Metonimia Pernyataan Retoris Gaya Bahasa Style

grapyak anggone nyapa. Sapa? O, anu kana sekolah ing SD Ngunut biyen Wis suwe banget lo, ora tau ketemu. Saiki kok malih dadi bregas Ah sapa ya jenenge. Ngacungake tangan terus wae disaut dening Astirin. Wandane Astirin dadi sumringah sak kal…halaman 4 Disapa lelaki baik Astirin merespon. Lelaki itu rajin memakai pakaian dinas, tidak tahu pegawai mana, dia tidak mengerti. Tiba-tiba keluar turun dari becak. Membawa tas kantor. Wah semangat bila menyapa. Siapa? Yang sekolah di SD Ngunut dulu Sudah lama, tidah pernah bertemu. Sekarang sudah berubah jadi semangat Siapa namanya. Melambaikan tangan kemudian segera disambut olehnya. Kayaknya senang sekali… Kutipan di atas merupakan gaya bahasa pernyataan retoris. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kalimat o…anu kana sekolah ing SD Ngunut biyen, yang berarti yang sekolah di SD Ngunut dulu.

4.1.4.7 Metafora

Metafora disebut juga “perbandingan”, adalah gaya bahasa yang dipergunakan oleh pengarang dengan cara mengatakan atau melukiskan sesuatu dengan membandingkannya dengan sesuatu yang lain. Dengan cara tersebut diharapkan agar pendengar atau pembaca akan lebih dapat menangkap maksud yang diharapkan oleh penulis karena benda yang menjadi bahan perbandingan tersebut sudah diketahui benar baik wujud maupun sifatnya oleh pendengar atau pembaca. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut. Astirin ngguyu cekikikan. Rumangsane lelakon kuwi lucu. Saking anggone nggatekake dheweke, lancur kancane kuwi mlebu restoran nabrak wong wadon sing sajak priyayi sugih. Nyatane sanajan jaritan, kebayake apik, nggone kalung lan suweng, raine alus dipulas. Patut dadi bojone prayayi luhur. Mengkono uga wong lanang sing ngiringake, katon yen wong pangkat. Astirin isih kober ngonangi yen wong sarimbit mau terus mlebu ing Toyota kijang ijo lumut sing ana ngarep restoran…halaman 5 Astirin tertawa cekikikan. Merasakan kejadian lucu. Karena selalu melihatnya, ketika Samsihi masuk restoran, dia menabrak wanita yang kelihatannya kaya. Nyatanya walaupun memakai jarit, kebayanya bagus, memakai kalung dan anting, wajahnya halus dihias. Pantas menjadi istri priyayi luhur. Begitu juga lelaki di belakangnya, kelihatan bahwa orang berpangkat. Dia sempat melihat kedua orang tadi masuk ke Toyota kijang hijau lumut di depan restoran… Kutipan tersebut menunjukkan gaya bahasa metafora. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kalimat Nyatane sanajan jaritan, kebayake apik, nggone kalung lan suweng, raine alus dipulas. Patut dadi bojone prayayi luhur. Mengkono uga wong lanang sing ngiringake, katon yen wong pangkat., yang berarti nyatanya walaupun memakai jarit, kebayanya bagus, memakai kalung dan anting, wajahnya halus dihias. Pantas menjadi istri priyayi luhur. Begitu juga lelaki di belakangnya, kelihatan bahwa orang berpangkat.

4.1.4.8 Pleonasme

Pleonasme adalah gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang dengan cara memperjelas maksud dengan menggunakan kata berlebih. Biasanya dengan memberi keterangan dibelakang kata atau bagian kalimat yang diperjelas maksudnya tersebut. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut. Wahduh, Astirin atine mbedhedheg sagunung anakan Ucapan tresna kang ora tadhing aling-aling kuwi banget nyeruhake atine. Ambegane rada seseg. Apa mau sing marakake dheweke digandrungi? Dudu anggone nyanyi, dudu bakate lenggak-lenggok, dudu wentise sing merit, rambute sing gimbal. Nanging kulite sing kuning pucethalaman 7 Waduh, Astirin senang sekali Ucapan cinta yang tidak mengenal perbedaan sangat menyentuh hatinya. Nafasnya kelihatan sesak. Apa tadi yang membuat dia disenangi? Bukan karena menyanyi, bukan bakatnya bergoyang-goyang,