Pencegahan Sekunder a. Diagnosis

c.3. Minimal 2 kali pada trimester III K3 dan K4, usia kehamilan 24 minggu d. Menghindari obat-obatan, makanan yang diawetkan, dan alkohol karena dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti atresia ani, celah bibir dan langit- langit.

2.9.2. Pencegahan Sekunder a. Diagnosis

Diagnosis kelainan kongenital dapat dilakukan dengan cara: a.1. Pemeriksaan Ultrasonografi USG Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui secara dini beberapa kelainan kehamilanpertumbuhan janin, kehamilan ganda, molahidatidosa, dan sebagainya. 48 Beberapa contoh kelainan kongenital yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan non invasive ultrasonografi pada midtrimester kehamilan adalah hidrosefalus dengan atau tanpa spina bifida, defek tuba neural, porensefali, kelainan jantung bawaan yang besar, penyempitan sistem gastrointestinal misalnya atresia duodenum yang memberi gambaran gelembung ganda, kelainan sistem genitourinaria misalnya kista ginjal, kelainan pada paru sebagai kista paru, polidaktili, celah bibir, mikrosefali, dan ensefalokel. 9,49 a.2. Pemeriksaan cairan amnion amnionsentesis 2,9,50 Amnionsentesis dilakukan pada usia kehamilan 15-19 minggu dengan aspirasi per-abdomen dengan tuntunan USG. Dari cairan amnion tersebut dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut antara lain pemeriksaan Universitas Sumatera Utara genetikkromosom, pemeriksaan alfa-feto-protein terhadap defek tuba neural anensefali, mengingomielokel, pemeriksaan terhadap beberapa gangguan metabolic galaktosemia, fenilketonurua, dan pemeriksaan lainnya. a.3. Pemeriksaan Alfa feto protein maternal serum MSAFP. Apabila serum ini meningkat maka pada janin dapat diketahui mengalami defek tuba neural, spina bifida, hidrosefalus, dan lain-lain. Apabila serum ini menurun maka dapat ditemukan pada sindrom down dan beberapa kelainan kromosom. 2 a.4. Biopsi korion Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kelainan kromosom pada janin, kelainan metabolik, kelainan genetik dapat dideteksi dengan analisis DNA, misalnya talasemia dan hiperplasia adrenal kongenital. 2 a.5. Fetoskopikordosentesis Untuk mengenal kelainan kongenital setelah lahir, maka bayi yang baru lahir perlu diperiksa bagian-bagian tubuh bayi tersebut, yaitu bentuk muka bayi, besar dan bentuk kepala, bentuk daun telinga, mulut, jari-jari, kelamin, serta anus bayi. 2

b. Pengobatan