Pemikiran Mirza Gulam Ahmad

telah menyerang para musuhnya secara terbuka, siapa lagi yang akan dapat mengatakan bahwa orang tersebut palsu adanya? Mereka yang menikmati kesempurnaan kemunikasi dengan Tuhan serta mendapat tugas untuk memanggil manusia kepada bimbingan Ilahi akan memperoleh dukungan berupa tanda-tanda Ilahi yang turun layaknya hujan sedangkan dunia akan mampu membendung mereka. Tindakan-tindakan Tuhan yang mengikutinya menjadi bukti kesaksian bahwa ucapan-ucapan yang mereka kemukakan sebagai wahyu memang benar adalah firman Tuhan. kalau saja mereka yang mengakukan dirinya sebagai yang menerima wahyu-wahyu mau memperlihatkan persyaratan ini dalam harinya tentunya mereka dapat terhindar dari terjerumus dalam kesalahan. 96

J. Pemikiran Mirza Gulam Ahmad

Ajaran-ajaran Mirza Gulam Ahmad yang sangat banyak dan berbeda dengan aliran lain, seperti diantaranya: 1. “Aku adalah penjelmaan sempurna dari Ẓabi ẑuhammad saw‟Ṭ “Aku Adam, aku Se , aku Nuh, aku Ibrahim, aku Ishaq, aku Ismail, aku Ya`qub, aku Yusuf, aku Musa, aku Daud, aku Isa dan aku adalah penjelmaan sempurna dari Nabi ẑuhammad saw”Ṭ 97 2. Pemikiran Mirza terhadap dalil ini berkisar seputar dua poin yang sederhana. a. Pemikiran mengenai “tanasukh” merupakan inkarnasi setelah ia memberikan pernik baru. Dia misalnya mengaku bahwa sebenarnya dialah Muhammad itu atau Nabi Muhammad saw. Telah dipersiapkan kembali untuk menyatu di dalam diri Mirza Gulam Ahmad. Apabila Muhammad saw telah dipersiapkan kembali untuk menjadi seorang nabi, tentu hal ini tidak menafikan tertutupnya pintu kenabian. Sebab Muhammad telah menutup pintu kenabian pada saat menjadi nabi untuk pertama kalinya di tengah-tengah masyarakat Qadian di India. Jadi, di 96 Ibid., h. 538. 97 A.Yogaswara, Heboh Ahmadiyah: Mengapa Ahmadiyah Tidak Langsung Dibubarkan?, Yogyakarta: Narasi, 2008, h. 13. Lihat Juga, Mirza Gulam Ahmad, dalam majalah bulanan Ahmadiyah, Sinar Islam Edisi 1 November 1985. sana tidak terdapat dua sosok, melainkan hanya satu sosok saja yang telah menutup pintu kenabian. b. Pemikiran yang dijadikan pijak, oleh Mirza adalah bahwa Muhammad sebagai penutup para nabi adalah ia telah diberikan syarat-syarat dan karakteristik sebagai nabi penutup. Dengan demikian hanya beliau pula yang berhak memberikan syarat karakteristik itu kepada umatnya yang dikehendakinya. Barang siapa yang diberikan kenabian secara abstrak oleh beliau, orang itu pun menjadi seorang nabi tanpa menyalahi akidah tentang nabi akhir zaman. Ini apabila kita telah memahami prinsip nabi penutup dalam artian bahwa beliau memiliki syarat dan karakteristik nabi penutup, lalu syarat dan kritik itu diberikan kepada salah seorang umatnya yang kehendaki. 3. Mirza Gulam Ahmad mengaku dirinya sebagai Nabi dan Rasul, hal ini dapat dilihat dalam karya-karyanya yang tulis diberbagai media massa. Diantaranya adalah: Mirza Gulam Ahmad dalam Dāfi‟ Al-Bala‟ ف ح ا “Dan Dia-lah Tuhan yang haq yang telah mengutus rasul-Nya di Qodiyan” Mirza Gulam Ahmad dalam Haqiqat Al-Wahyi: “Demi diriku yang ada di tangan-Nya, sesungguhnya Dia telah mengutusku dan menyebutku sebagai Ẓabi”. 98 Mirza Gulam Ahmad dalam Nuzul Al-Masih: ح ف 98 Mirza Gulam Ahmad, Haqiqatul Wahyi, Qadian: Maganize Press, 1907, h. 68. “Saya adalah Ẓabi dan Rasul artinya saya bayangan yang sempurna, sebagaimana kaca yang menampakan gambaran yang sempurna, dari ẑuhammad dan kenabian ẑuhammad”Ṭ 99 Mirza Gulam Ahmad dalam koran Akhbar `Am tanggal 26 Mei 1908: Hampir semua tulisan karya Mirza Gulam Ahmad di penuhi oleh pengakuan- pengakuannya sebagai al-Mahdi, al-Masih dan Nabi. Ada perbedaan ayat antara Ahmadiyah dengan Rosam Usmani sebagaian kecil bukti Mirza Gulam Ahmad dengan Ahmadiyahnya telah berbeda ayat dan jumlahnya Alquran dalam Ta Ż kirah milik Ahmadiyah, semulanya:  َ  َََ  َ  َ  َََ  َ  َ  َ  َََ َ Artinya: “Yāsīn, demi Al Quran yang penuh hikmah dan Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul- rasul”Ṭ Q.S Yasin [36] : 1-3. Risalah ini merupakan sebagai suntikan samawi yang dipersiapkan bagi jemaatku berkaitan dengan wabah ta`un. 4. Menurut keyakinan Ahmadiyah orang yang diberi Nama Isa Ibnu Maryam dimasa sekarang adalah Mirza Gulam Ahmad untuk memperkuatkan argumentasinya adalah dengan menggunakan. Dalilnya, diantaranya. 