10
Hasil analisis menunjukkan debit hasil model pola hampir sama dengan debit observasi, artinya model
dapat digunakan untuk melakukan simulasi.
Gambar 4.1 Grafik debit simulasi dan debit observasi
4.2 Erosi di DAS Ayung
Hasil analisis menunjukkan DAS Ayung dengan luas 27.446, 68 ha, jumlah Sub-DAS sebanyak 29,
dengan posisi outlet berada di pantai Padanggalak. Luas Sub-DAS, besarnya erosi untuk masing-masing Sub-
DAS disajikan pada Tabel 4.1.
Berdasarkan hasil analisis dari 29 Sub-DAS, maka Sub-DAS yang memberikan dampak kerusakan adalah
Sub-DAS yang berada di hulu DAS yaitu, Sub-DAS nomor: 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 16, dan 17
Sub-DAS Tukad Bangkumg, Tukad Ayung, Tukad Bunutin, Tukad Mengani, Tukad Kilap, Tukad Sidan,
Tukad Carangsari dengan luasan 16.410,70 ha 59,79.
11
Tabel 4.1 Luas Masing-masing Sub-DAS, Erosi, dan Erosi Hasil
Perbaikan Nilai CP di DAS Ayung
No. Nama Sub-DAS
lokasi desa Luas Sub-DAS
Erosi t ha
-1
th
-1
Erosi Hasil perbaikan
CP Ha
t ha
-1
th
-1
Bag Hulu
1 Sub- DAS Tk. Sidan Belok
611,53 2,23
1,61 0,89
2 Sub- DAS Tk. Bangkung Tambakan
1812,96 6,61
459,72 19,70
3 Sub- DAS Tk. Ayung Ulian
1739,07 6,34
335,13 14,36
4 Sub- DAS Tk. Ayung Blanga
635,4 2,32
252,58 10,13
5 Sub- DAS Tk. Ayung Catur
1583,33 5,77
182,97 7,84
6 Sub- DAS Tk. Bunutin Bunutin
200,36 0,73
665,73 0,63
7 Sub- DAS Tk. Mengani Mengani
24,68 0,09
331,70 14,22
8 Sub- DAS Tk. Mengani Manikliyu
2216,75 8,08
294,72 12,63
9 Sub- DAS Tk. Ayung Bayung Cerik
1016,57 3,70
7,58 0,42
10 Sub- DAS Tk. Kilap Blanga
1102,86 4,02
236,35 10,13
11 Sub- DAS Tk. Kilap Antapan
1115,19 4,06
129,35 1,39
12 Sub- DAS Tk. Sidan Plaga
1703,97 6,21
163,46 1,75
13 Sub- DAS Tk. Ayung Langgahan
697,39 2,54
411,96 17,66
14 Sub- DAS Tk. Ayung Kerta
2003,42 7,30
459,73 19,70
15 Sub- DAS Tk. Carangsari Sulangai
114,89 0,42
0,62 0,62
16 Sub- DAS Tk. Sidan Belok
1525,32 5,56
49,99 21,42
17 Sub- DAS Tk. Bangkung Petang
50,92 0,19
221,97 1,52
18 Sub- DAS Tk. Anak Ayung Buahan
1237,75 4,51
1,52 0,57
19 Sub- DAS Tk. Carangsari Pangsan
585,23 2,13
0,57 0,57
20 Sub- DAS Tk. Anak Ayung Puhu
1255,37 4,57
1,23 0,53
Tengah
21 Sub- DAS Tk. Carangsari Carangsari
723,92 2,64
0,53 0,53
22 Sub- DAS Tk. Medid Taman
748,24 2,73
0,74 0,74
23 Sub- DAS Tk. Ayung Bongkase
650,48 2,37
0,67 0,67
24 Sub- DAS Tk. Anak Ayung M Kelod
1440,95 5,25
0,62 0,62
25 Sub- DAS Tk. Buangga Mambal
433,91 1,58
0,50 0,50
26 Sub- DAS Tk. Ayung Abiansemal
866,03 3,16
0,52 0,52
27 Sub- DAS Tk. Bangkung S. Kaja
37,85 0,14
32,29 0,46
28 Sub- DAS Tk. Bangkung S. Gede
577,94 2,11
0,62 0,62
Hilir
29 Sub- DAS Tk. Ayung Hilir P. galak
734,4 2,68
45,73 9,61
Total 27.446,68
100,00
Sumber: Hasil analisis
Usaha-usaha perbaikan untuk menurunkan erosi dapat dilakukan dengan meningkatkan tutupan tanah
dengan tumpangsari dan penguatan teras. Penguatan teras gulud dengan tanaman penguat teras rumput gajah,
sereh dan tanaman lainnya, karena air hujan yang turun dapat ditahan oleh teras. Air diberi kesempatan untuk
terinfiltrasi, sehingga mengurangi aliran permukaan dan erosi.
