Doktrin piercieng the corporate veil ini juga dianut dalam UUPT. Dalam pasal 3 ayat 1 UUPT bahwa pemegang saham perseroan tidak bertanggung jawab
secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian perseroan melebihi nilai saham yang telah diambilnya.
Dalam hal direksi terdiri dari 2 orang atau lebih tanggung jawab sebagaimana dimaksud berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota direksi.
Anggota Direksi tidak dapat dipertanggung jawabkan atas kepailitan Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 apabila dapat membuktikan :
54
a. Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya
b. Telah melakukan pengurusan dengan itikat baik dan kehati-hatian untuk
kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan c.
Tidak mempunyai benturan kepentingan, baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan kepengurusan yang mengakibatkan kerugian, dan
d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul timbul atau berlanjutnya
kerugian tersebut. Yang dimaksud dengan “mengambil tindakan untuk mencegah timbul dan berlanjutnya kerugian” termasuk juga langkah-langkah
untuk memperoleh informasi mengenai tindakan pengurusan yang dapat mengakibatkan kerugian, antara lain melalui forum rapat direksi.
Ketentuan anggota Direksi tidak dapat di minta pertanggung jawaban tersebut, tidak mengurangi hak anggota Direksi lain danatau anggota Dewan Komisaris.
D. Tugas dan Tanggung jawab Direktur dalam Perseroan Terbatas
Undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 mendefinisikan Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal,
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
54
Lihat Pasal 104 ayat 4 UUPT
Universitas Sumatera Utara
seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang ini serta peraturan pelaksananya.
55
Meskipun secara umum dikatakan bahwa Direksi berwenang mewakili perseroan untuk segala hal, di dalam dan di luar pengadilan, namun demikian
undang-undang memberikan kemungkinan kepada para pendiri dan atau pemegang saham perseroan untuk membatasi kewenangan Direksi dalam anggaran dasar
perseroan. Perseroan Terbatas memperoleh status badan hukum setelah Akta Pendirian
perseroan diserahkan oleh Menteri Kehakiman. Selanjutnya sebagai sebuah organ, Perseroan Terbatas melaksanakan kegiatannya melalui organ-organ yang dimilikinya,
yang terdiri dari: Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi dan Komisaris. Sebagai organ Perseroan Terbatas, Direksi bertanggung jawab penuh atas
kegiatan pengurusan perseroan untuk kepentingan dan dalam mencapai perseroan, serta mewakili perseroan dalam segala tindakannya, baik di dalam maupun di luar
pengadilan.
56
Direksi melakukan kepengurusan atas perseroan, dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan tersebut, untuk kepentingan dan dalam mencapai tujuan
perseroan, serta mewakili perseroan dalam segala tindakannya. Dalam melaksanakan kepengurusan terhadap perseroan tersebut, Direksi tidak hanya bertanggung jawab
kepada perseroan dan para pemegang saham perseroan, melainkan juga terhadap
55
Lihat Pasal 1 ayat 1 UUPT
56
Ahmad Yani Gunawan Widjaya, Op. Cit, hal. 119
Universitas Sumatera Utara
setiap pihak ketiga yang berhubungan hukum, baik langsung maupun tidak langsung dengan perseroan.
57
Dalam menjalankan pengurusan untuk kepentingan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan yang ditetapkan dalam AD, anggota Direksi harus menjalankan
pengurusan sehari-hari sesuai dengan kebijakan yang dianggap tepat. Segala kebijakan yang dilakukan dalam melaksanakan pengurusan perseroan, harus
kebijakan yang dianggap tepat dan suatu kebijakan atau diskresi yang dianggap tepat menurut hukum adalah kebijakan pengurusan yang mesti berada dalam batas-batas
yang ditentukan UUPT No. 40 Tahun 2007 dan AD perseroan. Pasal 97 ayat 1 UUPT menegaskan Direksi bertanggung jawab atas
pengurusan perseroan sebagaimana di maksud pasal 92 ayat 1 yaitu direksi dalam melakukan pengurusan harus bertanggung jawab dan sesuai dengan maksud dan
tujuan perseroan. Direksi wajib menjalankan pengurusan untuk kepentingan perseroan
maksudnya pengurusan perseroan yang dilaksanakan anggota direksi harus sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan yang ditetapkan dalam anggaran dasar dan
pelaksanaan, meliputi pengurusan sehari-hari.
58
Direksi wajib menjalankan pengurusan dengan itikat baik dan penuh tanggung jawab, tanggung jawab anggota Direksi dalam melaksanakan pengurusan perseroan,
tidak cukup hanya dilakukan untuk kepentingan perseroan sesuai dengan maksud dan
57
Ibid, hal. 104
58
M.Yahya Harahap, Op. Cit, hal. 375
Universitas Sumatera Utara
tujuan yang ditetapkan dalam AD. Akan tetapi pengurusan, itu wajib dilaksanakan setiap anggota Direksi dengan “iktikad baik” dan penuh tanggung jawab.
