dividen perusahaan. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan pembahasan lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul: “Pengaruh Arus Kas terhadap Perubahan
Dividen, Studi Empiris Pada Perusahaan-perusahaan Yang Terdaftar di BEI”.
1.2. Perumusan Masalah
Menurut Nazir 2003:111 bahwa masalah timbul karena adanya tantangan, adanya kesangsian ataupun kebingungan kita terhadap suatu hal
atau fenomena, adanya kemenduaan arti ambiguity, adanya halangan dan rintangan, adanya celah gap baik antar kegiatan atau antar fenomena, baik
yang telah ada ataupun yang akan ada. Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dikemukakan pemasalahan
penelitian: “Sejauh mana perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Indonesia menggunakan informasi dari laporan arus kas sebagai dasar pertimbangan dalam
menetapkan kebijakan pembayaran dividen kepada pemegang saham”.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian sebagai berikut: 1.3.1. Untuk mengetahui apakah arus kas operasi mempunyai pengaruh positif
atau negatif terhadap perubahan dividen dilihat dari laporan tahunan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI.
1.3.2. Untuk mengetahui apakah arus kas bersih mempunyai pengaruh positif atau negatif terhadap perubahan dividen dilihat dari laporan tahunan
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI.
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis berharap agar hasil yang diperoleh dapat memberikan manfaat antara lain:
1.4.1. Bagi penulis, penelitian ini memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai pengaruh arus kas terhadap perubahan dividen.
1.4.2. Bagi perusahaan, dapat dijadikan bahan referensi dalam membuat kebijakan pembayaran dividen dengan melihat posisi laporan
keuangan, khususnya laporan arus kas sebagai bahan pertimbangannya.
1.4.3. Bagi akademis, penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya disamping sebagai sarana untuk
menambah wawasan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Arus Kas dan Perubahan Dividen 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Pada umumnya, setiap perusahaan membuat laporan keuangan sebagai bentuk pertangungjawaban manajemen atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan
perusahaan selama suatu periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.
Menurut Harahap 2006:121 bahwa: Laporan keuangan adalah merupakan output dan hasil akhir dari proses
akuntansi. Laporan keuangan ini menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan informasi bagi para pemakainya
sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Disamping sebagai informasi laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban.
Sedangkan menurut Salim 2000:6 bahwa: Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi keuangan dikomunikasikan kepada pihak di
luar perusahaan. Laporan keuangan yang sering disajikan adalah neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas serta laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham.
Pengertian tersebut menjelaskan bahwa laporan keuangan adalah alat komunikasi yang dapat memberikan informasi mengenai aktivitas perusahaan
kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Laporan keuangan utama menurut PSAK No. 1 yang disajikan terdiri dari:
2.1.1.1. Neraca balance sheet Neraca, yang disebut juga laporan posisi keuangan, memberikan informasi
tentang jenis serta jumlah aktiva dan pasiva perusahaan. Aktiva terdiri dari aktiva 5
lancar dan aktiva tetap. Sedangkan pasiva terdiri dari kewajiban dan kekayaan pemegang saham. Neraca menunjukkan posisi keseimbangan antara aktiva dengan
kewajiban ditambah kekayaan pemegang saham. 2.1.1.2. Laporan laba-rugi income statement
Pada dasarnya, laporan laba-rugi merupakan ringkasan dari pendapatan dan biaya suatu perusahaan pada periode tertentu, misalnya satu bulan, satu tahun.
Laporan laba rugi disusun sedemikian rupa dengan maksud untuk menggambarkan keberhasilan atau kegagalan operasi perusahaan dalam upaya mencapai tujuan
selama periode tertentu, yang diukur dengan membandingkan pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.
2.1.1.3. Laporan arus kas
Laporan arus kas adalah sumber informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari semua aktivitas yang dilakukan perusahaan selama satu
periode, baik dari aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan. Informasi ini sangat penting untuk menilai kemampuan perusahaan menghasilkan kas serta
mengetahui bagaimana kebijakan entitas dalam mengelola menggunakan dana kasnya.
2.1.1.4. Laporan Perobahan Ekuitas atau Modal Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan
aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
Laporan perobahan ekuitas, kecuali untuk perobahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen,
menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan.
2.1.1.5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan
informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan
perobahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang
diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk
menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. 2.1.2. Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah sumber informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari semua aktivitas yang dilakukan entitas selama satu periode,
baik dari aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan. Informasi ini sangat penting untuk menilai kemampuan entitas menghasilkan kas serta mengetahui
bagaimana kebijakan entitas dalam mengelola menggunakan kasnya. Menurut Harnanto 2002:130, “Laporan arus kas menjelaskan perubahan-perubahan yang
terjadi pada kas dan setara kas investasi sementara dan sangat likuid yang dengan
mudah dapat dikonversikan menjadi kas dalam suatu periode akuntansi”.
Untuk dapat dikatakan setara kas, suatu item harus memenuhi dua kriteria sebagai berikut: 1 dapat dengan mudah dikonversikan menjadi kas, dan 2
pendek tanggal jatuh temponya, sehingga kecil tingkat risiko terjadinya perubahan nilai sebagai akibat dari perubahan suku bunga.
Selanjutnya menurut Wibowo dan Arif 2005:134 “Laporan arus merupakan suatu laporan yang menyediakan informasi mengenai penerimaan kas
pengeluaran kas oleh suatu entitas selama periode tertentu”. Marom 2004:16 menyatakan bahwa, “Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan”. Sedangkan menurut Simamora 2000:448 “Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang memperlihatkan pengaruh dari aktivitas-
aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi perusahaan terhadap arus kas semasa periode akuntansi tertentu dalam suatu cara yang merekonsiliasi saldo awal dan
saldo akhir kas”. Pengertian tersebut mengartikan bahwa laporan arus kas memperlihatkan
sumber-sumber arus kas masuk serta penggunaan arus kas keluar sepanjang tahun selama satu periode akuntansi. Arus kas tersebut dibuat dilaporkan dalam tiga
kelompok berdasarkan jenis aktivitasnya, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Kas bersih dari masing-masing aktivitas dijumlahkan dan
direkonsiliasikan dengan saldo kas pada awal tahun, sehingga diperoleh saldo kas akhir tahun.
