kedua jari tangan ke dalam vagina dan diantara
kepala bayi dan perenium, masukkan jarum di tengah fourchette dan arahkan jarum sepanjang tempat yang akan dilakukan episiotomi. Aspirasi
tarik batang penghisap untuk memastikan bahwa jarum tidak berada di dalam pembuluh darah, jika ada darahnya saat dilakukan aspirasi, jangan
suntikan lidokain, tarik jarum tersebut keluar, dan ubah posisi jarum kemudian tusukkan kembali ulangi langkah seperti tadi.
Bila saat aspirasi tidak ada darah, tarik jarum secara perlahan sambil menyuntikkan maksimum 10 ml lidokain, tarik jarum bila sudah kembali
ke titik asal jarum suntik ditusukkan, kulit melembung kearah anesthesi, bila terlihat dan di palpasi pada perenium di sepanjang garis yang akan
dilakukan episiotomi Depkes RI, 2007 dalam Rukiah, 2009.
14. Prosedur pelaksanaan tindakan episiotomi