Jenis Data Metode Pengumpulan Data Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengujian Asumsi Klasik Uji Normalitas Arus Kas Operasi terhadap Perubahan Dividen

416 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk √ √ √ √ 41 417 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk √ √ - √ - 418 UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk √ √ - √ - 419 UNTR United Tractors Tbk √ √ √ √ - 420 UNTX Unitex Tbk √ √ - √ - 421 UNVR Unilever Indonesia Tbk √ √ √ √ 42 422 VOKS Voksel Electric Tbk √ √ - √ - 423 VRNA Verena Multi Finance Tbk √ √ √ - - 424 WAPO Wahana Phonix Mandiri Tbk √ √ √ - - 425 WEHA Panorama Transportasi Tbk √ √ √ - - 426 WICO Wicaksana Overseas International Tbk √ √ √ - - 427 WIKA Wijaya Karya Tbk √ √ √ √ 43 428 WINS Wintermar Offshore Marine Tbk √ √ √ - - 429 WOMF Wahana Ottomitra Multiartha Tbk √ √ - √ - 430 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk - √ √ √ - 431 YULE Yulie Sekurindo Tbk √ - √ √ - 432 ZBRA Zebra Nusantara Tbk √ √ √ - -

3.7. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi. Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan arus kas dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010.

3.8. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi yaitu salah satu metode pengumpulan data dengan cara melakukan analisis terhadap laporan arus kas yang dimiliki perusahaan yang terpilih sebagai objek penelitian. Metode dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan arus kas tahun 2010.

3.9. Teknik Analisis Data

3.9.1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Uji ini dilakukan untuk menunjukkan simetris tidaknya distribusi data. Uji normalitas akan dideteksi melalui analisa grafis yang dihasilkan melalui perhitungan regresi dengan SPSS. Dasar pengambilan keputusan yaitu : - Jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. - Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model tersbut tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah group mempunyai varians yang sama diantara group tersebut yang disebut homoskedastisitas atau tidak mempunyai varians yang sama yang disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedasitas atau dengan kata lain tidak terjadi heterokedastisitas. c. Autokorelasi Serial korelasi atau autokorelasi apabila galat dari periode waktu yang berbeda berkorelasi. Dikatakan bahwa galat berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila: Varei,ej = 0 untuk i ≠ j, dalam hal ini dapat dikatakan memiliki masalah serial correlationautocorrelation. Ada beberapa cara untuk menguji keberadaan serial autokorelasi, yaitu dengan uji: Durbin Watson uji D – W. Uji Durbin-Watson dilakukan dengan membandingkan DW hitung dengan DW tabel

