BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam suatu perusahaan, kas mempunyai arti yang sangat penting, karena semua aktivitas perusahaan selalu melibatkan aliran kas. Kas digunakan untuk
memperoleh barang dan jasa serta aktiva tetap yang diperlukan untuk menghasilkan persediaan. Kas juga digunakan untuk membayar tenaga kerja. Pada
tahap berikutnya, persediaan dijual dan menghasilkan penerimaan kas. Uang kas yang diperoleh digunakan untuk membayar dividen dan bunga serta untuk memulai
kembali proses produksi berikutnya. Intinya, semua aktivitas perusahaan pada akhirnya bermuara pada pengeluaran dan penerimaan kas, sehingga kas sering
digunakan sebagai alat ukur untuk menilai tingkat keberhasilan perusahaan. Pentingnya arti kas menyebabkan semua pihak yang terkait dengan
perusahaan lebih memusatkan perhatian pada arus aliran kas sesuai dengan kepentingan masing-masing. Secara internal, pihak manajemen menggunakan
arus kas sebagai dasar untuk membuat berbagai kebijakan atau keputusan sehubungan dengan aktivitas perusahaan. Sedangkan pihak eksternal, khususnya
investor dan kreditor menggunakan arus kas sebagai dasar pertimbangan untuk memutuskan pemberian penanaman modal pada perusahaan. Namun pada
dasarnya pihak internal dan eksternal sama-sama bertujuan untuk meningkatkan penerimaan kas.
1
Laporan arus kas menyajikan informasi tentang sumber-sumber arus kas masuk serta penggunaan arus kas keluar sepanjang tahun selama satu periode
akuntansi. Semua arus kas dibuat dilaporkan dalam tiga kelompok berdasarkan jenis aktivitasnya, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas
pendanaan, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dapat dengan mudah mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan dana kas, yang kemudian
digunakan sebagai dasar untuk membuat berbagai kebijakan penting pada perusahaan.
Salah satu kebijakan penting yang berhubungan dengan arus kas adalah pembayaran dividen, yaitu bagian keuntungan perusahaan yang dibayarkan kepada
para pemegang saham atau investor. Kebijakan pembayaran dividen melibatkan arus kas keluar cash outflow yang relatif besar, sehingga dalam prosesnya,
kebijakan tersebut harus ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan menghasilkan kas dan kebutuhan perusahaan atas dana kas. Kebijakan
pembayaran dividen harus dibuat untuk menciptakan keseimbangan antara pembayaran dividen dengan pertumbuhan perusahaan, karena pertumbuhan juga
ditujukan untuk meningkatkan aliran kas, yang pada gilirannya akan meningkatkan pembayaran dividen dimasa yang akan datang.
Dari survey pendahuluan diketahui bahwa selama tahun 2008 sampai tahun 2010, beberapa perusahaan di Bursa Efek Indonesia BEI tetap membayar dividen
walaupun pada tahun yang sama arus kas bersihnya negatif. Sebaliknya, beberapa perusahaan justru tidak membayar dividen walaupun arus kas bersihnya positif.
Dengan demikian perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Indonesia tidak selalu menggunakan informasi tentang kemampuan perusahaan menghasilkan kas
laporan arus kas menjadi dasar pertimbangan utama dalam menetapkan kebijakan
dividen perusahaan. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan pembahasan lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul: “Pengaruh Arus Kas terhadap Perubahan
Dividen, Studi Empiris Pada Perusahaan-perusahaan Yang Terdaftar di BEI”.
1.2. Perumusan Masalah