6. Siapa yang kompeten melakukan episiotomi
Seorang dokter atau bidan dapat melakukan tindakan episiotomi. Dimana sebelumnya pasien diposisikan dengan posisi MC Robert dengan
berbaring dan mengangkat paha hingga mendekati dada dan sebelum melakukannya area vagina dibersihkan dengan obat antiseptik untuk
mencegah infeksi pada luka episiotomi.
Menurut Klein et al 1994 dalam Hutahaen, 2005 di kanada membandingkan kebijakan episiotomi menurut indikasi janin dan maternal
dengan pelaksanaan keijakan episiotomi yang bebas dan rutin. Mereka menemukan bahwa 40 banyak dokter yang mengalami kesulitan besar
untuk mengurangi tindakan episiotomi Hutahaen, 2005
7. Jenis - jenis episiotomi
a. Episiotomi median Pengguntingan yang dimulai pada garis tengah komisura posterior
lurus ke bawah, tetapi tidak sampai mengenai serabut sfingter ani. Episiotomi median merupakan insisi pada garis tengah perenium ke arah
rektum, yaitu ke arah titik tendensius perenium, memisahkan dua sisi otot perenium bulbokavernosus. Otot transversum perenei profunda juga dapat
dipisahkan, bergantung pada kedalaman insisi. Episiotomi ini efektif, mudah diperbaiki, dan biasanya nyeri timbul
lebih ringan. Terkadang juga dapat terjadi perluasan ruptur perenium derajat III dan IV, namun penyembuhan primer dan perbaikan jahitan
yang baik akan memulihkan tonus sfingter.
Universitas Sumatera Utara
b. Episiotomi mediolateralis Episiotomi mediolateralis merupakan insisi pada perenium kearah
kebawah, tetapi menjauhi rektum, selain itu, juga dapat kearah kanan dan kiri tergantung tangan dominan yang digunakan oleh penolong. Episiotomi
mediolateralis memotong sampai titik tendineus pusat perenium, melewati bulbokavernosus dan otot – otot transversus perinei superfisialis dan
profunda, kemudian kedalam otot pubokoksigeus levator ani. Banyaknya otot pubokosigeus yang dipotong tergantung panjang dan kedalaman insisi.
Pada episiotomi mediolateralis penolong diharapkan agar berhati – hati untuk memulai pemotongan pada aspek lateral fourchete atau mengarah
potongan lebih jauh ke sisi lateral sebagai upaya menghindari kelenjar bartholin di sisi tersebut.
Episiotomi mediolateralis paling sering digunakan karena relatif lebih aman untuk mencegahan perluasan ruptur perenium kearah derajat III dan
empat. Pada episiotomi ini kehilangan darah akan lebih banyak dan perbaikan lebih sulit, serta lebih nyeri dibandingkan dengan episiotomi
median. Pengguntingan di sini sengaja dilakukan menjauhi otot sfingter ani
untuk mencegah ruptur perenium tingkat III. Pendarahan luka lebih sering banyak karena melibatkan daerah pembuluh darahnya. Otot – otot
perenium terpotong sehingga pejahitan selesai hasilnya harus simetris. c. Episiotomi lateralis
Pengguntingan yang dilakukan kearah lateral mulai dari kira – kira jam tiga atau jam sembilan menurut arah jarum jam. Jenis episiotomi ini
sekarang tidak dilakukan karna banyak menimbulkan komplikasi. Luka
Universitas Sumatera Utara
sayatan dapat melebar kearah dimana terdapat membuluh darah pedendal interna sehingga dapat menimbulkan pendarahan yang banyak. Selain itu,
parut yang terjadi dapat menimbulkan rasa nyeri yang menganggu penderita.
d. Insisi Schuchardt Jenis ini merupakan variasi episiotomi mediolateralis, tetapi
pengguntingannya melengkung kearah bawah lateral, melingkari anus, dan sayatannya lebih lebar Rohani, 2011.
8. Pertimbangan melakukan episiotomi