3.9.2. Uji Hipotesis

. Jika terdapat autokorelasi maka galat tidak lagi minim sehingga penduga parameter tidak lagi efisien a. Regresi linier sederhana Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui alat analisis regresi linier sederhana untuk hipotesis 1 diformulasikan sebagai berikut: Y = a + b X dimana: Y = Perubahan dividen X = Arus kas dari aktivitas operasi a = Konstanta b = Koefisien regresi Untuk hipotesis 2 diformulasikan sebagai berikut: Y = a + b X dimana: Y = Perubahan dividen X = Arus kas bersih a = Konstanta b = Koefisien regresi b. Rumusan hipotesis Hipotesis 1. H : R 2 = 0 : Arus kas operasi tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap perubahan dividen. H 1 : R 2 Hipotesis 2. = 0 : Arus kas operasi mempunyai pengaruh yang nyata terhadap perubahan dividen. H : R 2 H = 0 : Arus kas bersih tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap perubahan dividen. 1 : R 2 = 0 : Arus kas bersih mempunyai pengaruh yang nyata terhadap perubahan dividen. c. Pengujian hipotesis Nilai t-hitung dari koefisien regresi b i dihitung dengan rumus: bi i hitung Se b t = , dimana: b i Se = Koefisien regresi ke-i bi Nilai t = Standar error koefisien regresi ke-i hitung dibandingkan dengan nilai t tabel pada tingkat kepercayaan 95 , dengan kriteria pengujian: jika t hitung ≤ t tabel , maka H diterima dan H 1 ditolak, dan jika t hitung t tabel , maka H 1 diterima dan H Untuk lebih menjamin akurasi hasil analisis data, maka penulis akan menganalisis data dengan menggunakan program ‘regression statistics’ dari SPSS 13.0. ditolak. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Bursa Efek Indonesia Bursa Efek Jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan Ekonomi Nasional. Bursa Efek Jakarta berperan juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan Pasar Modal Indonesia yang stabil. Sejarah Bursa Efek Jakarta berawal dari berdirinya Bursa Efek di Indonesia pada abad 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda, Bursa Efek pertama Indonesia didirikan di Batavia, pusat pemerintah kolonial Belanda dan dikenal sebagai Jakarta saat ini. Bursa Batavia sempat ditutup selama periode Perang Dunia Pertama dan kemudian dibuka lagi pada 1925. Selain Bursa Batavia, pemerintah kolonial juga mengoperasikan Bursa Paraler di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan Bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara Jepang di Batavia. Pada 1952, tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, Bursa Saham di buka lagi di Jakarta dengan memperdagangkan Saham dan Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan Bursa Saham kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956. Tidak sampai 1977, Bursa Saham di buka dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal Bapepam, institusi baru di bawah Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar sahampun mulai meningkat dan mencapai puncaknya tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar finansial dan sektor swasta. Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa saham diswastanisasi menjadi PT Bursa Efek Jakarta BEJ. Swastanisasi Bursa Saham menjadi PT BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM. Tahun 1995 adalah tahun BEJ memasuki babak baru. Pada 22 Mei 1995, BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading System JATS, sebuah sistem perdagangan otomasi yang menggantikan sistem perdagangan manual. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan dibanding sistem perdagangan manual. Pada tahun 2007 terjadi penggabungan Bursa Efek Surabaya BES ke Bursa Efek Jakarta BEJ dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI. 56 Pada tanggal 2 Maret 2009 peluncuran perdana sistem perdagangan baru PT. Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG

4.1.2. Struktur Kelembagaan Pasar Modal

Pasar modal secara struktural berada di bawah Departemen Keuangan Republik Indonesia. Pelaksanaan dan pengawasan perdagangan efek dipegang oleh otoritas bursa efek, yaitu PT. Bursa Efek Indonesia. Perusahaan efek atau sekurities berperan menjalankan fungsi sebagai penjamin emisi efek, perantara perdagangan, dan manajer investasi, seperti tertera pada Gambar 4.1. Gambar 4.1. Struktur Kelembagaan Pasar Modal Menteri Keuangan Republik Indonesia Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM LPP Bursa Efek BEJBES LKP Perusahaan Efek Penjamin Emisi under PerantaraPedaga ng Manajer Investasi Investment Profesi Penunjang Akuntan Notaris Penilai Konsultan Hukum Penasihat Investasi Lembaga Penunjang Kustodian Badan Administrasi Efek Penanggung Penanggung Pemeringkat Efek Emiten Perusahaan Reksadana Investor IndividuInstit usi Perusahaan efek adalah perusahaan yang telah mendapat izin usaha dari Bapepam untuk dapat melakukan kegiatan sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, atau manajer investasi, atau kegiatan lain yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bapepam. Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1995 Pasal 32 menyebutkan bentuk perusahaan efek berupa perusahaan yang sahamnya dimiliki seluruhnya oleh warga Negara RI dan atau berbadan hukum; atau perusahaan patungan yang sahamnya dimiliki oleh WNRI dan atau badan hukum Indonesia dan WNA atau badan hukum asing.

