Model Pembelajaran Langsung Model Pembelajaran Tidak Langsung Model PembelajaranBerdasarkan Masalah Model Pembelajaran Kooperatif

28 Mills Agus Suprijono, 2009:45 berpendapat bahwa model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang nantinya akan digunakan oleh seorang pendidik atau guru sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. Beberapa model pembelajaran menurut Suprijono 2009:45 antara lain yaitu model pembelajaran langsung, model pembelajaran tidak langsung, model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran berbasis masalah.

a. Model Pembelajaran Langsung

Model Pembelajaran langsung adalah salah suatu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan 29 pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah Trianto, 2007:29.

b. Model Pembelajaran Tidak Langsung

Merupakan strategi pembelajaran yang memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa yang paling tinggi karena fungsi guru disini hanyalah sebagai fasilitator, siswa lebih banyak belajar melalui observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi data, dan pembentukan hipotesis A Majid, 2013: 10-12.

c. Model PembelajaranBerdasarkan Masalah

Menurut Arends yang dikutip oleh Trianto 2007:68, Pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan meraka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Berdasarkan permasalahan yang ada di sekolah tempat penelitian, yaitu siswa yang masih pasif dan kurang terlibat dalam pembelajaran. Maka penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif sebagai alternatif yang dapat mengatasi permasalahan tersebut karena dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif siswa akan lebih aktif dan dapat saling bekerjasama secara berkelompok. 30

d. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah belajar Isjoni, 2009:22. Kemudian menurut Trianto 2007:42 pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Menurut Chotimah 2009:2 pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan sesama peserta didik dalam tugas-tugas terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbukadan hubungan yang bersifat interdependensi efektif diantara anggota kelompok. Hubungan kerja seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi positif tentang apa yang dapat dilakukan peserta didik untuk mengapai keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan diri secara 31 individu dan sumbangan dari anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok. Selanjutnya Slavin 2005:4-5 mengemukakan alasan yang membuat pembelajaran kooperatif menjadi model pembelajaran yang utama dalam dunia pendidikan: 1 Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, mengembangkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. 2 Pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berpikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan. 32 Pembelajaran kooperatif pada umumnya terdiri beberapa langkah. Secara garis besar dapat dibagi menjadi 6 langkah yang dapat dilihat dari tableberikut: Tabel 1: Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Fase Tingkah laku guru Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Fase-2 Menyajikan informasi Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok- kelompok belajar Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase-5 Evaluasi Fase-6 Memberikan penghargaan Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efesien Guru membimbing kelompok- kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Gurumencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. Ibrahim dkk, 2000:10 Menurut Isjoni 2009:34-35 yang mengutip beberapa pendapat menyatakan bahwa terdapat beberapa keunggulan model pembelajaran kooperatif, yaitu: 33 a Memberikan peluang kepada siswa untuk mengemukakan dan membahas suatu pandangan maupun pengalaman. b Melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir, sosial, mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan. c Memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. d Memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung dari rekan sebaya. e Menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan. Kelemahan model pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam intern dan faktor dari luar ekstern. Faktor dari dalam, yaitu: 1 guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu, 2 agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai, 3 selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan 4 saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif Isjoni,2009:36-37. 34

e. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif