Hasil Determinasi Tanaman Penetapan Kadar Air Daun Sirsak

44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya efek toksik yang disebabkan oleh pemberian infusa daun sirsak secara subkronis pada sistem hematologi tikus jantan dan betina dan secara khusus untuk untuk mengungkapkan wujud efek toksik daun sirsak berupa perubahankekacauan biokimia terhadap sistem hematologi tikus jantan dan betina yang dievaluasi dari perubahan kadar sistem hematologi yang dibandingkan dengan kontrol serta untuk mengungkapkan kekerabatan dosis infusa daun sirsak yang diberikan secara subkronik terhadap perubahan sistem hematologi tikus jantan dan betina.

A. Hasil Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman sirsak Annona muricata L. bertujuan untuk memastikan kebenaran identitas tanaman tersebut sehingga tidak menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan bahan. Determinasi tanaman sirsak dilakukan dibawah bimbingan Bapak Yohanes Dwiatmaka, dosen Farmakognosi Fitokimia, di Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Proses determinasi ini di lakukan di laboratorium Farmakognosi-Fitokimia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil determinasi tanaman sirsak Annona muricata L. adalah sebagai berikut: 1b-2b-3b-4b-5b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15a-109b-119b-120b- 128b-29b-135b-136b-139b-140b-142b-143b-146b-154b-155b-156b-162b- 163a164b-165b-166a... 50. Annonaceae. ....................................................................1b...2. Annona ....................................................................1a... Annona muricata L.. Berdasarkan hasil determinasi tersebut maka daun yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar-benar berasal dari tanaman sirsak Annona muricata L.. Bukti hasil determinasi dinyatakan dalam surat keterangan determinasi dapat dilihat pada lampiran 1.

B. Penetapan Kadar Air Daun Sirsak

Penetapan kadar air pada daun sirsak dilakukan dengan metode destilasi toluene. Pemilihan penetapan kadar air menggunakan metode destilasi karena dalam daun sirsak juga terdapat minyak atsiri yang mudah menguap, maka metode destilasi merupakan metode yang sesuai Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995. Tujuan penetapan kadar air ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kandungan kadar air yang terdapat dalam serbuk daun sirsak sehingga dapat diketahui serbuk yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi persyaratan serbuk yang baik atau tidak. Hal ini terkait kemurnian dan ketahanan serbuk terhadap kontaminan selama penyimpanan dalam jangka waktu tertentu. Persyaratan serbuk yang baik yaitu mengandung kadar air tidak lebih dari 10 Menteri Kesehatan RI, 1994. Hasil penetapan kadar air serbuk daun sirsak pada penelitian ini setelah replikasi tiga kali dengan rata-rata 4,85 ml yang menunjukkan serbuk daun sirsak mempunyai kadar air sebesar 9,7. Dengan demikian, serbuk daun sirsak telah memenuhi persyaratan serbuk yang baik. C. Hasil Uji Toksisitas Subkronis Infusa Daun Sirsak Terhadap Sistem Hematologi Tikus Jantan dan Betina Uji toksisitas subkronis ini bertujuan untuk menilai seberapa besar spektrum efek toksik infusa daun sirsak pada sistem hematologi setelah pemberian infusa daun sirsak secara oral selama 30 hari dan untuk melihat apakah ada hubungan spektrum efek toksik yang ditimbulkan dengan takaran dosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perubahan fungsi sistem hematologi apakah terjadi perubahankekacauan biokimia berupa peningkatan atau penurunan kadar darah, yang menimbulkan perbedaan range jika dilakukan penilaian terhadap nilai normal komponen-komponen darah yang dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini, subyek uji yang digunakan adalah tikus putih galur Sprague Dawley dengan kisaran berat badan 150-300 gram dan berumur 2-3 bulan. Pemilihan hewan uji tikus Sprague Dawley mempunyai alasan karena memiliki kemiripan absorbsi, distribusi, metabolisme maupun eksresi dengan manusia. Hasil penelitian dan hasil pemeriksaan pada sistem hematologi secara lengkap di peroleh bahwa pada pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari tidak menimbulkan kematian pada hewan uji. Pengamatan dan pemeriksaan terhadap sistem hematologi tikus jantan dan betina dilakukan sebelum diberi perlakuan infusa daun sirsak yaitu pada hari ke-1 penelitian dan sesudah perlakuan yakni pada hari ke 31. Pemeriksaan atau pengukuran kadar hematologi menggunakan alat Sysmex XT- 2000i yaitu suatu sistem alat pengukuran hematologi secara otomatis yang memanfaatkan kekuatan aliran neon cytometry dan hidrodinamik. Prinsip kerja Sysmex XT- 2000i memiliki keunikan, yang dapat memberikan sensitivitas yang diperlukan untuk mengukur dan membedakan jenis sel dalam darah utuh dan cairan sampel tubuh. Teknologi fluorescent dan berfokus hidrodinamik memungkinkan analisa yang mengklasifikasikan WBC normal, RBC, dan populasi trombosit Syxmex Amerika Inc, 2012. Hasil pemeriksaan sistem hematologi dianalisis sebarannya dengan uji statistik non parametrik yakni Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui normalitas data. Selanjutnya dilakukan uji paired T-test untuk membandingkan nilai pre dan post perlakuan apakah sama atau berbeda serta untuk memperoleh nilai signifikansinya. Selanjutnya dilakukan uji One Way Anova dengan taraf kepercayaan 95. Tujuan pemilihan analisis dengan One Way Anova adalah untuk membandingkan rata-rata dari tiga kelompok atau lebih dan juga untuk memberikan informasi perbedaan antar kelompok. Tahap analisis lebih lanjut setelah uji One Way Anova adalah uji Scheffe yang bertujuan untuk menegaskan perbandingan rata-rata antar kedua kelompok sampel. Apabila hasil uji normalitas menunjukkan distibusi data tidak normal atau data tidak homogen maka uji yang digunakan adalah uji Kruskal-Wallis dan selanjutnya uji Mann-Whitney.

1. Hasil pemeriksaan sistem hematologi pada tikus jantan

a. Pemeriksaan terhadap kadar hemoglobin tikus jantan Hasil analisis hemoglobin tikus jantan tabel I menunjukkan perbandingan rata-rata kadar hemoglobin pre dan post perlakuan dosis infusa daun sirsak dan aquadest. Pada kelompok perlakuan dosis infusa daun sirsak 108 mgkgBB dan 503 mgkgBB menunjukkan perbedaan bermakna p0,05 kadar hemoglobin pre dan post perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari sedangkan pada perlakuan dosis infusa daun sirsak 180; 301 mgkgBB menunjukkan perbedaan tak bermakna. Perbedaan bermakna ini mengandung arti bahwa terjadi peningkatan kadar hemoglobin setelah perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari berdasarkan nilai Mean±SEM. Pada perlakuan infusa daun sirsak 108 mgkgBB data Mean±SEM adalah pre perlakuan 15,82±0,32 dan post perlakuan 16,42±0,15. Analisis pre dan post ini, menunjukkan peningkatan hemoglobin namun apabila dilihat perbandingan antara data hemoglobin post perlakuan dengan kelompok kontrol melalui uji Scheffe menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna tabel II. Maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kadar hemoglobin pada dosis 108 mgkgBB bersifat individual. Fenomena yang sama terlihat pada perlakuan infusa daun sirsak 503 mgkgBB dengan Mean ±SEM hemoglobin yaitu pre perlakuan 15,40±0,29 dan post perlakuan 16,66±0,20. Pada kelompok perlakuan infusa daun sirsak 180 mgkgBB dan 301 mgkgBB, menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna terhadap kadar hemoglobin tikus jantan artinya perlakuan infusa daun sirsak tidak menimbulkan perubahan kadar hemoglobin setelah perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari. Hal ini disebabkan oleh karena kondisi fisiologi tikus jantan dalam keadaan sehat dan normal sehingga kadar hemogloabin juga normal. Dapat dievaluasi juga dari penambahan berat badan dari waktu ke waktu 0-30 hari tabel LIII juga pola makan dan minum yang baik dan normal karena tikus jantan dalam masa perkembangan gambar 27 . Setelah analisis pre dan post perlakuan kadar hemoglobin, maka tahap selanjutnya adalah analisis post perlakuan infusa daun sirsak kadar hemoglobin selama 30 hari menggunakan One Way Anova yang akan dibandingkan dengan kontrol. Tujuan analisis One Way Anova adalah untuk membandingkan lebih dari dua rata-rata maka hal ini sesuai karena dalam penelitian ini terdiri dari lebih dari dua rata-rata. Hasil uji normalitas kadar hemoglobin menunjukkan nilai probabilitas 0,144 maka p0,05. Distribusi data hemoglobin pada tikus jantan adalah normal maka dapat dilakukan analisis lanjutan One Way Anova yang bertujuan untuk menguji signifikansi dan mengambil kesimpulan tentang perubahan kadar hemoglobin tikus jantan setelah perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari dibandingkan dengan kontrol. Hasil uji One Way Anova untuk kadar hemoglobin setelah perlakuan infusa daun sirsak menunjukkan nilai signifikansinilai probabilitas sebesar 0,514 p0,05. Nilai probabilitas ini menggambarkan adanya perbedaan tidak bermakna kadar hemoglobin antar kelompok perlakuan. Untuk menegaskan apakah terjadi perbedaan secara nyata perubahan kadar hemoglobin yang bermakna antar kelompok perlakuan infusa daun sirsak dibandingkan dengan kontrol aquadest maka dilakukan analisis post hoct test uji Scheffe lihat tabel II. Uji Scheffe digunakan juga untuk menilai hubungan kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis perlakuan infusa daun sirsak. Hasil yang diperoleh pada perlakuan antar kelompok menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna untuk semua dosis jika dibandingkan terhadap kontrol aquadest. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan kekerabatan antara spektrum efek toksik dengan dosis infusa daun sirsak. Sebagai penegasannya dapat dilihat pada diagram batang gambar 1, yang menunjukkan tidak adanya kekerabatan spektrum efek toksik dan dosis. Perlakuan infusa daun sirsak dalam penelitian ini menunjukkan peningkatan hemoglobin masih dalam range normal, dan peningkatan ini bersifat individual. Dapat dikatakan juga bahwa konsumsi infusa daun sirsak berguna untuk keadaan orang yang anemia sebab tidak menimbulkan gangguan hemoglobin. Anemia merupakan keadaan kekurangan hemoglobin. Peranan hemoglobin sangat berguna sebagai alat transportasi oksigen dan karbondioksida yang dibawa ke seluruh tubuh. Jadi, jika terjadi anemia maka pasokan oksigen menjadi berkurang sehingga kebutuhan oksigen yang diperlukan oleh berbagai jaringan dan organ tubuh menjadi berkurang. Gejala dan tanda anemia adalah pusing, lesu, kongjungtiva pucat, cepat lelah Waterbury, 1998. Tabel I. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar hemoglobin tikus jantan tiap kelompok disajikan dalam bentuk Mean±SEM Perlakuan Kadar Hemoglobin Nilai p Pre gdL Mean ±SEM Post gdL Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 15,82±0,32 16,42±0,15 0,034 B Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 15,36±0,24 15,92±0,73 0,537 TB Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 15,62±0,20 15,92±0,54 0,549 TB Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 15,40±0,29 16,66±0,20 0,001 B Kontrol Aquadest 8333 mgkg BB 15,46±0,41 17,04±0,54 0,077 TB TB= perbedaan tidak bermakna p0,05 B= perbedaan bermakna p0,05 Gambar 1. Diagram batang rata-rata±SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar hemoglobin tikus jantan antar kelompok perlakuan Tabel II. Hasil uji Scheffe kadar hemoglobin tikus jantan setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 IDS 108 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkg BB = Perlakuan Kontrol Aquadest b. Pemeriksaan terhadap kadar eritrosit tikus jantan Hasil analisis kadar eritrosit tabel III, menunjukkan perbandingan rata-rata kadar eritrosit tikus jantan pada pre dan post perlakuan. Dapat dilihat pada tabel III bahwa pada dosis infusa daun sirsak 503 mgkgBB terjadi peningkatan kadar eritrosit dari nilai Mean±SEM yakni pre 8,10±0,19 dan post 8,65±0,13 dengan nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 0,0040,05 artinya terdapat perbedaan bermakna antara pre dan post perlakuan infusa daun sirsak. Namun peningkatan ini, sangat kecil dan masih dalam batas normal serta bersifat individual. Selanjutnya untuk menilai apakah pada dosis ini memiliki perbedaan secara nyata maka di lakukan uji Scheffe. Hasil uji Scheffe yang diperoleh bahwa infusa daun sirsak 503 mgkgBB memiliki perbedaan yang tidak bermakna tabel IV. Dengan hasil uji Scheffe ini yang menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan spektrum efek toksik dengan dosis. Pada diagram batang gambar 2, juga menunjukkan tidak adanya hubungan kekerabatan dengan dosis. Untuk infusa daun sirsak 108 mgkgBB, 180 mgkgBB, 301 mgkgBB, hasil uji paired t-test menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna tabel IV dengan nilai p0,05. Untuk uji One Way Anova, hasil analisis menunjukkan p= 0,717 maka P0,05. Jika diamati pada tabel IV, hasil analisis uji Scheffe menunjukkan bahwa pada semua kelompok perlakuan infusa daun sirsak yang dibandingkan dengan kontrol memiliki perbedaan tidak bermakna. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan kekerabatan spektrum efek toksik dan dosis, diagram batang gambar 2 juga mempertegas hal tersebut. Nilai eritrosit digunakan untuk memantau derajat anemia. Jadi, peningkatan eritrosit dalam menunjukkan bahwa tikus jantan tidak mengalami anemia. Tabel III. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar eritrosit darah tikus jantan tiap kelompok disajikan dalam bentuk Mean±SEM Perlakuan Kadar Eritrosit p Pre jutaµL Mean ±SEM Post jutaµL Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 8,27±0,27 8,42±0,16 0,497 TB Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 8,16±0,14 8,39±0,41 0,624 TB Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 8,14±0,24 8,46±0,28 0,377 TB Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 8,10±0,19 8,65±0,13 0,004 B Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 8,20±0,32 9,00±0,29 0,099 TB TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05 B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 2. Diagram batang rata-rata±SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar eritrosit tikus jantan antar kelompok perlakuan Tabel IV. Hasil uji Scheffe kadar eritrosit setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkg BB = Perlakuan Kontrol Aquadest c. Pemeriksaan terhadap kadar hematokrit tikus jantan Hasil analisis kadar hematokrit baik pada tabel V dan Tabel VI menunjukkan bahwa pada pada semua peringkat dosis maupun kontrol aquadest menunjukkan perbedaan tidak bermakna karena nilai probabilitasnya semuanya lebih besar dari 0,05. Meskipun pada Tabel V menunjukkan hasil uji paired T-test, nilai Mean±SEM untuk dosis tertentu mengalami peningkatan maupun penurunan kadar hematokrit namun perubahan kadar tersebut masih dalam batas normal dan bersifat individual. Hasil uji One Way Anova diperoleh nilai p=0,673 p0,05, selanjutnya hasil uji Scheffe untuk membandingkan data post kadar hematokrit dengan data pada kelompok kontrol aquadest tabel VI. Hal ini menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna yang menandakan tidak adanya efek toksisitas yang dialami oleh tikus jantan serta mengungkapkan tidak adanya kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Pada diagram batang gambar 3, dapat diamati bahwa perbedaan mean pada pre dan post perlakuan tidak ada hubungan spektrum efek toksik dengan dosis. Nilai hematokrit menunjukkan presentase sel darah merah dalam seluruh volume darah. Peningkatan nilai hematokrit menunjukkan adanya konsentrasi darah yang semakin kental, diasumsikan bahwa banyak plasma darah yang keluar dari pembuluh darah. Jika terjadi penurunan hematokrit maka konsentrasi darah menurun dan hal ini terjadi pada orang yang anemia. Dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa infusa daun sirsak tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai hematokrit. Tabel V. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar hematokrit tikus jantan tiap kelompok disajikan dalam bentuk mean±SEM Perlakuan Kadar hematokrit Nilai p Pre Mean ±SEM Post Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 50,04±1,48 48,34±0,51 0,172 TB Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 47,44±0,89 45,66±2,5 0,534 TB Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 49,08±0,5 47,20±2,1 0,433 TB Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 48,96±0,73 47,82±0,43 0,135 TB Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 47,72±1,33 48,74±1,02 0,597 TB Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. Gambar 3. Diagram batang rata-rata ± SEMpengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar hematokrit tikus jantan antar kelompok perlakuan Tabel VI. Hasil uji Scheffe kadar hematokrit setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkg BB = Perlakuan Kontrol Aquadest d. Pemeriksaan terhadap kadar leukosit tikus jantan Analisis data kadar leukosit antara pre dan post perlakuan infusa daun sirsak yang di uji dengan paired T-test menunjukkan bahwa data infusa daun sirsak 180 mgkgBB; 301 mgkgBB; 503 mgkgBB berbeda bermakna yakni peningkatan jumlah leukosit setelah perlakuan infusa daun sirsak dilihat dari nilai Mean±SEM. Hasil uji One Way Anova diperoleh nilai probabilitas 0,103 p0,05. Hasil uji Scheffe tabel VIII yang membandingkan jumlah leukosit post perlakuan dengan jumlah leukosit kelompok kontrol menunjukkan hasil semua kelompok berbeda tidak bermakna. Hal ini berarti, tidak ditemukan kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Diagram batang pada gambar 4, memperlihatkan penegasan tidak ada kekerabatan spektrum efek toksik dan dosis. Leukosit merupakan sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hematopoetik. Peningkatan jumlah leukosit leukositosis menunjukkan adanya proses infeksi atau radang akut sedangkan penurunan jumlah leukosit leukopenia menunjukkan infeksi juga terutama pada infeksi virus, malaria, SLE. Pada penelitian ini menunjukkan peningkatan namun peningkatan leukosit ini tidak bermakna, kemungkinan memang terjadi infeksi namun infeksi ini tidak bermakna. Tabel VII. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar leukosit darah tikus jantan tiap kelompok disajikan dalam bentuk Mean±SEM Perlakuan Kadar Leukosit p Pre µL Mean ±SEM Post µL Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 10.104 ± 1190,06 14.938 ± 1700,79 0,080 TB Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 9.906 ± 1.062, 29 14.660± 737,17 0,025 B Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 8.384 ± 1166, 12 13.634± 957,72 0,045 B Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 9.154 ± 1067,33 14.098 ± 613,50 0,003 B Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 8.908 ± 345,07 18.072 ± 1461, 805 0,005 TB Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05 B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 4. Diagram batang rata-rata±SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar leukosit tikus jantan antar kelompok perlakuan Tabel VIII. Hasil uji Scheffe kadar leukosit tikus jantan setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 IDS 108 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkg BB = Perlakuan Kontrol Aquadest e. Pemeriksaan terhadap kadar MCV tikus jantan Hasil analisis kadar MCV dengan uji paired T-test tabel IX, pada kelompok infusa daun sirsak 108 mgkgBB; 180 mgkgBB memperlihatkan perbedaan tidak bermakna sedangkan untuk infusa daun sirsak 301 mgkgBB; dan 503 mgkgBB hasil uji paired T-test menunjukkan perbedaan yang bermakna. Tahap uji selanjutnya adalah uji One Way Anova diperoleh nilai p= 0,070. Hal ini berarti p0,05 jadi terdapat perbedaan tidak bermakna antar kelompok perlakuan. Maka untuk melihat ketegasan hasil kebermaknaan dan ketidakbermaknaan yang telah ditunjukkan oleh tabel IX, dilanjutkan uji Scheffe . Sekaligus hasil analisis uji Scheffe Tabel X dapat menjadi parameter untuk menilai ada tidaknya kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data kadar MCV post perlakuan dengan kontrol aquadest. Aquadest digunakan sebagai kontrol karena yang menjadi pelarut serbuk daun sirsak dalam pembuatan infusa daun sirsak. Hasil yang diperoleh dari uji Scheffe, menunjukkan perbedaan tidak bermakna pada semua kelompok perlakuan dengan infusa daun sirsak maupun pada kelompok kontrol. Dapat dilihat hasil uji Scheffe pada tabel X. Hal ini menandakan bahwa perlakuan infusa daun sirsak dan aquadest tidak menimbulkan perbedaan tidak bermakna terhadap kadar MCV tikus jantan. Diagram batang pada gambar 5, menunjukan bahwa tidak terdapat kekerabatan antara efek toksik dengan dosis. MCV digunakan untuk menunjukkan indeks penentuan ukuran sel darah merah. Hal ini juga untuk menilai jenis anemia apakah termasuk normokromik atau normositik. Pada penelitian ini terlihat dari nilai mean dan SEM seiring peningkatan dosis menunjukkan penurunan MCV, namun dalam penegasan dengan uji Scheffe penurunan MCV yang tidak bermakna. Tabel IX. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar MCV darah tikus jantan tiap kelompok dalam bentuk Mean±SEM Perlakuan Kadar MCV Nilai p Pre fl Mean ±SEM Post fl Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 58,64±1,52 57,48±0,96 0,451 TB Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 58,18±0,91 54,38±0,80 0,005 B Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 60,48±1,63 55,72±0,92 0,019 B Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 60,48±0,62 55,32±0,53 0,000 B Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 58,34±1,44 54,24±0,78 0,017 B Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05 B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 5. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar MCV tikus jantan antar kelompok perlakuan Tabel X. Hasil uji Scheffe kadar MCV setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 IDS 108 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mggBB = Perlakuan Kontrol Aquadest f. Pemeriksaan terhadap kadar MCH tikus jantan Hasil analisis paired T-test pada kadar MCH tabel XI, infusa daun sirsak 108; 180; 301; 503 mgkg BB serta kontrol aquadest 8333 mgkgBB diperoleh nilai p0,05, hal ini berarti terdapat perbedaan tidak bermakna. Hasil uji One Way Anova juga diperoleh nilai p=0,541. Untuk mempertegas hasil ketidakbermaknaan perbedaan kadar MCH maka dilanjutkan lagi dengan uji Scheffe pada tiap kelompok perlakuan infusa daun sirsak setelah 30 hari dibandingkan dengan kontrol. Hasil uji Scheffe tabel XII, untuk semua kelompok perlakuan infusa daun sirsak dibanding kontrol menunjukkan perbedaan tidak bermakna. Dapat dikatakan bahwa pada kadar MCH tidak ada kekerabatan spektrum efek toksik dan dosis. Diagram batang gambar 6, menggambarkan bahwa infusa daun sirsak tidak mempengaruhi kadar MCH tikus jantan. MCH merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui jenis anemia berdasarkan berat hemoglobin rata-rata dalam sel darah merah. Tabel XI. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar MCH darah tikus jantan tiap kelompok disajikan dalam bentuk Mean±SEM Perlakuan Kadar MCH p Pre pg Mean ±SEM Post pg Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 19,16±0,38 19,52±0,32 0,426 TB Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 18,84±0,17 19,02±0,35 0,651 TB Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 19,24±0,45 18,96±0,32 0,226 TB Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 19,00±0,31 19,22±0,13 0,410 TB Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 18,88±0,33 18,92±0,16 0,916 TB Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 6. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar MCH tikus jantan antar kelompok perlakuan Tabel XII. Hasil uji Scheffe kadar MCH setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mggBB = Perlakuan Kontrol Aquadest g. Pemeriksaan terhadap kadar MCHC tikus jantan Uji paired T-test kadar MCHC tabel XIII pada kelompok infusa daun sirsak dan kelompok perlakuan aquadest menunjukkan perbedaan tidak bermakna pada perlakuan infusa daun sirsak 108, 180, dan 301 mgkgBB sedangkan pada infusa daun sirsak 503 mgkgBB dan kelompok kontrol aquadest 8333 mgkgBB diperoleh perbedaan yang bermakna. Jadi, perbedaan bermakna yang terjadi adalah bersifat individual saja. Hasil analisis One Way Anova menunjukkan nilai probabilitas 0,475 maka nilai p0,05 yang berarti terjadi perbedaan tidak bermakna pada tiap kelompok perlakuan. Untuk mempertegas ada tidaknya kebermaknaan pada hasil uji sebelumnya tabel XIII, maka dilanjutkan dengan uji Scheffe yang bertujuan membandingkan data post antar kelompok perlakuan infusa daun sirsak dibandingkan dengan kontrol. Dan tujuan uji ini juga dapat digunakan untuk menilai ada tidaknya kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Hasil uji Scheffe tabel XIV menunjukkan bahwa pemberian infusa daun sirsak tidak memberikan pengaruh signifikan. Hasil uji ini juga menjadi parameter penilaian ada tidaknya kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Pada uji ini menunjukkan tidak adanya tidaknya kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Dapat dilihat pada gambar 7, diagram batang rata-rata kadar MCHC juga menunjukkan tidak adanya kekerabatan spektrum efek toksis dengan dosis. MCHC digunakan untuk menilai jenis anemia berdasarkan konsentrasi rata-rata dalam sel darah merah. Semakin kecil sel darah merah, maka semakin tinggi konsentrasinya. Penurunan MCHC menunjukkan kondisi anemia mikrositik, kekurangan besi sedangkan peningkatan MCHC menunjukkan adanya sferositosis. Pada penelitian ini, terdapat peningkatan kadar MCHC dilihat dari nilai Mean ± SEM perbandingan pre dan post perlakuan infusa daun sirsak tabel XIII. Namun peningkatan ini tidak signifikan. Tabel XIII. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar MCHC darah tikus jantan tiap kelompok disajikan dalam bentuk Mean±SEM Perlakuan Kadar MCHC Nilai p Pre gdL Mean ±SEM Post gdL Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 31,66±0,49 33,98±0,12 0,006 B Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 32,40±0,25 34,96±0,61 0,005 TB Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 31,84±0,17 34,04±0,45 0,007 B Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 31,44±0,39 34,70±0,20 0,003 B Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 32,40±0,25 34,94±0,38 0,001 B TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 7. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar MCHC tikus jantan antar kelompok perlakuan Tabel XIV. Hasil uji Scheffe kadar MCHC setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mggBB = Perlakuan Kontrol Aquadest h. Pemeriksaan terhadap kadar RDW tikus jantan Pada tabel XV, diperoleh hasil analisis data kadar RDW pre dan post perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari. Pada dosis infusa daun sirsak 301 mgkgBB; 503 mgkgBB serta kelompok kontrol diperoleh nilai p0,05 maka hal ini berarti ada perubahan berbeda bermakna pada kadar RDW dengan dosis infusa daun sirsak 301 mgkgBB; 503 mgkgBB dan kontrol 8333 mgkgBB. Perubahan kadar RDW menunjukkan adanya peningkatan kadar RDW dilihat dari nilai Mean±SEM. Peningkatan ini masih dalam batas normal karena apabila dilihat hasil analisis Scheffe data post perlakuan infusa daun sirsak dibandingkan terhadap kontrol tabel XVI terdapat perbedaan tidak bermakna. Pada dosis infusa daun sirsak 108; 180 mgkgBB hasil analisis data pre dan post menunjukkan nilai probabilitas lebih besar dari 0,05. Jadi untuk kedua dosis ini berbeda tidak bermakna. Selanjutnya setelah pengujian dengan paired t-test, antara data RDW pre dan post maka dilakukan uji One Way Anova untuk melihat pengaruh infusa daun sirsak terhadap tiap-tiap kelompok perlakuan infusa daun sirsak yang dibandingkan dengan kontrol. Hasil One Way Anova menunjukkan nilai probabilitas 0,972 yang mengandung arti bahwa terjadi perbedaan tidak bermakna pada kelompok perlakuan infusa daun sirsak pada kadar RDW. Uji lanjutan setelah uji One Way Anova adalah uji Scheffe untuk melihat perbandingan data post kadar RDW dibandingkan dengan data RDW pada kelompok kontrol aquadest . Selain itu juga hasil uji Scheffe dapat digunakan sebagai indikator penilaian ada tidaknya kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Hasil analisis uji Sheffe tabel XVI memperlihatkan perbandingan infusa daun sirsak dibandingkan dengan kontrol maka pada semua dosis berbeda tidak bermakna. Pada gambar 8, diagram batang rata-rata kadar RDW menunjukkan tidak adanya kekerabatan spekrum efek toksik dibandingkan dengan kontrol. RDW digunakan untuk mengukur kisaran ukuran sel darah merah, dan menjadi parameter penilaian jenis anemia. Pada penelitian ini, kadar RDW menunjukkan perubahan yang tidak signifikan. Tabel XV. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar RDW darah tikus jantan tiap kelompok disajikan dalam benttuk Mean±SEM Perlakuan Kadar RDW Nilai p Pre Mean ±SEM Post Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 17,06±0,51 18,84±0,34 0,086 TB Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 17,40±0,32 18,92±0,95 0,170 TB Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 17,50±0,71 19,16±0,74 0,020 B Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 17,58±0,37 18,98±0,22 0,032 B Kontrol aquadest 503 mgkg BB 16,86±0,45 19,36±0,33 0,001 B Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 8. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar RDW tikus jantan antar kelompok perlakuan Tabel XVI. Hasil uji Scheffe kadar RDW setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkgBB = Perlakuan Kontrol Aquadest i. Pemeriksaan terhadap kadar trombosit PLT tikus jantan Analisis data pre dan post perlakuan pada kadar trombosit PLT tabel XVII menunjukkan infusa daun sirsak 108; 180; 301; 503; dan kontrol aquadest 8333 mgkgBB berbeda tidak bermakna dilihat dari nilai probabilitas masing-masing dosis ini lebih besar dari 0,05. Hasil uji One Way Anova diperoleh nilai probabilitasnya 0,552 p0,05, hal ini berarti pengaruh perlakuan infusa daun sirsak pada tiap kelompok perlakuan berbeda tidak bermakna. Uji selanjutnya adalh uji Scheffe untuk membandingkan data kadar trombosit PLT post perlakuan pada tiap kelompok yang dibandingkan terhadap kontrol. Hasil yang diperoleh menunjukkan pada semua peringkat dosis berbeda tidak bermakna dapat dilihat pada tabel XVIII. Hasil uji Scheffe ini juga mengungkapkan bahwa tidak ada kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Dapat dilihat penegasannya pada diagram batang gambar 9 yang turut mengungkapkan bahwa tidak ada hubungan kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Dari semua analisis data ini dapat disimpulkan bahwa pemberian infusa daun sirsak tidak mempengaruhi kadar trombosit pada tikus jantan. Trombosit berguna untuk membantu pembekuan darah. Peningkatan trombosit trombositosis berhubungan dengan indikasi adanya kanker, sedangkan penurunan trombosit yang ekstrim berkaitan dengan pendarahan spontan dalam jangka waktu yang lama, peningkatan waktu pendarahan. Pada penelitian ini, terjadi peningkatan trombosit namun peningkatan ini masih dalam batas normal. Tabel XVII. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar trombosit PLT darah tikus jantan tiap kelompok disajikan dalam bentuk Mean±SEM Perlakuan Kadar trombosit PLT Nilai p Pre µL Mean ±SEM Post µL Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 944.800 ± 0 1.077.000 ± 51.087, 18 0,066 TB Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 1.158.000 ± 36.855, 66 1.030.000 ± 59.516, 38 0,198 TB Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 903.800 ± 61.663,11 998.200 ± 64.623,06 0,125 TB Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 823.400 ± 51.903,37 951.600 ± 24.636,55 0,167 TB Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 917.200 ± 38.575,12 964.800 ± 75.135, 47 0,407 TB Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 9. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar trombosit PLT tikus jantan antar kelompok perlakuan Tabel XVIII. Hasil uji Scheffe kadar trombosit PLT setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkgBB = Perlakuan Kontrol Aquadest j. Pemeriksaan terhadap kadar limfosit tikus jantan Hasil analisis data kadar limfosit disediakan pada tabel XIX, tabel XX dan gambar 10. Pada analisis data kadar limfosit tabel XIX merupakan hasil analisis data paired T-test yang berguna untuk membandingkan data kadar limfosit sebelum perlakuan infusa daun sirsak dan perlakuan kontrol aquadest dengan data kadar limfosit sesudah perlakuan infusa daun sirsak dan perlakuan dengan kontrol aquadest. Hasil uji One Way Anova diperoleh nilai probabilitas 0,585 maka nilai p0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan tidak bermakna pada perubahan kadar limfosit sebelum pre dan sesudah post perlakuan infusa daun sirsak. Untuk menilai dan menegaskan ketidakbermaknaan ini maka dilakukan uji lanjutan yakni uji Scheffe. Tujuan uji Scheffe adalah untuk mengetahui ada tidaknya kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Hasil uji ini terdapat pada tabel XX yang menunjukkan bahwa pada semua peringkat dosis, perlakuan infusa daun sirsak berbeda tidak bermakna. Pada gambar 10, diagram batang juga menunjukkan bahwa tidak ada kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Hasil analisis terhadap kadar limfosit menunjukkan bahwa perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari tidak berpengaruh terhadap perubahan kadar limfosit. Limfosit berperan dalam proses inflamasi, menyerang dan membunuh kuman, membuat antibodiimmunoglobulin sebagai respon imun seluler tubuh. Peningkatan limfosit limfosistosis biasanya terjadi pada orang yang mengidap penyakit virus, penyakit bakteri, gangguan hormonal sedangkan penurunan limfosit limfopenia biasanya terjadi pada penyakit Hodgkin, luka bakar. Limfopenia ini menandakan bahwa seseorang dalam bahayasangat rentan terhadap infeksi terutama terhadap infeksi virus. Berdasarkan laporan penelitian Arthur, Terlabi and Larbie 2011, mengenai uji toksisitas akut dan subkronis ekstrak air daun sirsak yang dilakukan selama 14 hari yang diberikan pada mencit albino bahwa terjadi peningkatan limfosit seiring dengan peningkatan dosis. Namun, dalam penelitian ini ditemukan bahwa pemberian infusa daun sirsak tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan limfosit. Tabel XIX. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar limfosit darah tikus jantan tiap kelompok disajikan dalam bentuk Mean ± SEM Perlakuan Kadar Limfosit p Pre Post Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 76,2±3,54 75,6±2,56 0,822 TB Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 72,2±2,48 70,0±4,37 0,432 TB Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 69,4±1,75 74,8±1,74 0,055 TB Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 76,6±1,53 76,2±1,06 0,845 TB Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 76,0±1,70 75,6±3,78 0,882 TB Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05;B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 10. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar limfosit tikus jantan antar kelompok perlakuan Tabel XX. Hasil uji Scheffe kadar limfosit setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkgBB = Perlakuan Kontrol Aquadest k. Pemeriksaan terhadap kadar monosit tikus jantan Analisis kadar monosit dengan paired T-test antara kelompok perlakuan infusa daun sirsak dan kontrol aquadest sebelum dan sesudah perlakuan selama 30 hari. Tujuan uji ini adalah untuk melihat pengaruh perlakuan infusa daun sirsak terhadap kadar monosit sebelum pre dan setelah post perlakuan di setiap kelompok. Seperti pada analisis data pada komponen sistem hematologi lainnya, data kadar monosit juga dianalisis dengan One Way Anova untuk menilai pengaruh perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari pada tiap kelompok perlakuan. Sesuai tabel XXI, infusa daun sirsak 503 mgkgBB menunjukkan perbedaan bermakna. Perbedaan bermakna ini, karena terjadi peningkatan kadar monosit yakni pada pre sebelum perlakuan 4,6±0,60 dan post sesudah perlakuan 6,2±0,73. Untuk melihat penegasan hasil kebermaknaan ini maka dapat dianalisis dengan uji Scheffe sekaligus untuk melihat kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Hasil uji Scheffe memperlihatkan infusa daun sirsak 503 mgkgBB yang dibandingkan terhadap kontrol berbeda tidak bermakna. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan kadar monosit adalah masih dalam batas normal. Penurunan monosit biasanya tidak mengindikasikan adanya penyakit, namun mengindikasikan adanya stress, penggunaan obat glukokortikoid, myelotoksik, dan imunosupresan. Peningkatan monosit menandakan adanya infeksi virus, bakteri, parasit tertentu. Infusa daun sirsak 108; 180; 301 mgkgBB yang diuji dengan paired T-test menunjukkan perbedaan tidak bermakna. Hasil uji One Way Anova diperoleh nilai probabilitaas 0,756 maka p0,05. Hal ini berarti, perlakuan infusa daun sirsak tidak berpengaruh terhadap perubahan kadar monosit. Pada uji Scheffe, hasil yang diperoleh bahwa pada semua peringkat dosis berbeda tidak bermakna dapat dilihat pada tabel XXII. Gambar 11 menunjukkan diagram batang rata-rata kadar monosit setelah perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari. Berdasarkan hasil analisis uji Scheffe dan diagram batang gambar 11, dapat disimpulkan bahwa perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari tidak mempengaruhi perubahan kadar monosit. Dalam penelitian ini, tidak ditemukan perubahan kadar monosit yang menunjukkan adanya kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Tabel XXI. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar monosit tikus jantan tiap kelompok disajikan dalam bentuk Mean±SEM Perlakuan Kadar monosit Nilai p Pre Mean ±SEM Post Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 4,4±1,02 6±0,70 0,256 TB Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 6±0,83 5,8±0,97 0,876 TB Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 7±0,77 5,6±0,87 0,052 TB Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 4,6±0,60 6,2±0,73 0,003 B Kontro aquadest 8333 mgkg BB 5,2±0,86 4,4±1,60 0,654 TB Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 11. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar monosit tikus jantan antar kelompok perlakuan Tabel XXII. Hasil uji Scheffe kadar monoosit setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 0,503 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,0 IDS 108 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkgBB = Perlakuan Kontrol Aquadest l. Pemeriksaan terhadap kadar neutrofil tikus jantan Tabel XXIII merupakan data hasil analisis paired T-test pada kadar neutrofil sebelum pre dan setelah post perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari. Dari data yang disajikan dalam Tabel XXIV, menunjukkan perbedaan tidak bermakna. Selanjutnya untuk mengetahui lebih tegas perbedaan tersebut maka dilanjutkan dengan uji One Way Anova. Hasil uji One Way Anova menunjukkan nilai probabilitas 0,477. Artinya pemberian infusa daun sirsak yang dibandingkan dengan kontrol selama 30 hari tidak memberikan pengaruh pada tiap-tiap kelompok perlakuan. Analisis uji Scheffe dapat digunakan untuk melihat ada tidak kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Hasil uji Scheffe Tabel XX, menampilkan bahwa data kadar neurofil sesudah perlakuan dibandingkan dengan kontrol aquadest berbeda tidak bermakna. Maka, dapat disimpulkan bahwa perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari tidak mempengaruhi kadar neutrofil tikus jantan. Dapat dilihat juga pada diagram batang gambar 12, menunjukkan tidak adanya kekerabatan spektrum efek toksik denagn dosis. Neutrofil berfungsi sebagai pertahanan terhadap invasi mikroba melalui fagositosis. Sel neutrofil memiliki peranan penting dalam kerusakan jaringan seperti asma dan radang perut. Peningkatan persentase neutrofil disebabkan oleh infeksi jadi infeksi bakteri dan parasit, gangguan metabolit, pendarahan dan gangguan myeloproliferatif. Peningkatan persentase neutrofil neutropenia dapat disebabkan oleh peningkatan kerusakan sel, gangguan hormonal. Pada penelitian ini, hasil uji paired T-test tabel XI, menunjukkan peningkatan maupun penurunan persentase neutrofil dilihat dari nilai Mean±SEM. Namun peningkatan dan penurunan ini tidak signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa perlakuan infusa daun sirsak tidak mempengaruhi perubahan kadar neutrofil. Tabel XXIII. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar neutrofil darah tikus jantan tiap kelompok Perlakuan Kadar Neutrofil p Pre Mean ±SEM Post Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 17,8±3,6 17,00±2,12 0,732 TB Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 19,6±1,91 21,8±4,35 0,520 TB Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 22,4±1,75 18,6±1,29 0,121 TB Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 15,6±1,57 15,4±1,74 0,908 TB Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 17,2±1,59 19,4±2,03 0,207 TB Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 12. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar neutrofil tikus jantan antar kelompok perlakuan Tabel XXIV. Hasil uji Mann-Whitney kadar neutrofil setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 0,503 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkgBB = Perlakuan Kontrol Aquadest m. Pemeriksaan terhadap kadar eosinofil tikus jantan Pada uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov diperoleh kadar eosinofil tikus jantan menunjukkan nilai p0,05 yaitu 0,006. Nilai probabilitas ini menandakan bahwa distribusi data kadar eosinofil pada tikus jantan antar kelompok perlakuan adalah tidak normal. Dengan demikian analisis data menggunakan analisisuji non-parametrik Kruskal Wallis dan analisis post hoc untuk uji Kruskal Wallis yakni uji Mann-Whitney. Tabel XXV. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar eosinofil darah tikus jantan tiap kelompok disajikan dalam bentuk Mean ± SEM Perlakuan Kadar Eosinofil p Pre Mean ±SEM Post Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 1,6±0,24 1,4±0,40 0,749 TB Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 2,2±0,73 2,4±1,40 0,799 TB Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 1,2±0,20 1±0,44 0,621 TB Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 3,2±2,20 2,2±0,73 0,719 TB Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 1,6±0,24 0,6±0,24 0,034 B Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 13. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar eosinofil tikus jantan antar kelompok perlakuan Tabel XXVI. Hasil uji Mann-Whitney kadar eosinofil tikus jantan setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - B KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkgBB = Perlakuan Kontrol Aquadest Pada tabel XXV, menunjukkan uji paired T-test kadar eosinofil pre dan post perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari. Infusa daun sirsak 108, 180, 301 dan 503 mgkgBB menunjukkan perbedaan tidak bermakna artinya perubahan kadar eosinofil tidak berbeda bermakna pada tiap kelompok perlakuan akibat perlakuan infusa daun sirsak. Namun pada kelompok kontrol aquadest terdapat perbedaan yang bermakna. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi patofisiologis tikus jantan. Uji selanjutnya yang dilakukan adalah uji Kruskal-Wallis yaitu uji non parametrik untuk menguji perbedaan lebih dari dua kelompok tidak berpasangan yang memiliki distribusi data tidak normal. Hasil uji Kruskal- Wallis menunjukkan nilai probabilitas 0,213, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada perubahan kadar eosinofil antar kelompok perlakuan yang dibandingkan terhadap kelompok kontrol aquadest. Dapat juga dikatakan bahwa infusa daun sirsak tidak berpengaruh terhadap perubahan kadar eosinofil. Untuk mengetahui kelompok mana yang mempunyai perbedaan, maka dilakukan lagi analisis post hoc untuk uji Kruskal-Wallis yaitu uji Mann-Whitney . Melalui uji Mann-Whitney ini juga peneliti dapat mengetahui apakah terdapat kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis akibat perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari seperti halnya uji Scheffe pada komponen-komponen sistem hematologi lainnya dalam penelitian ini yang memiliki distribusi data normal. Hasil analisis post hoc Mann-Whitney menunjukkan bahwa antar kelompok perlakuan terdapat perbedaan tidak bermakna satu dengan yang lainnya dan tidak ditemukan kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Dapat juga dilihat profil diagram batang rata-rata kadar eosinofil gambar 13 menunjukkan tidak adanya kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Peningkatan eosinofil eosinofilia lebih dari 6 menandakan adanya reaksi alergi dan infeksi parasit sedangkan penurunan eosinofil eosipenia terjadi pada saat tubuh merespon stres peningkatan produksi glukokortikosteroid. Pada penelitian ini, pemberian infusa daun sirsak tidak memberikan perubahan persentase eosinofil secara signifikan yang dapat dilihat pada tabel XXVI. n. Pemeriksaan terhadap kadar basofil tikus jantan dan betina Hasil pengukuran dan hasil pemeriksaan kadar basofil pada tikus jantan dan betina menunjukkan bahwa pada tiap peringkat perlakuan dosis serta kelompok kontrol diperoleh nilai 0. Dengan demikian tidak terjadi perubahan pada nilai kadar basofil pada tikus jantan dan betina. Secara normal juga, bahwa range kadar normal basofil adalah 0-2 . Jadi, sesuai data yang diperoleh maka pemberian infusa daun sirsak tidak berpengaruh terhadap kadar basofil. Peningkatan basofil berhubungan dengan leukemia granulositik dan reaksi alergi sedangkan penurunan basofil berkaitan dengan infeksi akut, reaksi stres, terapi steroid jangka panjang. o. Pemeriksaan terhadap kadar LED jam I dan jam II tikus jantan dan betina Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap LED pada jam I dan jam II tidak ditemukan nilai LED baik pada kelompok kontrol maupun tiap tingkat kelompok perlakuan dosis infusa daun sirsak pada tikus jantan dan tikus betina. Maka dapat dikatakan bahwa pemberian infusa daun sirsak tidak memberikan pengaruh terhadap ada tidaknya LED baik pada jam I maupun LED jam II tikus jantan dan betina. Peningkatan LED terjadi pada kondisi infeksi akut dan kronis sedangkan penurunan LED terjadi pada kondisi anemia sel sabit dan polisitemia.

