Rancangan Penelitian Prosedur Penelitian Hidrologi DAS

6 4. Peningkatan luas tutupan lahan dengan perubahan penggunaan lahan semak menjadi hutan sekunder dapat memperbaiki debit dan tingkat erosi di DAS Ayung.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian menggunakan gabungan pendekatan kuantitatif dan deskriptif-kualitatif. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data primer hasil survei ke lapangan dan data sekunder dari instansi terkait.

3.2 Prosedur Penelitian

1. Pengumpulan data primer, dan data sekunder 2. Keseragaman jenis tanah, kelas lereng dan penggunaan lahan digolongkan ke dalam unit respon hidrologi URH. Sampel tanah di bagian hulu DAS Ayung 23 sampel, bagian tengah10 sampel, dan bagian hilir 7 sampel, sehingga didapat 40 sampel. Peta Sub-DAS dan titik pengambilan sampel tanah tersaji pada Gambar 3.1. 3. Analisa sifat fisik tanah dan kimia tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana di Denpasar. 4. Usahatani dianalisis berdasarkan hasil kuisioner sebanyak 77 responden. 5. Melakukan simulasi dengan membangun skenario perubahan penggunaan lahan untuk mengetahui debit dan tingkat erosi di DAS Ayung 6. Prosedur penelitian tersaji pada bagan alir Gambar 3.2 7 Gambar 3.1 Peta Sub-DAS dan Titik Pengambilan Sampel di DAS Ayung 8 Gambar 3.2 Prosedur penelitian

3.3 Metode Analisis Data

Data dianalisis dengan model SWAT untuk debit, metode USLE untuk mengetahui tingkat erosi. Pendapatan petani dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan hubungan tingkat erosi dan pendapatan petani dengan Rank Spearman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hidrologi DAS

Hidrologi DAS dipengaruhi oleh curah hujan terutama proses transformasi hujan menjadi debit. Hujan yang jatuh di suatu DAS akan berubah menjadi aliran di sungai, dengan demikian terdapat hubungan antara hujan dan debit aliran, yang tergantung pada karakteristik DAS. Simulasi Aspek Biofisik Aspek Sosial-Ekonomi Ekonomi 1. Luas lahan garapan 2. Harga saprodi 3. Harga tiap komoditas 4. Tingkat pendapatan Sosial 1. Umur Responden 2. Jumlah anggota keluarga per KK 3. Tingkat pendidikan Perencanaan perubahan penggunaan lahan Skenario Observasi dan Data Sekunder 1. Peta DAS 2. Peta DEM 3. Peta jenis t anah 4. Peta lereng 5. Peta penggunaan lahan Kompilasi ArcMap 10.1 ; ArcGis 10.1; ArcSWAT 12.1 Peta HRUURH pengambilan sampel tanah 1. Dat a Iklim 2. Penggunaan lahan 3. Karakteristik tanah 4. Pengelolaan lahan Analisis Model SWAT Debit MetodeUSLE Erosi Pendapatan Pet ani Metode statistik deskript if Hasil 9

4.1.1 Debit Sungai

Hasil analisis model SWAT debit air sungai di DAS Ayung debit maksimum rata-rata 9,37 m 3 det -1 dan debit minimum rata-rata 2,92 m 3 det -1 dengan koefisien regim sungai 3,20. Debit sebagai output dari proses hidrologi dapat dipakai sebagai indikator untuk menilai kualitas penggunaan lahan suatu DAS. Hasil analisis di atas memberikan gambaran bahwa curah hujan yang menyebabkan terjadinya debit berfluktuasi tinggi, disebabkan terjadi perubahan penggunaan lahan dari hulu sampai ke hilir DAS sehingga tidak berfungsinya ekosistem suatu DAS secara baik. Curah hujan yang jatuh semua menjadi aliran permukaan karena tutupan lahan berubah, tajuk tanaman atau kanopi kurang menutup permukaan tanah dengan rapat sehingga ada permukaan tanah terbuka. Energi kinetik yang besar dari curah hujan yang turun tidak ada yang meredam karena kurangnya tutupan tanah, curah hujan yang mengenai permukaan tanah semua menjadi aliran permukaan, kemudian masuk ke badan sungai menyebabkan debit sungai besar pada musim hujan dan kecil pada musim kemarau. Artinya fungsi DAS tidak mampu sebagai pengelola tata air yang baik terbukti masih ada fluktuasi debit air sungai yang cukup besar. Selain pengaruh curah hujan perubahan pada debit karena dipengaruhi oleh jenis tanah, kemiringan lereng dan penggunaan lahan 4.1.2 Kalibrasi Model Kalibrasi dilakukan untuk memperoleh debit simulasi yang mendekati nilai observasi. Debit hasil simulasi dan hasil observasi disajikan pada Gambar 4.1. 10 Hasil analisis menunjukkan debit hasil model pola hampir sama dengan debit observasi, artinya model dapat digunakan untuk melakukan simulasi. Gambar 4.1 Grafik debit simulasi dan debit observasi

4.2 Erosi di DAS Ayung