12
Lahan semak belukar di lereng yang curam sebaiknya dihutankan dengan tanaman berkayu yang
mempunyai akar banyak dan dalam seperti tanaman albizia, bambu, kluwek dan lain sebagainya. Tanaman
yang bisa tumbuh di lokasi penelitian, sebagai daerah resapan untuk mengurangi kerusakan lingkungan tetapi
mempunyai nilai ekonomi sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
4.3
Analisis Pendapatan Petani Perbedaan pendapatan di hulu, tengah dan hilir
disebabkan oleh perbedaan jenis usahatani, di bagian hulu dominan kebun jeruk sedangkan di bagian tengah
dan hilir DAS Ayung adalah berupa pertanian padi sawah. Pendapatan di bagian hulu secara ekonomi
menguntungkan namun secara lingkungan rentan terhadap erosi, karena tanaman jeruk di tanam secara
monokoultur teras tradisional yang ada tanpa tanaman penguat teras Tabel 4.2.
Pendapatan petani di bagian tengah dan hilir DAS lebih rendah, disebabkan masyarakat di bagian tengah
dan hilir lahan yang dikelola mempunyai luas lahan garapan lebih sempit sekitar 30-36 are, sedangkan di
hulu 61 are. Petani tidak bisa merubah penggunaan lahan menjadi penggunaan lahan untuk tanaman jeruk,
karena sudah merupakan lahan sawah, dengan sistem Subak dimana krama Subak taat pada awig-awig di
subak tersebut.
Hubungan keeratan pendapatan petani dan tingkat erosi selanjutnya dianalisis menggunakan metode Rank
Spearman. Hasil
analisis menunjukkan
bahwa pendapatan tinggi tidak selalu diikuti oleh erosi tinggi
atau sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh pendapatan tinggi karena tanaman utama adalah tanaman jeruk dan
harga ditentukan oleh mekanisme pasar.
13
Tabel 4.2 Perbandingan Pendapatan Petani dan Tingkat Eosi di Bagian
Hulu, Tengah, dan Hilir DAS Ayung RpPetaniTahun
No. U r a i a n
DAS Ayung Bagian
Hulu Bagian Tengah
Bagian Hilir
1. Pendapatan
Kotor π Rphatahun
165.987.641 50.184.416
41.361.561 2.
3. Tingkat Erosi
Luas ha Sangat ringan-
sangat berat: 1,04-724,86
t ha
-1
th
-1
. 0,61
Sangat ringan- sedang dan sangat
berat 0,50- 32,29 dan
221,97 t ha
-1
th
-1
0,30 Sangat ringan :
0,22-12,74 t ha
-1
th
-1
, dan sedang 31,80 t ha
- 1
th
-1
, 0,36
Sumber : Hasil analisis Hipotesis : H
tidak ada hubungan nyata antara tingkat pendapatan petani dan tingkat erosi
H
1
ada hubungan nyata antara tingkat pendapatn petani dan tingkat erosi. H
0 =
diterima Rs =Koefisien Korelasi Rank Spearman = 0,25 R-tabel 5, n=3=1
4.4 Perencanaan Penggunaan Lahan di DAS Ayung.