“Masih Hindustan Me” Haqiqatul Wahyi

Ternyata ini dalam undangan seminar tersebut, Mirza Gulam Ahmad tidak bisa menghadiri acara seminar besar tersebut dibebabkan kesehatannya yang tidak mengizinkan, akhirnya Mirza Gulam Ahmad menyiapkan sebuah naskah yang disambut hangat dan meriah oleh pemuka agama-agama Islam, Kristen, Hindu, Sikh dan lain-lain yang dibacakan langsung oleh seorang utusannya berupa murid beliau yang setia bernama Abdul Karim. 90

7. “Masih Hindustan Me”

Al-Masih di Hindustan Penjelasannya mencakup terhindarnya Nabi Isa as dari kematian di tiang salib dan perjalanannya ke Hindustan, dengan tujuan menulis karya ini ialah maksud untuk menjauhkan pandangan-pandangan yang salah dan berbahaya tentang kehidupan awal dan kehidupan akhir Nabi Isa yang sudah tersebar di kebanyakan golongan Islam. Kristen dengan menggunakan fakta-fakta yang benar, kesaksian-kesaksian sejarah yang sangat sempurna dan yang telah terbukti, serta naskah-naskah kuno umat lainnya. yakni, pandangan-pandangan yang dampak-dampak mengerikannya itu tidak hanya menghambat serta menghancurkan konsep Tauhid Ilahi, melainkan pengaruhnya yang sangat buruk dan beracun sedang tampak menggerogoti keadaan akhlak umat Islam di negeri ini. 91 Diantara karyanya menjelaskan tentang: Kesaksian-kesaksian dari Injil mengenai selamatnya Nabi Isa as, Uraian kesaksian-kesaksian yang saya peroleh dari Alquran Suci dan Hadis-hadis shahih mengenai selamatnya Nabi Isa, Uraian kesaksian-kesaksian yang dikutip dari buku-buku ketabiban atau kedokteran, kesaksian-kesaksian yang saya peroleh dari buku-buku sejarah. Uraian mengenai kesaksian-kesaksian yang dikutip dari buku-buku Islam yang membuktikan pengembaraan Nabi Isa as, kesaksian buku-buku sejarah agama Budda dan 90 Ibid., h. iii. 91 Mirza Gulam Ahmad, Masih Hindustan Me, terj. Ibnu Ilyas RIS, “Al-Masih di Hindustan”, Cet. 2, ẒBogor: Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1998, h. i. kesaksian buku-buku sejarah yang membuktikan kedatangan Nabi Isa as secara pasti ke negeri Punjab dan kawasan sekitarnya. 92