4.1.3. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Aliran kas pada aktivitas operasi perusahaan berhubungan dengan aktivitas penjualan produk atau jasa dan berkaitan dengan pendapatan revenues dan biaya expense seperti yang dilaporkan dalam laporan laba rugi. Arus kas yang termasuk aktivitas operasi adalah semua jenis penerimaan dan pengeluaran dana kas yang transaksinya berpengaruh terhadap laba operasional perusahaan. Kas bersih dari aktivitas operasi sangat penting karena secara langsung menggambarkan jumlah kas yang dihasilkan secara internal. Jumlah kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah secara internal perusahaan mampu melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasional, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan eksternal. Jumlah kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi pada tahun 2010 pada berbagai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI, dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Arus Kas Dari Aktivitas Operasional Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 Kode Perusahaan Kas Bersih Dari Aktivitas Operasional Rp AALI 2.946.657.000.000 ADMF 9.504.615.000.000 ARTI 205.057.415.984 BATA 106.334.186.000 BRNA 60.380.243.328 BUDI 157.306.000.000 CITA 248.313.128.524 CLPI 6.397.215.186 CPIN 2.405.095.000.000 CSAP 57.930.212.000 DTLA 31.742.557.000 ELSA 34.030.000.000 EMTK 855.898.122.000 ESTI 1.995.597.638 FORU 11.008.719.022 GLOB 453.229.000.000 HRUM 703.962.000.000 IKON 122.099.460.744 IKBI 36.294.909.196 INTA 70.181.186.764 INTP 3.376.092.402.560 ITMG 2.394.910.000.000 KKGI 175.391.612.840 LION 32.525.842.443 LPKR 689.995.773.786 MAIN 148.915.331.000 MLBI 320.656.000.000 MPPA 571.896.000.000 BPJA 355.968.036.608 PTBA 2.489.794.000.000 PTPP 66.876.718.076 RALS 560.402.000.000 ROTI 113.567.953.650 SGRO 531.985.195.000 SMRA 654.388.839.000 SOBI 213.557.240.000 TBLA 380.781.982.000 TRAM 126.783.594.143 TRIM 210.450.829.000 TRIO 291.382.290.693 UNIC 64.431.830.000 UNVR 3.619.189.000.000 WIKA 209.923.753.000 Rata-rata 333.234.724.322 Sumber: http:www.jsx.co.id dan http:202.155.2.84 . Dari Tabel 4.1 terlihat bahwa pada tahun 2010 sebagian besar perusahaan yang terdaftar di BEI menghasilkan kas bersih positif dari aktivitas operasional. Dari 43 perusahaan sampel hanya terdapat 5 perusahaan 12 yang menghasilkan kas bersih negatif dari aktivitas operasional, yaitu dengan kode perusahaan CSAP, ADMF, TRIO, UNIC, dan LPKR, sedangkan 88 lagi menghasilkan kas bersih positif. Secara keseluruhan, rata-rata kas bersih aktivitas operasional perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 adalah Rp. 333.234.724.322.

4.1.4. Arus Kas Bersih

Arus kas bersih diperoleh dengan menambahkan kas bersih dari setiap aktivitas perusahaan, yaitu kas bersih dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Dengan demikian, arus kas bersih merupakan gambaran kemampuan perusahaan menghasilkan kas baik dari sumber internal maupun dari sumber eksternal. Jumlah kas bersih yang diperoleh dari semua aktivitas pada tahun 2010 pada berbagai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI, dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Arus Kas Bersih Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 Kode Perusahaan KenaikanPenurunan Kas Bersih Rp AALI 472.259.000.000 ADMF 131.522.000.000 ARTI 49.576.826.316 BATA 5.129.954.000 BRNA 6.576.746.681 BUDI 121.875.000.000 CITA 107.545.031.285 CLPI 4.036.872.826 CPIN 926.764.000.000 CSAP 5.065.126.000 DTLA 137.323.126.000 ELSA 399.635.000.000 EMTK 666.975.561.000 ESTI 2.004.660.347 FORU 8.442.141.330 GLOB 134.704.000.000 HRUM 486.834.000.000 IKON 221.513.658.250 IKBI 53.496.822.142 INTA 2.844.741.896 INTP 2.061.396.860.932 ITMG 1.340.110.000.000 KKGI 80.990.643.023 LION 21.916.220.390 LPKR 2.169.327.361.152 MAIN 44.202.652.000 MLBI 130.577.000.000 MPPA 651.579.000.000 BPJA 104.671.470.228 PTBA 345.685.000.000 PTPP 512.864.688.699 RALS 144.233.000.000 ROTI 62.776.396.763 SGRO 142.233.593.000 SMRA 489.468.492.000 SOBI 389.587.981.000 TBLA 123.007.105.000 TRAM 346.386.973.585 TRIM 20.420.265.000 TRIO 9.448.676.827 UNIC 20.325.210.000 UNVR 538.296.000.000 WIKA 16.816.709.000 Rata-rata 184.512.507.421 Sumber: http:www.jsx.co.id dan http:202.155.2.84 . Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa pada tahun 2010 sebagian besar perusahaan yang terdaftar di BEI menghasilkan kenaikan kas bersih dari gadungan semua aktivitasnya. Dari 43 perusahaan sampel hanya terdapat 15 perusahaan 35 yang menghasilkan kas bersih negatif, yaitu dengan kode perusahaan CSAP, BATA, DLTA, GLOB, TRIO, ITMG, MLBI, UNVR, INTA, PJA, UNIC, ELSA, IKBI, UNIC, dan LPKR, sedangkan 65 lagi menghasilkan kas bersih positif. Secara keseluruhan, perusahaan yang terdaftar di BEI menghasilkan kenaikan kas bersih dengan rata-rata sebesar Rp. 184.512.507.421.

