Pengertian dan Tujuan Kebijakan Publik

xx a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dibidang ilmu hukum pada umumnya dan hukum Islam pada khususnya. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan literatur dalam dunia kepustakaan terkait perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum Islam pada khususnya. 2. Manfaat praktis a. Penelitian ini diharapkan mampu menjawab permasalahan yang timbul dalam pembangunan hukum nasional Indonesia. b. Hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi bahan pertimbangan dan tambahan pengetahuan bagi pihak-pihak yang terkait dalam mengambil kebijakan hukum di Indonesia. BAB II LANDASAN TEORI

3. Tinjauan Kebijakan Publik

a. Pengertian dan Tujuan Kebijakan Publik

Istilah kebijakan publik dalam beberapa literatur disebut juga dengan istilah kebijaksanaan publik. 15 Hingga saat ini belum ada kesatuan terkait dengan definisi kebijakan publik dikalangan para ahli. Beberapa ahli mendefinisikan kebijakan publik yaitu: 16 a. Harold D. Laswell 15 Diantaranya yaitu dalam buku Esmi Warassih, Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologis, PT. Suryandaru Utama, Semarang, 2005, hlm. 127 dalam pembahasan bagian ketiga tentang hukum dan kebijaksanaan publik. Bambang Sunggono juga menggunakan istilah kebijaksanaan publik dalam buku yang berjudul Hukum dan Kebijaksanaan Publik. Namun yang dimaksud kebijakan atau kebijaksaan adalah sama dan pembahasan ini istilah yang dipakai adalah istilah kebijakan sebagaimana yang dipakai juga dalam program studi magister ilmu hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. 16 Setiono, Hukum dan Kebijakan Publik, Bahan Matrikulasi, Program Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2008, hlm.3 xxi Kebijakan publik adalah suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktek-praktek yang terarah. b. Thomas R. Dye Kebijakan publik adalah apa saja yang dilakukan maupun tidak dilakukan oleh pemerintah. “ public policy is whatever government choose to do or not to do” . c. Carl J. Frederick Kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan, dan kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu. d. David Easton Kebijakan publik adalah sebuah proses pengalokasian nilai- nilai secara paksa kepada seluruh masyarakat yang dibebankan oleh lembaga yang berwenang seperti pemerintah. Berdasarkan pengertian di atas, kebijakan publik memiliki implikasi sebagai berikut: 17 a. Bentuk awalnya adalah merupakan penetapan tindakan-tindakan pemerintah. b. Kebijakan publik tidak cukup hanya dinyatakan dalam bentuk- bentuk teks formal, namun juga harus dilaksanakan atau diimplementasikan secara nyata. c. Kebijakan publik harus memiliki tujuan-tujuan dan dampak- dampak, baik jangka panjang maupun jangka pendek yang telah dipikirkan secara matang terlebih dahulu. d. Pada akhirnya segala proses yang ada di atas adalah diperuntukkan bagi pemenuhan kepentingan masyarakat. Elemen kebijakan publik menurut Anderson 18 yaitu: a. Kebijakan selalu mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu. b. Kebijakan berisi tindakan atau pola tindakan pejabat-pejabat pemerintah. c. Kebijakan adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah dan bukan apa yang bermaksud akan dilakukan. d. Kebijakan publik bersifat positif merupakan tindakan pemerintah mengenai suatu masalah tertentu dan bersifat negatif keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu. 17 Ibid; hlm. 4 18 Joko Widodo, Analisis Kebijakan Publik Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik, ctk. Pertama, Bayumedia Publising, Malang, 2007, hlm. 14 xxii e. Kebijakan publik positif selalu berdasarkan pada peraturan perundangan tertentu yang bersifat memaksa otoritatif. Tujuan kebijakan publik menurut Charles O Jones 19 yaitu: a. Memelihara ketertiban umum negara sebagai stabilisator. b. Memajukan perkembangan dari masyarakat dalam berbagai hal negara sebagai stimulator. c. Memperpadukan berbagai aktivitas negara sebagai koordiantor. d. Menunjuk dan membagi berbagai benda material dan non material negara sebagai distributor. Orientasi kebijaksanaan adalah kepentingan publik, maka harus mempertimbangkan sarana-sarana yang secara yuridik-pemerintahan dibedakan: 20 a. Sarana untuk pengaturan aktivitas-aktivitas warga negara peraturan perundang-undangan, peraturan-peraturan administrasi dan sarana- sarana sanksi. b. Sarana untuk pengaturan hubungan antara pemerintah dengan yang diperintahkan perlindungan hukum, antara lain dalam bentuk banding atau apel administratif dan pengadilan tata usaha negara, maupun berupa perlindungan kepentingan kepentingan antara lain dalam bentuk inspraak. c. Sarana untuk pengaturan tindakan-tindakan dari dan hubungan antara lembaga-lembaga pemerintahan antara lain berupa pengawasan, perencanaan berjangka, analisis kebijaksanaan dan koordinasi pelaksanaan. Dalam keadaan dan perkembangannya, niscaya tidak bisa lagi mengatakan bahwa hukum merupakan suatu institusi yang netral, bahkan yang terjadi selalu saja memperlihatkan bahwa betapa hukum itu mengalami penggunaan dan sekaligus menjadi alat oleh kekuatan-kekuatan dalam masyarakat untuk mewujudkan tujuan-tujuannya. Hukum merupakan instrumen alat untuk mewujudkan tujuan-tujuan tertentu, menjadikan hukum sebagai sarana yang secara sadar dan aktif digunakan untuk mengatur masyarakat, dengan menggunakan melalui peraturan- peraturan hukum yang dibuat dengan sengaja. Dalam konteks yang 19 Bambang Sunggono, Bambang Sunggono, Hukum dan Kebijaksanaan Publik, Sinar Grafika, Jakarta, 1994, hlm. 13 20 Ibid; hlm. 13 xxiii demikian ini, sudah barang tentu diikuti dan diperhatikan perkembangan- perkembangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat sebagai basis sosialnya. Hukum merupakan suatu kebutuhan yang melekat pada kehidupan sosial itu sendiri, yaitu hukum akan melayani kebutuhan anggota-anggota masyarakat, baik berupa pengalokasian kekuasaan, pendistribusian sumber-sunber daya, serta melindungi kepentingan- kepentingan anggota masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu hukum semakin penting peranannya sebagai sarana untuk mewujudkan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah. Hukum menempati posisi yang strategis dengan peranan yang dapat dimainkannya sebagai sarana untuk mewujudkan tujuan-tujuan kebijaksanaan, atau dengan perkataan lain tujuan-tujuan kebijaksanaan yang dicita-citakan dalam bentuk hukum. Perwujudan dalam bentuk hukum ini tidak terlepas dari tujuan hukum itu sendiri yaitu untuk mengatur masyarakat secara efektif dengan menggunakan peraturan-peraturan hukum yang dibuat dengan sengaja. 21

b. Proses Kebijakan Publik