416 UNIC
Unggul Indah Cahaya Tbk √
√ √
√ 41
417 UNIT
Nusantara Inti Corpora Tbk √
√ -
√ -
418 UNSP
Bakrie Sumatera Plantations Tbk √
√ -
√ -
419 UNTR
United Tractors Tbk √
√ √
√ -
420 UNTX
Unitex Tbk √
√ -
√ -
421 UNVR
Unilever Indonesia Tbk √
√ √
√ 42
422 VOKS
Voksel Electric Tbk √
√ -
√ -
423 VRNA
Verena Multi Finance Tbk √
√ √
- -
424 WAPO
Wahana Phonix Mandiri Tbk √
√ √
- -
425 WEHA
Panorama Transportasi Tbk √
√ √
- -
426 WICO
Wicaksana Overseas International Tbk √
√ √
- -
427 WIKA
Wijaya Karya Tbk √
√ √
√ 43
428 WINS
Wintermar Offshore Marine Tbk √
√ √
- -
429 WOMF
Wahana Ottomitra Multiartha Tbk √
√ -
√ -
430 YPAS
Yanaprima Hastapersada Tbk -
√ √
√ -
431 YULE
Yulie Sekurindo Tbk √
- √
√ -
432 ZBRA
Zebra Nusantara Tbk √
√ √
- -
3.7. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah
oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi. Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan arus kas dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
BEI pada tahun 2010.
3.8. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi yaitu salah satu metode pengumpulan data dengan cara melakukan analisis terhadap laporan
arus kas yang dimiliki perusahaan yang terpilih sebagai objek penelitian. Metode dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder
berupa laporan arus kas tahun 2010.
3.9. Teknik Analisis Data
3.9.1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk menunjukkan simetris tidaknya distribusi data. Uji normalitas akan dideteksi melalui analisa grafis yang dihasilkan melalui
perhitungan regresi dengan SPSS. Dasar pengambilan keputusan yaitu : -
Jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
- Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis
diagonal maka model tersbut tidak memenuhi asumsi normalitas. b.
Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah group
mempunyai varians yang sama diantara group tersebut yang disebut homoskedastisitas atau tidak mempunyai varians yang sama yang disebut
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedasitas atau dengan kata lain tidak terjadi heterokedastisitas.
c. Autokorelasi
Serial korelasi atau autokorelasi apabila galat dari periode waktu yang berbeda berkorelasi. Dikatakan bahwa galat berkorelasi atau mengalami korelasi
serial apabila: Varei,ej = 0 untuk i ≠ j, dalam hal ini dapat dikatakan memiliki
masalah serial correlationautocorrelation. Ada beberapa cara untuk menguji keberadaan serial autokorelasi, yaitu
dengan uji: Durbin Watson uji D – W. Uji Durbin-Watson dilakukan dengan
membandingkan DW
hitung
dengan DW
tabel
3.9.2. Uji Hipotesis
. Jika terdapat autokorelasi maka galat tidak lagi minim sehingga penduga parameter tidak lagi efisien
a. Regresi linier sederhana
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui alat analisis regresi linier sederhana untuk hipotesis 1 diformulasikan sebagai berikut:
Y = a + b X
dimana: Y = Perubahan dividen
X = Arus kas dari aktivitas operasi a = Konstanta
b = Koefisien regresi Untuk hipotesis 2 diformulasikan sebagai berikut:
Y = a + b X
dimana: Y = Perubahan dividen
X = Arus kas bersih a = Konstanta
b = Koefisien regresi b.
Rumusan hipotesis Hipotesis 1.
H : R
2
= 0 : Arus kas operasi tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap perubahan dividen.
H
1
: R
2
Hipotesis 2. = 0 : Arus kas operasi mempunyai pengaruh yang nyata terhadap
perubahan dividen.
H : R
2
H = 0 : Arus kas bersih tidak mempunyai pengaruh yang nyata
terhadap perubahan dividen.
1
: R
2
= 0 : Arus kas bersih mempunyai pengaruh yang nyata terhadap perubahan dividen.
c. Pengujian hipotesis
Nilai t-hitung dari koefisien regresi b
i
dihitung dengan rumus:
bi i
hitung
Se b
t =
, dimana: b
i
Se = Koefisien regresi ke-i
bi
Nilai t = Standar error koefisien regresi ke-i
hitung
dibandingkan dengan nilai t
tabel
pada tingkat kepercayaan 95 , dengan kriteria pengujian: jika t
hitung
≤ t
tabel
, maka H diterima dan H
1
ditolak, dan jika t
hitung
t
tabel
, maka H
1
diterima dan H Untuk lebih menjamin akurasi hasil analisis data, maka penulis akan menganalisis
data dengan menggunakan program ‘regression statistics’ dari SPSS 13.0. ditolak.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung
pembangunan Ekonomi Nasional. Bursa Efek Jakarta berperan juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan
Pasar Modal Indonesia yang stabil.
Sejarah Bursa Efek Jakarta berawal dari berdirinya Bursa Efek di Indonesia pada abad 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda,
Bursa Efek pertama Indonesia didirikan di Batavia, pusat pemerintah kolonial Belanda dan dikenal sebagai Jakarta saat ini.
Bursa Batavia sempat ditutup selama periode Perang Dunia Pertama dan kemudian dibuka lagi pada 1925. Selain Bursa Batavia, pemerintah kolonial
juga mengoperasikan Bursa Paraler di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan Bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara Jepang
di Batavia. Pada 1952, tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, Bursa Saham di buka lagi di Jakarta dengan memperdagangkan
Saham dan Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan Bursa Saham kemudian berhenti lagi ketika
pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956.
Tidak sampai 1977, Bursa Saham di buka dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal Bapepam, institusi baru di bawah Departemen Keuangan.
Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar sahampun mulai meningkat dan mencapai puncaknya tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar finansial
dan sektor swasta.
Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa saham diswastanisasi menjadi PT Bursa Efek Jakarta BEJ. Swastanisasi Bursa Saham menjadi PT BEJ ini mengakibatkan
beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM.
Tahun 1995 adalah tahun BEJ memasuki babak baru. Pada 22 Mei 1995, BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading System JATS, sebuah sistem
perdagangan otomasi yang menggantikan sistem perdagangan manual. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih
besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan dibanding sistem perdagangan manual.
Pada tahun 2007 terjadi penggabungan Bursa Efek Surabaya BES ke Bursa Efek Jakarta BEJ dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI.
56
Pada tanggal 2 Maret 2009 peluncuran perdana sistem perdagangan baru PT. Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG
4.1.2. Struktur Kelembagaan Pasar Modal
Pasar modal secara struktural berada di bawah Departemen Keuangan Republik Indonesia. Pelaksanaan dan pengawasan perdagangan efek dipegang oleh
otoritas bursa efek, yaitu PT. Bursa Efek Indonesia. Perusahaan efek atau sekurities berperan menjalankan fungsi sebagai penjamin emisi efek, perantara
perdagangan, dan manajer investasi, seperti tertera pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Struktur Kelembagaan Pasar Modal Menteri Keuangan Republik Indonesia
Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM
LPP Bursa Efek BEJBES LKP
Perusahaan Efek Penjamin
Emisi under PerantaraPedaga
ng Manajer Investasi
Investment
Profesi Penunjang Akuntan
Notaris Penilai
Konsultan Hukum Penasihat Investasi
Lembaga Penunjang Kustodian
Badan Administrasi Efek Penanggung
Penanggung Pemeringkat Efek
Emiten Perusahaan
Reksadana Investor
IndividuInstit usi
Perusahaan efek adalah perusahaan yang telah mendapat izin usaha dari Bapepam untuk dapat melakukan kegiatan sebagai penjamin emisi efek, perantara
pedagang efek, atau manajer investasi, atau kegiatan lain yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bapepam. Peraturan Pemerintah No. 45
Tahun 1995 Pasal 32 menyebutkan bentuk perusahaan efek berupa perusahaan yang sahamnya dimiliki seluruhnya oleh warga Negara RI dan atau berbadan
hukum; atau perusahaan patungan yang sahamnya dimiliki oleh WNRI dan atau badan hukum Indonesia dan WNA atau badan hukum asing.