4.1.5. Perubahan Dividen

Perubahan dividen dalam penelitian ini adalah jumlah kenaikan atau penurunan nilai nominal dividen yang dibayarkan perusahaan pada tahun 2010 dibanding tahun 2009. Dengan demikian, perubahan dividen dihitung dengan mengurangkan jumlah dividen yang dibayarkan pada tahun 2010 dengan jumlah dividen yang dibayarkan pada tahun 2009. Jumlah perubahan dividen pada tahun 2010 pada berbagai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI, dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Perubahan Dividen Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 - 2010 Kode Perusahaan Dividen Tahun 2009 Rp Dividen Tahun 2010 Rp Perubahan Dividen Rp Naik Turun AALI 590.452.000.000 1.031.290.000.000 440.838.000.000 Naik ADMF 510.000.000.000 242.480.000.000 267.520.000.000 Turun ARTI 49.000.000.000 - 49.000.000.000 Turun BATA 21.837.569.000 28.141.161.000 6.303.592.000 Naik BRNA 13.220.020.617 13.998.925.720 778.905.103 Naik BUDI 22.186.000.000 35.950.000.000 13.764.000.000 Naik CITA - 70.010.163.873 70.010.163.873 Naik CLPI 6.004.234.599 9.251.422.700 3.247.188.101 Naik CPIN - 643.774.000.000 643.774.000.000 Naik CSAP 11.580.151.000 - 11.580.151.000 Turun DTLA 56.101.188.000 152.095.561.000 95.994.373.000 Naik ELSA 54.085.000.000 180.192.000.000 126.107.000.000 Naik EMTK 35.282.595.000 183.484.688 35.099.110.312 Turun ESTI - 2.139.586.300 2.139.586.300 Naik FORU 1.860.896.000 1.860.895.998 -2 Turun GLOB 48.153.000.000 89.851.000.000 41.698.000.000 Naik HRUM 158.126.000.000 460.877.000.000 302.751.000.000 Naik IKON 30.823.102.538 41.097.470.050 10.274.367.512 Naik IKBI 39.153.130.670 3.849.557.280 35.303.573.390 Turun INTA 3.859.836.480 7.125.741.896 3.265.905.416 Naik INTP 551.964.624.215 827.946.486.922 275.981.862.707 Naik ITMG 1.513.760.000.000 2.559.990.000.000 1.046.230.000.000 Naik KKGI 4.787.861.500 9.527.900.000 4.740.038.500 Naik LION 6.909.836.575 6.406.073.525 503.763.050 Turun LPKR - 49.830.196.893 49.830.196.893 Naik MAIN 1.356.000.000 42.714.000.000 41.358.000.000 Naik MLBI 343.040.000.000 311.431.000.000 31.609.000.000 Turun MPPA - 2.014.943.000.000 2.014.943.000.000 Naik BPJA 59.759.999.925 63.999.999.918 4.239.999.993 Naik PTBA 1.007.494.000.000 1.235.841.000.000 228.347.000.000 Naik PTPP 39.237.377.389 53.875.800.000 14.638.422.611 Naik RALS 218.984.000.000 176.600.000.000 42.384.000.000 Turun ROTI 20.000.000.000 - 20.000.000.000 Turun SGRO 170.100.000.000 85.050.000.000 85.050.000.000 Turun SMRA 19.578.655.000 54.725.599.000 35.146.944.000 Naik SOBI 42.763.174.000 74.918.146.000 32.154.972.000 Naik TBLA 32.803.172.000 45.865.152.000 13.061.980.000 Naik TRAM 17.463.605.000 39.952.367.557 22.488.762.557 Naik TRIM 10.362.900.000 3.456.324.000 6.906.576.000 Turun TRIO 31.150.000.000 35.600.000.000 4.450.000.000 Naik UNIC 14.519.240.000 20.143.060.000 5.623.820.000 Naik UNVR 2.436.028.000.000 3.037.461.000.000 601.433.000.000 Naik WIKA 45.523.581 70.758.655.000 70.713.131.419 Naik Rata-rata 190.554.248.676 321.748.923.984 131.194.675.308 Naik Sumber: http:www.jsx.co.id dan http:202.155.2.84 . Dari Tabel 4.3 terlihat bahwa sebagian besar perusahaan yang terdaftar di BEI meningkatkan jumlah pembayaran dividen pada tahun 2010. Dari 43 perusahaan sampel hanya terdapat 12 perusahaan yang pembayaran dividennya mengalami penurunan. Beberapa dari perusahaan tersebut sama sekali tidak melakukan pembayaran dividen an beberapa diantaranya tetap membayar dividen tetapi dengan jumlah yang lebih rendah dibanding jumlah dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya tahun 2009. Secara keseluruhan, jumlah dividen yang dibayarkan perusahaan yang terdaftar di BEI mengalami peningkatan. Secara rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun 2009 adalah Rp. 190.554.248.676 meningkat menjadi Rp. 321.748.923.984 pada tahun 2010. Dengan demikian pada tahun 2010 terdapat kenaikan jumlah pembayaran dividen sebesar Rp. 131.194.675.308. 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 4.2.1. Pengujian Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas dan variabel terikat, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan : • Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. • Jka data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