2. Hasil pemeriksaan kadar hematologi secara lengkap pada tikus betina

a. Pemeriksaan terhadap kadar hemoglobin tikus betina. Dalam penelitian ini, pemeriksaan terhadap kadar hemoglobin dilakukan pada tikus jantan dan juga tikus betina. Karena adanya perbedaan kadar hemoglobin pada tikus jantan dan tikus betina. Dan aplikasinya pada manusia juga demikian. Tikus jantan mewakili manusia dengan jenis kelamin laki-laki dan tikus betina mewakili jenis kelamin perempuan. Tabel XXVII. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar hemoglobin tikus betina tiap kelompok perlakuan disajikan dalam bentuk Mean±SEM Perlakuan Kadar hemoglobin P Pre gdL Mean ±SEM Post gdL Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 15,05±0,39 16,18±0,36 0,01 B Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 15,38±0,31 15,86±1,07 0,197 TB Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 15,38±0,22 14,76±0,62 0,475 TB Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 15,10±0,29 16,02±0,27 0,070 TB Kontrol aquadest 8333 mgkgBB 15,74± 0,57 16,16±0,59 0,303 TB Keterangan: TB= berbeda tidak bermakna jika p0,05 B= berbeda bermakna jika p0,05 Gambar 14. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar hemoglobin tikus betina antar kelompok perlakuan Tabel XXVIII. Hasil uji Scheffe kadar hemoglobin tikus betina setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB = Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkgBB = Perlakuan Kontrol Aquadest Hasil analisis data kadar hemoglobin pada tikus betina tabel XXVII menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan yang diberi perlakuan infusa daun sirsak 108 mgkgBB menampilkan perbedaan yang bermakna. Perbedaan bermakna yang dimaksud adalah terjadi peningkatan kadar hemoglobin dilihat dari nilai Mean±SEM. Pada perlakuan infusa daun sirsak 108 mgkgBB data Mean±SEM adalah pre perlakuan15,05±0,39 dan post perlakuan 16,18±0,36. Analisis pre dan post ini, menunjukkan peningkatan namun apabila dilihat perbandingan antara data hemoglobin post perlakuan dengan kelompok kontrol melalui uji Scheffe menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna tabel XXVIII. Maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kadar hemoglobin pada dosis 108 mgkgBB masih dalam batas normal dan bersifat individual. Pada infusa daun sirsak 180; 301; 503 mgkgBB menunjukkan perbedaan tidak bermakna pada uji paired T-test. Perbedaan tidak bermakna ini berarti infusa daun sirsak tidak menimbulkan pengaruh terhadap kadar hemoglobin tikus betina. Hasil uji One Way Anova menunjukkan nilai probabilitas 0,067, maka nilai p0,05. Nilai probabilitas ini menunjukkan bahwa terjadi perbedaan tidak bermakna antar kelompok perlakuan. Uji selanjutnya yang dilakukan adalah uji Scheffe uji ini berguna untuk menegaskan kelompok mana saja yang memiliki perbedaan bermakna dan sekaligus bertujuan untuk mengetahui kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Hasil yang diperoleh pada uji Scheffe ini adalah perlakuan antar kelompok menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna untuk semua dosis jika dibandingkan terhadap kontrol aquadest. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan kekerabatan antara spektrum efek toksik dengan dosis infusa daun sirsak. Dapat dilihat juga bahwa pada gambar 14 diagram batang kadar hemoglobin menunjukkan bahwa tidak terdapat kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Hal yang sama seperti pada hasil pemeriksaan hemoglobin pada tikus jantan. Perlakuan infusa daun sirsak dalam penelitian ini menunjukkan peningkatan hemoglobin namun peningkatan ini bersifat individual. Konsumsi infusa daun sirsak sesuai hasil penelitian menunjukkan peningkatan hemoglobin maka dapat dikatakan bahwa infusa daun sirsak dapat berguna terutama bagi orang yang mengalami anemia. Karena anemia merupakan keadaan kekurangan hemoglobin. Hemoglobin disini berguna sebagai alat transportasi oksigen dan karbondioksida yang dibawa ke seluruh tubuh sehingga dapat mempertahankan keadaan hemoglobin tetap pada range yang normal. b. Pemeriksaan terhadap kadar eritrosit RBC tikus betina. Hasil uji paired T-test pada kadar eritrosit pre dan post perlakuan infusa daun sirsak dan kontrol menunjukkan perbedaan bermakna pada dosis infusa daun sirsak 108 mgkgBB, perbedaan ini dilihat dari nilai mean±SEM yakni terjadi peningkatan kadar eritrosit. Pada pre perlakuan infusa daun sirsak 108 mgkgBB nilai mean±SEM adalah 7,80±0,18 dan post perlakuan adalah 8,32±0,12. Perbedaan kebermaknaan ini sesungguhnya masih dalam batas normal karena pada hasil uji Scheffe Tabel XXV diperoleh bahwa terdapat perbedaan tidak bermakna pada dosis infusa daun sirsak 108 mgkgBB dibandingkan terhadap kontrol. Hasil uji paired T-test pada dosis infusa daun sirsak 180; 301; 503 mgkgBB menunjukkan perbedaan tidak bermakna yang berarti perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari tidak berpengaruh terhadap kadar eritrosit. Setelah uji paired T-test tahap uji selanjutnya adalah uji One Way Anova untuk melihat pengaruh pemberian infusa daun sirsak antar kelompok perlakuan selama 30 hari. Hasil uji One Way Anova menunjukkan nilai probabilitas 0,031 artinya nilai p0,05. Nilai probabilitas ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan dibandingkan terhadap kontrol. Uji selanjutnya adalah uji Scheffe untuk melihat ketegasan kelompok perlakuan mana sajakah yang menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dan tujuan uji Scheffe ini juga untuk melihat kekerabatan spektrum efek toksik yang ditimbulkan infusa daun sirsak dengan dosis pada tiap kelompok perlakuan. Hasil yang diperoleh pada uji ini adalah terdapat perbedaan tidak bermakna tiap kelompok perlakuan infusa daun sirsak dan tidak ada hubungan kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Pada diagram batang gambar 15, mengungkapkan hubungan kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Nilai eritrosit digunakan untuk memantau derajat anemia. Jadi peningkatan eritrosit dalam menunjukkan bahwa tikus jantan tidak mengalami anemia. Penurunan eritrosit menunjukkan anemia leukimia, penurunan fungsi ginjal dan talasemia. Tabel XXIX. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar eritosit RBC tikus betina tiap kelompok disajikan dalam bentuk Mean±SEM Perlakuan Kadar eritrosit Nilai p Pre jutaµL Mean ±SEM Post jutaµL Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 7,80±0,18 8,32±0,12 0,040 B Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 8,03±0,15 7,01±0,5 0,122 TB Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 8,16±0,12 7,64±0,32 0,285 TB Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 7,88±0,15 8,02±0,10 0,188 TB Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 8,29±0,28 8,30±0,28 0,950 TB Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 15. Diagram batang rata-rata±SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar eritrosit tikus betina antar kelompok perlakuan Tabel XXX. Hasil uji Scheffe kadar eritrosit RBC tikus betina setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 IDS 108 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkgBB = Perlakuan Kontrol Aquadest c. Pemeriksaan terhadap kadar hematokrit HCT tikus betina Hasil uji paired T-test pada tabel XXXI menunjukkan perbedaan bermakna pada kelompok kontrol aquadest yakni penurunan kadarnilai hematokrit dilihat dari nilai Mean ± SEM yaitu pada pre perlakuan 49,06±1,8 dan post adalah 49,06±1,8. Apabila dilihat pada hasil uji Scheffe tabel XXVII menunjukkan perbedaan tidak bermakna dan hal ini bersifat individual dan tidak dapat mewakili semua kelompok perlakuan. Sedangkan pada perlakuan infusa daun sirsak 108; 180, 301; dan 503 mgkgBB menunjukkan perbedaan tidak bermakna pada kadar hematokrit. Pada tabel One Way Anova menunjukkan probabilitas 0,137 yang menunjukkan pengaruh infusa daun sirsak berbeda tidak bermakna terhadap kadarnilai hematokrit tikus betina. Uji Scheffe yang dilakukan setelah uji One Way Anova bertujuan untuk menegaskan perbedaan bermakna dan tidak bermakna pada tiap kelompok perlakuan. Hasil yang diperoleh adalah pada tiap kelompok perlakuan yang dibandingkan terhadap kontrol aquadest berbeda tidak bermakna. Begitu juga pada diagram batang gambar 16, menggungkapkan tidak adanya kekerabatan antar spektrum efek toksik dan dosis. Peningkatan nilai hematokrit menunjukkan adanya konsentrasi darah yang semakin kental, diasumsikan bahwa banyak plasma darah yang keluar dari pembuluh darah. Jika terjadi penurunan hematokrit maka konsentrasi darah menurun dan hal ini terjadi pada orang yang anemia. Dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa infusa daun sirsak tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai hematokrit pada tikus betina seperti halnya pada nilai hematokrit tikus jantan. Tabel XXXI. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar hematokrit HCT tikus betina tiap kelompok perlakuan disajikan dlm bentuk Mean±SEM Perlakuan Kadar Hematokrit HCT p Pre Mean ±SEM Post Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 47,02±1,32 48,72±1,18 0,157 TB Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 49,46±1,05 41,16±3,7 0,063 TB Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 48,78±1,22 42,88±2,47 0,159 TB Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 47,92±1,09 46,78±0,5 0,310 TB Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 49,06±1,8 49,06±1,8 0,001 B Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 16. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar hematokrit HCT tikus betina antar kelompok perlakuan Tabel XXXII. Hasil uji Scheffe kadar hematokrit HCT tikus betina setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mggBB = Perlakuan Kontrol Aquadest d. Pemeriksaan terhadap kadar leukosit WBC tikus betina Pada tabel XXXIII menunjukkan hasil analisis uji paired T-test kadar leukosit tikus betina sebelum perlakuan maupun setelah perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari. Hasil yang diperoleh adalah terdapat perbedaan bermakna pada infusa daun sirsak 180, 301 juga kelompok kontrol aquadest 503 mgkgBB. Perbedaan bermakna ini dilihat dari nilai Mean±SEM yakni terjadi peningkatan leukosit. Pada infusa daun sirsak 180 mgkgBB nilai Mean ±SEM pada pre perlakuan adalah 9.220±10.35,35 dan pada post perlakuan adalah 13.658±1.503,59 sedangkan pada infusa daun sirsak 301 mgkgBB nilai Mean±SEM pre perlakuan adalah 7.530±483,29 dan pada post perlakuan 12.860±1.547,03 tetapi apabila dilihat penegasan kebermaknaan ini dengan uji Scheffe yang membandingkan data post kadar leukosit dengan kontrol aquadest namun tidak ditemukan adanya perbedaan bermakna. Peningkatan kadar leukosit masih termasuk masih dalam batas normal dalam penelitian ini. Untuk infusa daun sirsak 018 mgkgBB dan 503 mgkgBB, berdasarkan hasil uji paired T-test menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna. Hasil uji One Way Anova menunjukan nilai probabilitas 0,848. Hal ini berarti pemberian infusa daun sirsak tidak memperngaruhi kadar leukosit. Dan perubahanpeningkatan masih dalam batas normal. Hasil uji Scheffe tabel XXIV menegaskan bahwa tidak ada kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Diagram batang gambar 17 menunjukkan tidak berbeda bermakna, dan tidak adanya hubungan kekerabatan dengan dosis. Peningkatan jumlah leukosit disebabkan oleh leukemia serta gangguan pada sumsum tulang sedangkan penurunan jumlah leukosit disebabkan oleh infeksi virus, leukemia, anemia aplastik pernisiosa. Tabel XXXIII. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar leukosit WBC tikus betina tiap kelompok Perlakuan Kadar leukosit WBC Nilai p Pre µL Mean ±SEM Post µL Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 7.854±952,48 13.806±3.098,04 0,177 TB Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 9.220±1.035,35 13.658±1.503,59 0,014 B Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 7.530±483,29 12.860±1.574, 03 0,010 B Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 8.518±419,39 13.454±832,57 0,005 TB Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 8.100± 549,73 15.928±2.237,22 0,030 B Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 17. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar leukosit WBC tikus betina antar kelompok perlakuan Tabel XXXIV. Hasil uji Scheffe kadar leukosit WBC tikus betina setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkgBB = Perlakuan Kontrol Aquadest e. Pemeriksaan terhadap kadar MCV tikus betina Pada tabel XXXV menunjukkan hasil analisis paired T-test kadar MCV sebelum dan sesudah perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari. Pada infusa daun sirsak 108 mgkgBB diperoleh hasil berbeda bermakna dilihat dari nilai Mean ± SEM yakni terjadi penurunan MCV pada tikus betina. Apabila dilihat perbandingan pre dan post perlakuan infusa daun sirsak, pada semua kelompok perlakuan serta kelompok kontrol aquadest terjadi penurunan kadar MCV. Penurunan kadar MCV ini bersifat individual karena nilai Mean±SEM pada tiap kelompok perlakuan menunjukkan nilai yang semakin meningkat atau semakin menurun seiring peningkatan dosis. Pada infusa daun sirsak 180; 301, 503 mgkgBB terdapat perbedaan tidak bermakna. Hasil uji One Way Anova diperoleh nilai p 0,459 maka nilai p0,05 artinya terdapat perbedaan tidak bermakna pada kadar MCV tikus betina akibat perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari. Hasil uji Scheffe untuk melihat penegasan hasil kebermaknaan antar kelompok perlakuan yang dibandingkan dengan kontrol aquadest dan menilai kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Hasil uji Scheffe XXXVI menunjukkan perbedaan tidak bermakna pada tiap kelompok perlakuan apabila dibandingkan dengan kontrol dan tidak ditemukan kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Dapat dilihat juga pada gambar 19, diagram batang rata-rata kadar MCV menunjukkan tidak adanya kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Pada penelitian ini, terdapat penurunan MCV dilihat dari nilai Mean±SEM tabel XXXV. Namun penurunan MCV pada tikus betina ini, tidak signifikan setelah di analisis dengan uji Scheffe. Implikasi klinik terhadap kadar MCV adalah bahwa pada penurunan nilai MCV terlihat pada pasien anemia kekurangan besi, anemia pernisiosa dan talasemia disebut juga anemia mikrositik. Peningkatan nilai MCV terlihat pada penyakit hati, kekurangan folatvitamin B12, dan terapi valproat, yang disebut juga anemia makrositik. Tabel XXXV. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar MCV tikus betina tiap kelompok disajikan dalam bentuk Mean±SEM Perlakuan Kadar MCV Nilai p Pre fl Mean ±SEM Post fl Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 60,26±0,76 58,50±1,04 0,033 B Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 61,64±1,36 58,48±2,27 0,060 TB Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 59,78±0,84 55,96±1,07 0,089 TB Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 60,78±0,45 58,36±0,9 0,055 TB Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 59,16±0,53 56,26±0,73 0,048 B Keterangan; TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 18. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar MCV tikus betina antar kelompok perlakuan Tabel XXXVI. Hasil uji Scheffe kadar MCV tikus betina setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkkgBB = Perlakuan Kontrol Aquadest f. Pemeriksaan terhadap kadar MCH tikus betina Hasil analisis data kadar MCH tikus betina yang mendapat perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari yang diuji dengan uji paired T-test menunjukkan perbedaan tidak bermakna pada kelompok tikus betina yang mendapat perlakuan infusa daun sirsak 108;, 180;, 503 mgkgBB sedangkan kelompok tikus betina yang menerima perlakuan infusa daun sirsak 301 mgkgBB menunjukkan perbedaan bermakna. Untuk melihat secara lebih nyata ada tidaknya perbedaan bermakna dan tidak bermakna ini dilanjutkan dengan uji One Way Anova dan uji Scheffe. Uji One Way Anova untuk melihat pengaruh pemberian infusa daun sirsak antar kelompok perlakuan yang dibandingkan dengan kontrol aquadest sedangkan uji Scheffe untuk melihat kelompok perlakuan mana sajakah yang berbeda secara nyata apabila dibandingkan dengan kontrol aquadest. Hasil uji One Way Anova menunjukkan nilai probabilitas 0,595. Nilai p0,05 menunjukkan perbedaan tidak bermakna terhadap kadar MCH antar kelompok perlakuan bila dibandingkan dengan kontrol. Hal ini berarti infusa daun sirsak tidak berpengaruh terhadap kadar MCH yang diberikan pada tiap kelompok perlakuan selama 30 hari. Hasil uji Scheffe tabel XXXIII juga menentukan bahwa terdapat perbedaan tidak bermakna pada tiap kelompok perlakuan dan tidak adanya kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Diagram batang gambar 19, yang turut menjelaskan bahwa tidak ada kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Tabel XXXVII. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar MCH tikus betina tiap kelompok disajikan dalam bentuk Mean ± SEM Perlakuan Kadar MCH P Pre pg Mean ±SEM Post pg Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 19,28±0,11 19,42±0,24 0,544 TB Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 19,16±0,33 19,70±0,41 0,015 B Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 18,86±0,14 19,32±0,96 0,110 TB Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 19,16±0,81 19,98±0,44 0,093 TB Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 19,00±0,11 19,48±0,21 0,058 TB Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 19. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar MCH tikus betina antar kelompok perlakuan Tabel XXXVIII. Hasil uji Scheffe kadar MCH tikus betina setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkgBB = Perlakuan Kontrol Aquadest g. Pemeriksaan terhadap kadar MCHC tikus betina Tabel XXXIX merupakan hasil analisis kadar MCHC dengan paired T-test sebelum dan sesudah perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada semua kelompok perlakuan terdapat perbedaan yang bermakna. Perbedaan bermakna yang dimaksud adalah terjadi peningkatan kadar MCHC dilihat dari nilai Mean±SEM pada tiap kelompok perlakuan infusa daun sirsak maupun pada kontrol aquadest. Tetapi apabila dilihat hasil uji Scheffe tabel XL, terdapat perbedaan tidak bermakna pada semua kelompok perlakuan. Hasil uji One Way Anova juga menunjukkan nilai probabilitas 0,354. Nilai p0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tidak bermakna pada kadar MCHC yang mendapat perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari apabila dibandingkan dengan kontrol. Ditemukan informasi juga bahwa tidak terdapat kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis dilihat dari hasil uji Scheffe dan profil diagram batang gambar 20. Peningkatan pada kadar MCHC dalam penelitian ini, dimungkinkan karena ada kaitanya dengan peningkatan hemoglobin pada tikus betina tabel 27, namun peningkatan ini juga tidak signifikan dan masih dalam batas normal. Tabel XXXIX. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar MCHC tikus betina tiap kelompok disajikan dalam bentuk Mean ± SEM Perlakuan Kadar MCHC Nilai p Pre gdL Mean ±SEM Post gdL Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 32±0,25 33,22±0,49 0,010 B Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 31,1±0,21 33,86±0,71 0,007 B Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 31,56±0,47 34,56±0,60 0,029 B Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 31,52±0,25 34,24±0,26 0,001 B Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 32,08±0,35 34,64±0,51 0,032 B Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 20. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar MCHC tikus betina antar kelompok perlakuan Tabel XL. Hasil uji Scheffe kadar MCHC tikus betina setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkgBB = Perlakuan Kontrol Aquadest h. Pemeriksaan terhadap kadar RDW tikus betina Tabel XLI menunjukkan perbedaan bermakna kadar RDW tikus betina pada kelompok infusa daun sirsak 108 mgkgBB. Perbedaan bermakna yang dimaksud adalah peningkatan kadar RDW dari pre perlakuan dan post perlakuan dilihat dari nilai Mean ± SEM. Nilai Mean ± SEM pre perlakuan 14,88±0,18 dan post perlakuan 18,16±0,31. Akan tetapi bila dilihat pada hasil uji scheffe terdapat perbedaan tidak bermakna maka dapat disimpulkan peningkatan kadar RDW masih dalam batas normal. Hasil uji Anova pada kadar RDW menunjukkan nilai probabilitas 0,037. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan. Hasil uji Scheffe dan profil diagram batang kadar RDW menunjukkan tidak adanya kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Perbedaan bermakna yang diperoleh pada kelompok infusa daun sirsak 108 mgkgBB bersifat individual. Jadi pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari tidak berpengaruh terhadap kadar RDW. RDW digunakan sebagai parameter pengukuran kisaran ukuran sel darah merah. Hasil tes ini dapat membantu mendiagnosis jenis anemia dan kekurangan beberapa vitamin. Implikasi klinis terhadap peningkatan Red Blood Cell Distribution Width RDW adalah terjadi anemia makrositik dan sebaliknya penurunan RDW menunjukkan adanya anemia jenis mikrositik. Tabel XLI. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar RDW tikus betina tiap kelompok disajikan dalam bentuk Mean ± SEM Perlakuan Kadar RDW Nilai p Pre Mean ±SEM Post Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 14,88±0,18 18,16±0,31 0,002 B Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 15,72±0,52 15,96±0,65 0,817 TB Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 15,22±0,29 16,06±0,74 0,443 TB Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 15,64±0,67 17,46±0,47 0,131 TB Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 15,12±0,59 17,08±0,33 0,036 B Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 21. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar RDW tikus betina antar kelompok perlakuan Tabel XLII. Hasil uji Scheffe kadar RDW tikus betina setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkgBB = Perlakuan Kontrol Aquadest i. Pemeriksaan terhadap kadar trombosit PLT tikus betina. Hasil analisis terhadap kadar trombosit PLT tikus betina, menunjukkan bahwa pada perbandingan Mean ± SEM sebelum pre dan sesudah post perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tidak bermakna pada kelompok infusa daun sirsak 108;, 180; 301 mgkgBB dan pada kontrol aquadest 8333 mgkgBB. Pada infusa daun sirsak 503 mgkgBB menunjukkan perbedaan yang bermakna yaitu peningkatan kadar trombosit PLT. Namun apabila dilihat pada tabel hasil uji Scheffe, hal menunjukkan perbedaan tidak bermakna. Hasil uji One Way Anova menunjukkan nilai probabilitas 0,068 dari nilai probabilitas ini dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan tidak perbedaan bermakna pada tiap kelompok perlakuan dan infusa daun sirsak yang diberikan selama 30 hari tidak berpengarruh terhadap kadar trombosit tikus betina. Hasil uji Scheffe tabel XLIV menunjukkan tidak adanya kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Dapat dilihat juga pada diagram batang rata-rata kadar trombositPLT gambar 22. Tabel XLIII. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar Trombosit PLT tikus betina tiap kelompok Perlakuan Kadar trombosit Nilai p Pre µL Mean ±SEM Post µL Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 981.600±44.677,28 929.800±1.0931 0,509 TB Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 894.200±71.556,55 961.200±34.249,67 0,204 TB Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 838.000±36.246,37 885.800±80.071,46 0,576 TB Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 958.400±25.669,41 1.188.400±79.169,18 0,037 B Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 983.200± 20.703,62 908.600±56.875,83 0,214 TB Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 22. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar trombosit PLT tikus betina antar kelompok perlakuan Tabel XLIV. Hasil uji Scheffe kadar trombosit PLT tikus betina setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkgBB = Perlakuan Kontrol Aquadest j. Pemeriksaan terhadap kadar limfosit tikus betina. Hasil analisis terhadap data kadar limfosit tikus betina dengan membandingkan data kadar sebelum pre perlakuan dan sesudah post perlakuan infusa daun sirsak menunjukkan perbedaaan tidak bermakna pada kelompok infusa daun sirsak 108; 503 mgkgBB serta kelompok kontrol aquadest. Pada infusa daun sirsak 180;, 301 mgkgBB terdapat perbedaan yang bermakna yaitu terjadi penurunan kadar limfosit, dilihat dari nilai Mean ± SEM. Nilai Mean ± SEM infusa daun sirsak 180 mgkgBB pre perlakuan infusa daun sirsak adalah 78,8±1,96 dan post perlakuan infusa daun sirsak adalah 67,2±3,58 Sedangkan nilai Mean ± SEM infusa daun sirsak 301 mgkgBB pre perlakuan infusa daun sirsak adalah 77,8±3,39 dan post perlakuan infusa daun sirsak adalah 66,2±3,9. Apabila dilihat tabel XLV, hasil uji Scheffe menunjukkan perbedaan tidak bermakna antar kelompok perlakuan bila dibandingkan dengan dosis. Dan uji scheffe ini dapat dijadikan juga sebagai indikator penilaian kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Pada hasil uji ini tidak ditemukan kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Pada gambar 22, profil diagram batang rata-rata kadar limfosit menunjukkan bahwa tidak terdapat kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Tabel XLV. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar Limfosit tikus betina tiap kelompok Perlakuan Kadar limfosit Nilai p Pre Mean ±SEM Post Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 75±6,53 69,2±2,49 0,478 TB Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 78,8±1,96 67,2±3,58 0,046 B Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 77,8±3,39 66,2±3,9 0,045 B Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 77,6±2,27 73,8±2,53 0,139 TB Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 77,6±2,42 71,2±3,27 0,056 TB Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 23. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar limfosit tikus betina antar kelompok perlakuan Tabel XLVI. Hasil uji Scheffe kadar limfosit tikus betina setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkgBB = Perlakuan Kontrol Aquadest k. Pemeriksaan terhadap kadar neutrofil tikus betina Hasil uji paired T-test kadar neutrofil menunjukkan perbedaan tidak bermakna pada semua kelompok perlakuan. Hal ini berarti infusa daun sirsak tidak berpengaruh terhadap perubahan kadar neutrofil. Selanjutnya pada uji One Way Anova menunjukkan nilai probabilitas 0,152. Nilai p0,05 menunjukkan bahwa pada tiap kelompok perlakuan terdapat perbedaan tidak bermakna yang ditimbulkan oleh pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari. Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa tidak terdapat kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Dapat juga dilihat pada gambar 23, profil diagram batang rata-rata kadar neutrofil. Tabel XLVII. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar neutrofil tikus betina tiap kelompok disajikan dalam bentuk Mean ± SEM Perlakuan Kadar neutrofil Nilai p Pre Mean ±SEM Post Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 20,2±6,18 22±2,47 0,813 TB Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 17±1,26 26,6±3,64 0,058 TB Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 19,2±3,31 26,8±4,07 0,153 TB Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 15,6±0,93 16±1,51 0,779 TB Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 16,4±2,27 21,8±3,7 0,090 TB Keterangan: TB= berbeda tidak bermakna jika p0,05 B= berbeda bermakna jika p 0,05 Gambar 24. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar neutrofil tikus betina antar kelompok perlakuan Tabel XLVIII. Hasil uji Scheffe kadar neutrofil tikus betina setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkgBB = Perlakuan Kontrol Aquadest l. Pemeriksaan terhadap kadar monosit tikus betina Hasil uji normalitas kadar monosit tikus betina dengan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai probabilitas 0,031 dengan demikian p0,05 yang berarti distribusi data tidak normal. Analisis tidak dapat menggunakan One Way Anova karena distribusi data tidak normal. Untuk data kadar monosit ini di uji dengan paired T-test kemudian di uji dengan uji non parametrik Kruskal-Wallis dan uji post hoc Mann-Whitney. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan nilai probabilitas 0,323 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada tiap kelompok perlakuan. Selanjutnya, uji Mann-Whitney untuk membandingkan data post perlakuan infusa daun sirsak dan data kontrol aquadest. Di peroleh bahwa perbandingan perlakuan antar dosis menunjukkan perbedaan tidak bermakna. Tabel XLIX. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar monosit tikus betina tiap kelompok disajikan dalam bentuk Mean±SEM Perlakuan Kadar monosit Nilai p Pre Mean ±SEM Post Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 3,8±0,86 6±0,63 0,020 B Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 3±0,84 5,2±1,24 0,086 TB Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 1,8±0,86 5,8±0,66 0,037 B Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 4,8±0,97 8±1,45 0,083 TB Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 4,8±1,46 5,8±0,37 0,430 TB Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 25. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar monosit tikus betina antar kelompok perlakuan Tabel L. Hasil uji Mann-Whitney kadar monosit tikus betina setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - TB KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkgBB = Perlakuan Kontrol Aquadest m. Pemeriksaan terhadap kadar eosinofil tikus betina Seperti pada uji normalitas pada kadar monosit, hasil uji normalitas kadar eosinofil juga menunjukkan nilai P0,05 yaitu 0,009. Maka analisis yang digunakan adalah analisis non parametrik Kruskal-Wallis dan analisis Post hoc Mann-Whitney. Tabel LI. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar eosinofil darah tikus betina tiap kelompok disajikan dalam bentuk Mean ± SEM Perlakuan Kadar eosinofil Nilai p Pre Mean ±SEM Post Mean ±SEM Infusa daun sirsak 108 mgkg BB 1±0 2,8±1,39 0,266 TB Infusa daun sirsak 180 mgkg BB 1,2±0,37 1±0 0,621 TB Infusa daun sirsak 301 mgkg BB 1,2±0,20 1,2±0,37 1,00 TB Infusa daun sirsak 503 mgkg BB 2,0±0,77 2,2±0,96 0,621 TB Kontrol aquadest 8333 mgkg BB 1,2±0,20 1,2±0,49 1,00 TB Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05 Gambar 26. Diagram batang rata-rata ± SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar eosinofil tikus betina antar kelompok perlakuan Tabel LII. Hasil uji Mann-Whitney kadar eosinofil tikus betina setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari Perlakuan mgkg BB IDS 108 IDS 180 IDS 301 IDS 503 KA 8333 IDS 108 - TB TB TB TB IDS 180 TB - TB TB TB IDS 301 TB TB - TB TB IDS 503 TB TB TB - B KA 8333 TB TB TB TB - Keterangan: TB= perbedaan tidak bermakna jika p0,05; B= perbedaan bermakna jika p0,05. IDS 108 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis I IDS 180 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis II IDS 301 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis III IDS 503 mgkg BB= Perlakuan Infusa Daun Sirsak peringkat dosis IV KA 8333 mgkgBB = Perlakuan Kontrol Aquadest Hasil uji paired T-test pada kadar eosinofil pre dan post perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari menunjukkan perbedaan tidak bermakna pada tiap kelompok perlakuan. Tahap uji selanjutnya adalah uji Kruskal- Wallis . Hasil uji Kruskal-Wallis pada kadar eosinofil post perlakuan menunjukkan nilai probabilitas 0,643. Nilai ini menandakan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna pada perubahan kadar eosinofil. Untuk mengetahui secara jelas kelompok perlakuan mana yang menunjukkan perbedaan maka dilakukan analisis menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil analisis Mann-Whitney menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan infusa daun sirsak 503 mgkgBB yang dibandingkan terhadap kontrol aquadest menunjukkan perbedaan yang bermakna dan fenomena ini bersifat individual sebab pada kelompok perlakuan infusa daun sirsak 108, 180, 301 mgkgBB, yang dibandingkan terhadap kontrol menunjukkan perbedaan tidak bermakna. Hal ini berarti infusa daun sirsak yang diberikan selama 30 hari tidak berpengaruh terhadap kadar eosinofil dan tidak ada kekerabatan antara spektrum efek toksik dengan dosis. Hasil uji Mann- Whitney juga dapat memberikan informasi mengenai tidak adanya kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis. Pada gambar 26, diagram batang rata-rata kadar eosinofil menunjukkan tidak ada kekerabatan spektrum efek toksik dengan dosis.

D. Pengamatan Perubahan Berat Badan Tikus Jantan dan Betina Akibat Perlakuan Infusa Daun Sirsak