Latar Waktu Latar Setting
keperluan uba rampene wong bakulan sega, ya mepe kayu, nggeneni janganan, nggodhok wedang. Apa wae. Isih kudu tambah nyapu latar lan
jagan saben esuk, sadurunge budhal sekolah…halaman 1 Astirin perawan desa biasa, ikut budhenya menjadi penjual nasi pecel di tepi
Desa Ngunut. Itu kelahirannya. Setiap hari memakai pakaian bekas dari budhenya. Rambutnya acak-acakan tidak pernah pakai sampo dan sisir.
Kakinya kotor, panuan dan kudisan, karena jarang dicuci. Pekerjaannya setiap hari membantu budhe menyiapkan keperluan untuk berjualan nasi, menjemur
kayu, memasak sayur, merebus air. Apa saja. Ditambah menyapu halaman dan rumah setiap pagi, sebelum berangkat sekolah…
Kutipan di atas menunjukkan peristiwa yang terjadi pada tahun 60-an, hal ini
dikarenakan pakaian yang dipakai Astirin adalah pakaian bekas dari budhenya yang sangat apa adanya dan rambutnya sangat acak-acakan karena tidak pernah disisir dan
memakai shampo. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kalimat sandhangane bedinan nggedobroh diwenehi lungsuran saka mbokdhene. Rambute madhul-madhul ora tau
kambon sampo lan jungkat, yang berarti setiap hari memakai pakaian bekas dari budhenya. Rambutnya acak-acakan tidak pernah pakai shampo dan sisir. Selanjutnya
ketika Buamin berkunjung ke rumah orang tua angkat Astirin dengan memakai sepeda motor. Hal ini dikarenakan pekerjaan Buamin setiap harinya membuka
bengkel sepeda motor dan makelar motor, terlihat pada kutipan novel di bawah ini: Isih wanci asyar, Buamin teka. Astirin saka njero omah wis weruh kledhange
wong lanang kuwi mudhun saka sepeda montore, mbukak kaca mata irenge lan helme, terus uluk salam. Ngadeg njejer, Buamin nganggo clana jin biru
bawukan, kemejane dasarane putih nganggo blentong-blentong abang lan ijo, kata motife klambi wedok…halaman 192
Waktu asyar, Buamin datang. Dari dalam rumah Astirin sudah melihat tingkah lelaki turun dari sepeda motor, membuka kaca mata hitam dan
helmnya, kemudian memberi salam. Berdiri gagah, Buamin memakai celana jin kotor, atasannya putih ada bintik-bintik merah dan hijau, seperti model
pakaian wanita…
Kutipan di atas menunjukkan peristiwa yang terjadi pada tahun 60-an, hal ini dikarenakan ketika Buamin berkunjung ke rumah orang tua angkat Astirin dengan
memakai sepeda motor, karena pekerjaan Buamin sehari-hari membuka bengkel sepeda motor dan menjadi makelar motor. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kalimat
Isih wanci asyar, Buamin teka. Astirin saka njero omah wis weruh kledhange wong lanang kuwi mudhun saka sepeda montore, mbukak kaca mata irenge lan helme,
terus uluk salam, yang artinya ketika waktu asyar, Buamin datang. Dari dalam rumah Astirin sudah melihat tingkah lelaki turun dari sepeda motor, membuka kaca mata
hitam dan helmnya, kemudian memberi salam. Dari semua kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pengarang
mengemukakan peristiwanya pada tahun 60-an antara lain tentang tata kelahiran Astirin yang memakai pakaian bekas dari budhenya dan rambutnya sangat acak-
acakan karena tidak pernah disisir dan memakai shampo, serta ketika Buamin berkunjung ke rumah orang tua angkat Astirin dengan memakai sepeda motor, karena
pekerjaan Buamin sehari-hari membuka bengkel sepeda motor dan menjadi makelar motor.