a. Uji Normalitas Arus Kas Operasi terhadap Perubahan Dividen

Grafik Normal P-P Plot arus kas operasi terhadap perubahan dividen dapat dilihat pada gambar berikut. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Perubahan Dividen Y Observed Cum Prob 1.00 .75 .50 .25 0.00 E x pec ted C um P rob 1.00 .75 .50 .25 0.00 Dari grafik Normal P-P Plot perubahan dividen terlihat titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data arus kas operasi terhadap perubahan dividen sudah memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Normalitas Arus Kas Bersih terhadap Perubahan Dividen

Dokumen yang terkait

Pengaruh Laba Akuntansi Dan Arus Kas Operas Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 91 84

Pengaruh Arus Kas Bebas Dan Dividen Terhadap Nilai Pemegang Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 71 104

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

23 155 93

Analisis Pengaruh Kinerja Arus Kas, Profitabilitas Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 59 82

PENGARUH PERUBAHAN LABA TERHADAP PERUBAHAN DIVIDEN PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 7

PENGARUH ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Pengaruh Arus Kas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 15

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 23

PENGARUH DIVIDEN TUNAI, ARUS KAS BEBAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP UTANG PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arus Kas dan Perubahan Dividen 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan - Pengaruh Arus Kas Terhadap Perubahan Dividen, Studi Empiris Pada Perusahaan – Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 31

Analisis pengaruh perubahan arus kas operasi terhadap perubahan dividen kas : studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia - USD Repository

0 0 93