Kewajiban Untuk Menyelenggarakan RUPS

BAB II TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKTUR PT DALAM UU NO. 40

TAHUN 2007

A. Kewajiban Untuk Menyelenggarakan RUPS

RUPS merupakan organ perseroan yang kedudukannya adalah sebagai organ yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan sebagaimana ditentukan dalam pasal 1 butir 4 UUPT yang menyatakan 11 Akan tetapi, bila melihat pada bunyi kalimat “memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris”, maka apa yang dimaksud di Pasal 1 butir 3 UUPT tersebut di atas sebenarnya kekuasaan RUPS adalah tidak mutlak. Artinya, kekuasaan yang tertinggi yang diberikan oleh undang-undang kepada RUPS tidak berarti bahwa RUPS tidak dapat melakukan lingkup tugas dan wewenang yang telah diberikan undang-undang dan anggaran dasar kepada Direksi dan komisaris. Kekuasaan tertinggi yang dimiliki oleh RUPS hanya mengenai wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris, dengan dermikian : “ Rapat umum pemegang saham yang selanjutnya disebut RUPS adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada direksi atau komisaris.” 11 Lihat Pasal 1 ayat 4 UUPT Universitas Sumatera Utara dapat disimpulkan pula bahwa Direksi atau Komisaris mempunyai wewenang yang tidak dapat dipengaruhi oleh RUPS. 12 Oleh karena itu, RUPS tidak dapat mencampuri tindakan pengurusan perseroan sehari-hari yang dilakukan direksi sebab tindakan Direksi semata-mata adalah untuk kepentingan perseroan, bukan untuk RUPS. 13 Wewenang RUPS yang tidak dapat diserahkan kepada organ lain, yang ditetapkan dalam UUPT antara lain adalah sebagai berikut 14 1. Penetapan Perubahan Anggaran Dasar : 2. Penerapan pengurangan modal 3. Pemeriksaan, persetujuan, dan pengesahan laporan tahunan 4. Penetapan penggunaan laba 5. Pengangkatan dan pemberhentian Direksi dan Komisaris. Direksi dan Komisaris mempunyai kekuasaan berdasarkan mandat atau kuasa dari RUPS sehingga apabila RUPS menghendakinya sewaktu-waktu dapat mencabutnya kembali. Direksi dibebani berbagai kewajiban dalam melaksanakan tugasnya sehubungan dengan pengurusan Perseroan, termasuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, baik RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa. RUPS 12 Agus Budiarto, Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, hal. 57 13 Ibid, hal. 58 14 Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perseroan Indonesia, Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 1996, hal. 66 Universitas Sumatera Utara Tahunan wajib dilakukan di mana Direksi menyampaikan laporan tahunan mengenai jalannya Perseroan. Menurut pasal 78 UUPT, RUPS dapat diselenggarakan dengan 2 dua macam RUPS, yaitusebagai berikut : 15 1. RUPS Tahunan, yang diselenggarakan dalam waktu paling lambat 6 enam bulan setelah tahun buku berakhir. 2. RUPS lainnya, yang dapat diselenggarakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentinghan Perseroan. Penyelenggara RUPS secara tahunan dan secara sewaktu-waktu pada prinsipnya yang berwenang menyelenggarakan adalah Direksi, kecuali Direksi berhalangan atau ada pertentangan kepentingan antara Direksi dan perseroan, maka pemanggilan dilakukan oleh komisaris. Selanjunya, menurut Pasal 78 ayat 3 dalam RUPS tahunan, Direksi harus mengajukan semua dokumen dari laporan tahunan perseroan sesuai dengan Pasal 66 ayat 2. Pasal 66 ayat 2 terdiri atas pokok-pokok berikut : a. Laporan keuangan b. Laporan mengenai kegiatan perseroan c. Laporan mengenai pelaksanaan TJSL 15 Lihat Pasal 78 angka 1 UUPT Universitas Sumatera Utara d. Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan perseroan e. Laporan tugas pengawasan yang dilaksanakan dewan komisaris f. Nama anggota direksi dan dewan komisaris g. Gaji dan tunjangan anggota direksi dan dewan komisaris Oleh karena itu, RUPS tahunan mesti dilaksanakan oleh direksi dalam batas jangka waktu yang ditentukan undang-undang, yakni paling lambat 6 enam bulan setelah tahun buku berakhir. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS merupakan alat perlengkapan perseroan yang mempunyai kekuasaan tertinggi dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris dalam batas yang ditentukan Undang-undang perseroan atau anggaran dasar perseroan. Di sini yang harus menjadi perhatian adalah bahwa para pemegang saham sebagai perseorangan bukanlah merupakan alat atau organ dari perseroan, melainkan yang menjadi alat atau organ adalah RUPS. 16 16 Chaidir Ali, Badan Hukum, Bandung,: Alumni, 1996, hal. 96 Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tahunan wajib dilakukan sekali dalam setahun, kerena itu diminta atau tidak diminta oleh siapapun adalah sudah merupakan kewajiban pihak Direksi perseroan untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tahunan tersebut sesuai dengan ketentuan pasal 79 ayat 1 Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007. Universitas Sumatera Utara Apabila tidak menyelenggarakan RUPS Tahunan, Direksi dianggap telah