pemerintah khalifah Ahmadiyah yang kedua yaitu Bashiruddin Mahmud Ahmad.
105
9. Ta
Ż
kirah: Wahyu dan Alquran Menurut Jemaat Ahmadiyah bahwa Mirza Gulam Ahmad berpegang teguh
pada Alquran suci 30 Juz dan sunnah Rasulullah saw, Kitab Syariat Mirza Gulam Ahmad adalah kitab Syariat Nabi Muhammad saw yaitu Alquran suci berisi 114
surat dan terbagi 30 Juz, Ahmadiyah tidak mempunyai Kitab lain selain Alquranul Hakim. Namun, selain wahyu yang telah dibukukan Alquran juga diakui masih
banyak turun wahyu kepada Mirza Gulam Ahmad, yang kemudian dituliskan dalam berbagai buku karyanya yang berjumlah lebih dari 86 buku dalam Bahasa
Urdu, Arab dan Persi. Tuhan menghubungi manusia dengan perantara wahyu. Hubungan itu
bermacam-macam menurut keesaan dan menurut si penerimanya. Dari semua hubungan yang suci itu yang paling sempurna, yang paling melingkupi ialah
Alquran Suci. Menurut Ahmadiyah bahwa Alquran Suci telah ditakdirkan untuk ada selama-lamanya dan tidak dapat diungguli oleh wahyu-wahyu terdahulu dan
sesudahnya.
106
K. Kontribusi Pemikiran tentang Teologi Kenabian Mirza Gulam
Ahmad
Menurut penjelasan dan pengakuan Jemaat Ahmadiyah Qadian dan Ahmadiyah Lahore yang tertulis dalam buku Penjelasan Jemaat Ahmadiyah
Indonesia terdapat pada halaman 1 sampai 9. Mengatakan bahwa, Sumbangan teologi kenabian Mirza Gulam Ahmad dan Ahmadiyah terhadap Islam dalam
kebutuhan umat ialah apa yang diberikan kepada dunia Islam dan umat pada hakikatnya adalah kenyataan yang sukar di pungkiri. Orang yang tidak
menyenangi atau memusuhi Mirza Gulam Ahmad dan Jemaat Ahmadiyahnya selayaknya tidak menutup mata terhadap usaha Ahmadiyah di semua bidang.
105
Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat, Jakarta: Buku Islam Utama, 2009, h. 61.
106
Amin Jamaluddin, Ahmadiyah dan Pembajakan Al- Qur‟an, Cet. 5, Jakarta: Lembaga
Pengkajian Islam, 2005, h. 209.
Mungkin akan dikatakan sepihak jika Jemaatnya kemukakan pendapat Jemaat Ahmadiyah sendiri tentang apa-apa jasa Ahmadiyah kepada dunia Islam.
Untuk itu, berikut ini Jemaat akan langsung uraikan ke persoalan pokok dengan menurunkan beberapa komentar surat kabarmajalah serta para cendikiawan
Indonesia tentang segala aspek dan kegiatan Ahmadiyah berkaitan dengan tujuan pendirinya, berikut beberapa pendapat ulama dan orang-orang terkemuka di
Indonesia mengenai Ahmadiyah dan Mirza Gulam Ahmad, sebagai berikut:
107
1. Ahmad Karim Amarullah dengan sebutan nama alias Haji Rasul yaitu ayah
Hamka menulis: “Diatas nama Islam dan kaum muslimin se Dunia kita memuji sungguh kepada
pergerakannya Gulam Ahmad tentang mereka banyak menarik kaum Nasrani atau Kristen masuk agama Islam di tanah Hindustan dan lain-
lain tempat.”
108
2. Zainuddin Labbai menulis di dalam majalah “Al-ẑunir”, 23 Desember 1923:
“Tentang kaum Ahmadiyah dan Mirza Gulam Ahmad pintar mengembangkan Islam dan pintar menarik orang-orang Kristen kedalam Islam. Maka lebih dahulu
kita pujikan setinggi-tingginya karena mereka itu sangat berjasa di dalam Islam.”
109
3. Pergerakan Muhammadiyah yang mengikuti gerak dan derap maju
Ahmadiyah atas Mirza Gulam Ahmad dalam usahanya mengembangkan Islam di seluruh dunia terutama di pusat-pusat negara Kristen mengakui jasa dan
pengabdian Ahmadiyah kepada Islam. Dalam hubungan ini dikatakan: “Mubalig-mubalig Ahmadiyah yang telah bermukim di Barat sangat keras
mengembangkan agama Islam dan meratakan pengajarannya, begitulah berangsur-angsur terus menerus yang datang pada kemudiannya, hingga di antara
107
Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Bogor: Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1997, h. 1.
108
Ahmad Karim Amarullah, Al-Qaudus ahih, Bukit Tinggi: t.p, 1926, h. 149.
109
Zainuddin Labbai, Al-Munir, t.t.p: Majalah, 1923.
