Rumusan Masalah Kerangka Berpikir Konsep Penelitian

2 dan mancanegara. Tukad Ayung juga dimanfaatkan oleh masyarakat terdekat untuk kebutuhan domestik seperti: mandi, cuci dan kakus, untuk kepentingan kegiatan sosial religius, upacara melasti, nganyut sehingga terjadi konflik kepentingan dalam pemanfaatan air Tukad Ayung Bappeda Provinsi Bali, 2002. Penggunaan lahan di bagian hulu DAS didominasi kebun campuran, tegalan, semak tanpa perlakuan konservasi tanah dan air secara baik. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan erosi dan terjadinya degradasi lahan yang pada akhirnya menurunkan produktivitas lahan. DAS Ayung bagian tengah terutama di wilayah Kabupaten Gianyar, di sepanjang tepian sungai yang menghadap ke jurang dibangun sarana penunjang pariwisata seperti hotel dan restoran seharusnya kawasan konservasi, sedangkan di bagian hilir DAS Ayung terjadi konversi lahan dominan ke permukiman dan jasa pariwisata. Laju alih fungsi lahan terjadi dengan cepat dari pertanian ke bukan pertanian sehingga penutupan lahan berkurang, karena dibangun untuk daerah permukiman, terlebih adanya pembukaan Land Consolidation LC, Dinas Tata Ruang dan Perumahan, 2013. Mengatasi hal tersebut, perlu upaya perbaikan terhadap kondisi DAS dengan konservasi tanah dan air, sehingga terkendalinya hubungan timbal balik sumberdaya alam dan lingkungan DAS.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah: 1 Bagaimanakah debit DAS Ayung? 2 Bagaimanakah tingkat erosi DAS Ayung? 3 Berapakah pendapatan petani di DAS Ayung? dan 3 4 Bagaimanakah pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap debit dan tingkat erosi di DAS Ayung?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah 1 Menganalisis debit DAS Ayung 2. Mengetahui tingkat erosi di DAS Ayung 3 Menganalisis pendapatan petani di DAS Ayung serta 4 Menganalisis pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap debit dan tingkat erosi di DAS Ayung.

II. KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kerangka Berpikir

DAS Ayung mengalami permasalahan karena adanya alih fungsi peruntukan lahan dari pertanian ke non-pertanian, yang berakibat kurangnya penutupan lahan oleh vegetasi, dampak hal tersebut adalah terjadi erosi. Erosi menyebabkan hilangnya lapisan tanah yang subur, terjadi sedimentasi di sungai, dan debit air sungai menurun. Debit DAS dianalisis dengan menggunakan model SWAT Ardiansyah et al., 2005; Mosher, 2004 ; Notter, 2009. Perubahan respon hidrologi akibat perubahan penggunaan lahan juga dapat dilihat dari rasio antara debit maksimum dan debit minimum Prastowo, 2003. Rasio ini digunakan sebagai indikator apakah pengelolaan suatu DAS berhasil atau tidak sehingga dapat diketahui apakah suatu DAS telah mengalami kerusakan atau tidak. Apabila fluktuasi debit maksimum dan minimum tinggi, berarti bahwa DAS mengalami kerusakan fungsi hidrologi, sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi DAS telah terganggu serta terjadinya degradasi kualitas DAS. 4 Penggunaan lahan eksisting Perencanaan perubahan penggunaan lahan Skenario Simulasi Dalam pengelolaan DAS, selain kondisi hidrologi, tingkat erosi, aspek pendapatan sangat berperanan penting. Pendapatan diketahui dengan menganalisis usahatani petani di DAS Ayung. Pendapatan adalah total pemasukan dari usahatani utama dan sampingan. Pengeluaran adalah total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi Soekartawi, 1995. Secara ringkas kerangka berpikir penelitian disajikan pada Gambar 2.1 KONDISI DAS AYUNG Gambar. 2.1 Kerangka Berpikir

2.2 Konsep Penelitian

Konsep penelitian dimulai dari: a Penjajagan ke lapangan untuk menentukan lokasi penelitian, b Kompilasi peta DAS, peta DEM, peta jenis tanah, peta lereng dan peta penggunaan lahan sehingga didapatkan peta unit respo hidrologi URH, c Pengambilan sampel tanah ke lapangan, d Analisa sifat fisik dan kimia tanah di laboratorium, e Analisis data Konsep penelitian dapat dirinci seperti bagan alir pada Gambar 2.2 Pendapatan petani statistik deskriptif Debit SWAT Erosi USLE 5 Gambar 2.2 Konsep Penelitian

2.3 Hipotesis