melalaikan fiduciary duty-nya terhadap Perseroan. RUPS Luar Biasa tidak wajib diadakan, namun dapat diadakan jika kepentingan Perseroan menghendakinya. Permintaan RUPS Luar Biasa ini dapat muncul dari Dewan Komisaris ataupun juga atas permintaan pemegang saham yang memenuhi syarat berdasarkan Undang- Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UU PT.. Pada Pasal 78 ayat 1 maupun ayat 4 menyebutkan RUPS lainnya. Akan tetapi penjelasan Pasal 78 ayat 1 mengatakan, yang dimaksud dengan RUPS lainnya dalam praktik, sering dikenal sebagai Rapat Umum Pemegang Sahan Luar Biasa RUPSLB yang diadakan setiap waktu dan digantungkan berdasar kebutuhan untuk kepentingan perseroan Jadi, kapan saja kepentingan perseroan membutuhkan diadakan RUPS, Direksi dapat menyelenggarakan RUPSLB, asal benar-benar secara objektif kepentingan perseroan membutuhkannya. 17 Lain halnya dengan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Luar Biasa yang tidak wajib dilakukan kecuali ada alasan lain untuk itu. Yang menjadi pertanyaan penting dan sering timbul percekcokan dalam praktek adalah tentang siapakah yang memutuskan suatu Rapat Umum Pemegang Saham RUPS luar biasa harus 17 M.Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hal. 316 Universitas Sumatera Utara dilakukan atau tidak, dan siapakah yang berhak meminta untuk diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tersebut. 18 Yang behak untuk meminta dilakukannya suatu Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, terlepas disebutkan atau tidak dalam anggaran dasar adalah sebagai beriku : 19 1. Pihak Direksi atas inisiatif sendiri Hal ini sudah sewajarnya mengingat Direksi sebagai pihak pelaksana kegiatan perseroan, jika melihat adanya keperluan untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS untuk kepentingan perseroan, dia dapat menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS atas inisiatifnya sendiri 2. Pemegang dari minimal 10 sepuluh persen saham dengan hak suara yang sah. Pemegang dari minimal 10 sepuluh persen saham dengan hak suara yang sah juga di samping direksi dapat meminta dilaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Hak dari pemegang 10 sepuluh persen saham tersebut tetap ada meskipun anggaran dasar tidak menyebutkan secara eksplisit. 3. Pihak Komisaris setelah dia melakukan pemberhentian Direksi untuk sementara. 18 Munir Fuadi, Perseroan Terbatas Paradigma baru, Bandung: Citra Adiya Dakti, 2003, hal. 151 19 Ibid, hal. 152 Universitas Sumatera Utara Kembali kepada pertanyaan di tangan siapakah terletak kewenangan untuk menentukan diselenggarakan atau tidak suatu Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, terutama Rapat Umum Pemegang Saham RUPS luar biasa. Jawabannya adalah di tangan Direksi atau Komisaris jika Direksi berhalangan atau mempunyai konflik kepentingan. Dengan demikian, meskipun penjelasan Pasal 81 ayat 2 UUPT dengan tegas menentukan bahwa pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS merupakan kewajiban Direksi, Direksi atau Komisaris dapat menolak diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS jika dia melihat tidak ada alasan yang kuat untuk itu. Jika Direksi atau Komisaris menolak diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, pihak pemegang saham yang meminta diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dapat mengajukan ke Pengadilan Negeri untuk memberi izin agar pihak pemegang yang meminta diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS memanggil sendiri Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tersebut. Dalam hal ini, Pengadilan Negeri dalam tingkat pertama dan terakhir dapat member izin pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tersebut, sekaligus bila perlu menetapkan bentuk, isi dan jangka waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, menunjuk ketua rapat tanpa terikat dengan ketentuan dalam undang-undang dan anggaran dasar, bahkan Universitas Sumatera Utara dapat pula memerintahkan Direksi dan atau Komisaris untuk hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tersebut. 20 Pada dasarnya yang befungsi dan berwenang menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dan Rapat Umum Pemegang Sahan Luar Biasa RUPSLB adalah Direksi. Hal itu ditegaskan oleh Pasal 79 ayat 1 UUPT. Penyelengara diadakan RUPS, sepenuhnya merupakan inisiatif dari Direksi. Akan tetapi ketentuan itu, tidak menutup kemungkinan penyelenggaraan RUPS tahunan dan RUPSLB dilakukan atas permintaan, sebagaimana diatur pada Pasal 79 ayat 1 UUPT. 21 Direksi selaku penyelenggara menurut Pasal 79 ayat 2 UUPT dapat pula terjadi karena dimohon oleh satu pemegang saham atau lebih yang bersama-sama mewakili 110 sepersepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah atau suatu jumlah yang lebih kecil sebagaimana ditentukan dalam anggaran dasar Perseroan yang bersangkutan. 