Jenis-jenis Rasio Keuangan Rasio Keuangan

13 2. Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. 4. Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi z-score. 5. Rasio menstandarisir size perusahaan. 6. Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. 7. Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Namun rasio keuangan juga memiliki kekurangan menurut David 2004:162 analisis rasio bukan memiliki keterbatasan yaitu: 1. rasio keuangan didasarkan pada data akunting, dan perusahaan berbeda dalam cara melakukan pos seperti depresiasi, menilai persediaan, pengeluaran litbang, biaya rencana pensiun, merger, dan pajak. 2. Faktor-faktor musiman dapat mempengaruhi rasio perbandingan. Oleh karena itu, dengan rasio gabungan tidak secara otomatis menunjukkan perusahaan berperestasi dengan normal atau dikelola baik.

2.1.1.1 Jenis-jenis Rasio Keuangan

Menurut Wild, Subramanyam 2010:44 rasio dapat diklasifikasikan menjadi 5 tipe berikut ini yaitu : 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi biasanya dalam jangka pendek. Rasio ini dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban jangka pendeknya. Menurut Stice, et al 2009:806 “rasio lancar adalah sebuah ukuran tidak langsung atas kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang akan datang”. Rasio-rasio berdasarkan arus kas dari kegiatan operasi memberikan 14 indikasi langsung terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas yang cukup untuk memenuhi prediksi jumlah kas yang harus dipenuhi. Pihak kreditor jangka pendek sangat peduli dengan rasio lancar ini. 2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perushaan dibiayai oleh utang. Dalam artian luas rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Stice, et al 2009:145 “rasio solvabilitas atau leverage merupakan perbandingan jumlah kewajiban terhadap jumlah asset yang ada pada sebuah perusahaan memberikan indikasi sejauh mana dana yang dipinjamkan untuk mendanai leverage investasi pemilik dan meningkatkan ukuran perusahaan”. 3. Rasio Aktivitas Menurut David 2004:160 “rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber dayanya”. Menurut Wild, Subramanyam 2010:45 rasio aktivitas dapat dklasifikasikan menjadi “rasio perputaran kas cash turover, rasio perputaran piutang usaha account receveible turnover, rasio perputaran persediaan inventory turnover, rasio perputaran modal kerja working capital turnover, rasio perputaran aset tetap PPE turnover, dan rasio perputaran total aset total asset turnover. 4. Rasio profitabilitas 15 Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets maupun modal sendiri. Rasio ini memberikan ukuran mengenai efektifitas perusahaan dalam memperoleh keuntungan dan ukuran tingkat efektivitas manajemen perusahaan. 5. Rasio Ukuran Pasar Rasio ini disebu juga market meansure Wild, Subramanyam. 2010:45. Analisis rasio keuangan yang menjadi obyek penelitian bagi peneliti adalah rasio ukuran pasar. Rasio Ukuran Pasar Rasio ini adalah rasio yang paling sering dipergunakan oleh pihak investor di bursa efek. Rasio ini menggambarkan kondisi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Indikator ini biasanya dipakai investor untuk mengukur tingkat ketertarikan terhadap harga saham tertentu. Rasio ini menunjukan perbandingan harga saham dipasar dengan nilai buku saham tersebut yang di gambarkan di Neraca. Semakin tinggi rasio yang didapat, maka semakin tinggi pula minat investor untuk membeli saham tersebut. Yang berdampak naiknya harga pasar saham di pasar modal.

2.1.2 Pasar Modal