Laporan ini disusun dari perbandingan neraca awal serta akhir, dan juga dikaitkan dengan laporan laba rugi pada periode tersebut. Laporan ini
mencerminkan keputusan tentang sumber dan penggunaan dana, yaitu komitmen dana untuk investasi dalam aktiva atau untuk membayar kembali kewajiban, atau
meningkatkan dana melalui pinjaman tambahan atau dengan mengurangi investasi
aktiva. Salah satu sumber dana utama adalah operasi yang menguntungkan dimana pendapatan melebihi biaya dan beban. Sebaliknya, operasi yang tidak
menguntungkan merupakan suatu penggunaan dana. Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas
dapat dikelompokkan secara terinci, sesuai dengan penjelasan Ikatan Akuntan Indonesia PSAK No. 2 Paragraf 09 2004:seksi 2.3 sebagai berikut : “Laporan arus
kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan”.
Penjelasan dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan adalah sebagai berikut:
2.1.2.1. Aktivitas Operasi Operating Activities Menurut Djarwanto 2004:122, “Aliran kas ini utamanya berhubungan
dengan aktivitas penjualan produk atau jasa dan berkaitan dengan pendapatan
revenues dan biaya expense seperti yang dilaporkan dalam laporan laba rugi”.
Arus kas yang termasuk aktivitas operasi adalah semua jenis penerimaan dan pengeluaran dana kas yang transaksinya berpengaruh terhadap laba operasional
perusahaan. Kas bersih dari aktivitas operasi sangat penting karena secara langsung menggambarkan jumlah kas yang dihasilkan secara internal. Jumlah kas
yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah secara internal perusahaan mampu melunasi pinjaman, memelihara kemampuan
operasional, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan eksternal.
Penerimaan kas dari penjualan barang dan atau penyerahan jasa akan merupakan bagian terpenting dari perusahaan. Penerimaan kas yang lain, dapat
berasal dari pendapatan bunga, dividen, dan pendapatan lain sejenis. Sedang bagian penting dari pengeluaran kas akan meliputi: pembelian persediaan; biaya
gaji dan upah karyawan, pajak, bunga, utulitas, sewa, dan biaya lain sejenis. Jumlah neto dari kas yang diperoleh dari dan digunakan untuk melakukan aktivitas
operasi perusahaan harus ditonjolkan dalam laporan arus kas.
2.1.2.2. Aktivitas Investasi Investing Activities Menurut Wibowo dan Arif 2005:135, “Aktivitas investasi merupakan
aktivitas yang berkaitan dengan perolehan dan pelepasan aktiva tetap dan investasi serta pemberian dan penagihan pinjaman kepada perusahaan lain”. Arus kas yang
termasuk aktivitas investasi meliputi pemberian dan penagihan pinjaman, perolehan dan pelepasan investasi baik hutang maupun ekuitas, serta penjualan dan
pembelian peralatan, pabrik, dan properti. Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan. Sebab arus kas tersebut
mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan dari
arus kas pada masa depan. Penambahan properti pabrik dan peralatan menunjukkan pertambahan neto
gedung dengan mengeluarkan kas, demikian juga dengan perbaikan gedung yang disewa memerlukan pengeluaran kas. Penjualan properti ini akan menghasilkan
aliran kas masuk. Aktivitas investasi yang lain timbul dari penurunan akun aktiva lain-lain di neraca.
2.1.2.3. Aktivitas Pendanaan Financing Actvities Menurut Wibowo dan Arif 2005:136, “Aktivitas pendanaan merupakan
aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan
pinjaman jangka panjang perusahaan”. Aktivitas pendanaan melibatkan pos-pos
kewajiban dan ekuitas pemilik, meliputi:
- Perolehan sumber daya dari pemilik dan komposisinya - Peminjaman uang dari kreditur serta pelunasannya
Transaksi dan peristiwa yang berakibat terjadinya penerimaan kas dari atau pengeluaran kas kepada para pemilik atau pemegang saham disebut pendanaan
ekuitas. Sedangkan transaksi dan peristiwa yang berakibat terjadinya penerimaan kas dari atau pengeluaran kas kepada para kreditur disebut pendanaan utang.
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas pada masa
depan oleh para pemasok modal perusahaan. Laporan arus kas memperlihatkan sumber-sumber dan penggunaan-
penggunaan kas sepanjang tahun. Arus masuk dan keluar kas dari transaksi- transaksi yang berkaitan dengan setiap jenis aktivitas diperlihatkan dalam laporan,
disertai dengan arus masuk dan arus keluar kas bersih untuk jenis aktivitas tersebut. Selanjutnya, laporan arus kas serta pos-pos yang terdapat di dalamnya dapat
disajikan sebagai berikut Simamora, 2000:298: Arus kas dari aktivitas operasi:
Laba bersih xxx
Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih ke kas: Beban penyusutan
xxx Amortisasi aktiva tak berwujud
xxx Keuntungan atas penjualan aktiva pabrik
xxx Kenaikan piutang usaha bersih
xxx Penurunan persediaan
xxx Penurunan hutang usaha
xxx xxx
+- Kas bersih dari aktivitas operasi
xxx Arus kas dari aktivitas investasi:
Penjualan aktiva pabrik xxx
Pembelian peralatan xxx
Pembelian tanah xxx
Kas bersih dari aktivitas investasi xxx
+- Arus kas dari aktivitas pendanaan:
Pembayaran dividen tunai xxx
Penerbitan saham biasa xxx
Penebusan obligasi xxx
Kas bersih dari aktivitas pendanaan xxx
+- Kenaikan atau penerimaan kas bersih
xxx
Bentuk laporan arus kas tersebut menunjukkan bahwa kenaikan kas bersih selama periode tertentu diperoleh dengan menjumlahkan kas bersih dari masing-
masing aktivitas investasi, operasi, dan pendanaan, dan selanjutnya saldo kas pada akhir tahun akan diketahui dengan menambahkan kas bersih pada saldo kas awal
tahun.