4.1.3. Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Aliran kas pada aktivitas operasi perusahaan berhubungan dengan aktivitas penjualan produk atau jasa dan berkaitan dengan pendapatan revenues dan
biaya expense seperti yang dilaporkan dalam laporan laba rugi. Arus kas yang termasuk aktivitas operasi adalah semua jenis penerimaan dan pengeluaran dana
kas yang transaksinya berpengaruh terhadap laba operasional perusahaan. Kas bersih dari aktivitas operasi sangat penting karena secara langsung
menggambarkan jumlah kas yang dihasilkan secara internal. Jumlah kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah
secara internal perusahaan mampu melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasional, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan sumber pendanaan eksternal. Jumlah kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi pada tahun 2010 pada berbagai perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia BEI, dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Arus Kas Dari Aktivitas Operasional
Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010
Kode Perusahaan Kas Bersih Dari Aktivitas Operasional
Rp AALI
2.946.657.000.000 ADMF
9.504.615.000.000 ARTI
205.057.415.984
BATA 106.334.186.000
BRNA 60.380.243.328
BUDI 157.306.000.000
CITA 248.313.128.524
CLPI 6.397.215.186
CPIN 2.405.095.000.000
CSAP 57.930.212.000
DTLA 31.742.557.000
ELSA 34.030.000.000
EMTK 855.898.122.000
ESTI 1.995.597.638
FORU 11.008.719.022
GLOB 453.229.000.000
HRUM 703.962.000.000
IKON 122.099.460.744
IKBI 36.294.909.196
INTA 70.181.186.764
INTP 3.376.092.402.560
ITMG 2.394.910.000.000
KKGI 175.391.612.840
LION 32.525.842.443
LPKR 689.995.773.786
MAIN 148.915.331.000
MLBI 320.656.000.000
MPPA 571.896.000.000
BPJA 355.968.036.608
PTBA 2.489.794.000.000
PTPP 66.876.718.076
RALS 560.402.000.000
ROTI 113.567.953.650
SGRO 531.985.195.000
SMRA 654.388.839.000
SOBI 213.557.240.000
TBLA 380.781.982.000
TRAM 126.783.594.143
TRIM 210.450.829.000
TRIO 291.382.290.693
UNIC 64.431.830.000
UNVR 3.619.189.000.000
WIKA 209.923.753.000
Rata-rata 333.234.724.322
Sumber: http:www.jsx.co.id dan http:202.155.2.84
. Dari Tabel 4.1 terlihat bahwa pada tahun 2010 sebagian besar perusahaan
yang terdaftar di BEI menghasilkan kas bersih positif dari aktivitas operasional. Dari 43 perusahaan sampel hanya terdapat 5 perusahaan 12 yang menghasilkan
kas bersih negatif dari aktivitas operasional, yaitu dengan kode perusahaan CSAP, ADMF, TRIO, UNIC, dan LPKR, sedangkan 88 lagi menghasilkan kas bersih
positif. Secara keseluruhan, rata-rata kas bersih aktivitas operasional perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 adalah Rp. 333.234.724.322.
