18
A. Strategi Portofolio Aktif
Dalam strategi aktif, investor mengharapkan expected return portofolio setinggi mungkin. Ada dua prose dalam pengelolaan investasi saham aktif, yaitu top-
down dan bottom-up equity management style. Pendekatan top-down equity management style dimulai dengan analisis lingkungan ekonomi secara umum
kemudian membuat forecast perkembangan dalam jangka pendek dan
mengidentifikasi sektor industri yang menarik dan tidak menarik untuk investasi. Pendekatan bottom-up equity management style lebih berfokus pada analisis suatu
saham individual stocks dan kurang memperhatikan siklus ekonomi serta pasar Zubir, 2011:272
B. Stategi Portofolio Pasif
Strategi pasif diambil oleh investor yang memandang bahwa pasar dalam kondisi efisien dan untuk mengelola portofolio secara aktif dibutuhkan biaya yang
besar. Ada dua jenis strategi portofolio pasif, yaitu buy and hold strategy dan indexing Zubir, 2011:274.
2.1.4 Econoic Value added
EVA merupakan residual income. Kedua konsep tersebut secara efektif adalah sama. EVA sebenarnya merupakan merek dagang dari Stern Stewart Co
Govindarajan, et al. 2005:335. EVA mulai dikenal secara luas pada tahun 1991, setelah dikembangkan oleh Stern Stewart.
Ada beberapa pengertian EVA menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut :
19
1. Stewart 2010
Economic Value Added merupakan sebuah ukuran laba ekonomis yang dapat ditentukan dari selisih antara laba bersih operasional setelah pajak Net
Operating Profit After Tax dengan biaya modal. Biaya modal ini ditentukan melalui biaya rata-rata tertimbang dari hutang dan ekuitas Weighted Average
Cost of Debt and Equity Capital-WACC dan jumlah dari modal yang digunakan.
2. Hansen, Mowen 2005:130
“Economic value added adalah laba operasional setelah pajak dengan total biaya modal tahunann. Jika EVA positif, perusahaan telah menciptakan
kekayaan. Jika negatif maka perusahaan telah menyia-yiakan modal. Dalam jangka panjang, hanya perusahaan-perusahaan yang menghasilkan modal atau
kekayaan yang dapat bertahan”. 3.
Menurut Young, O’byrane 2001:17 “EVA didasarkan pada gagasan keuntungan ekonomis juga dikenal sebagai
penghasilan sisa atau residual income yang menyatakan, bahwa kekayaan hanya diciptakan ketika sebuah perusahaan meliputi biaya operasi dan biaya
modal”. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa EVA merupakan
salah satu tolak ukur yang tepat untuk menilai kinerja keuangan. EVA dapat menjadi tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai dari modal yang telah ditanamkan
investor dan pemegang saham.
20
2.1.5 Keunggulan dan Kelemahan EVA
Eva memiliki beberapa kelemahan dan keunggulan, sebagai penilai kinerja perusahaan EVA memiliki beberapa keunggulan. Berikut keunggulan EVA menurut
Pradhono, Christiawan 2004: 1.
EVA sebagai pengukur kinerja terletak pada kemampuannya untuk menyatukan tiga fungsi manajemen, yaitu : capital budgeting, performance appraisal dan
encentive compensation 2.
EVA merupkan ukuruan kinerja keuangan yang paling baik untuk menjelaskan economic profit suatu perusahaan, dibandingkan dengan ukuran yang lain.
3. EVA juga merupakan ukuran kinerja yang berkaitan langsung dengan
kemakmuran pemegang saham sepanjang waktu. Menurut Iramani, 2005 eva juga memiliki keunggulan yang lain yaitu sebagai
berikut : a.
EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan sebagai konsekuensi investasi.
b. Konsep EVA adalah sebagai alat perusahaan dalam mengukur harapan
dari segi ekonomis dalam pengukurannya yaitu dengan memperhatikan harapan paara penyandang dana secara adil dimana derajat keadilan
dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku.
21
c. Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan
data pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian.
d. Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian pemberian bonus
pada karyawan terutama pada divisi yang memberikan EVA lebih sehingga dapat dikatakan bahwa EVA menjalankan stakeholders
satisfaction concepts. e.
Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukkan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung, dan mudah digunakan
sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.
Namun EVA juga memiliki kelemahan, menurut Pradoho, Christiawan. 2004, yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai ukuran kinerja masa lampau EVA tidak mampu memprediksi dampak
strategi yang kini diterapkan untuk masa depan perusahaan. 2.
Pengukurannya bersifat jangka pendekk, sehingga manajemen cenderung menolak untuk berinvestasi jangka panjang, karen bisa mengakibatkan
penurunan nilai EVA dalam periode yang bersangkutan. 3.
EVA mengabaikan kinerja non keuangan yang sebenarnya bisa meningkatkan kinerja keuangan.
22
2.1.6 Perhitungan EVA