Contoh laporan arus kas metode langsung dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1
PT CITRA PESONA JAYA Laporan Arus Kas
untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2001
Uraian Per 31 Des 2001
Rp Arus kas operasi dari aktivitas operasi:
Penerimaan kas:dari pelanggan 29.464.000
Pengeluaran untuk pembayaran barang pemasok
15.995.000
Pengeluaran kas untuk pembayaran biaya
10.000.000
Arus kas untuk pembayaran biaya
3.469.000
Arus ka bersih dari operasi Pembayaran kas untuk biaya bunga:
Biaya bunga
1.150.000
Dikurangi: Amortisasi diskonto
27.000
Pembayaran kas untuk biaya bunga
1.123.000
Pembayaran kas untuk pajak penghasilan 270.000+225.000-154.000
341.000
Arus kas bersih dari aktivitas operasi
2.005.000
Arus kas bersih dari aktivitas investasi: Penjualan bangunan, mebel dan peralatan
kantor 1.671.000
Pembelian investasi jangka panjang
390.000
Pembelian tanah
420.000
Arus kas bersih dari aktivitas investasi
861.000
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan Penarikan saham
1.200.000
Pembayaran dividen
1.732.000
Kas dibayarkan untuk pendanaan
2.932.000
Arus kas bersih dari aktivitas operasi
2.005.000
Arus kas bersih dari aktivitas investasi
861.000
Arus kas bersih untuk aktivitas pendanaan
2.932.000
Kenaikan penurunan kas
66.000
Sumber: Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty 2008:43
Dari Tabel 2.1 terlihat bahwa kas bersih aktivitas operasi pada tahun 2001 adalah positif sebesar Rp. 3.469.000. Aktivitas investasi pada tahun 2001
menggunakan kas sebesar Rp. 861.000. Sedangkan aktivitas pendanaan pada tahun 2001 menghasilkan kas sebesar Rp. 2.932.000. Secara keseluruhan, aktivitas
perusahaan pada tahun 2001 menurunkan saldo kas sebesar Rp. 66.000. Berikut ini contoh laporan arus kas metode tidak langsung, seperti tertera
pada Tabel 2.2. Tabel 2.2
PT CITRA PESONA JAYA Laporan Arus Kas
untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2001
Uraian Rp
Arus kas pada aktivitas operasi:
Laba Sebelum bunga dan pajak 2.540.000,00
Penyesuaian untuk: Depresiasi aktiva tetap
420.000,00 Amortisasi paten
180.000,00 Rugi penjualan bangunan
60.000,00 Rugi penjualan mebel dan peralatan kantor
90.000,00 Laba opreasi sebelum perubahan modal kerja:
3.290.000,00 Kenaikan piutang dagang
36.000,00 Penurunan persediaan
200.000,00 Kenaikan utang wesel
50.000,00 Penurunan utang dagang
45.000,00 Kenaikan utang biaya sewa
1.000,00 Kas yang dihasilkan dari operasi
3.469.000,00 Pembayaran kas untuk biaya bunga
1.123.000,00 Pembayaran kas untuk pajak penghasilan
341.000,00 Arus kas sebelum pos luar biasa
Pos luar biasa: 2.005.000,00
Arus kas bersih dari aktivitas operasi 2.005.000,00
Arus kas dari aktivitas investasi:
Penjualan bangunan, mebel dan peralatan kantor 1.671.000,00
Pembelian investasi jangka panjang 390.000,00
Pembelian tanah 420.000,00
Arus kas bersih dari aktivitas investasi 861.000,00
Arus kas dari aktivitas pendanaan:
Penarikan kembali saham 1.200.000,00
Pembayaran dividen 1.732.000,00
Arus kas bersih untuk aktivitas pendanaan 2.932.000,00
Kenaikan penurunan kas dan setara kas 66.000,00
Kas dan setara kas pada awal periode 336.000,00
Kas dan setara kas pada akhir periode 270.000,00
Sumber: Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty 2008:49. Dari Tabel 2.2 terlihat bahwa kas bersih aktivitas operasi pada tahun 2001
adalah positif sebesar Rp. 2.005.000. Aktivitas investasi pada tahun 2001 menggunakan kas sebesar Rp. 861.000. Sedangkan aktivitas pendanaan pada tahun
2001 menurunkan kas sebesar Rp. 2.932.000. Secara keseluruhan, aktivitas perusahaan pada tahun 2001 menurunkan saldo kas sebesar Rp. 66.000.
Menurut Djarwanto 2004:125 jenis-jenis penyesuaian umum yang dilakukan pada laba bersih untuk memperoleh arus kas bersih dari aktivitas operasi
: a. Menambah kas
- Penurunan netto aktiva lancar selain kas - Penurunan aktiva tidak lancar
- Bertambahnya hutang - Hasil penjualan saham
- Keuntungan dari operasi perusahaan b. Penurunan kas
- Kenaikan netto aktiva lancar selain kas - Kenaikan netto aktiva tidak lancar
- Berkurangnya hutang - Penarikan kembali modal saham
- Pembayaran dividen tunai - Kerugian dalam operasi perusahaan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber tersebut, maka akan
disusun dan dilaporkan menjadi laporan arus kas, melalui tahap-tahap sebagai berikut:
a. Pelaporan arus kas dari aktivitas operasi
b. Pelaporan Arus Kas Atas Dasar Kas Bersih. c. Pelaporan arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan
d. Pelaporan arus kas dari transaksi non kas e. Pelaporan arus kas dari pos-pos tertentu
a. Pelaporan arus kas dari aktivitas operasi Menurut Djarwanto 2004:125, untuk menyajikan laporan arus kas dari
kegiatan operasi dapat digunakan dua metode, yaitu: 1 Metode langsung direct method
Dalam metode langsung pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari
aktivitas operasional secara lengkap tanpa melihat laporan laba-rugi, dan baru dilanjutkan dengan aktivitas investasi dan keuangan.
2 Metode tidak langsung indirect method Dalam metode tidak langsung penyajian laporan arus kas dimulai dari laba-
rugi bersih dan selanjutnya disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan dalam pos-pos yang mempengaruhi kegiatan operasional seperti
penyusutan, naik turunnya pos aktiva lancar dan utang lancar. Metode langsung memperlihatkan secara langsung semua jenis penerimaan
dan pengeluaran kas. Penerimaan kas meliputi penagihan dari pelanggan, penerimaan bunga dan dividen, serta penerimaan lain-lain jika ada, sedangkan
pengeluaran kas meliputi pembayaran kepada supplier, gaji pegawai, pembayaran pajak, dan pembayaran lainnya. Kenaikan piutang dagang dikurangkan dari
pendapatan penjualan karena penjualan telah lebih besar diakui dalam laporan laba rugi daripada uang tunai yang sungguh-sungguh diterima. Jumlah kenaikan
persediaan ditambahkan ke dalam harga pokok penjualan, karena uang tunai yang
dibayar untuk membeli persediaan lebih besar dari yang dibebankan dalam harga pokok penjualan, yaitu uang tunai yang dipakai untuk membeli persediaan yang
belum terjual. Kenaikan hutang dagang dikurangkan dari harga pokok penjualan karena perusahaan dapat menunda pembayaran pembelian persediaan kepada
supplier, sehingga harga pokok penjualan telah diakui lebih besar dari yang sesungguhnya dibayar.
