Kutipan di atas merupakan gaya bahasa hiperbola. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kalimat jarene mase tuwek-tuwek, yang berarti katanya emasnya tua-tua.
4.1.4.2 Perumpamaan
Perumpamaan adalah gaya bahasa yang dipergunakan oleh pengarang untuk membandingkan dua hal yang berlainan, akan tetapi sejajar dianggap sama. Dengan
perumpamaan dari kata umpama, ibarat, laksana, seperti, dan bagai. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
Upama kelakon ana kalodhangan munggah panggung, Astirin bakal gawe cingake para sing nonton, para sing ngrungokake suarane Huh, kapan Ah
aja kawin dhisikhalaman 3 Apabila ada kesempatan naik panggung, Astirin akan membuat ceria para
penonton dan pendengar suaranya Kapan? Jangan menikah dulu… Kutipan di atas merupakan gaya bahasa perumpamaan. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya kalimat upama kelakon ana kalodhangan munggah panggung, yang berarti apabila ada kesempatan naik panggung.
4.1.4.3 Personifikasi
Personifikasi sering disebut juga dengan “pengorangan”, ialah suatu cara memperjelas maksud dengan menjadikan benda-benda yang digambarkan tersebut
seperti manusia. Atau dengan kata lain gaya bahasa ini adalah suatu cara berbahasa dengan menghidupkan benda-benda mati dan memberinya sifat-sifat seperti yang
dimiliki oleh manusia. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut. Krungu jenenge Buamin kuwi, Astirin terus wae njenggirut. Kaya bekicot
arep nlolor dipyuri uyah. Durung premana rupane wis duwe rasa benci. Nanging arep lunga nginggati cengkelak ya ora wani…halaman 11
Mendengar nama Buamin, Astirin kaget. Seperti bekicot masuk jika ditaburi garam. Belum melihat wajahnya saja sudah ada rasa benci. Berniat pergi juga
tidak berani… Kutipan tersebut menunjukkan gaya bahasa personifikasi. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya kalimat kaya bekicot arep nlolor dipyuri uyah, yang berarti seperti bekicot masuk jika ditaburi garam.
4.1.4.4 Klimaks
Klimaks adalah gaya bahasa yang dipergunakan oleh pengarang untuk mengemukakan sesuatu, ide atau keadaan dengan mengurutkan dari tingkat yang
lebih rendah menuju ke tingkat yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
Upama dheweke nampa nasib kaya mengkono ya kudu terima. Lumayan, luwih becik katimbang direh dadi bojone Buamin. Dadi bojone Buamin
paling-paling ya urip kemproh melu-melu nunggoni neng bengkel, karo momong anake sing brangkangan sandhangane gupak gemuk kabeh
Delengen wong wadon-wadon sing padha suk-sukan ing bis kuwi. Omonge guyon thok, wandane sumringah sajak bungah. Akeh sing mlerok marga
disinggol-singgol dening kondhektur bis sing ndhugal, ning ya ana sing gelem balik ngguyoni…halaman 37-38
Seandainya dia mendapat nasib seperti itu harus diterima. Itu lebih baik daripada menjadi istri Buamin. Jadi istri Buamin paling-paling hidup tidak
teratur ikut-ikut menunggu di bengkel, mengasuh anaknya yang merayap dan pakaiannya terkena oli Lihatlah para wanita yang sedang uyek-uyekan di bis.
Bicaranya sambil tertawa, kelihatan tersenyum karena senang. Banyak yang melirik karena disenggol-senggol oleh kondektur bis yang nakal, tetapi ada
yang balik tersenyum… Kutipan tersebut menunjukkan gaya bahasa klimaks. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya kalimat upama dheweke nampa nasib kaya mengkono ya kudu terima, lumayan lewih becik katimbang direh dadi bojone Buamin, yang berarti apabila dia