Selanjutnya guna kepentingan penyelenggaraan RUPS, Direksi melakukan pemanggilan kepada para pemegang saham dengan mengacu pada ketentuan pasal 82
UUPT yang menentukan sebagai berikut :
26
Setiap penyelenggaran RUPS wajib dibuat risalah dan dibubuhi tanda tangan ketua rapat dan paling sedikit satu orang pemegang saham yang ditunjuk dari dan
oleh RUPS. Maksud pembuatan risalah dengan penandatanganan tersebut dimaksudkan adalah untuk menjamin kepastian dan kebenaran isi risalah RUPS
tersebut, kalau risalah RUPS tersebut dibuat oleh notaris maka kewajiban untuk menandatangani sebagaiman dimaksud di atas tidak diperlukan.
27
B. Kewajiban Untuk Menyelenggarakan Pembukuan.
Bagi perseroan terbuka, sebagaimana ditentukan dalam pasal 83 UUPT, sebelum dilakukan pemanggilan RUPS, wajib didahului pengumuman mengenai akan
diadakan pemanggilan RUPS dalam 2 dua surut kabar harian. Pengumuman ini dilakukan paling lambat 14 empat belas hari sebelum pemanggilan RUPS.
Perihal pembukuan diatur dalam buku I Bab II Pasal 6 KUHD. Pembukuan itu dimaksudkan, agar siapa saja yang mempunyai suatu perusahaan yang ingin
mempunyai pengertian baik tentang perjalanan perusahaannya, maka ia harus
26
Lihat Pasal 82 UUPT
27
I.G Ray Widjaya, Hukum Perusahaan, Jakarta: Megapoin, 2000, hlm. 265
Universitas Sumatera Utara
membuat pembukuan yang baik dan teratur. Keharusan pembukuan ini bertujuan untuk kepentingan pengusaha itu sendiri.
Kewajiban membuat pembukuaan adalah kewajiban dan keharusan setiap pengusaha dari persekutuan atau perseroan membuat pembukuan. Jadi setiap yang
menjalankan perusahaan diwajibkan membuat catatan-catatan tentang harta kekayaannya, sehingga setiap saat diketahui dari padanya segala hak-hak dan
kewajiban si pengusaha. Apabila pengurus tidak menyelenggarakan catatan pembukuan akan diberikan sanksi yang bersifat administratif misalnya dicabut izin
usahanya, pajaknya dinaikkan samapai batas maksimum dan lain-lain.
28
Menurut Pasal 6 ayat 2 KUHD, setiap perusahaan pada tiap-tiap tahunnya dalam masa waktu 6 bulan yang pertama, harus membuat neraca, dengan syarat-
syarat perusahaan. Pasal 6 ayat 2 mewajibkan Direksi perseroan selaku pengurus untuk tiap tahunnya membuat neraca dalam jangka waktu 6 enam bulan
berikutnya.
29
1. Pemberitahuan Neraca dan perhitungan laba rugi itu haruss disertai engan
keterangan selengkap lengkapnya. 2.
Perseolan Neraca dan daftar perhitungan laba rugi bagi Perseroan Terbatas diatur dalam Pasal 55 KUHD yang mewajibkan memberitahukan segala
keuntungan yang diperoleh. 3.
Neraca dan daftar perhitungan laba rugi dibuat oleh Direksi dan diawasi oleh Komisaris.
4. Karena dengan menetapka sahnya Neraca dan Daftar perhitungan laba rugi itu
adalah rapat pemegang saham, maka sebelum rapat umum diselenggarakan “Neraca dan Daftar Perhitungan laba rugi itu” harus sudah dapat dibaca dan
diketahui oleh pemegang saham.
28
Muhammad Rizal SE, Hukum Bisnis, Medan: Diktat, 2008, hal. 32
29
Lihat Pasal 6 ayat 2 KUHD
Universitas Sumatera Utara
5. Dari itu, “Neraca dan Daftar Perhitungan laba rugi” ini harus diletakkan di
kantor perseroan. 6.
Kalau Neraca dan Daftar Perhitungan laba rugi ini harus selesai selambat- lambatnya enam bulan sekali.
7. Tentang persisnya rapat umum ini diselenggarakan undang-undang tidak
ditetapkan. Pengumuman Neraca, daftar perhitungan laba rugi beserta penjelasannya
dengan cara meletakkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan. Tiap-tiap tahun sekali Direksi diwajibkan memberitahukan Neraca dan Daftar Perhitungan laba rugi beserta
penjelasannya kepada semua persero. Tanggung jawab Direksi dan Komisaris terhadap isi Neraca dan perhitungan
laba rugi adalah neraca perhitungan laba rugi dikerjakan oleh Direksi dan pengawasannya oleh Komisaris karena itu harus ditandatangani oleh Direksi dan
Komisaris, tetapi pembebasan tanggung jawab itu tidak berlaku mengenai hal-hal yang kurang cukup dijelaskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam hal ini
Direksi selaku pengurus dan Komisaris masih bertanggung jawab meskipun mereka dapat menyangkal sehingga mereka itu tidak ada kesalahan.
30
Pasal 55 ayat 2 KUHD menyinggung tentang “Hak Pemegang Saham” untuk memeriksa Neraca dan Daftar perhitungan laba rugi dengan kata-kata “mereka
dapat memeriksa selam tenggang waktu yang ditentukan”. Para pemegang saham mempunyai hak untuk melihat dan meneliti buku-buku
dan surat-surat perseroan.