Penyusutan dan amortisasi dikurangkan dari beban operasi, karena penyusutan dan amortisasi adalah alokasi biaya, bukan pengeluaran kas.
Pembelian aktiva tetap harus diakui sebagai investasi dengan arus kas keluar kecuali terjadi pertukaran hutang atau saham dalam laporan arus kas pada
periode dimana aktiva tersebut diperoleh. Penyusutan dan amortisasi dalam tahun tertentu sama dengan perubahan perkiraan akumulasi penyusutan dan amortisasi
dalam neraca, kecuali perusahaan melakukan penjualan aktiva modal. Jika perusahaan menjual aktiva modal, maka perubahan perkiraan aktiva di neraca tidak
akan sama dengan pengakuan beban penyusutan, karena sebahagian dari perubahan perkiraan diakibatkan adanya eliminasi akumulasi penyusutan untuk aktiva yang
dijual. Penurunan biaya dibayar dimuka dikurangkan dari beban operasi, karena
perusahaan telah mengakui beban yang lebih besar dari yang telah dibayarkan secara tunai. Akhirnya, kenaikan pajak ditangguhkan dikurangkan dari beban
pajak, karena pajak yang ditangguhkan timbul sebagai penyesuaian antara jumlah beban pajak yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan uang tunai yang sungguh-
sungguh dibayarkan. Metode tidak langsung dimulai dengan penyajian laba bersih, yang
kemudian diikuti dengan koreksi pos-pos ditangguhkan meliputi: biaya yang masih
harus dibayar, item non kas seperti penyusutan dan amortisasi, serta item non operasi seperti laba atau rugi penjualan aktiva tetap. Penyusutan dan amortisasi
harus ditambahkan kembali ke laba karena merupakan beban non kas. Kenaikan perkiraan kewajiban pajak yang ditangguhkan juga harus ditambahkan kembali,
karena beban pajak telah lebih besar diakui dari pada pajak yang telah dibayarkan. Kenaikan piutang dagang dikurangkan karena pendapatan penjualan diakui
lebih besar dibanding uang tunai yang tertagih dari pelanggan. Kenaikan persediaan dikurangkan karena perusahaan telah membeli persediaan dengan uang
tunai yang lebih besar daripada beban harga pokok penjualan. Padahal harga pokok penjualan yang dipakai dalam perhitungan laba bersih hanya meliputi
persediaan yang benar-benar terjual. Penurunan biaya dibayar dimuka ditambahkan kembali, karena perusahaan
telah mengakui beban pada periode berjalan, tetapi telah dibayar tunai pada periode yang lalu. Kenaikan hutang dagang ditambahkan karena uang tunai yang
dibayarkan ke supplier lebih kecil dari biaya pembelian persediaan yang telah diakui. Kenaikan biaya yang masih harus dibayar ditambahkan ke laba bersih
karena beban telah diakui sebelum uang kas benar-benar dibayarkan. Dengan demikian kedua metode penyusunan laporan arus kas tersebut
dimuka mempunyai perbedaan masing-masing, dimana dengan metode langsung dilakukan dengan mengurangkan pengeluaran kas opoerasi dari peneriman kas
operasi. Metode langsung menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas yang ringkas. Sedangkan metode tidak langsung dimulai dari laba
bersih dan mengubahnya menjadi arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dengan kata lain, penyesuaian laba bersih yang dilaporkan tetapi tidak mempengaruhi kas
yang mana harus ditambahkan kembali ke laba bersih.
Perbedaan antara metode langsung dengan metode tidak langsung adalah bahwa metode langsung memperlihatkan penerimaan dan pengeluaran kas operasi.
Sedangkan metode tidak langsung memusatkan perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi, dimana metode tersebut memberikan salinan rugi
laba serta neraca. Akan tetapi dalam menghasilkan kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi harus sama diantara metode yang digunakan, baik metode
langsung maupun metode tidak langsung. Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi
dengan menggunakan metode langsung, karena metode ini memperlihatkan penerimaan dan pembayaran kas operasi. Sedangkan metode tidak langsung tidak
melaporkan penerimaan dapat pembayaran operasinya. Maka metode langsung ini lebih baik dari metode tidak langsung.
b. Pelaporan Arus Kas Atas Dasar Kas Bersih. Pelaporan arus kas bersih dilakukan untuk:
1 Penerimaan dan pengeluaran untuk kepentingan para pelanggan karena
tidak mencerminkan aktiviras perusahaan. Contoh: penerimaan dan pembayaran rekening giro, dana pelanggan yang dikelola perusahaan
investasi, dan sewa yang ditagih oleh pengelola perusahaan disetor kepadas pemilik tanah properti
2 Penerimaan dan pengeluaran untuk pos-pos dengan perputaran cepat,
dengan volume transaksi yang besar, dan dalam jangka waktu yang singkat. Contoh : transaksi kartu kredit, pembelian dan penjualan surat-surat
berharga, dan pinjaman jangka pendek lain dengan jangka 3 tiga bulan atau kurang.
c. Pelaporan Arus Kas Dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan Pelaporan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan
kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan.
d. Pelaporan Arus Kas Dari Transaksi Non Kas Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kas
atau setara kas harus dikeluarkan dari laporan arus kas.Transaksi semacam itu harus diungkapkan sedemikian rupa pada catatan atas laporan keuangan sehingga dapat
memberikan informasi yang relevan mengenai aktivitas investasi dan pedanaan tersebut.
e. Pelaporan Arus Kas dari Pos-pos Tertentu 1 Pos luar biasa, hanya diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan sesuai dengan sifat, transaksinya dan diungkapkan secara terpisah.
2 Bunga dan dividen, yang diterima dan dibayarkan masing-masing harus diungkapkan tersendiri dan diklasifikasikan secara konsisten antar periode
sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. 3 Pajak penghasilan diungkapkan secara tersendiri dan
diklasifikasikangsebagai arus kas aktivitas operasi kecuali secara spesifik diidentifikasikan sebagai aktivitas lain.
