Latar Belakang Uji toksisitas subkronis infusa daun sirsak ( Annona muricata L.) kajian terhadap sistem hematologi pada tikus jantan dan betina

1

BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan tanaman obat-obatan. Hal ini didukung oleh kondisi alam yang subur sehingga tanaman mudah tumbuh dengan baik di berbagai daerah di Indonesia. Penggunaan tanaman sebagai obat tradisional makin marak dimasyarakat khususnya masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Selain itu dengan adanya isu back to nature di dunia barat yang kembali mengakui tradisi pengobatan timur khususnya Asia yakni pengobatan menggunakan tanaman sebagai obat atau pengobatan menggunakan bahan alam menyebabkan meluasnya penggunaan tanaman- tanaman yang berkhasiat obat. Obat tradisional merupakan obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau campuran bahan- bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman Depkes RI, 2003. Salah satu dari tanaman yang berkhasiat obat adalah tanaman sirsak. Secara khusus, daun sirsak akhir-akhir ini digunakan sebagai obat tradisional yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Air rebusan daun sirsakinfusa daun sirsak yang dikonsumsi di masyarakat sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit atau untuk mencegah penyakit dapat memberikan efek farmakologis misalnya sebagai antikanker, antiplasmodik, antidiare, antidiabetes, dan memiliki efek hepatoprotektif Arthur, Woode, Terlabi dan Larbie 2011. Pengetahuan masyarakat tentang obat tradisional dapat mencegah, menyembuhkan, memulihkan kesehatan dan meningkatkan kesehatan menjadikan masyarakat mengkonsumsi obat tradisional tersebut secara terus-menerus. Padahal tidak menutup kemungkinan bahwa penggunaan terus-menerus dari obat tradisional tersebut dapat menyebabkan toksisitas. Telah dilakukan penelitian mengenai kegunaan dan kandungan kimia daun sirsak oleh Mc. Laughin, Liau, dan Alali, 1999 terutama sebagai antikanker karena mengandung senyawa acetogenins. Kebiasaan masyarakat mengkonsumsi air rebusan daun sirsak dalam jangka waktu yang lama tanpa pengetahuan mengenai dosis yang benar. Belum banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar dosis yang aman jika daun sirsak dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Sistem hematologidarah merupakan salah satu organ penting dalam tubuh makhluk hidup. Peranan darah dalam tubuh adalah sebagai berikut: sebagai pengangkutpengedar sari makanan, pengedar hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin yang dilakukan oleh plasma darah, sebagai penyedia bahan pelindung terhadap serangan kumanmikroorganisme dilakukan oleh sel darah putih, sebagai pengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh sel-sel darah merah, menutupi luka yang dilakukan oleh keping-keping darah dan menjaga kestabilan suhu tubuh Pearce, 2009. Sistem hematologidarah yang demikian penting peranannya dalam tubuh, apabila terpapar senyawa-senyawa yang dikonsumsi dalam dosis besar yang menyebabkan ketoksikan sistem hematologidarah maka akan sangat mempengaruhi fungsi dan peranannya tersebut. Pengaruh efek toksik dari senyawa-senyawa dapat berupa perubahan kadar sistem hematologidarah baik peningkatan maupun penurunan kadar yang tidak sesuai dengan range normal. Sebagai contoh, salah satu komponen darah yakni leukosit. Leukosit berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Jika terjadi peningkatan leukosit leukositosis menyebabkan inflamasiradang akut. Peningkatan leukosit yang sangat tinggi dapat djumpai pada penderita kanker post operasi. Jika terjadi penurunan jumlah leukosit leukopenia sistem kekebalan tubuh berkurang untuk melawan kuman penyakit. Leukopenia biasanya disebabkan oleh infeksi virus, leukemia atau disebabkan oleh konsumsi obat antimetabolit, antibiotik, kemoterapi, dan antikonvulsan. Depkes RI, 2011. Penelitian Arthur et al, 2011 telah melaporkan mengenai uji toksisitas akut dan subkronis ekstrak air daun sirsak Annona muricata Linn. yang diberikan pada mencit selama 14 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadi peningkatan limfosit seiring dengan peningkatan dosis namun perubahan tersebut tidak signifikan baik pada jumlah limfosit maupun jumlah White Blood Cell WBC. Penggunaan air rebusan daun sirsak dalam jangka panjang sebagai anti kanker pada masyarakat membutuhkan informasi ketoksikan jangka panjang. Oleh karena itu, perlu adanya uji toksisitas secara subkronik selama 30 hari pada sistem hematologidarah tikus yang mencakup nilai hemoglobin, eritrosit, hematokrit, RDW red blood cell distribution width, MCV mean corpuscular volum , MCH mean corpuscular hemoglobin, MCHC mean corpuscular hemoglobin concentration , trombosit PLT, leukosit, limfosit, eosinofil, monosit, neutrofil, basofil, LED jam I dan LED jam II. Adapun perubahan sistem hematologi merupakan perubahankekacauan biokimia yang merupakan salah satu wujud efek toksik. Wujud efek toksik berupa perubahan biokimia ini, dapat menyebabkan peningkatan atau pengurangan aktivitas pada sistem hematologi. Perubahankekacauan biokimiawi biasanya merupakan salah satu tahap awal menuju perubahankekacauan struktural akibat efek toksik Donatus, 2001. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat luas agar dapat mengetahui efek toksik yang dapat ditimbulkan pada sistem hematologidarah akibat konsumsi infusa daun sirsak secara berulang dalam jangka waktu yang lama dengan mengevaluasi perubahan kadar pada sistem hematologi darah.