Mubalig itu ada yang menuju pusatnya kaum Kristen di tanah Roma, Italia hendak di Islamkannya”.
110
4. Pada tahun 1926 paham Muhammadiyah sangat dekat, bahkan berjalin erat
dengan paham Ahmadiyah. Hal ini ternyata dalam Al-Manak Muhammadiyah tahun 1346 H-1926 M, di keluarkan oleh Muhammadiyah bagian taman
pustaka di Yogyakarta. Dari buku yang tebalnya 148 pagina, 10 halaman tepatnya halaman 133-143 dipergunakan untuk menguraikan gerakan
Ahmadiyah. Berikut ini beberapa kutipan dari uraian itu:
111
“Pergerakan Ahmadiyah itu telah didirikan dengan pimpinan Ilahi oleh Hadiratul Mukaram Ahmarhum Gulam Ahmad, Mujaddid yaitu pengubah untuk abad yang
ke 14, Mahdi dan Al-Masih yang tersebut dalam Nubuwwat, beliau itu dilahirkan pada tahun1839 yang bernar 1835 dan telah wafat pada tahun 1910 yang benar
1908 dalam pagina 133. “Maka bagi Mujaddid dalam abad yang sekarang ini adalah wajib mengadakan
obat menolak segala pengaruh-pengaruh yang berbisa ini. diatas dan melebihi perkara ini, maka Mujaddid haruslah memperingatkan kepada kaum muslimin
akan pekerjaan yang besar, yaitu penyiaran disebut propaganda Islam. Kaum Muslimin ada didalam peri keadialam yang sangat kalang kabut, tidak tahu barang
apa yang harus di perbuatnya. Sebagai seorang yang tenggelam, maka mereka itu hendaknya berpegang kepada tiap-tiap rumput yang lebat berkembang. Sekarang
mereka hendak mencari keselamatannya dengan lantaran membuta tuli meniru Barat, nanti sebentar dengan melawan Barat dengan kuat-kuat terkecewa hatinya
di satu tempat, mereka lalu membelok kepada yang lainnya dan mendapat penolakan di sana, mereka lalu hendak merebut yang lainnya lagi terdapat pada
pagina 139-140. “Baru saja Mujaddid buat abad yang ke 14 itu berdiri, maka yang pertama-tama
sekali memanggil dia, ialah propaganda Islam adanya. Semenjak waktu itu benar-
110
Muhammadiyah, Al-Manak Muhammadiyah, Yogyakarta: Taman Pustaka, 1347 H, h. 42.
111
Ibid., 1926, h. 133-143.
benar ini, ia pun menjunjung tinggi akan bendera Islam itu. dia pun punya hati ada menyala dengan pengharapan, bahwa pada suatu hari benderanya Islam itu akan
berkibar-kibar baik di negeri Timur maupun di negeri Barat. Dia mempunyai kepercayaan yang teguh akan harganya Alquran yang suci yang sebenar-benarnya
itu. dia berkeyakinan bahwa dunia boleh tidak mesti bisa takhluk kepada kekuatan pengajaran-pengajarannya Alquran suci. Bukannya pedang, tetapi kekuatannya
pengajaran dan tanda-tanda kebatinan yang benar itulah yang bisa mengambil hari manusia terdapat dalam pagina 140-141.
“Mujaddid sama sekali sendirilah berdiri dengan tegaknya memperlindungi kehormatan Islam. Orang-orang Islam umumlah menyebut dia seorang yang kafir.
Dari segala arah datanglah orang memenuhi dia. Orang Kristen hebatlah yang bertentangan dengan Dia. Hampir tiap-tiap agama berdirilah memenuhi Dia.
Tetapi biar ditinggalkan oleh manusia, Allah pun ada padanya. Dia tidak matisampai ia telah menyebarkan dan dengan teguh mendirikan bendera Islam
pada tiap-tiap tempat perbuatan musuh terdapat pada pagina 141. “Kalau kiranya Mirza Gulam Ahmad bukannya Mujaddid bagi abad yang ke 14,
siapakah lagi orang yang harus melakukan jabatan ini? apakah kamu mengira bahwa janjinya Nabi yang suci yang sungguh benar itu bakal tidak mendapat
kepenuhan selama- lamanya?” terdapat pada pagina 143.
5. Dan lagi suatu kutipan dari suatu artikel berjudul: “Pemandangan gerak agama
Islam dan gerak Muhammadiyah”. Tertulis pada bulan Maret 1925 Sya‟ban 1343 H, yang termuat dalam Al-Manak Muhammadiyah 1244, dihimpun dan
dikeluarkan oleh Muhammadiyah Taman Pustaka Yogyakarta. Kitab Al- Manak sebagai berikut:
112
“Pergerakan Ahmadiyah yang asalnya dari Hindustan, pada sekarang ini dibicarakan dalam surat-surat kabar. Zending Kristen ditanah Hindia pun ramai
juga membicarakan baik dalam rapatnya maupun dalam surat kabarnya. Apa
112
Ibid., Al-Manak Ke II, 1925, h. 40-51.
