Pembangunan Hukum sebelum Reformasi

xlvi c. Ugeran-ugeran yang langsung timbul sebagai pernyataan kebudayaan orang Indonesia asli, tegasnya sebagai pernyataan rasa keadilan dalam hubungan pamrih Djojodigoeno. d. Perasaan keadilan yang hidup di dalam hati nurani rakyat Soepomo. Hukum adat memiliki peran yang penting dalam pembangunan hukum nasional. Hal ini dapat dilihat dari seminar hukum adat dan pembinaan hukum nasional tanggal 15-17 Januari 1975 di Yogyakarta yang menyimpulkan bahwa:“hukum adat merupakan salah satu sumber yang penting untuk memperoleh bahan-bahan bagi pembangunan hukum nasional, yang menuju pada unifikasi hukum dan yang terutama akan dilakukan melalui pembuatan peraturan-peraturan perundangan dengan tidak mengabaikan timbul atau tumbuh berkembangnya hukum kebiasaan dan pengadilan dalam pembinaan hukum. 58

6. Tinjauan Pembangunan Hukum

a. Pembangunan Hukum sebelum Reformasi

Sistem hukum nasional adalah sebuah sistem hukum meliputi materiil dan formil; pokok dan sektoral yang dibangun berdasarkan ideologi negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta berlaku diseluruh Indonesia. 59 Walaupun Indonesia sudah memiliki UUD 1945 dan sejumlah peraturan perundang-undangan, dan banyak peraturan yang lebih rendah dari undang-undang, akan tetapi sebagian besar peraturan dari perundang- undangan yang berlaku di negara kita masih berasal dari masa sebelum perang dunia kedua. Padahal perubahan ketatanegaraan dari daerah jajahan 58 Ibid, hlm. 70 59 Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari, Dasar-Dasa r Politik Hukum, ctk. Kedua, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm. 65 xlvii menjadi negara merdeka, serta perkembangan dan perubahan masyarakat yang besar telah terjadi dalam kehidupan di negara kita menyebabkan hukum yang berasal dari masa Hindia Belanda dahulu. Dengan lain perkataan, banyak peraturan perundang-undangan sebenarnya tidak mencerminkan cita-cita bangsa dan kurang responsif terhadap kebutuhan masa kini. Akan tetapi untuk mengubah peraturan lama menjadi peraturan baru memerlukan waktu, tenaga dan dana yang besar sekali. 60 Upaya pembangunan hukum pada era sebelum reformasi dapat dilihat dalam uraian TAP MPR No. IVMPR1973 Tentang GBHN dan Tap MPR No. 2MPR1993 Tentang GBHN. Beberapa butir GBHN 1973 mengenai hukum disebutkan sebagai berikut: 61 a. Pembangunan dibidang hukum dalam negara hukum Indonesia adalah berdasar atas landasan sumber tertib hukum yaitu cita-cita yang terkandung pada pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita moral yang luhur yang meliputi suasana kejiwaan serta watak dari bangsa Indonesia yang didapat dalam Pancasila dan UUD 1945. b. Pembinaan bidang hukum harus mampu mengarahkan dan menampung kebutuhan-kebutuhan hukum sesuai dengan kesadaran hukum rakyat yang berkembang ke arah modernisasi menurut tingkat-tingkat kemajuan pembangunan disegala bidang sehingga tercapai ketertiban dan kepastian hukum sebagai prasarana yang harus ditujukan ke arah peningkatan pembinaan kesatuan bangsa, sekaligus berfungsi sebagai sarana menunjang perkembangan modernisasi dan pembangunan yang menyeluruh dilakukan dengan: 1 peningkatan dan penyempurnaan pembinaan hukum nasional dengan antara lain mengadakan pembaharuan, kodifikasi serta 60 Sunaryati Hartono, Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional, ctk. Pertama, Penerbit Alumni, Bandung, 1991, hlm. 177 61 A. Qodry Azizy, Eklektisisme Hukum Na sional Kompetisi Antara Hukum Islam Dan Hukum Umum , ctk. Kedua, Penerbit Gama Media, Yogyakarta, 2004, hlm. 122-123 xlviii unifikasi hukum dibidang-bidang tertentu dengan jalan memperhatikan kesadaran hukum dalam masyarakat. 2 Menertibkan fungsi lembaga-lembaga hukum menurut proporsinya masing-masing. 3 Peningkatan kemampuan dan kewibawaan penegak-penegak hukum. 4 Memupuk kesadaran hukum dalam masyarakat dan membina sikap para penguasa dan para pejabat pemerintah ke arah penegakan hukum, keadilan serta perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia, dan ketertiban serta kepastian hukum sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. GBHN 1993 merupakan kelanjutan dari GBHN-GBHN sebelumnya sejak pemerintah orde baru, sehingga isinya ada kesinambungan program, disatu sisi dan ada kesamaan dalam hal-hal yang dianggap fundamental, terutama sekali ketika dianggap ideologis di sisi lain. GBHN 1993 yang merupakan Tap MPR No. IIMPR1993 juga mencakup Garis-Gars Besar Pembangunan Jangka Panjang Kedua PJP II. Arah kebijakan bidang hukum dalam GBHN 1993 menekankan pada semakin terwujudnya sistem hukum nasional yang bersumber pada Pancasila dan UUD 1945, yang penjabarannya meliputi tiga sektor yaitu materi hukum, aparatur hukum serta sarana dan prasarana hukum. 62 GBHN 1998 sebagai hasil TAP MPR No. IIMPR1998 tidak jauh berbeda secara fundamental dan tampak untuk menyesuaikan dengan tantangan zaman seperti menyebutkan pasar bebas. Namun, baru mulai GBHN 1998 inilah bidang hukum mencakup budaya hukum dan HAM, disamping tiga sektor seperti pada GBHN 1993 yaitu materi hukum, aparatur hukum serta sarana dan prasarana hukum. Akan tetapi GBHN 62 Ibid; hlm. 123-124 xlix 1998 ini tidak sempat terlaksana karena jatuhnya pemerintahan Orde Baru oleh arus reformasi. 63

b. Pembangunan Hukum di Era Reformasi