Jenis-Jenis Sel Darah 1. Sel darah merah eritrosit

C. Sistem Hematologi

Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel-sel darah dan faktor-faktor yang memengaruhi fungsinya WHO, 2003. Darah merupakan jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yakni sel-sel darah dan plasma darah. Darah terdapat didalam pembuluh darah. Sel-sel darah ini tersuspensi didalam plasma darah. Sel-sel darah terdiri dari tiga komponen penting yakni eritrosit sel darah merah, leukosit sel darah putih dan trombosit butir pembeku. Plasma darah tersusun dari air 91, protein 8 , mineral 0,9, bahan organik 0,1, hormon, enzim, antigen, gas oksigen dan karbondioksida Pearce, 2009. Peranan darah amat penting yakni untuk pengangkutan sari-sari makanan dan pasokan oksigen, membantu mempertahankan suhu tubuh, mengangkut hormon-hormon dan melawan infeksi. Sel-sel otak secara khusus membutuhkan pasokan oksigen yang konstan, jika pasokan oksigen terhenti maka akan menimbulkan kematian pada sel-sel otak dalam waktu yang singkat. Jenis-jenis sel darah yang bertanggung jawab untuk transportasi oksigen dan karbondioksida adalah platelet, limfosit, sel darah putih, dan sel darah merah Ganong, 2008.

D. Jenis-Jenis Sel Darah 1. Sel darah merah eritrosit

Sel darah merah eritrosit berupa cakram kecil bikonkaf, tidak berinti, dan berbentuk cekung pada kedua sisinya. Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat 5 juta sel darah. Apabila eritrosit dilihat satu persatu warnanya kuning pucat, tetapi bila dalam jumlah banyak akan kelihatan berwarna merah Pearce, 2009. Ukuran eritrosit ± 7-8 µm dan konsentrasi normalnya sekitar 4-5 x 10 12 per liter 4-5 x 10 6 per mm 3 darah. Produksi sel darah merah eritrosit terdapat didalam sumsum tulang merah, limpa dan hati. Eritrosit mengandung hemoglobin yang mengikat dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke berbagai jaringan dan kemudian mengangkut karbondioksida dari jaringan ke paru-paru untuk dieksresikan WHO, 2003. Umur sel darah merah normal adalah 120 hari, hal ini berarti bahwa setiap hari terjadi pergantian kurang dari 1 populasi sel darah merah 200 milyar sel atau 2 juta per detik. Umur sel darah merah yang sangat singkat terjadi pada keaadaan anemia hemolitik, pada keadaan ini sumsum tulang berupaya memproduksi jumlah sel darah muda ke dalam sirkulasi untuk mencapai keadaan homeostasisnya Murray, Granner, and Rodwell, 2006. Hemoglobin merupakan pigmen merah pembawa oksigen dalam sel darah merah vertebrata yaitu suatu protein dengan dengan berat molekul 64.450. Hemoglobin berbentuk molekul bulat dan terdiri atas empat subunit. Tiap-tiap sub unit mengandung satu gugus heme yang terkonyugasi suatu polipeptida. Heme adalah suatu derivat porfirin yang mengandung besi. Polipeptida-polipeptida yang terkonyugasi pada heme secara kolektif disebut sebagai globin dari molekul hemoglobin Ganong, 2008. Pada hemoglobin manusia dewasa normal hemoglobin A, terdapat dua jenis polipeptida dinamakan rantai α dan masing-masing masing-masing mengandung 141 residu asam amino dan rantai β yang masing masing mengandung 146 residu asam amino. Jadi, hemoglobin A diberi kode α2β2 . Tidak semua hemoglobin didalam darah orang dewasa normal berupa hemoglobin A. Ada derivat hemoglobin A dalam jumlah kecil yang terkait erat dengan hemoglobin A dan merupakan hemoglobin terglikasi. Salah satunya adalah hemoglobin A 1c HbA 1c yang mempunyai satu glukosa yang menempel pada valin terminal di setiap rantai β. Hemoglobin ini sangat menarik karena jumlahnya dalam darah meningkat pada diabetes melitus yang tidak terkontrol Ganong, 2008. Hemoglobin memiliki afinitas terhadap oksigen dan dengan oksigen membentuk oksihemoglobin didalam sel darah merah. Dengan cara tersebut, maka oksigen dapat dibawa dari paru-paru ke seluruh jaringan. Jumlah hemoglobin dalam dalam darah normal kira-kira 15 gram tiap 100 ml darah Pearce, 2009.

2. Sel darah putih leukosit

Sel darah putih leukosit berupa sel bulat berinti dengan sitoplasma yang granuler. Ukurannya sekitar 9-20 µm. Pada pemeriksaan mikroskopik leukosit dapat dengan mudah dibedakan dengan eritrosit karena leukosit memiliki inti WHO, 2003. Pada keadaan normal, darah manusia mengandung 4.000-11.000 sel darah putih per mikroliter. Dari jumlah ini, jenis sel terbanyak adalah granulosit polimorfonukleus, PMN Ganong, 2009. Sel darah putih leukosit dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yakni kelompok fagosit dan imunosit. Granulosit yang mencakup tiga jenis sel yakni sel netrofil polimorfonuklear, eosinofil dan basofil beserta monosit membentuk kelompok fagosit Hoffbrand, Pettit, and Moss, 2005. Sel netrofil memiliki inti padat khas yang terdiri atas dua sampai lima lobus dan sitoplasma yang pucat, dengan garis batas yang tidak beraturan mengandung banyak granula merah muda-biru azurofilik atau warna kelabu- biru. Prekursor netrofil secara normal tidak tampak dalam darah tepi normal tetapi tedapat dalam sumsum tulang. Prekursor paling awal dapat dikenali adalah mieloblas Hoffbrand et al, 2005. Waktu paruh rata-rata sel netrofil dalam sirkulasi adalah 6 jam. Untuk dapat mempertahankan kadar normal dalam peredaran darah diperlukan pembentukkan lebih dari 100 miliar neurofil per hari Ganong, 2008. Neutrofil dalam pewarnaan berwarna ungunetral karena dapat menyerap pewarna asam maupun basa, sehingga tampaknya berwarna ungu Pearce, 2009. Monosit biasanya berukuran lebih besar dari leukosit darah tepi lainnya dan mempunyai inti sentral atau berlekuk dengan kromatin yang menggumpal. Sitoplasmanya yang banyak berwarna biru dan mengandung banyak vakuol halus. Prekursor monosit dalam sumsum tulang monoblas dan promonosit Hoffbrand et al , 2005. Eosinofil mirip dengan netrofil, kecuali granula sitoplasmanya lebih kasar, lebih berwarna merah tua, dan jarang dijumpai lebih dari tiga lobus inti. Sel eosinofil memasuki eksudat inflamatorik dan berperan khusus dalam respons alergi, pertahanan terhadap parasit dan pembuangan fibrin yang terbentuk selama inflamasi Hoffbrand et al, 2005. Eosinofil memiliki waktu paruh dalam sirkulasi yang singkat, dan ditarik ke permukaan endotel oleh selektin berikatan dengan integrin yang melekatkan sel ini ke dinding pembuluh serta masuk ke jaringan melalui diapedesis. Eosinofil akan mengeluarkan berbagai protein, sitokin dan kemokin yang menimbulkan peradangan dan mampu membunuh organisme yang masuk kedalam tubuh Ganong, 2008. Basofil jarang ditemukan dalam darah tepi normal. Sel ini mempunyai granula sitoplasma yang gelap menutupi inti serta mengandung heparin dan histamin Hoffbrand et al, 2005. Basofil menyerap pewarna basa dan pada pengamatan berwarna biru. Peranan basofil memasuki jaringan dan membebaskan beberapa protein dan sitokin. Jumlahnya lebih sedikit dibanding sel leukosit lainnya Pearce, 2009. Sel darah putih leukosit berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh sistem imun. Granulosit dan monosit mempunyai peranan dalam perlindungan tubuh terhadap mikroorganisme dengan cara memakan bakteri- bakteri yang masuk ke peredaran darah, kemampuan memakan organisme asing oleh granulosit dan monosit ini dinamakan fagositosis. Dengan kekuatan gerakan amuboid pada granulosit dan monosit dapat bergerak bebas masuk keluar pembuluh darah untuk mengepung daerah yang terkena infeksi atau cedera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya, menyingkirkan kotoran- kotoran. Secara khusus, pada granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya. Dengan cara demikian, jaringan yang sakit atau terluka dapat diperbaiki Pearce, 2009. Limfosit dihasilkan dari jaringan sistem retikuloendotelial dan kelenjar limfe. Bentuknya ada yang besar dan kecil, jumlahnya sekitar 20-25 Ganong, 2009. Limfosit merupakan sel yang kompeten secara imunologik dan membantu fagosit dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi dan invasi asing lain. Limfosit terdiri dari dua jenis yakni sel B dan T. Pada manusia, sel B berasal dari sel induk sumsum tulang dan pada sel T awalnya berasal dari sel induk sumsum tulang tetapi bermigrasi ke timus tempat berdiferensiasi menjadi sel T matur Hoffbrand et al, 2005.

3. Trombosit

Trombosit dihasilkan dalam sumsum tulang melalui fragmentasi sitoplasma megakariosit. Pengatur utama produksi trombosit adalah trombopoietin yang dihasilkan oleh ginjal dan hati. Lama hidup trombosit yang normal sekitar 7- 10 hari Hoffbrand et al, 2005. Trombosit adalah fragmen megakariosit yang ditemukan pada darah tepi dan berperan dalam proses pembekuan darah. Ukuran trombosit sekitar 2-5 µm. Pada orang dewasa jumlah normal trombosit adalah 150-300 x 10 9 trombosit per liter darah WHO, 2003. Trombosit merupakan elemen terkecil dalam pembuluh darah, teraktivasi setelah kontak dengan permukaan dinding endotelia Depkes RI, 2011.

E. Cairan Plasma Darah