Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

lx i. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara, j. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah, 2. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah literatur, buku, internet, laporan penelitian dan sebagainya yang berkaitan dengan masalah yang penulis teliti. 3. Bahan hukum tersier, yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum tersier yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah kamus.

14. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara mengumpulkan dokumentasi data sekunder berupa pendapat para ahli, tulisan-tulisan dalam buku ilmiah, dokumen, arsip, literatur, makalah, dan bahan kepustakaan lainnya yang berhubungan erat dengan masalah yang penulis teliti.

15. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian hukum normatif, maka pengolahan data pada hakekatnya berarti kegiatan untuk mengadakan sistematisasi terhadap bahan- bahan hukum tertulis. Sistematisasi berarti, membuat klasifikasi terhadap bahan-bahan hukum tertulis tersebut, untuk memudahkan pekerjaan analisa dan konstruksi. 78 Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang penulis lakukan dalam melakukan analisis yaitu: 79 78 Soerjono Soekanto, op. cit ., hlm. 251 79 Setiono, Pemahaman Terhadap Metodologi….op. cit., hlm. 26-27 lxi 1. Inventarisasi data Peneliti melakukan kegiatan inventarisasi data berupa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan undang-undang yang memuat nilai-nilai hukum Islam yaitu Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagai pengganti Undang- Undang Nomor 17 Tahun 1999, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara. Disamping itu menginventarisir peraturan terkait pembangunan hukum Indonesia di era reformasi yaitu Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Tahun 2000-2004 dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009. 2. Penafsiran Penelitian ini menggunakan penafsiran gramatikal atau interpretasi gramatikal, yaitu menafsirkan kata-kata dalam undang-undang sesuai kaidah bahasa dan kaidah tata hukum bahasa, dengan kata lain menangkap arti suatu teksperaturan menurut bunyi kata-katanya. 3. Analisis Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah menggunakan logika deduksi 80 yaitu menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat umum terhadap permasalahan konkret yang dihadapi. Bahan-bahan hukum yang diperoleh dalam penelitian studi kepustakaan, aturan perundang-undangan, dan artikel 80 Johnny Ibrahim, op. cit., hlm. 393 lxii dimaksud, penulis uraikan dan hubungkan sedemikian rupa sehingga disajikan dalam penulisan yang lebih sistematis guna menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Dalam analisis ini yang menjadi premis minor adalah positivisasi hukum Islam dan premis mayor adalah pembangunan hukum nasional Indonesia. Selanjutnya positivisasi hukum Islam dievaluasi terhadap pembangunan hukum nasional Indonesia sehingga dari analisis ini dapat diketahui apakah positivisasi hukum Islam sesuai atau tidak dengan arah dan tujuan pembangunan hukum nasional. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perkembangan Positivisasi Hukum Islam di Indonesia

1. Periode Penjajahan

a. Perkembangan dan diakuinya hukum Islam sebagai hukum positif

Hukum Islam lahir di Indonesia yaitu sejak datangnya Islam ke Indonesia jauh sebelum pemerintah Hindia Belanda datang ke Indonesia. 81 Hingga saat ini masih terdapat perbedaan pendapat terkait kapan datangnya Islam ke Indonesia. Ada pendapat yang menyatakan bahwa Islam datang ke Indonesia yaitu pada abad ke-7 Masehi, hal ini didasarkan pada adanya pedagang-pedagang muslim asal Arab, Persia dan India yang sudah sampai ke kepulauan nusantara. Pendapat lain menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia yaitu pada Abad ke-13 Masehi, hal ini ditandai oleh sudah adanya masyarakat muslim di Samudra Pasai, Perlak dan Palembang. Sementara di Jawa terdapat makam Fatimah Binti Maimun di Leran, Gresik yang berangka tahun 475 H atau 1082 M, dan makam-makam di Tralaya yang berasal dari 81 Sirajuddin, Legislasi Hukum Islam di Indonesia, ctk. Pertama, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008, hlm. 69 menyatakan bahwa hukum Islam berlaku untuk pertama kali di Indonesia seiring dengan kedatangan Islam.