1. Perumusan masalah

a. Seberapa besar wujud efek toksik yang dapat ditimbulkan infusa daun sirsak berupa perubahankekacauan biokimia sistem hematologi tikus jantan dan betina yang dievaluasi dari perubahan kadar sistem hematologi? b. Apakah terdapat hubungan kekerabatan antara dosis infusa daun sirsak yang diberikan secara subkronik dengan perubahan kadar sistem hematologi pada tikus jantan dan betina?

2. Keaslian penelitian

Penelitian-penelitian yang telah dipublikasikan tentang penggunaan sirsak adalah sebagai berikut: a. Sirsak Annona muricata L.: Hematologi Darah dan Biokimia Serum pada Tikus Sprague Dawley Syahida, Maskat, Suri, Mamot, and Hadijah, 2012. Penelitian ini dilakukan secara in vivo, yang dilakukan selama 28 hari pada dosis bertingkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daging buah Annona muricata L. tidak menimbulkan efek negatif terhadap sistem hematologi meskipun terdapat adanya peningkatan secara signifikan secara statistik p0,05 pada platelet. Hasil uji biokimia serum menunjukkan bahwa ekstrak Annona muricata L. tidak menimbulkan gagal hati dan ginjal. Total antioxidant status TAS menunjukkan peningkatan signifikan seiring peningkatan dosis. Namun, peningkatan ini masih dalam batas normal. Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian dilakukan dengan menggunakan bahan uji ekstrak daging buah sirsak sedangkan penelitian yang dilakukan menggunakan bahan uji berupa infusa daun sirsak. b. Uji toksisitas akut dan subkronik ekstrak air Annona muricata Linn. terhadap hewan Arthur et al., 2011. Penelitian ini dilakukan hanya dalam waktu 14 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadi peningkatan limfosit seiring dengan peningkatan dosis namun perubahan tersebut tidak signifikan baik pada jumlah limfosit maupun jumlah WBC white blood cell. Menurut penulis, penelitian selama 14 hari belum dapat menggambarkan potensi ketoksikan infusa daun sirsak karena konsumsi infusa daun sirsak dimasyarakat dalam jangka waktu lama lebih dari 14 hari. Dan berdasarkan penelusuran, sejauh penulis ketahui belum dilakukan penelitian uji toksisitas subkronis infusa daun sirsak Annona muricata L.: kajian terhadap sistem hematologi pada tikus jantan dan betina selama 30 hari.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis. Memberikan informasi mengenai toksisitas subkronis infusa daun sirsak terhadap sistem hematologi. b. Manfaat praktis. Memberikan informasi pada masyarakat luas, mengenai keamanan infusa daun sirsak yang dikonsumsi dalam jangka waktu lama tentang wujud efek toksik berupa perubahankekacauan biokimia terhadap sistem hematologi yang dievaluasi dari perubahan kadar sistem hematologi dan menilai hubungan efek toksik dan dosis.

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum