22
2.1.6 Perhitungan EVA
Untuk dapat menjadi alat pengukur kinerja, EVA dihitung sebagai berikut Young, O’bryne 2001:32 :
Penjualan bersih
= laba operasi pendapatan sebelum bunga dan pajak,EBIT
- Biaya operasi .
= laba operasi bersih sesudah pajak NOPAT
- Pajak ...
= EVA
- Biaya modal modal yang diivestasikan x biaya modal .
Dapat disimpulkan dari perhitungan diatas yaitu sebagai berikut : 1.
Jika EVA 0 hal ini menunjukkan terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.
2. Jika EVA 0 hal ini menunjukkan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi
perusahaan. 3.
Jika EVA = 0 hal ini menunjukkan perusahaan dalam keadaan impas karen semua laba yang tersedia digunakan untuk membayar kewajiban kepada para
pemegang saham dan investor.
A. Net Operating Profit After Taxes NOPAT
Menurut Young, O’Bryne NOPAT 2001:39 “NOPAT merupakan laba operasi perusahaan, setelah pajak, dan mengukur laba yang diperoleh perusahaan dari operasi
berjalan. Laba bersih merupakan salah satu tujuan utama perusahaan didirikan, laba
23
bersih merupakan tolak ukuran keberhasilan manajemen mengelola perusahaan dan pencapaian target yang direncanakan. Namun, laba bersih tidak selalu mencerminkan
kinerja yang sebenarnya dari operasi sebuah perusahaan dan keefektifitasan manajemen menggunakan sumber daya. Ukuran yang lebih baik untuk
membandingkan kinerja diantara para manjer adalah laba operasi bersih setelah pajak NOPAT.
B. Biaya Modal
Menurut Houston 2006:484 “WACC atau biaya modal adalah biaya ekuitas dan biaya utang dikalikan presentase ekuitas dan utang dalam struktur modal
perusahaan. Biaya utang adalah tingkat sebelum pajak yang dibayar perusahaan kepada pemberi pinjamannya Young, O’Bryne. 2001:150.
Untuk menghitung WACC menurut Young, O’Bryne 2001:149 digunakan rumus sebagai berikut :
WACC = utangpembiayaan total biaya utang 1-T+ ekuitaspembiayaan total biaya ekuitas.
2.1.7 Price Earning Ratio
Price Earning Ratio PER merupakan rasio pasar yang berhubungan dengan laba per saham. Price Earning Ratio PER merupakan ukuran nilai penting yang
digunakan para pemodal di bursa. Rasio ini digunakan sebagai metode berjalan going concern methods dalam menilai saham Tineke 2007. Selama perusahaan
merupakan entitas bisnis yang untung, nilai Riil atau nilai berjalan di cerminkan
24
melalui keuntungan. PER yang tinggi menunjukkan prospek yang baik pada harga saham, namun semakin tinggi pula resikonya. PER yang rendah dapat berarti laba
perusahaan yang tinggi, dan potensi dividen yang tinggi pula. Sedangkan, menurut Stice, et al 2009:807 “ratio yang tinggi biasanya dikaitkan dengan perusahaan yang
diramalkan memiliki pertumbuhan pesat di masa yang akan datang”. Price Earning Ratio PER menurut Wild, Subramanyam 2010:45 dihitung
dengan rumus sebagai berikut : Price to Earning Ratio =
ℎ���� ����� ��� ������ ��ℎ�� ���� ��� ��ℎ��
Menurut Stice, et al 2009:810 rumus ini menggambarkan “jumlah yang akan dibayarkan investor untuk setiap dolar dari laba. Price to Earning Ratio
Mengindikasikan potensi pertumbuhan pada perusahaan”.
2.1.8 Price to Book Value