31
30
Ibid, hal 35
31
Lihat Pasal 55 ayat 2 KUHD
Universitas Sumatera Utara
Mengingat para pemegang saham itu belum tentu orang yang mengetahui tentang neraca perhitungan laba rugi yang mengakibatkan ketakutan akan adanya
manipulasi data oleh Direksi selaku pengurus maka pemegang saham dapat menunjuk satu perusahaan akuntan untuk memeriksa neraca dan daftar laba rugi dan bila
mereka kurang puas atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh suatu perusahaan akuntan, mereka dapat menunjuk satu perussahaan akuntan lain untuk memeriksa
neraca dan daftar laba rugi, hal ini merupakan satu kewajaran apalagi untuk perusahaan-perusahaan yang besar.
Akuntan orang ahli yang diangkat untuk memeriksa neraca dan daftar laba rugi berhak melihat buku-buku dan surat-surat milik perusahaan perseroan untuk
memenuhi kewajibannya. Akuntan memiliki kewajiban untuk menyimpan rahasia perusahaan dan kalau ia membocorkan rahasia perusahaan dapat dikenai sansi pidana
maksimal 9 bulan yang termuat dalam Pasal 322 KUHP mengenai pembocoran rahasia.
32
a. Representation pembukaan pembukuan oleh hakim. Vide pasal 8 KUHD
Walaupun tujuan pembukuan agar pihak ketiga dapat mengetahui hak-hak dan kewajiban-kewajiban pengusaha namun tidak semua orang dapt memeriksa dan
menelaah pembukuan dari suatu perusahaan sebab dalam hal ini berlaku asas kerahasiaan. Bila terjadi suatu permasalahan maka asas ini dapat diterobos dengan
beberapa jalan yaitu:
32
Lihat Pasal 322 KUHP
Universitas Sumatera Utara
Apabila dalam memeriksa perkara yang sedang berjalan seorang hakim memiliki kewenangan Ambtcshalve berdasarkan jabatannya sebagai seorang hakim
berhak untuk memeriksa pembukuan dari kedua belah pihak. Atau juga hakim dapat meminta seorang ahli akuntan untuk mempelajari pembukuan tersebut
yang hasilnya akan diserahkan kepada hakim. b.
Communication Yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak ketiga yang memiliki kepentingan
langsung terhadap pembukuan tersebut misalnya; 1.
Para Pewaris 2.
Yang berkepentingan dalam suatu persekutuan 3.
Kreditor dalam hal kepailitan 4.
Pesero 5.
Orang yang mengangkat pimpinan usaha perniagaan
Dalam hubungannya dengan pelaksanaan tugas direksi dalam menjalankan perseroan, Direksi diwajibkan untuk menyelenggarakan pembukuan dalam
perseroaan, yang harus disusun menurut Standart Akuntansi Keuangan yang berlaku di negara Republik Indonesia. Pembukuan ini akan menjadi bukti atas setiap transaksi
keuangan perseroan selaman satu tahun buku berjalan, yang harus dilaporkan dan dipertanggung jawabkan oleh Direksi perseroan bersama dengan pelaporan dan
Universitas Sumatera Utara
pertanggung jawaban atas laporan tahunan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan.
33
1. Apa saja yang dibicarakan, dan
Direksi wajib membuat risalah RUPS dan risalah rapat direksi. Risalah RUPS dan risalah rapat Direksi memuat segala sesuatu :
2. Apa saja yang diputuskan pada setiap rapat.
Mengenai kewajiban administratif membuat Risalah RUPS konvensional secara fisik, telah diperintahkan juga oleh Pasal 90, dan cara penandatanganannya
ditentukan secara bervariasi :
34
1. Risalah RUPS yang tidak dibuat dengan Akta Notaris, harus ditandatangani
oleh Ketua rapat ditambah paling sedikit 1 satu orang pemegang saham yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS.
2. Apabila Risalah RUPS dibuat dengan Akta Notaris, tidak disyaratkan tanda
tangan. Risalah Rapat Umum Pemegang Saham RUPS berikut risalah-risalah rapat
Direksi atau Komisaris Perseroan wajib disimpan dalam suatu tempat yang terbuka yang memudahkan bagi setiap pemegang saham untuk memeriksa dan melihatnya.
35
Dalam menyelenggarakan pembukuan Direksi juga di wajibkan untuk membuat Laporan Tahunan. Kewajiban Direksi membuat Laporan Keuangan telah
33
Ahmad Yani Gunawan Widjaya, Op. Cit, hal. 107
34
Lihat Pasal 90 UUPT
35
Gunawan Widjaya, Tanggung jawab Direksi Atas Kepailitan Perseroan, Jakarta: PT Raja Grafindo apersada, 2003, hal. 62
Universitas Sumatera Utara
diperintahkan juga oleh Pasal 66 UUPT 2007. Direksi wajib membuat dan menyampaikan Laporan Tahunan kepada RUPS setelah ditelaah Dewan Komisaris
dalam jangka waktu paling lambat 6 enam bulan setelah tahun buku perseroan berakhir. Laporan Tahunan sekurang-kurangnya memuat:
a. Laporan Keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun
buku yang baru lampau, laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta catatan atas laporan
keuangan tersebut,
b. Laporan mengenai kegiatan perseroan,
c. Laporan pelaksanaan TJSL,
d. Rincian masalah yang rimbul selam tahun buku yang mempengaruhi kegiatan
usaha perseroan, e.
Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan Dewan Komisaris selama tahun buku yang telah lampau,
f. Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris,
g. Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan
tunjangan anggota Dewan Komisaris perseroan untuk tahun buku yang baru lampau.
36
C. Prinsip Umum Mengenai Tugas dan Tanggungjawab Direktur