59
Makna atau aspek lain yang terkandung dalam pada itikad baik dalam konteks kewajiban anggota Direksi malaksanakan pengurusan perseroan secara bertanggung
Setiap anggota Direksi wajib melaksanakan pengurusan perseroan. Kewajiban melakukan pengurusan itu, harus pula dilakukan dengan “iktikad baik”. Setiap
anggota direksi “wajib dipercaya” dalam melaksanakan tanggung jawab pengurusan perseroan, berarti setiap anggota Direksi selamanya dapat dipercaya serta selamanya
harus jujur. Direksi dalam melaksanakan pengurusan harus beritikad baik juga meliputi kewajiban, anggota direksi harus melaksanakan kekuasaan atau fungsi dan
kewenangan pengurusan itu untuk tujuan yang wajar. Direksi dalam melaksanakan pengurusan harus patuh menaati undang-undang.
Ketaatan mamatuhi peraturan perundang-undangan dalam rangka mengurus perseroan, harus dilakukan dengan itikad baik, mengandung arti, setiap anggota
Direksi dalam pengurusan perseroan, wajib melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku . Jika anggota Direksi tahu tindakannya melanggar
peraturan perundang-undangan yang berlaku, atau tidak berhati-hati dalam melaksanakan kewajiban mengurus perseroan, yang mengakibatkan pengurusan itu
melanngar peraturan perundang-undangan maka tindakan pengurusan itu melawan hukum onwettig, unlawful yang dikategari sebagai perbuatan melawan hukum
onrecht matigedaad, unlawful act.
59
Ibid
Universitas Sumatera Utara
jawab adalah “wajib loyal” terhadap perseroan. Dengan demikian, makna loyal adalah sama dengan good faith duty :
1. Loyal dan terpercaya mengurus perseroan
2. Oleh karena itu, hubungan yang paling utama antara anggota Direksi dengan
perseroan adalah kepercayaan trust berdasarkan loyalitas. Anggota Direksi wajib menghindari terjadinya benturan kepentingan dalam
melaksanakan pengurusan perseroan. Setiap tindakan pengurusan yang mengandung benturan kepentingan, dikategorikan sebagai tindakan iktikad buruk, sebab tindakan
yang demikian melanggar kewajiban kepercayaan dan kewajiban menaati undang- undang.
Anggota Direksi dalam melaksanakan pengurusan perseroan harus menghindari benturan kepentingan. Anggota Direksi tidak diperkenankan untuk
menggunakan uang dan kekayaan perseroan untuk kepentingan pribadinya, tidak biperkenankan untuk mempergunakan informasi perseroan untuk kepentingan
pribadinya, tidak menggunakan posisi untuk memperoleh keuntungan pribadi, tidak menahan atau mengambil sebagian dari keuntungan perusahaan untuk kepentingan
pribadinya. Mengambil atau menahan sebagian keuntungan perseroan untuk kepentingan pribadi, dikatagorikan sebagai keuntungan yang dirahasiakan oleh
anggota direksi yang bersangkutan. Direksi dalam melaksanakan pengurusan perseroan harus dengan penuh
tanggung jawab. Menurut penjelasan Pasal 97 ayat 2 UUPT, yang di maksud
Universitas Sumatera Utara
dengan “penuh tanggung jawab” adalah memperhatikan perseroan dengan “seksama” dan “tekun”. Anggota Direksi dalam melaksanakan pengurusan perseroan wajib
berhati-hati the duty of the due care. Apabila patokan kehati-hatian ini diabaikan oleh anggota Direksi dalam menjalankan kepengurusan perseroan, dia dianggap
bersalah melanggar kewajiban mesti melaksanakan pengurusan dengan penuh tanggung jawab. Tidak ada maaf bagi seorang yang menduduki jabatan anggota
Direksi dengan gaji dan tunjangan yang cukup besar, tetapi tidak hati-hati melaksanakan pengurusan perseroan.
60
Anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian yang dialami perseroan apabila anggota Direksi bersalah atau lalai dalam menjalankan
tugasnya melaksanakan pengurusan perseroan. Setiap tindakan pengurusan perseroan yang hendak dilaksanakan, harus
dipertimbangkan dengan wajar reasonable judgment. Dalam mengambil pertimbangan, tidak boleh mengabaikan ketentuan hukum dan AD perseroan. Setiap
pelanggaran hukum yang dilakukan anggota Direksi dalam pengurusan perseroan, tidak dapat dimaafkan dan ditoleransi meskipun hal yang diambil berdasarkan
pertimbangan yang hati-hati, apabila dia sendiri mengetahui dasar pertimbangan itu bertentangan dengan ketentuan hukum atau AD perseroan.
Direksi bertanggung jawab atas kerugian pengurusan perseroan. Pasal 97 ayat 3, ayat 4, dan ayat 5, mengatur tentang tanggung jawab Direksi atas kerugian
perseroan yang timbul dari kelalaian menjalankan tugas pengurusan perseroan.