2.1.3. Pengertian Kas
Kas merupakan pos perkiraan yang paling aktif dari aktiva lainnya. Perkiraan kas terdiri dari perkiraan yang ada dalam perusahaan dan kas yang ada di
bank. Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan unit perusahaan.
Salim 2000:402 mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan kas adalah:
Kas, harta yang paling likuid, adalah media pertukaran baku dan dasar bagi pengukuran dan akuntansi untuk semua pos lainnya. Kas umumnya
diklasifikasikan sebagai harta lancar. Agar dapat dilaporkan sebagai kas, pos bersangkutan harus siap tersedia untuk pembayaran kewajiban lancar,
dan harus bebas dari setiap ikatan kontraktual yang membatasi penggunaannya dalam pemenuhan hutang.
Berdasarkan definisi tersebut, diketahui bahwa kas merupakan suatu alat
tukar yang standar dan harta yang paling likuid, memberikan dasar pengukuran, pencatatan untuk semua perkiraan, pemakaian dan pengembalian tanpa ada batas.
Lebih lanjut Nugroho 2002:243 mengemukakan bahwa: “Kas merupakan aktiva lancar yang paling likuid cair dan terdiri dari pos-pos yang berlaku sebagai alat
tukar dan memberikan dasar bagi pengukuran akuntansi.” Agar dapat dilaporkan sebagai kas suatu pos harus tersedia setiap saat dan tidak dibatasi penggunaannya
untuk pembayaran kewajiban lancar. Kas terdiri dari uang logam, uang kertas, dan dana yang tersedia pada
deposito bank. Instrumen yang dapat dinegosiasikan seperti pos wesel, cek yang disahkan, cek kasir, cek pribadi dan wesel bank juga dipandang sebagai kas.
Rekening tabungan biasanya diklasifikasikan sebagai kas, walaupun bank memiliki hak legal untuk meminta pemberitahuan sebelum penarikan. Akan tetapi, karena
pemberitahuan sebelumnya jarang diminta oleh bank dalam praktek, maka rekening
tabungan juga dipandang sebagai kas.
Kas pada pos itu sendiri bukan merupakan harta yang produktif, karena tidak memberikan hasil atau pengembalian. Namun perlu untuk menyediakan uang
kas yang lebih besar dari yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhn sehari-hari dengan marjin yang layak dalam kondisi tertentu. Kelebihan kas dari yang
diperlukan harus dimanfaatkan, misalnya dengan mengadakan investasi yaitu berupa pembelian aktiva tetap dan surat-surat berharga.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa kas merupakan aktiva yang paling aktif yang berfungsi sebagai alat pembayaran dalam
semua kegiatan usaha. Syarat dari suatu elemen yang dapat dipersamakan dengan kas yaitu Wibowo dan Abubakar, 2005:135:
a. Dapat diterima setiap saat sebagai alat pembayaran khususnya dalam lingkungan bisnis.
b. Dapat disetor ke rekening giro di bank setiap saat sesuai dengan nilai nominalnya.
Dari kedua elemen pokok tersebut dapat dipakai untuk menentukan apakah suatu elemen termasuk kas atau bukan kas.
Menurut Wibowo dan Abubakar 2005:137, elemen-elemen yang termasuk kas yaitu:
a. Kas pada perusahaan cash on hand b. Kas di bank cash in bank
c. Cek bertanggal mundur post date cheque d. Deposito berjangka time deposit
e. Cek yang tidak cukup dana Not Sufficient Fund atau cek kosong Not
Fund f. Investasi jangka pendek
g. Kas dibatasi pemakaiannya restricted cash h. Piutang wesel
i. Bank Draft.
a. Kas pada perusahaan cash on hand Elemen yang termasuk kas dalam perusahaan dapat digolongkan dalam
beberapa kategori antara lain Wibowo dan Abubakar, 2005:137: 1 Uang tunai, meliputi uang logam dan uang kertas yang dimiliki perusahaan,
termasuk uang tunai yang terdapat pada kas kecil dalam perusahaan. 2 Check yang diterima sebagai alat pembayaran dari pihak lain tetapi oleh
perusahaan belum digunakan atau belum disetor ke bank. 3 Elemen-elemen lain yang dapat dipersamakan dengan kas kecil, seperti: wesel
pos, bukti kiriman uang, bank draft, money order dan lainnya. b Kas di bank cash in bank
Kas di bank adalah semua saldo rekening koran atau rekening giro yang dimiliki perusahaan dan dapat digunakan setiap saat sebagai alat pembayaran.
Dalam praktek sehari-hari sering sekali ada elemen-elemen yang tidak dapat tergolong kedalam kas, tetapi dimasukan ke dalam kas sehingga elemen tersebut
perlu dipisahkan dari kas. Elemen yang tidak termasuk ke dalam kas yaitu Wibowo dan Abubakar,
2005:139: 1 Kas bon atau uang muka intern adalah merupakan bukti pengambilan
uang kas yang dilakukan petugas perusahaan untuk melakukan pembayaran ke pihak luar yang jumlahnya belum dapat dipastikan dan
bukti-bukti pendukungnya baru diperoleh jika sudah dibayar.
2 Persediaan perangko dan meterai. Persediaan ini sering kali dalam prakteknya dimasukkan sebagai elemen kas, hal ini tidak benar karena
persediaan perangko dan meterai tidak dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran dan tidak dapat disetor ke rekening di bank.
c. Cek bertanggal mundur post date cheque
Cek yang bertanggal mundur adalah cek yang diterima dari pihak lain pada tanggal tertentu tetapi dibubuhi tanggal yang selang beberapa waktu kemudian
dibandingkan dengan penerimaan cek tersebut. d. Deposito berjangka time deposit
Deposito berjangka adalah simpanan di bank yang pengambilannya terkait pada peraturan dalam jangka waktu tertentu, sehingga simpanan tersebut tidak
dapat diambil atau diuangkan setiap saat sesuai dengan pengambilannya.
e. Cek yang tidak cukup dana Not Sufficient Fund atau cek kosong Not Fund Cek yang diterima perusahaan dari pihak luar dapat berupa cek yang tidak
cukup dananya dan bahkan mungkin merupakan cek kosong, sehingga cek tersebut tidak dapat digunakan atau disetor ke dalam rekening bank.
f. Investasi jangka pendek Karena investasi jangka pendek bertujuan untuk menghindari kas yang
menganggur, maka dalam prakteknya seringkali investasi jangka pedek disajikan sebagai unsur kas. Penyajian tersebut tidak dapat dibenarkan karena investasi
jangka pendek tidak dapat langsung dipakai sebagai alat pembayaran setiap saat dan tidak dapat disetor ke dalam rekening bank. Dengan demikian investasi jangka
pendek bukan merupakan unsur kas. g. Kas dibatasi pemakaiannya restricted cash
Dalam suatu perusahaan mungkin terdapat kas yang dibatasi pemakaiannya untuk tujuan khusus, seperti untuk pelunasan utang jangka panjang, ekspansi dan
pembayaran dividen. h. Piutang wesel
Piutang wesel yang diserahkan pada bank untuk ditagih pada pihak lain seringkali dimasukkan sebagai unsur kas di bank, perlakuan tersebut tidak
dibenarkan karena piutang wesel tidak termasuk unsur kas. Apabila piutang wesel telah dapat diuangkan atau ditagih oleh bank baru memenuhi unsur sebagai kas.
i. Bank Draft Hal ini timbul apabila perusahaan telah melakukan pembayaran dengan cek
melalui saldo rekening bank, sehingga catatan kas di bank yang diselenggarakan perusahaan saldo kecil, maka menurut peraturan ini tidak diperbolehkan. Bank over
draft tidak boleh disajikan sebagai elemen kas dan harus disajikan sebagai utang lancar.
Kas terdiri dari saldo kas atau yang ada di dalam perusahaan dan rekening giro atau kas yang ada di bank. Pengertian kas juga meliputi kas kecil seperti
penerimaan tunai dan cek yang disetor ke bank. Kas merupakan aktiva perusahaan yang paling likuid. Kas yang ada di bank biasanya disebut ‘kas di bank” dan kas
yang ada di tangan biasanya disebut ‘kas di tangan’. 2.1.4. Tujuan dan Kegunaan Informasi Arus Kas
2.1.4.1. Tujuan Informasi Arus Kas
Menurut Baridwan 2004:43, “Tujuan utama laporan aliran kas adalah untuk menyajikan informasi relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu
perusahaan selama suatu periode”. Berarti dengan adanya informasi dari laporan arus kas memungkinkan semua pihak dapat mengetahui dari mana kas diperoleh
dan kemana kas dialokasikan. Informasi tersebut sangat berguna dan dapat dimanfaatkan masing-masing pihak sesuai dengan kepentingannya.
Menurut Wibowo dan Arif 2005:134, tujuan laporan arus kas:
a. Menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas bagi investor dan kreditur.
b. Membantu pembaca laporan keuangan dalam memperkirakan perbedaan antara laba bersih net income dengan penerimaan serta pengeluaran
kas yang terkait dengan pendapatan tersebut. c. Membantu menentukan pengaruh transaksi kas dan nonkas dari aktivitas
pendanaan dan investasi terhadap posisi keuangan suatu entitas. Selanjutnya menurut Sirait 2001:69 tujuan pelaporan arus kas yaitu:
a. Memperlihatkan hubungan di antara laba bersih dan perubahan saldo kas. Saldo kas dapat menurun meskipun perusahaan memperoleh laba
bersih dan juga sebaliknya. b. Melaporkan arus kas masa lalu untuk membantu:
- Memprediksi arus kas masa mendatang. - Mengevaluasi penghasilan dan penggunaan kas oleh manajemen.
- Menentukan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga serta dividen dan menbayar hutang yang jatuh tempo.
c. Mengidentifikasi perubahan bauran aktiva produktif.
Neraca memperlihatkan status sebuah perusahaan pada saat tertentu. Sebaliknya, laporan arus kas, laporan laba-rugi, dan laporan laba ditahan mencakup
satu periode tertentu. Laporan arus kas menjelaskan dari mana datangnya uang kas dan ke mana dibelanjakan dalam periode tertentu. Selain kas, laporan ini juga
memberikan penjelasan mengenai ekuivalen kas, yaitu investasi jangka pendek yang sangat likuid sehingga dapat dengan mudah dikonversi menjadi kas.
Dari semua pendapat tersebut, fungsi dan informasi laporan arus kas adalah memberikan informasi yang memugkinkan bagi para nasabah untuk mengevaluasi
perubahan dari aktiva bersih, stuktur keuangan likuiditas dan solvabilitas dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka
adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Tujuan laporan arus kas bagi perbankan adalah agar bank dapat mengetahui
dan dapat menilai kemampuan bank tersebut dalam menghasilkan kas dan setara
kas dan memungkinkan para nasabah untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dan arus kas masa depan bank.
2.1.4.2. Kegunaan Informasi Arus Kas
Salim 2000:373, menyatakan bahwa manfaat laporan arus kas bagi pihak internal dan eksternal perusahaan sebagai berikut:
a. Pihak internal manajemen memanfaatkan laporan arus kas sebagai dasar untuk menilai likuiditas perusahaan, menentukan kebijakan
dividen, dan mengevaluasi imbas akibat dari keputusan-keputusan kebijakan pokok yang dibuat manajemen menyangkut investasi dan
pendanaan.
b. Pihak eksternal, khususnya investor dan kreditur juga memanfaatkan laporan arus kas. Investor memanfaatkan laporan arus kas sebagai dasar
pertimbangan untuk melakukan penanaman modal, sedangkan kreditur memanfaatkannya sebagai dasar pertimbangan untuk memberikan
kredit.
