Latar Belakang Yuridis Prinsip Business Judgment Rule

way. Bila demikian halnya, maka anggota Direksi yang bersangkutan harus bertanggungjawab atas kerugian perseroan yang telah ditimbulkannya.

B. Latar Belakang Yuridis Prinsip Business Judgment Rule

Selain doktrin duty of care, di Amerika Serikat juga dianut doktrin lain yang disebut Business Judgment Rule. Berlakunya doktrin ini menurut pendapat beberapa ahli hukum telah duty of care telah menimbulkan kekhawatiran yang mendalam para anggota direksi perseroan di amerika serikat. 78 Latar belakang dari berlakunya doktrin putusan bisnis ini adalah karena di antara semua pihak dalam perseroan, sesuai dengan kedudukannya selaku Direksi, maka pihak direksilah yang paling berwenang dan yang paling profesional untuk Business Judgment Rule adalah sebuah prinsip dalam kepemimpinan perusahaan yang menjadi tujuan dari Common Law sejak 150 tahun yang lalu. Business Judgment Rule telah lama diterapkan sebagai awan yang melindungi Direksi dari tanggung jawab yang diambil dari keputusan-keputusan bisnis mereka. Apabila Direksi-direksi dalam pelaksanaan tanggung jawab yang dimandati atas perlindungan tersebut, maka pengadilan tidak boleh mencampuri hal tersebut atau memberikan pendapat lain atas keputusan direksi. Sebaliknya jika direksi tidak dimandati atas perlindungan Business Jugdment Rule maka pengadilan wajib memeriksa keputusan- keputusan tersebut apakah perilaku Direksi memang untuk kepentingan perusahaan dan dengan itikad baik serta memperhatikan pemegang saham minoritas perusahaan.. 78 Gunawan Widjaya, Tanggung jawab Direksi Atas Kepailitan Perseroan, Op. Cit. Hal. 37 Universitas Sumatera Utara memutuskan apa yang terbaik dilakukan untuk perseroannya, sementara jika karena putusan bisnis dari Direksi terjadi kerugian bagi perseroan, sampai batas-batas tertentu masih dapat ditoleransi mengingat tidak semua bisnis harus mendapat untung. Dengan perkataan lain, perseroan juga harus menanggung resiko bisnis, termasuk risiko kerugian. 79 Business Judgment Rule merupakan sebuah doktrin yang telah lama diterapkan untuk melindungi Direksi dalam pertanggungjawaban hukum yang diambil dari keputusan-keputusan bisnis mereka, yang melibatkan pemegang saham yang mengajukan gugatan minoritas danatau melawan Direksi-direksi perusahaan yang diduga melanggar prinsip-prinsip keadilan dalam pengambilalihan saham kepada perusahaan lain. Karena itu, Direksi tidak dapat diminta tanggung jawabnya hanya karena alasan salah dalam memutuskan mere error of judgment atau hanya karena alasan kerugian perseroan. Direksi tidak dapat dimintakan tanggung jawabnya hanya karena adanya tindakan yang termasuk ke dalam kategori miscalculation atau mismanagement. 80 Besarnya pengaruh prinsip Business Judgment Rule telah menyebabkan beberapanegara bagian di Amerika Serikat mengecualikan berbagai kerugian perseroan dari tanggung jawab Direksi, namun demikian sebagaiman berlaku di negara bagian Delaware, kerugian yang terbit sebagai akibat perbuatan Direksi 79 Munir Fuadi, Doktrin-Doktrin Dalam Corporate Law, Op. Cit. Hal. 199 80 www.hukumonline.com, di akses pada tanggal 8 Juli 2010 Universitas Sumatera Utara tersebut di bawah ini, tidak dapat diberlakukan prinsip Business Judgment Rule. Tindakan-tindakan tersebut adalah : 81 1. Pelanggaran terhadap duty of loyaliti, khususnya terkait dengan keterbukaan informasi dari transaksi yang mengandung benturan kepentingan. 2. Melakukan atau tidak melakukan suatu hal tidak dengan itikad baik atau melibatkan perbuatan yang dengan sengaja melawan hukum atau patut diduga perbuatan akan melawan hukum. 3. Pembagian Deviden atau pembelian kembali saham yang tidak layak. 4. Transaksi yang membawa akibat Direksi mendapat keuntungan secara tidak layak. Menurut ajaran dari doktrin putusan bisnis ini, karena Direksi yang paling berkompeten untuk menjalankan dan memutuskan terhadap bisnis perusahaan, maka tidak ada 1 satu orang lagi pun yang berwenang memberi kepurusan tentang bisnis perseroan. Bahkan, pengadilan tidak boleh melakukan pendapat bandingan terhadap putusan bisnis dari Direksi tersebut. Karena itu, gugatan terhadap Direksi dalam hubungan dengan putusan bisnisnya dengan berdalilkan kelirunya putusan Direksi, sering kali ditolak pengadilan berdasarkan doktrin putusan bisnis ini, meskipun kepada Direksi dibebankan fiducia duty, yang membebankan tanggung jawab yang besar kepada pundak Direksi. Sebenarnya inti dari pemberlakuan doktrin putusan bisnis adalah bahwa semua pihak, termasuk pengadilan harus menghormati putusan bisnis yang diambil 81 Gunawan Widjaya, Risiko Hukum Pemilik, Direksi dan Komisaris Perseroan terbatas, Jakarta: Forum Sahabat, 2008, hal. 60 Universitas Sumatera Utara oleh orang-orang yang memang mengerti dan berpengalaman di bidang bisninya, terutama sekali terhadap maslah-masalah bisnis yang kompleks. Karena itu, kepada mereka patut diberikan diskresi yang besar. Mereka yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan tentang bisnis tentunya adalah pihak Direksi, paling tidak mereka telah berpengalaman dari pada hakim dipengadilan, yang sama sekali tidak mengetahui bisnis dan memutuskan hanya berdasarkan sejumlah petunjuk dan pendapat dari pengacara. Yurisprudensi pengadilan Ameriaka Serikat menawarkan pedoman yang sangat berguna untuk dijadikan rujukan setiap anggota Direksi perseroan dalam menjalankan tugasnya, yaitu bahwa anggota direksi harus : 82 a. Memiliki pemahaman yang baik mengenai bisnis perseroan yang dipimpinnya b. Dari waktu ke waktu mengetahui mengenai kegiatan usaha perseroan; c. Melakukan pemantauan kegiatan perseroan; d. Menghadiri rapat-rapat direksi secara teratur; e. Melakukan review atas laporan-laporan keuangan perseroan secara teratur; f. Menanyakan apabila menjumpai masalah-masalah yang meragukan; g. Menyatakan keberatan terhadap dilakukannya perbuatan-perbuatan yang jalas- jelas melanggar hukum; h. Berkonsultasi dengan penasehat counsel perseroan; i. Mengundurkan diri apabila perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan ternyata tidak dilakukan. 82 Gunawan Widjaya, Tanggung jawab Direksi atas Kepailitan Perseroan, Op. Cit, hal. 42 Universitas Sumatera Utara Jika sebenarnya dengan berlakunya atau diberlakukannya prinsip Business Judgment Rule adalah terjadinya beban pembuktian terbalik, dimana pihak yang menduga bahwa Direksi dan atau anggotanya tidak boleh bertindak secara baik untuk keuntungan perseroan wajib membuktikan adanya dugaan tersebut.