4.1.4. Arus Kas Bersih
Arus kas bersih diperoleh dengan menambahkan kas bersih dari setiap aktivitas perusahaan, yaitu kas bersih dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan
aktivitas pendanaan. Dengan demikian, arus kas bersih merupakan gambaran kemampuan perusahaan menghasilkan kas baik dari sumber internal maupun
dari sumber eksternal. Jumlah kas bersih yang diperoleh dari semua aktivitas pada tahun 2010 pada berbagai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia BEI, dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Arus Kas Bersih
Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010
Kode Perusahaan KenaikanPenurunan
Kas Bersih Rp
AALI 472.259.000.000
ADMF 131.522.000.000
ARTI 49.576.826.316
BATA 5.129.954.000
BRNA 6.576.746.681
BUDI 121.875.000.000
CITA 107.545.031.285
CLPI 4.036.872.826
CPIN 926.764.000.000
CSAP 5.065.126.000
DTLA 137.323.126.000
ELSA 399.635.000.000
EMTK 666.975.561.000
ESTI 2.004.660.347
FORU 8.442.141.330
GLOB 134.704.000.000
HRUM 486.834.000.000
IKON 221.513.658.250
IKBI 53.496.822.142
INTA 2.844.741.896
INTP 2.061.396.860.932
ITMG 1.340.110.000.000
KKGI 80.990.643.023
LION 21.916.220.390
LPKR 2.169.327.361.152
MAIN 44.202.652.000
MLBI 130.577.000.000
MPPA 651.579.000.000
BPJA 104.671.470.228
PTBA 345.685.000.000
PTPP 512.864.688.699
RALS 144.233.000.000
ROTI 62.776.396.763
SGRO 142.233.593.000
SMRA 489.468.492.000
SOBI 389.587.981.000
TBLA 123.007.105.000
TRAM 346.386.973.585
TRIM 20.420.265.000
TRIO 9.448.676.827
UNIC 20.325.210.000
UNVR 538.296.000.000
WIKA 16.816.709.000
Rata-rata 184.512.507.421
Sumber: http:www.jsx.co.id dan http:202.155.2.84
. Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa pada tahun 2010 sebagian besar perusahaan
yang terdaftar di BEI menghasilkan kenaikan kas bersih dari gadungan semua aktivitasnya. Dari 43 perusahaan sampel hanya terdapat 15 perusahaan 35 yang
menghasilkan kas bersih negatif, yaitu dengan kode perusahaan CSAP, BATA, DLTA, GLOB, TRIO, ITMG, MLBI, UNVR, INTA, PJA, UNIC, ELSA, IKBI,
UNIC, dan LPKR, sedangkan 65 lagi menghasilkan kas bersih positif. Secara keseluruhan, perusahaan yang terdaftar di BEI menghasilkan kenaikan kas bersih
dengan rata-rata sebesar Rp. 184.512.507.421.
4.1.5. Perubahan Dividen
Perubahan dividen dalam penelitian ini adalah jumlah kenaikan atau penurunan nilai nominal dividen yang dibayarkan perusahaan pada tahun 2010 dibanding
tahun 2009. Dengan demikian, perubahan dividen dihitung dengan mengurangkan jumlah dividen yang dibayarkan pada tahun 2010 dengan jumlah
dividen yang dibayarkan pada tahun 2009.
Jumlah perubahan dividen pada tahun 2010 pada berbagai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI, dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Perubahan Dividen
Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 - 2010
Kode Perusahaan
Dividen Tahun 2009 Rp
Dividen Tahun 2010 Rp
Perubahan Dividen Rp
Naik Turun
AALI 590.452.000.000 1.031.290.000.000
440.838.000.000 Naik
ADMF 510.000.000.000
242.480.000.000 267.520.000.000 Turun
ARTI 49.000.000.000
- 49.000.000.000
Turun BATA
21.837.569.000 28.141.161.000
6.303.592.000 Naik
BRNA 13.220.020.617
13.998.925.720 778.905.103
Naik BUDI
22.186.000.000 35.950.000.000
13.764.000.000 Naik
CITA -
70.010.163.873 70.010.163.873
Naik CLPI
6.004.234.599 9.251.422.700
3.247.188.101 Naik
CPIN -
643.774.000.000 643.774.000.000
Naik CSAP
11.580.151.000 -
11.580.151.000 Turun
DTLA 56.101.188.000
152.095.561.000 95.994.373.000
Naik ELSA
54.085.000.000 180.192.000.000
126.107.000.000 Naik
EMTK 35.282.595.000
183.484.688 35.099.110.312
Turun ESTI
- 2.139.586.300
2.139.586.300 Naik
FORU 1.860.896.000
1.860.895.998 -2
Turun GLOB
48.153.000.000 89.851.000.000
41.698.000.000 Naik
HRUM 158.126.000.000
460.877.000.000 302.751.000.000
Naik IKON
30.823.102.538 41.097.470.050
10.274.367.512 Naik
IKBI 39.153.130.670
3.849.557.280 35.303.573.390
Turun INTA
3.859.836.480 7.125.741.896
3.265.905.416 Naik
INTP 551.964.624.215
827.946.486.922 275.981.862.707
Naik ITMG
1.513.760.000.000 2.559.990.000.000 1.046.230.000.000 Naik
KKGI 4.787.861.500
9.527.900.000 4.740.038.500
Naik LION
6.909.836.575 6.406.073.525
503.763.050 Turun
LPKR -
49.830.196.893 49.830.196.893
Naik MAIN
1.356.000.000 42.714.000.000
41.358.000.000 Naik
MLBI 343.040.000.000
311.431.000.000 31.609.000.000
Turun MPPA
- 2.014.943.000.000 2.014.943.000.000 Naik
BPJA 59.759.999.925
63.999.999.918 4.239.999.993
Naik PTBA
1.007.494.000.000 1.235.841.000.000 228.347.000.000
Naik PTPP
39.237.377.389 53.875.800.000
14.638.422.611 Naik
RALS 218.984.000.000
176.600.000.000 42.384.000.000
Turun ROTI
20.000.000.000 -
20.000.000.000 Turun
SGRO 170.100.000.000
85.050.000.000 85.050.000.000
Turun SMRA
19.578.655.000 54.725.599.000
35.146.944.000 Naik
SOBI 42.763.174.000
74.918.146.000 32.154.972.000
Naik TBLA
32.803.172.000 45.865.152.000
13.061.980.000 Naik
TRAM 17.463.605.000
39.952.367.557 22.488.762.557
Naik TRIM
10.362.900.000 3.456.324.000
6.906.576.000 Turun
TRIO 31.150.000.000
35.600.000.000 4.450.000.000
Naik UNIC
14.519.240.000 20.143.060.000
5.623.820.000 Naik
UNVR 2.436.028.000.000 3.037.461.000.000
601.433.000.000 Naik
WIKA 45.523.581
70.758.655.000 70.713.131.419
Naik
Rata-rata 190.554.248.676
321.748.923.984 131.194.675.308
Naik
Sumber: http:www.jsx.co.id dan http:202.155.2.84
.
Dari Tabel 4.3 terlihat bahwa sebagian besar perusahaan yang terdaftar di BEI meningkatkan jumlah pembayaran dividen pada tahun 2010. Dari 43 perusahaan
sampel hanya terdapat 12 perusahaan yang pembayaran dividennya mengalami penurunan. Beberapa dari perusahaan tersebut sama sekali tidak melakukan
pembayaran dividen an beberapa diantaranya tetap membayar dividen tetapi dengan jumlah yang lebih rendah dibanding jumlah dividen yang dibayarkan pada tahun
sebelumnya tahun 2009.
Secara keseluruhan, jumlah dividen yang dibayarkan perusahaan yang terdaftar di BEI mengalami peningkatan. Secara rata-rata dividen yang dibayarkan
pada tahun 2009 adalah Rp. 190.554.248.676 meningkat menjadi Rp. 321.748.923.984 pada tahun 2010. Dengan demikian pada tahun 2010 terdapat
kenaikan jumlah pembayaran dividen sebesar Rp. 131.194.675.308.
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 4.2.1. Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas dan variabel terikat, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik.
Dasar pengambilan keputusan :
• Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. •
Jka data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
a. Uji Normalitas Arus Kas Operasi terhadap Perubahan Dividen
Grafik Normal P-P Plot arus kas operasi terhadap perubahan dividen dapat dilihat pada gambar berikut.
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Perubahan Dividen Y
Observed Cum Prob
1.00 .75
.50 .25
0.00
E x
pec ted C
um P
rob
1.00
.75
.50
.25
0.00
Dari grafik Normal P-P Plot perubahan dividen terlihat titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan
demikian data arus kas operasi terhadap perubahan dividen sudah memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Normalitas Arus Kas Bersih terhadap Perubahan Dividen