Ahmadiyah itu? apa kekuatannya? Dan pertanyaan rupa-rupa lagi. Rupa-rupanya Ahmadiyah dapat perhatian dari pihak Kristen.
“Ahmadiyah itu pergerakan yang melebarkan agama Islam. Utusannya dikirim ke mana-mana di dunia ini, di Eropa, Asia, Amerika dan Afrika didatangi utusan
juga, Pendirian Masjid di Eropa sangat diusahakan oleh Ahmadiyah. Islam di Eropa pun mulai berkembang. Zaman ini zaman pikiran, tentu agama Islam akan
dapat kemenangan lagi di Eropa dan seluruh dunia. Orang Eropa yang sudah masyhur suka memakai pikirannya sudah tentu makin mendekati pada Islam,
karena Islamlah yang boleh dibuktikan dengan akal dan pikiran. “Muhammadiyah sudah ada beberapa anak pergi ke Hindustan untuk melebarkan
pemandangan tentang agama Islam. Kemajuan agama Islam di Hindustan ternyata sudah jauh melebihi di tanah kita. Wajiblah kita meniru kemajuannya saudara kita
Islam itu”.
113
6. Hamka, dalam bukunya “Pelajaran Agama Islam”, halaman 199 menulis:
“Adapun kaum Ahmadi disebut Ahmadiyah dan usahanya melebarkan Islam di benua Eropa dan Amerika, dengan dasar ajaran mereka, faedahnya bagi Islam ada
juga. Mereka menafsirkan Alquran ke dalam bahasa-bahasa yang hidup di Eropa. Padahal zaman 100 tahun yang telah lalu masih merata kepercayaan tidak boleh
menafsirkan Alquran. Penafsiran Alquran dari kedua golongan Ahmadiyah itu membangkitkan minat bagi golongan yang menginginkan kebangkitan Islam
ajaran Muhammad kembali buat memperdalam selidiknya tentang Islam”.
114
7. Rosihan Anwar, wartawan senior yang terkemuka di Indonesia menurunkan
tulisan dalam harian “Pedoman” yang dipimpinnya, tulisan nama menyangkut Ahmadiyah setelah beliau mengikuti Seminar di Universitas Dakkar di Afrika
Barat. Dalam tulisan beliau yang berhubungan dengan Ahmadiyah itu dikatakan:
113
Ibid., h. 74.
114
Hamka, Pelajaran Agama Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas, t.t., h. 199.
“Ketika saya tanyakan apa agama rakyat Gambia, maka dijawabnya, bagian terbesar Islam. Dan tanpa ditanya, Jones meneruskan, bahwa Islam dinegerinya
sangat ortodox, tidak membantu kepada kemajuan negeri. Rakyat membutuhkan amat sekolah-sekolah dan pendidikan. Tetapi kepala-kepala Kabilah lebih suka
melihat rakyat tetap bodoh dari pada disuruh bers ekolah”. Coba kalau Ahmadiyah
boleh masuk dan bergerak di Gambia kalau halnya di Afrika Timur, kan pendidikan bisa dimajukan oleh Ahmadiyah” Joner berkata pula, ia sendiri
beragama Kristen”. ẒPedoman, 30 Juni 1960ẓ.
115
8. Haji Agus Salim dan Cokromoaminoto dalam pandangannya mengenai tafsir
Ahmadiyah: “Kongres Serikat Islam 26-29 Januari 1928 di Yogyakarta memperingati hari S.1
15 Tahun. Sebagai dimaksudkan dahulu kita, diadakanlah juga Majelis Ulama itu, tetapi Muhammadiyah Majelis S.1 adanya, jadi di luar organisasi ini, tidak
mempunyai kekuasaan apa-apa. Di Kongres itu dibicarakan juga tafsir Alquran yang sedang dikerjakan oleh Cokroaminoto. Dari penerbitan-penerbitan yang
pertama, ternyatalah bahwa tafsir itu didasarkan atas tafsir Ahmadiyah. Lantaran ini timbullah dalam kalangan sendiri perlawanan yang keras. Salim menerangkan,
bahwa dari segala jenis tafsir Alquran, yaitu dari kaum kuno, kaum Muktazilah, ahli sufi dan golongan modern antaranya Ahmadiyah, Wahabi baru dan Teosofi,
tafsir Ahmadiyah lah yang paling baik untuk memberi kepuasan kepada pemuda- pemuda Indonesia yang terpelajar”.
116
115
Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia, h. 6-9.
116
A.K Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, Cet. 5, Yogyakarta: Pustaka Rakyat, 1949, h. 47. Terdapat dalam buku Amin Jamaluddin, Ahmadiyah dan
Pembajakan.
67
BAB III KARAKTERISTIK TEOLOGI KENABIAN MIRZA GULAM AHMAD
F. Pengertian Teologi Kenabian Mirza Gulam Ahmad