Latar Belakang Karakteristik Ibu Yang Melahirkan Bayi Dengan Kelainan Kongenital Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2011

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. 1 Upaya kelangsungan hidup, perkembangan, dan peningkatan kualitas anak berperan penting sejak masa dini kehidupan, yaitu masa dalam kandungan, bayi, dan anak balita. Kelangsungan hidup anak itu sendiri dapat diartikan bahwa anak tidak meninggal pada awal-awal kehidupannya, yaitu tidak sampai mencapai usia satu tahun atau usia di bawah lima tahun. 2 Anak terutama bayi baru lahir merupakan salah satu kelompok masyarakat yang rentan dan perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat karena masih tingginya Angka Kematian Bayi AKB. 3 Menurut WHO 2000 Angka Kematian Bayi AKB di dunia mencapai 54 per 1.000 kelahiran hidup dan tahun 2006 menjadi 49 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2006 AKB di Afrika sebesar 94 per 1.000, Mediterania Timur 62 per 1.000, Asia Tenggara 52 per 1.000, Pasifik Barat 20 per 1.000, Amerika 18 per 1.000 dan Eropa 14 per 1.000 kelahiran hidup. 4 WHO 2004 memperkirakan bahwa sekitar 7 dari seluruh kematian bayi di dunia disebabkan oleh kelainan kongenital. Di Eropa, sekitar 25 kematian neonatal disebabkan oleh kelainan kongenital. 5 Penelitian Ndibazza, dkk di Entebbe, Uganda, pada tahun 2003-2005 ada 180 bayi dengan kelainan kongenital diantara Universitas Sumatera Utara 2.365 kelahiran. Yang paling sering adalah kelainan pada sistem muskuloskeletal 42,7 per 1.000 kelahiran dan kulit 16,1 per 1.000 kelahiran. 6 Hasil penelitian Dastgiri, dkk di Iran 2000-2008 angka kejadian kelainan kongenital berkisar 1,7 per 100 kelahiran. Saluran genital-kemih, kerusakan ginjal, kelainan sistem saraf, dan kelainan anggota tubuh menyumbang secara proporsional sebesar lebih dari 68 dari seluruh kelainan kongenital di wilayah tersebut. Ada kecenderungan peningkatan angka kejadian kelainan kongenital dari tahun 2000 1,05 per 100 kelahiran hingga 2008 2,45 per 100 kelahiran. 7 Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI tahun 2007 diperoleh estimasi AKB di Indonesia sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. 8 Angka Kematian Bayi Baru Lahir mencapai 23 dari total Angka Kematian Bayi. Sebagian besar 78,5 kematian neonatus terjadi pada minggu pertama kehidupan 0-6 hari. 3 Kematian bayi dalam bulan pertama kehidupan sering diakibatkan oleh kelainan kongenital yang cukup berat, hal ini seakan-akan merupakan suatu seleksi alam terhadap kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan. 9 Menurut Depkes RI, kelainan kongenital adalah kelainan yang terlihat pada saat lahir, bukan akibat proses persalinan. 10 Kelainan kongenital merupakan penyebab penting terjadinya abortuskeguguran, lahir mati atau kematian segera setelah lahir. 2 Sekitar 3 bayi baru lahir mempunyai kelainan bawaan kongenital. Meskipun angka ini termasuk rendah, akan tetapi kelainan ini dapat mengakibatkan angka kematian dan kesakitan yang tinggi. Angka kejadian kelainan kongenital akan menjadi 4-5 bila bayi diikuti terus sampai berumur 1 tahun. 9,11 Universitas Sumatera Utara Kelainan kongenital dapat disebabkan oleh kelainan gen tunggal, kelainan kromosom, multifaktorial, lingkungan, dan kekurangan nutrisi. Ibu yang terinfeksi sifilis atau rubella merupakan penyebab kelainan kongenital di negara berkembang. Penyakit seperti diabetes mellitus, ibu yang kekurangan iodin dan asam folat, dan paparan obat-obatan serta narkoba termasuk alkohol dan tembakau, bahan kimia, dan radiasi dosis tinggi merupakan faktor lain yang menyebabkan kelainan kongenital. Masalah sosial, hipoksia, hipotermia, atau hipertermia diduga dapat menjadi faktor penyebabnya. Namun seringkali penyebab kelainan kongenital tidak diketahui. 5,11 Kematian bayi baru lahir di Indonesia terutama disebabkan oleh prematuritas 32, asfiksia 30, infeksi 22, kelainan kongenital 7, lain-lain 9. 12 Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007 telah mengindikasikan adanya kematian bayi usia 0 sampai dengan 6 hari akibat kelainan kongenital sebesar 1,4, sedangkan kematian bayi usia 7 sampai dengan 28 hari akibat kelainan kongenital sebesar 18,1. 13,14 Penelitian Indrasanto dan Effendi di RSAB Harapan Kita 2001-2005 terdapat 315 bayi dengan kelainan kongenital dari 16.490 kelahiran 1,92. 15 Hasil penelitian Savitri dan Wewengkang di RS dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar selama kurun waktu 4 tahun 2004-2007 dari 3.141 persalinan, ditemukan 28 kasus 0,89 kelainan kongenital dan yang terbanyak adalah kasus kelainan kongenital mayor sebanyak 26 kasus 92,8 dengan kasus anensefalus dan hidrops fetalis yang terbanyak, masing-masing sebanyak 6 kasus 21,6. 16 Penelitian Nugraha di RSIA Sri Ratu Medan tahun 2009 dari 1.317 persalinan, terdapat 20 kasus 1,51 kelainan kongenital terdiri dari 60,0 laki-laki dan 40,0 perempuan. Bayi prematur dengan kelainan kongenital sebanyak 4,5 dan 95,5 diantaranya normal. Universitas Sumatera Utara Jenis kelainan kongenital yang paling sering dijumpai adalah Penyakit Jantung Bawaan PJB sebesar 0,4, diikuti dengan polidaktili sebesar 0,2. 17 Dari hasil survei pendahuluan di RSUD Dr. Pirngadi Medan, dari tahun 2007-2011 terdapat 102 bayi dengan kelainan kongenital. Rincian tiap tahun yaitu tahun 2007 sebanyak 30 bayi, tahun 2008 sebanyak 29 bayi, tahun 2009 sebanyak 15 bayi, tahun 2010 sebanyak 13 bayi, dan tahun 2011 sebanyak 15 bayi. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik ibu yang melahirkan bayi dengan kelainan kongenital di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2007-2011.

1.2. Perumusan Masalah