Singkatnya, pihak internal dan eksternal menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan arus kas untuk memprediksi kemampuan entitas
menghasilkan kas dan setara kas, yang kemudian dijadikan sebagai dasar pertimbangan pembuatan keputusan sesuai dengan kepentingan masing-masing
pihak. Menurut Harahap 2006:257, dengan melakukan analisis terhadap arus kas ini dapat diketahui:
a. Kemampuan perusahaan menggenerate kas, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus keluar perusahaan masa lalu.
b. Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar dividen di masa yang
akan datang. c. Informasi bagi investor, kreditor, memproyeksikan return dari sumber
kekayaan perusahaan. d. Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa
yang akan datang. e. Alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan
dan pengeluaran kas. f. Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya
terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
Informasi tentang arus kas akan membantu para pemodal dan kreditur untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih yang positif
dan memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya, termasuk kemampuannya untuk membayar dividen pada masa yang akan datang. Selain itu,
laporan arus kas membantu para pemakai laporan keuangan untuk mengetahui alasan-alasan tentang perbedaan antara laba bersih atau laba akuntansi dengan laba
tunainya. Laporan arus kas juga membantu para pemakai laporan keuangan untuk menentukan dampak dari transaksi-transaksi cash dan noncash investing serta
pendanaannya terhadap posisi keuangan perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia PSAK No.2 Paragraf 03-04 2004:Seksi 2.1-2.2
mengemukakan sebagai berikut: Jika digunakan dalam kaitanya dengan laporan keuangan lain, laporan arus
kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, stuktur keuangan
termasuk likuiditas dan solvabilitas dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan
keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menhasilkan kas dan setara kas dan
memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan future cash flows
dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan kerena dapat
meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Informasi arus kas historis
sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa depan. Di samping itu informasi arus kas juga berguna untuk
meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus
kas bersih serta dampak perubahan harga.
Informasi dalam laporan arus kas akan membantu investor, kreditur dan pihak lain dalam menilai hal berikut Harahap, 2006:259:
a. Kemampuan kesatuan menghasilkan arus kas masa depan. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah memberikan informasi
yang memungkinkan untuk meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan. Dengan memeriksa hubungan
antara pos-pos seperti penjualan dan arus kas bersih dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan akan memungkinkan untuk membuat
ramalan yang lebih baik mengenai arus kas perusahaan.
b. Kemampuan kesatuan usaha untuk membayar dividen dan memenuhi kewajiban. Secara sederhana, jika suatu perusahaan tidak mempunyai
cukup uang kas, maka upah karyawan tak dapat dibayar, utang tak terlunasi, dividen tak terbayar atau peralatan tak terbeli. Selain itu
laporan arus kas menunjukkan bagaimana kas digunakan dan darimana diperoleh. Semua pihak yang terkait dengan perusahaan sangat
berkepentingan dengan informasi arus kas yang dapat dilihat dari laporan arus kas perusahaan.
c. Perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari aktivitas operasi. Angka laba bersih penting karena memberikan informasi mengenai
keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan bisnis dari satu periode ke periode lain. Tetapi beberapa orang mengkritik laba bersih berdasar
akrual karena taksiran harus dibuat untuk menghitungnya. Akibatnya, keandalan dari angka itu sering diragukan. Tidak demikian halnya
dengan kas. Banyak pembaca laporan keuangan ingin mengetahui alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari
aktivitas operasi. Kemudian mereka dapat menilai bagi diri mereka sendiri keandalan dari angka laba.
d. Transaksi investasi dan pendanaan kas dan nonkas selama periode itu. Dengan memeriksa aktivitas investasi suatu perusahaan pembelian atau
penjualan aktiva selain dari produknya dan transaksi pendanaannya peminjaman dan pelunasan pinjaman investasi oleh pemilik dan
distribusi ke pemilik, pembaca laporan keuangan dapat memahami lebih baik mengapa aktiva dan kewajiban meningkat atau menurun
selama periode itu.
2.1.5. Kebijakan Dividen
Menurut Siegel 2001 : 254, “laba perusahaan yang dibayarkan kepada para pemegang saham disebut sebagai dividen”, sedangkan kebijakan dividen
menurut Brigham dan Houston 2000 : 66 adalah “kebijakan yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dengan pertumbuhan dimasa mendatang yang
memaksimumkan harga saham”. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dividen yang
dibayarkan kepada para pemegang saham bersumber dari keuntungan yang diperoleh perusahaan dari berbagai aktivitas operasionalnya. Sedangkan kebijakan
dividen adalah penentuan pembayaran dividen meliputi saat pembayaran dan jumlah nominal dividen yang dibayarkan.
Perusahaan harus memilih apakah dividen akan dibayar saat ini periode ini atau ditunda hingga periode berikutnya. Menurut Hin 2001 : 20, walaupun pada
suatu periode tertentu perusahaan memperoleh keuntungan belum tentu melakukan pembayaran dividen, karena perusahaan tersebut membutuhkan dana untuk
melakukan ekspansi atau membayar beban hutang. Tetapi bisa saja perusahaan yang mengalami kerugian justru membayarkan dividen dari saldo kas atau laba
ditahan pada periode sebelumnya. Ahmad 2004 : 194 menguraikan beberapa ‘kebijakan dasar’ yang dapat
dipilih dianut perusahaan sehubungan dengan saat pembayaran dan jumlah nominal dividen yang akan dibayarkan, yaitu:
1. Dividen per saham yang stabil. Perusahaan membayar dividen dalam jumlah yang tetap pada setiap periode, walaupun perusahaan tersebut
mengalami kerugian. 2. Dividen pay out DPO yang stabil. Rasio dividen dengan laba bersih
stabil, tetapi jumlah nominal dividen yang dibayarkan bervariasi. 3. Dividen kombinasi. Selain jumlah pembayaran dividen yang tetap,
perusahaan dapat membayar dividen tambahan jika keuntungan perusahaan meningkat.
4. Dividen residual. Dividen yang dibayarkan adalah residu sisa laba setelah dana untuk kebutuhan investasi terpenuhi. Dalam hal ini, jika
pada suatu periode perusahaan mengalami kerugian, maka dividen tidak akan dibayar.
Sedangkan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan dividen adalah Riyanto, 2000 : 267:
1. Posisi likuiditas perusahaan Salah satu faktor yang harus dipertimbangkan saat menetapkan
besarnya jumlah dividen yang akan dibayarkan adalah posisi likuiditas perusahaan. Kebijakan pembayaran dividen melibatkan arus kas keluar
cash outflow yang relatif besar, sehingga kebijakan tersebut harus ditetapkan berdasarkan posisi likuiditas perusahaan.
2. Kebutuhan dana untuk membayar utang
Disamping posisi likuiditas, perusahaan juga harus mempertimbangkan kebutuhan dana kas untuk membayar utang-utangnya. Jika perusahaan
menetapkan bahwa utang yang jatuh tempo akan dibayar dengan menggunakan sumber-sumber dana internal, maka jumlah dividen yang
dapat dibayarkan kepada para pemegang saham akan berkurang.