60
Lihat Pasal 97 ayat 2
Universitas Sumatera Utara
Seperti yang sudah di jelaskan, dalam melaksanakan pengurusan perseroan, anggota direksi wajib melakukan dengan iktikad baik yang meliputi aspek :
61
1. Wajib dipercaya fiduciary duty yakni selamanya dapat dipercaya dan selamanya
harus jujur. 2.
Wajib melaksanakan pengurusan untuk tujuan yang wajar atau layak. 3.
Wajib menaati peraturan perundang-undangan 4.
Loyal terhadap perseroan, tidak menggunakan dana dan aset perseroan untuk kepentingan pribadi, wajib merahasiakan segala informasi perseroan.
5. Wajib menghindari terjadinya benturan kepentingan pribadi dengan kepentingan
perseroan, dilarang mempergunakan harta kekayaan perseroan, tidak menggunakan posisi untuk kepentingan pribadi, tidak mengambil atau menahan
sebagian keuntungan perseroan untuk pribadi, tidak melakukuan transaksi antar pribadi dengan perseroan, juga wajib melaksanakan pengurusan perseroan dengan
penuh tanggung jawab. Dalam hal anggota direksi terdiri atas 2 dua orang atau lebih, Pasal 97 ayat
4 menegakkan prinsip penerapan tanggung jawab secara renteng. Dengan demikian, apabila anggota Direksi lalai atau melanggar kewajiban pengurusan secara itikad baik
dan penuh tanggung jawab sesuai dengan lingkup aspek-aspek itikad baik dan pertanggung jawaban pengurusan yang disebut di atas, maka setiap anggota Direksi
61
M. Yahya Harahap, Op. Cit, hlm. 380
Universitas Sumatera Utara
sama-sama ikut memikul tanggung jawab secara tanggung renteng terhadap kerugian yang dialami perseroan.
Berdasarkan ketentuan tanggung jawab renteng tersebut maka setiap anggota Direksi diharapkan dapt menjadi “controller” satu terhadap yang lainnya walaupun
demikian, pada prakteknya fungsi kontrol melalui mekanisme check and balance sulit dilakukan. Untuk itu maka diperlukan pembagian tugas dan wewenang serta
tanggungjawab yang jelas. Dengan adanya pembagian tersebut, maka masalah pembuktian anggota Direksi yang sebenarnya harus bertanggung jawab atas
tindakannya yang merugikan kepentingan perseroan lebih mudah.
62
62
Ibid
Penegakan penerapan tanggung jawab secara tanggung renteng dalam hukum perseroaan Indonesia dikenal dalam UUPT Tahun 2007. Sebelumnya baik pada
KUHD dan UUPT Tahun 1995, yang ditegakkan adalah prinsip tanggung jawab pribadi yang bergantung pada faktor siapa pelaku yang melakukan kesalahan,
kalalaian, atau pelanggaran itu. Tanggung jawab hukumnya, hanya dipikulkan kepada anggota Direksi yang melakukannya. Tidak dilibatkan anggota Direksi yang lain
secara tanggung renteng. Jadi kalau tindakan kesalahan, kelalaian, atau pelanggaran itu dilakukan
seorang anggota Direksi tanpa sepengetahuan anggota Direksi yang lain atau dia tidak ikut ambil bagian atas perbuatan itu, anggota Direksi yang lain tidak ikut bertanggung
jawab terhadapnya
Universitas Sumatera Utara
Meskipun undang-undang memberikan ketentuan berupa sanksi perdata yang sangat berat kepada setiap anggota Direksi perseroan atas setiap kesalahan atau
kelalaiannya, namun pelaksanaan dan pemberian sanksi itu sendiri sebenarnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan, selama anggota Direksi yang bersangkutan bertindak
sesuai dengan dan tidak menyimpang dari aturan main yang telah diterapkan dalam anggaran dasar perseroan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Para
pemegang saham perseroan maupun pihak ketiga yang merasa dirugikan oleh tindakan direksi harus membuktikan terlebih dahulu apakah memang benar kerugian
tersebut terjadi sebagai akibat kesalahn atau kelalaian Direksi.
63
Karakteristik dari suatu Perseroan Terbatas adalah pemisahan antara pemilik saham dalam perseroan dan pengurusan Perseroan Terbatas. Hal inilah yang
kemudian menjadi dasar bagi pengembangan Good Corporate Governance. Makin tidak terlibat pemegang saham dengan kegiatan oprasional perseroan, maka makin
tinggi Good Corporate Governance bagi suatu Perseroan Terbatas, namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa pemegang saham tetap menginginkan kontrol atau
pengawasan terhadap jalannya perseroan. Dengan demikin dapat dimengerti kenapa dalam Perseron Terbatas, pendiri atau pemegang saham, dewasa ini sering kali tidak
menjadi pengurus atau pengelola dari perseron yang didirikan.
E. Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Kepada Perseroan Dan Pemegang Saham Perseroan