xxv Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh
para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas
legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau keputusan peradilan.
d. Implementasi kebijakan
Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elite, jika program tersebut tidak diimplementasikan. Oleh karena
itu, keputusan program kebijakan yang telah diambil sebagai alternatif pemecahan masalah harus diimplementasikan, yakni
dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-agen pemerintah ditingkat bawah. Kebijakan yang telah diambil
dilaksanakan oleh unit-unit administrasi yang memobilisasikan sumber daya finansial dan manusia. Pada tahap implementasi ini
berbagai kepentingan akan saling bersaing. Beberapa implementasi kebijakan mendapat dukungan para pelaksana implementators,
namun beberapa yang lain mungkin akan ditentang oleh para pelaksana.
e. Evaluasi kebijakan
Pada tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi, untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah
mampu memecahkan masalah. Kebijakan publik pada dasarnya dibuat untuk meraih dampak yang diinginkan. Dalam hal ini,
memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu, ditentukanlah ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria yang menjadi
dasar untuk menilai apakah kebijakan publik telah meraih dampak yang diinginkan.
c. Hubungan Hukum dan Kebijakan Publik
xxvi Hubungan hukum dan kebijakan publik dapat terjadi dalam tiga hal
yaitu:
24
a. Pembentukan hukum dan formulasi hukum
Proses pembentukan kebijakan publik berangkat dari realitas yang ada dalam masyarakat. Realitas tersebut bisa berupa aspirasi yang
berkembang, masalah yang ada maupun tuntutan atas kepentingan perubahan-perubahan. Dari realitas tersebut maka proses berikutnya
adalah mencoba untuk mencari sebuah jalan keluar yang terbaik yang dapat mengatasi persoalan yang muncul atau memperbaiki keadaan
yang sekarang. Hasil pilihan solusi tersebutlah yang dinamakan kebijakan publik.
Proses pembentukan hukum jelas hasil yang paling utama adalah terbentuknya sebuah undang-undang yang akan dijadikan alat untuk
mengatur dan mengendalikan masyarakat. Sehingga untuk keperluan tersebut sebuah produk hukum haruslah sangat mapan kandungan
kelayakan substansial, sosial dan politiknya. Sebab, bila sebuah produk hukum tidak memiliki kemapanan yang cukup tersebut akan
membelenggu dan merugikan masyarakat sebab di dalamnya banyak paradok-paradok yang sebenarnya tidak perlu. Hal ini berkaitan dengan
sifat hukum itu sendiri yang pada dasarnya dapat dan harus dipaksakan dalam penerapannya. Kemampuan konseptual tersebut penting agar
dalam pemaksaan pada penerapannya itu tidak terjadi kerugian- kerugian bagi masyarakat tapi justru dengan pemaksaan itu justru
berdampak pada dinamika masyarakat yang lebih teratur dan tertib tanpa ada satu pihak merugikan pihak lain. Untuk mencapai harapan
tersebut maka diperlukan sebuah metode yang kuat dalam proses pembentukan hukum. Sesungguhnya kebijakan publik akan sangat
membantu memaparkan kandungan yang ada dalam sebuah produk
24
Setiono, op.cit., hlm. 4
xxvii hukum. Disinilah hubungan yang paling ideal sesungguhnya antara
hukum dan kebijakan publik. b.
Implementasi Dalam melakukan penerapan hukum membutuhkan kebijakan
publik sebagai sarana yang mampu mengaktualisasikan dan mengkontekstualisasikan hukum tersebut dengan kebutuhan dan
kondisi riil yang ada dimasyarakat, sebab jika responsifitas aturan masyarakat hanya sepenuhnya diarahkan pada hukum semata, maka
bukan tidak mungkin pada saatnya akan terjadi pemaksaan-pemaksaan hukum yang tidak sejalan dengan cita-cita hukum itu sendiri yang ingin
menyejahterakan masyarakat. Jika institusi pengatur masyarakat sepenuhnya diserahkan pada hukum, maka bisa jadi hukum itu sendiri
pada gilirannya akan menjadi sumber ketidak adilan. c.
Evaluasi Evaluasi terdiri dari dua hal yaitu:
1 Peradilan administrasi
Apabila masyarakat tidak puas atau merasa dirugikan oleh proses penerapan hukum yang ada dan ternyata hasil-hasil dari
proses penerapan hukum itu tidak sesuai seperti yang diharapkan, maka peradilan administrasi akan menjalankan
fungsinya. 2
Evaluasi kebijakan publik Evaluasi kebijakan publik adalah sebagai hakim yang
menentukan kebijakan yang ada telah sukses atau telah gagal mencapai tujuan dan dampak-dampaknya. Evaluasi kebijakan
publik juga sebagai dasar apakah kebijakan yang ada layak diteruskan, direvisi atau bahkan dihentikan sama sekali.
Evaluasi kebijakan publik dibedakan dalam tiga macam yaitu: a
Evaluasi administrasi Dilakukan dalam lingkup pemerintahan atau dalam instansi-
instansi. Misalnya irjen, itwil, konsultan swasta. Sorotan
xxviii dari evaluasi ini adalah aspek finansial dan prosedur
kebijakan publik. b
Evaluasi yudisial Evaluasi yang dilakukan berkaitan dengan obyek-obyak
hukum, apakah ada pelanggaran hukum atau tidak dari kebijakan publik.
c Evaluasi politik
Evaluasi politik dilakukan oleh lembaga-lembaga politik baik oleh parlemen dan parpol juga oleh masyarakat umum.
Evaluasi politik boleh dilangsungkan namun tetap memerlukan sebuah proses hukum yang jujur dan adil
sebagai basis legitimasi formal atas hasil evaluasi politik tersebut.
Kebijakan publik yang dibahas dalam tesis ini adalah pada tahap
pembentukan hukum dan formulasi hukum. Aspek yang diteliti adalah
terkait banyaknya undang-undang atau peraturan daerah yang bernuansakan nilai-
nilai hukum Islam kemudian dilihat dari perspektif pembangunan hukum nasional.
4. Tinjauan Teori Hukum