3. Pertumbuhan perusahaan Pertumbuhan ekspansi perusahaan juga membutuhkan dana kas. Jika
perusahaan memutuskan untuk membiayai pertumbuhan dari sumber- sumber dana internal, maka jumlah pembayaran dividen akan
berkurang. Namun jika kebutuhan dana ekspansi dipenuhi dari sumber dana eksternal, maka perusahaan dapat menstabilkan atau
meningkatkan pembayaran dividen.
2.1.6. Pengaruh Arus Kas terhadap Perubahan Dividen
Dana yang dibayarkan perusahaan sebagai dividen kepada para pemegang saham adalah bersumber dari dana kas perusahaan, sedangkan dana kas perusahaan
bersumber dari aliran arus kas berbagai aktivitas perusahaan, yang secara garis besar dibagi atas 3 golongan, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan. Jika arus kas masuk cukup besar, maka ketersediaan dana kas juga besar posisi likuiditas kuat, yang berarti kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen juga cukup kuat. Dengan demikian, salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dan berpengaruh terhadap kebijakan pembayaran dividen adalah
informasi tentang kemampuan perusahaan menghasilkan kas dan setara kas yang disajikan dalam ‘laporan arus kas’.
Selanjutnya menurut Brigham dan Houston 2000 : 66, “kebijakan dividen harus menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dengan pertumbuhan
dimasa mendatang yang memaksimumkan harga saham”. Ini berarti faktor lain yang mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen adalah kebutuhan perusahaan
atas dana kas untuk membiayai pertumbuhan ekspansi dalam aktivitas investasinya. Jika perusahaan memutuskan untuk membiayai pertumbuhan
dengan menggunakan sumber dana internal, maka alokasi dana kas untuk
membayar dividen akan berkurang atau tidak dibayar sama sekali. Pertumbuhan perusahaan adalah suatu hal yang penting, karena pertumbuhan juga ditujukan
untuk meningkatkan aliran kas, yang pada gilirannya akan meningkatkan pembayaran dividen dimasa yang akan datang.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa dua faktor utama yang berpengaruh terhadap kebijakan pembagian dividen adalah kemampuan menghasilkan aliran kas
dan kebutuhan perusahaan atas dana kas. Perusahaan harus berupaya mengalokasikan dana kasnya sebaik mungkin agar pembayaran dividen saat ini
dapat ditingkatkan melalui pertumbuhan dimasa mendatang, yang secara keseluruhan terangkum dalam laporan arus kas perusahaan.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung kerangka konseptual penelitian.
1. Ida Novawanty 2010 Judul penelitian adalah “Pengaruh Arus Kas Operasi dan Profitabilitas
terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Variabel penelitian adalah arus kas operasi X
1
dan return on asset X
2
sebagai variabel independen, dan dividen payout ratio Y sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini menunjukkan kedua variabel independen
tidak berpengaruh terhadap dividen payout ratio secara bersama-sama, dan juga secara parsial masing-masing variabel independen tidak berpengaruh terhadap
dividen payout ratio. Hal ini menunjukkan bahwa arus kas operasi dan return on asset bukan indikator yang berpengaruh besar terhadap penentuan besarnya dividen
payout ratio.
2. Weny Artika Sari 2011 Judul penelitian adalah “Analisis Hubungan antara Laba Bersih dan Arus
Kas Operasi dengan Dividen Kas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”. Variabel penelitian adalah laba bersih X
1
dan arus kas operasi X
2
3. Norma Kristina Ritonga 2010 sebagai
variabel independen dan dividien kas Y sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial laba bersih memiliki hubungan
dengan dividen kas, sedangkan arus kas operasi tidak memiliki hubungan dengan dividen kas. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa laba bersih dan arus
kas operasi mempunyai hubungan dengan dividen kas.
Judul penelitian adalah “Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas dan Likuiditas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI”. Variabel penelitian adalah laba bersih X
1
, arus kas total X
2
dan current ratio X3 sebagai variabel independen dan dividen tunai Y sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan laba
bersih, arus kas total dan current ratio mempunyai pengaru yang signifikan terhadap pembagian dividen tunai, akan tetapi secara parsial arus kas total dan
current ratio tidak berpengaruh terhadap pembagian dividen tunai, sedangkan labar bersih berpengaruh signifikan terhadap pembagian dividen tunai.arus kas
operasi X
1
dan return on asset X
2
sebagai variabel independen, dan dividen payout ratio Y sebagai variabel dependent
2.3. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka peneliti membuat kerangka konseptual penelitian sebagai berikut:
Salah satu kebijakan penting yang berhubungan dengan arus kas adalah perubahan pembayaran dividen, yaitu bagian keuntungan perusahaan yang
dibayarkan kepada para pemegang saham atau investor. Kebijakan pembayaran dividen melibatkan arus kas keluar cash outflow yang relatif besar, sehingga
dalam prosesnya, kebijakan tersebut harus ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan menghasilkan kas dan kebutuhan perusahaan atas dana
kas. Kebijakan pembayaran dividen harus dibuat untuk menciptakan keseimbangan antara pembayaran dividen dengan pertumbuhan perusahaan,
karena pertumbuhan juga ditujukan untuk meningkatkan aliran kas, yang pada gilirannya akan meningkatkan pembayaran dividen dimasa yang akan datang.
Untuk menciptakan keseimbangan tersebut perlu diketahui sumber kas darimana yang harus dialokasikan untuk pembayaran dividen. Sesuai dengan
makna dividen sebagai pembagian laba kepada para pemegang saham, maka terdapat suatu anggapan bahwa sumber kas terbaik untuk pembayaran dividen
adalah dari aktivitas operasional, karena kas dari aktivitas operasioanal diperoleh dari hasil usaha yang mencerminkan laba. Jika perusahaan menggunakan kas dari
Arus Kas Operasi Perubahan Dividen
Arus Kas Bersih Perubahan Dividen
Vaiabel Independen X
Vaiabel Dependen Y
aktivitas investasi atau aktivitas pendanaan maka keadaan tersebut dapat bermakna bahwa sebenarnya perusahaan sedang kesulitan dana. Pembagian dividen dengan
menggunakan kas dari penjualan investasi atau pengalihan kas dari pendanaan cenderung dianggap sebagai upaya lain untuk meningkatkan perolehan dana yang
lebih besar dari para pemegang saham.
2.4. Hipotesis