C. Tujuan Prinsip Business Judgment Rule

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Yayasan Sebagai Pemegang Saham Melalui Penyertaan Modal Dalam PT Dikaitkan Dengan Prinsip Piercing The Corporate Veil

3 138 101

Pertanggungjawaban Pidana Direksi Terkait Prinsip Business Judgment Rule Terhadap Tindak Pidana Lingkungan Hidup

3 41 144

Tanggung Jawab dan Wewenang Penjamin Dalam Kepailitan Perseroan Terbatas (PT)

2 94 140

Analisis Yuridis Terhadap Business Judgment Rule Sebagai Wujud Perlindungan Hukum Terhadap Direksi Suatu Perseroan Terbatas

0 53 130

Penerapan Business Judgement Rule Dalam Pertanggungjawaban Direksi Bank Yang Berbadan Hukum Perseoran Terbatas

0 34 151

TINJAUAN YURIDIS TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP PERJANJIAN PENYELENGGARAAN PAMERAN ANTARA Tinjauan Yuridis Tanggung Jawab Hukum Terhadap Perjanjian Penyelenggaraan Pameran Antara Pt. Assalam Hypermarket Sebagai Penyelenggara Dengan Peserta Pameran Buku I

0 3 12

TINJAUAN YURIDIS TENTANG TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA TANGKI MINYAK ANTARA Tinjauan Yuridis Tentang Tanggung Jawab Hukum Terhadap Sewa Menyewa Tangki Minyak Antara PT Karyamas Niaga Manunggal Jaya Dengan Pertamina.

0 2 19

Tinjauan Hukum Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Dikaitkan Dengan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance.

0 0 1

99 TANGGUNG JAWAB ORGAN PERSEROAN TERBATAS (PT) DALAM KEPAILITAN

0 0 12

PENERAPAN PRINSIP BUSINESS JUDGMENT RULE TERKAIT PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA, STUDY KASUS HOTASI D.P. NABABAN (DIREKTUR UTAMA PT. MERPATI AIRLINE (PERSERO) TBK.) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 19