Mendengar nama Buamin, Astirin kaget. Seperti bekicot masuk jika ditaburi garam. Belum melihat wajahnya saja sudah ada rasa benci. Berniat pergi juga
tidak berani… Kutipan tersebut menunjukkan gaya bahasa personifikasi. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya kalimat kaya bekicot arep nlolor dipyuri uyah, yang berarti seperti bekicot masuk jika ditaburi garam.
4.1.4.4 Klimaks
Klimaks adalah gaya bahasa yang dipergunakan oleh pengarang untuk mengemukakan sesuatu, ide atau keadaan dengan mengurutkan dari tingkat yang
lebih rendah menuju ke tingkat yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
Upama dheweke nampa nasib kaya mengkono ya kudu terima. Lumayan, luwih becik katimbang direh dadi bojone Buamin. Dadi bojone Buamin
paling-paling ya urip kemproh melu-melu nunggoni neng bengkel, karo momong anake sing brangkangan sandhangane gupak gemuk kabeh
Delengen wong wadon-wadon sing padha suk-sukan ing bis kuwi. Omonge guyon thok, wandane sumringah sajak bungah. Akeh sing mlerok marga
disinggol-singgol dening kondhektur bis sing ndhugal, ning ya ana sing gelem balik ngguyoni…halaman 37-38
Seandainya dia mendapat nasib seperti itu harus diterima. Itu lebih baik daripada menjadi istri Buamin. Jadi istri Buamin paling-paling hidup tidak
teratur ikut-ikut menunggu di bengkel, mengasuh anaknya yang merayap dan pakaiannya terkena oli Lihatlah para wanita yang sedang uyek-uyekan di bis.
Bicaranya sambil tertawa, kelihatan tersenyum karena senang. Banyak yang melirik karena disenggol-senggol oleh kondektur bis yang nakal, tetapi ada
yang balik tersenyum… Kutipan tersebut menunjukkan gaya bahasa klimaks. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya kalimat upama dheweke nampa nasib kaya mengkono ya kudu terima, lumayan lewih becik katimbang direh dadi bojone Buamin, yang berarti apabila dia
mendapat nasib seperti itu harus diterima, itu lebih baik daripada menjadi istrinya Buamin.
4.1.4.5 Metonimia
Metonimia adalah gaya bahasa yang dipergunakan oleh pengarang untuk mengemukakan sesuatu maksud dengan untuk menggantikan kata sifat, nama atau
sesuatu yang merupakan ciri khas dari benda-benda tersebut. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
“Kulitmu jan ora kena disimpakek Aku weruh sabrebatan wae, terus nyut, kenal awakmu Ora bisa ngempet maneh aku terus nyapa kowe Kowe ki
bakale saya ayu, lo Rin”halaman 8
Kulitmu tidak bisa disembunyikan Aku melihat sekilas, kemudian teringat pernah mengenal kamu Tidak bisa sembunyi aku langsung menyapa kamu
Kamu nantinya tambah cantik,Rin… Kutipan di atas merupakan gaya bahasa metonimia. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya kalimat kulitmu jan ora kena disimpakek, yang berarti kulitmu tidak bisa disembunyikan.
4.1.4.6 Pernyataan Retoris
Pernyataan retoris adalah gaya bahasa yang dipergunakan oleh pengarang dengan cara menarik perhatian pendengar atau pembaca dengan mengajukan
pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban, karena sebenarnya jawaban atas pertanyaan tersebut telah diketahuinya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
Disapa wong lanang ngonos Astirin nggragap. Wong lanang kuwi katon resik nganggo klambi dhines, nanging embuh pegawe ngendi, Astirin ora ngreti.
Wangune mentas wae mudhun becak. Nyangking tas kantor. Wah bregas. Kok