22 Apabila ada permintaan dari pemegang saham atau dari Dewan Komisaris yang memenuhi syarat kepada Direksi agar diadakan RUPS, maka menurut Pasal 79 ayat 5 Direksi wajib melakukan pemangilan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS harus dilakukan 20 Ibid 21 Lihat Pasal 79 ayat 1 UUPT 22 Lihat Pasal 79 ayat 2 UUPT Universitas Sumatera Utara Direksi paling lambat 15 lima belas hari terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS diterima Direksi. 23 23 M.Yahya Harahap, Op. Cit, hal. 317 Rapat Umum Pemegang Saham RUPS yang diselenggarakan Direksi berdasarkan pangilan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS atas permintaan, pada prinsipnya hanya membicarakan masalah yang berkaitan dengan alasan yang dikemukakan pada surat permintaan. Namun demikian Pasal 79 ayat 8, membolehkan membicarakan mata acara rapat lainnya yang dipandang perlu oleh Direksi. Jika Direksi tidak melakukan pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dalam jangka waktu 15 lima belas hari dari tanggal permintaan diterimanya maka pemegang saham dapat mengajukan kembali permintaan itu kepada Dewan Komisaris atau jika yang meminta kepada Direksi adalah Dewan Komisaris, maka Dewan Komisaris melakukan panggilan sendiri Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Bahkan menurut pasal 80 ayat 1 UUPT pemohon dapat diberi izin oleh pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan perseroan untuk : Universitas Sumatera Utara a. Melakukan sendiri pemanggilan RUPS atas permohonan pemegang saham apabila direksi atau komisaris tidak menyelenggarakan RUPS tahunan pada waktu yang telah ditentukan; b. Melakukan sendiri pemanggilan RUPS lainnya atas permohonan satu atau lebih pemegang saham seperti tersebut diatas jika direksi atau komisaris setelah lewat waktu 30 hari, terhitung sejak permintaan tidak melakukan pemanggilan RUPS lainnya. Yang berhak memanggil para pemegang saham untuk menghadiri RUPS itu biasanyaumumnya dilakukan oleh Direksi ataupun oleh Dewan Komisaris. Hal ini biasanya dinyatakan dengan tegas dalam Anggaran Dasar suatu perseroan kecuali RUPS tersebut dilakukan dengan campur tangan hakim, maka hakim dapat menentukan cara pemanggilan. 24 24 Rahmat Soemitro, Penuntun Perseroan Terbatas dan Undang-undang Pajak Perseroan, Bandung: PT Erosco, 1982, hal. 65 Menurut cara yang lazim dipakai untuk pemanggilan RUPS ini, dilakukan dengan pengumuman dalam mass media dari kota mana perseroan tersebut berkedudukan, kecuali didalam anggaran dasar ditetntukan cara pemanggilan lain. Direksi serta Dewan Komisaris dalam melakukan pemanggilan untuk RUPS tersebut harus memberitahukan juga acara rapat dalam RUPS yang akan diadakan atau setidak-tidaknya diberitahukan bahwa soal-soal yang akan dirundingkan dalam rapat dilihat di kantor perseroan. Universitas Sumatera Utara 1. RUPS dapat dilakukan dengan memenuhi syarat formil dan syarat materil, yaitu : 25 2. Pemanggilan RUPS dilakukan dengan surat tercatat danatau dengan iklan dalam surat kabar. Pemanggilan RUPS dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 14 empat belas hari sebelum tanggal RUPS diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS 3. Dalam pemanggilan RUPS dicantumkan tanggal, waktu, tempat, dan mata acara rapat disertai pemberitahuan bahwa yang akan dibicarakan dalam RUPS tersedia di kantor perseroan sejak tanggal dilakukan pemanggilan RUPS sampai dengan tanggal RUPS diadakan. 4. Perseroan wajib memberikan salinan bahan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 kepada pemegang saham secara Cuma-cuma jika diminta. 5. Dalam hal pemanggilan tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, dan panggilan tidak sesuai dengan ketentuan ayat 3. Keputusan RUPS tetap sah jika semua pemegang saham dengan hak suara hadir ataw diwakili dalam RUPS dan keputusan tersebut disetujui dengan suara bulat. 1. Syarat Formil Suatu keputusan sah jika syarat-syarat formil yang tercantum dalam Undang- Undang dan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT tidak terpenuhi, seperti dalam hal pemanggilan para pemegang saham atau jangka waktu pemanggilan tersebut tidak dilakukan menurut yang ditentukan dalam anggaran dasar Perseroann Terbatas PT dan Undang-undang. 2. Syarat Materil Suatu keputusan batal jika keputusan bertentang dengan ketentuan meteril dalam Undang-Undang maupun dalam anggaran dasar. 25 Ibid Universitas Sumatera Utara Selanjutnya guna kepentingan penyelenggaraan RUPS, Direksi melakukan pemanggilan kepada para pemegang saham dengan mengacu pada ketentuan pasal 82 UUPT yang menentukan sebagai berikut : 26 Setiap penyelenggaran RUPS wajib dibuat risalah dan dibubuhi tanda tangan ketua rapat dan paling sedikit satu orang pemegang saham yang ditunjuk dari dan oleh RUPS. Maksud pembuatan risalah dengan penandatanganan tersebut dimaksudkan adalah untuk menjamin kepastian dan kebenaran isi risalah RUPS tersebut, kalau risalah RUPS tersebut dibuat oleh notaris maka kewajiban untuk menandatangani sebagaiman dimaksud di atas tidak diperlukan. 27

B. Kewajiban Untuk Menyelenggarakan Pembukuan.

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Yayasan Sebagai Pemegang Saham Melalui Penyertaan Modal Dalam PT Dikaitkan Dengan Prinsip Piercing The Corporate Veil

3 138 101

Pertanggungjawaban Pidana Direksi Terkait Prinsip Business Judgment Rule Terhadap Tindak Pidana Lingkungan Hidup

3 41 144

Tanggung Jawab dan Wewenang Penjamin Dalam Kepailitan Perseroan Terbatas (PT)

2 94 140

Analisis Yuridis Terhadap Business Judgment Rule Sebagai Wujud Perlindungan Hukum Terhadap Direksi Suatu Perseroan Terbatas

0 53 130

Penerapan Business Judgement Rule Dalam Pertanggungjawaban Direksi Bank Yang Berbadan Hukum Perseoran Terbatas

0 34 151

TINJAUAN YURIDIS TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP PERJANJIAN PENYELENGGARAAN PAMERAN ANTARA Tinjauan Yuridis Tanggung Jawab Hukum Terhadap Perjanjian Penyelenggaraan Pameran Antara Pt. Assalam Hypermarket Sebagai Penyelenggara Dengan Peserta Pameran Buku I

0 3 12

TINJAUAN YURIDIS TENTANG TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA TANGKI MINYAK ANTARA Tinjauan Yuridis Tentang Tanggung Jawab Hukum Terhadap Sewa Menyewa Tangki Minyak Antara PT Karyamas Niaga Manunggal Jaya Dengan Pertamina.

0 2 19

Tinjauan Hukum Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Dikaitkan Dengan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance.

0 0 1

99 TANGGUNG JAWAB ORGAN PERSEROAN TERBATAS (PT) DALAM KEPAILITAN

0 0 12

PENERAPAN PRINSIP BUSINESS JUDGMENT RULE TERKAIT PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA, STUDY KASUS HOTASI D.P. NABABAN (DIREKTUR UTAMA PT. MERPATI AIRLINE (PERSERO) TBK.) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 19