8. Haqiqatul Wahyi

Kearah poin makrifat inilah pendiri Ahmadiyah, Mirza Gulam Ahmad, Masih, Mau`ud mengisyaratkan melalui syair-syair dalam bahasa Parsi yang terjemahannya sebagai berikut ini: Sesudah mencapai maqam Maryam, kemudian Tuhan Yang Maha Kuasa meniupkan ruh Isa ke dalam Maryam, sesudah beliau mengalami keadaaan yang sulit. 93 Patut diperhatikan bahwa segala sesuatu yang keluar dari lidah walaupun tidak bertentangan dengan firman Tuhan dan Hadis Rasulullah saw tidak otomatis dapat dianggap sebagai firman Tuhan kecuali dibuktikan dan dilandasi oleh tindakan Allah Swt, yang namanya syetan sebagai musuh umat manusia yang selalu mencari berbagai macam cara untuk menjerumuskan, juga menggunakan methoda meletakkan kata-katanya di dalam hati manusia dan meyakinkan kepada yang bersangkutan bahwa itu adalah firman Tuhan. mereka yang terjerumus hanya akan mengalami kerugian sendiri. Terdapat tiga buah syarat yang harus dipenuhi sebelum sesuatu dapat diterima sebagai wahyu atau firman Tuhan. Pertama, isinya tidak boleh bertentangan dengan kitab suci Alquran, namun ini saja tidak cukup jika tidak diikuti dengan syarat ketiga sebagaimana yang akan disebutkan di bawah. Kedua, wahyu tersebut hanya dapat turun kepada seseorang yang kalbunya telah dimurnikan secara sempurna yang bersangkutan haruslah seseorang yang telah menarik diri sepenuhnya dari segala nafsu dan telah mengalami keadaan kematian melalui nama mereka mendekat kepada Tuhan dan telah menjauhi sepenuhnya dari segala godaan syetan. Adapun mereka yang akrab kepada Tuhan hanya akan mendengar perkataan Tuhan saja. Manusia sepatutnya berupaya dengan sekuat daya untuk mencapai kesucian batin. Semua bentuk pencaharian akan berakhir pada titik 92 Ibid., h. i-l. 93 Mirza Gulam Ahmad, Haqiqatul Wahyi, Qadian: Maganize Press, 1907, h. 339. tersebut. Dengan kata lain, hal demikian itu mirip kematian yang memupus semua kekotoran di dalam kalbu. Ketika seseorang telah mencapai tahap akhir dari pencahariannya ia akan sampai pada suatu tingkatan dimana ia sepenuhnya berada dalam pengendalian Ilahi. Dengan-Nya dalam suasana pemahaman dan kasih karena mereka telah menanggalkan segala nafsu sehingga telah mencapai tingkat kematian yaitu mati terhadap dunia. Kemudian dengan tanda-tanda-Nya yang luar biasa Tuhan akan membukakan kepada mereka keajaiban-keajaiban ruhanilah serta mengisi hati mereka dengan kasih Allah yang tidak dapat dimengerti oleh dunia awam. 94 Pada keadaan seperti itu dapat dikatakan bahwa yang bersangkutan telah dikaruniai dengan suatu kehidupan hanya mungkin dapat dicapai melalui pemahaman dan kecintaan yang sempurna. Adapun pemahaman sempurna dapat diperoleh melalui tanda-tanda Tuhan yang abadi. Pada saat itulah yang bersangkutan dapat menikmati kemunikasi langsung dengan Tuhannya. Hanya saja kondisi ini belum memadahi tanpa persyaratan ketiga, karena kesucian yang sempurna merupakan suatu hal yang tersembunyi dan merupakan suatu hal yang masih dapat dibualkan oleh seorang yang iseng. Persyaratan Ketiga dari seorang penerima wahyu yang benar ialah kata- kata yang diungkapkannya sebagai datang dari Tuhan tersebut memang ditunjang oleh tindakan-tindakan Tuhan. dengan kata lain, harus cukup banyak tanda-tanda yang menopang ungkapan itu sehingga setiap orang waras akan berpendapat bahwa benar ungkapan itu berasal dari Allah Swt. Persyaratan ini lebih tinggi di atas persyaratan lainnya dan merupakan persyaratan yang demikian sempurna sehingga tidak ada yang mampu menyangkalnya. 95 Keadaan demikian itu yang membantu para Nabi Allah dalam mengatasi umat yang membantah. Jika seorang mengaku bahwa firman Tuhan telah turun keatas dirinya dan ratusan tanda-tanda telah muncul bersamaan dengan itu serta ribuan macam bantuan dan pertolongan Ilahi telah diperlihatkan dimana Tuhan 94 Ibid., h. 534-536. 95 Ibid., h. 537. telah menyerang para musuhnya secara terbuka, siapa lagi yang akan dapat mengatakan bahwa orang tersebut palsu adanya? Mereka yang menikmati kesempurnaan kemunikasi dengan Tuhan serta mendapat tugas untuk memanggil manusia kepada bimbingan Ilahi akan memperoleh dukungan berupa tanda-tanda Ilahi yang turun layaknya hujan sedangkan dunia akan mampu membendung mereka. Tindakan-tindakan Tuhan yang mengikutinya menjadi bukti kesaksian bahwa ucapan-ucapan yang mereka kemukakan sebagai wahyu memang benar adalah firman Tuhan. kalau saja mereka yang mengakukan dirinya sebagai yang menerima wahyu-wahyu mau memperlihatkan persyaratan ini dalam harinya tentunya mereka dapat terhindar dari terjerumus dalam kesalahan. 96

J. Pemikiran Mirza Gulam Ahmad