100 5. Mirza Gulam Ahmad sebagai Khalifatullah. Sesuai dengan surat An-Nur ayat 56, pada zaman sekarang ini hanya Mirza Gulam Ahmad beserta Jemaat beliau yang percaya bahwa dalam agama sistem Mirza Gulam Ahmad as yang mendakwakan diri sebagai Isa Al-Masih dan Imam Mahdi telah memperoleh wahyu dari Allah Swt. Seperti tertera berikut ini sampai 13 kali banyaknya. 101 ف 99 Majelis Ulama Indonesia, Mengawal Aqidah Ummat Fatwa MUI Tentang Aliran-aliran Sesat Di Indonesia, Jakarta, Sekretariat MUI, 2007, h. 21. 100 Abdul Razak, Kami Meyakini Turunan Imam Mahdi dan Nabi Isa as: Sebagai Bukti Kesetiaan Kepada Islam dan Nabi Muhammad saw, Bogor: Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 2007, h. 20. 101 Ahmad Cheema, Khalifat Telah Berdiri, Bogor: Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 2007, h. 3-4. Artinya: “Aku telah beriradah untuk menegakkan khalifah-ku pada zaman ini, maka aku ciptakan Adam. 102 6. Tidak bermakmum dibelakang Non Ahmadiyah karena Ahmadiyah menganggap yang tidak percaya pada Mirza Gulam Ahmad adalah kafir dan tidak sah alat dibelakang orang Non Ahmadiyah. Sebagaimana kata Hadrat Masih Mau‟ud bersabda: “Orang-orang yang tergesa-gesa berburuk sangka terhadap Jemaat ini berarti tidak mengindahkan Allah. Sesuai dengan. Firman Allah: “Allah Taala hanya menerima alat dari orang-orang yang Muttaqin. 103 7. Mirza Gulam Ahmad, sebagai pembaharuan dalam Islam. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw yang artinya: Abu Hurairah ra meriwayatkan. Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt, akan tahun seorang ẑujaddid yaitu pembaharu yang akan memperbaiki agamanya”Ṭ Abu Daud dan Misykat. Sesuai dengan hadis ini, berdasarkan petunjuk-petunjuk dari Allah Swt, Mirza Gulam Ahmad seorang Imam Mahdi dan Masih Mau`ud, telah mendakwahkan diri sebagai mujaddid pada akhir abad ke 13 untuk ribuan terakhir masa dunia ini. 104 Ahmadiyah ada kitab lain selain Alquran yaitu Kitab Ta Ż kirah yang merupakan kumpulan wahyu-wahyu yang didapatkan oleh Mirza Gulam Ahmad. 8. Orang Ahmadiyah mempunyai perhitungan tanggal, bulan dan tahun sendiri. Nama-nama bulan Ahmadiyah, adalah 1. Suluh, 2. Tablig, 3. Aman, 4. Syahadah, 5. Hijrah, 6. Ihsan, 7. Wafa, 8. Zuhur, 9. Tabuk, 10. Ikha, 11. Nubuwwah dan bulan 12. Fatah, dan tahun Ahmadiyah saat penelitian ini dibuat 1994 M1414 H adalah tahun 1373 HS. Kewajiban menggunakan tanggal, bulan dan tahun Ahmadiyah tersendiri tersebut di atas adalah 102 Mirza Gulam Ahmad, Ta Ż kirah, h. 665. 103 Abdul Razak, Memahami Alasan Tidak Bermakmum Di Belakang Non Ahmadiyah, Bogor: Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 2007, h. 6-7. 104 Ahmad Cheema, Khalifat Telah Berdiri, h. 7-8. pemerintah khalifah Ahmadiyah yang kedua yaitu Bashiruddin Mahmud Ahmad. 105 9. Ta Ż kirah: Wahyu dan Alquran Menurut Jemaat Ahmadiyah bahwa Mirza Gulam Ahmad berpegang teguh pada Alquran suci 30 Juz dan sunnah Rasulullah saw, Kitab Syariat Mirza Gulam Ahmad adalah kitab Syariat Nabi Muhammad saw yaitu Alquran suci berisi 114 surat dan terbagi 30 Juz, Ahmadiyah tidak mempunyai Kitab lain selain Alquranul Hakim. Namun, selain wahyu yang telah dibukukan Alquran juga diakui masih banyak turun wahyu kepada Mirza Gulam Ahmad, yang kemudian dituliskan dalam berbagai buku karyanya yang berjumlah lebih dari 86 buku dalam Bahasa Urdu, Arab dan Persi. Tuhan menghubungi manusia dengan perantara wahyu. Hubungan itu bermacam-macam menurut keesaan dan menurut si penerimanya. Dari semua hubungan yang suci itu yang paling sempurna, yang paling melingkupi ialah Alquran Suci. Menurut Ahmadiyah bahwa Alquran Suci telah ditakdirkan untuk ada selama-lamanya dan tidak dapat diungguli oleh wahyu-wahyu terdahulu dan sesudahnya. 106

K. Kontribusi Pemikiran tentang Teologi Kenabian Mirza Gulam