Berdasarkan hasil penelitian Conway, dkk di St. Christoper’s Hospital for Children tahun 2002-2007 menyatakan bahwa ibu yang melahirkan bayi dengan
kelainan kongenital terbanyak pada kelompok umur 25-34 tahun.
48
6.1.2. Suku
Proporsi suku ibu yang melahirkan bayi dengan kelainan kongenital di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2007-2011 dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 6.2. Diagram Pie Distribusi Proporsi Suku Ibu yang Melahirkan Bayi dengan Kelainan Kongenital di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun
2007-2011
Dari gambar 6.2 dapat dilihat bahwa proporsi suku tertinggi adalah Jawa 45,0 dan terendah Nias 2,2. Hal ini bukan berarti suku Jawa berisiko tinggi
terhadap kejadian kelainan kongenital tetapi hal itu bisa terjadi karena terkait dengan jumlah penduduk Sumatera Utara yang pada umumnya 33,4 bersuku Jawa.
49
45.0
42.9 6.6
3.3 2.2
Jawa Batak
Aceh Melayu
Nias
Universitas Sumatera Utara
6.1.3. Agama
Proporsi agama ibu yang melahirkan bayi dengan kelainan kongenital di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2007-2011 dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 6.3. Diagram Pie Distribusi Proporsi Agama Ibu yang Melahirkan Bayi dengan Kelainan Kongenital di RSUD Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2007-2011
Berdasarkan gambar 6.3 dapat dilihat bahwa proporsi agama ibu tertinggi yaitu Islam 74,2 dan terendah Kristen Protestan 25,8. Hal ini bukan berarti ibu
yang agama Islam berisiko tinggi terhadap kejadian kelainan kongenital tetapi hal itu bisa terjadi karena terkait dengan jumlah penduduk di Sumatera Utara mayoritas
beragama Islam 65,45.
49,50
74.2 25.8
Islam Kristen Protestan
Universitas Sumatera Utara
6.1.4. Pendidikan
Proporsi pendidikan ibu yang melahirkan bayi dengan kelainan kongenital di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2007-2011 dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 6.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Pendidikan Ibu yang Melahirkan Bayi dengan Kelainan Kongenital di RSUD Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2007-2011
Berdasarkan gambar 6.4 dapat dilihat bahwa proporsi pendidikan ibu tertinggi yaitu SLTA 48,8 dan terendah tidak tamat SD 1,2. Pendidikan ibu
dinilai berpengaruh secara tidak langsung bagi kesehatan bayi. Ibu yang memiliki pendidikan yang tinggi relatif lebih mudah menyerap informasi atau anjuran yang
diberikan sehingga mereka dapat memilih serta menentukan alternatif terbaik dalam melakukan perawatan dan pemeriksaan kehamilan agar dapat melahirkan bayi sehat.
48.8 36.0
7.0 7.0
1.2
SLTA SLTP
SD AkademiPerguruan Tinggi
Tidak tamat SD
Universitas Sumatera Utara
6.1.5. Pekerjaan
Proporsi pekerjaan ibu yang melahirkan bayi dengan kelainan kongenital di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2007-2011 dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 6.5. Diagram Pie Distribusi Proporsi Pekerjaan Ibu yang Melahirkan Bayi dengan Kelainan Kongenital di RSUD Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2007-2011
Dari gambar 6.5 dapat dilihat bahwa proporsi pekerjaan ibu tertinggi yaitu ibu rumah tangga 78,3 dan terendah pegawai swasta 2,4. Pekerjaan merupakan
salah satu faktor yang dapat mencerminkan latar belakang pendidikan seseorang dan status ekonominya. Berbekal pendidikan yang lebih tinggi, seseorang pada umumnya
akan memperoleh pekerjaan dan status ekonomi yang lebih baik. Hal ini akan mempengaruhi daya beli bahan makanan dalam pemenuhan gizi keluarga.
Pemenuhan gizi ibu hamil berpengaruh untuk perkembangan janin dalam kandungan. Frekuensi kelainan kongenital pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang kurang
78.3 15.7
3.6 2.4
Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
Pegawai Negeri Sipil PNS Pegawai Swasta
Universitas Sumatera Utara
gizi lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi-bayi yang lahir dari ibu yang baik gizinya.
9
6.1.6. Daerah Asal
Proporsi daerah asal ibu yang melahirkan bayi dengan kelainan kongenital di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2007-2011 dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 6.6. Diagram Pie Distribusi Proporsi Daerah Asal Ibu yang Melahirkan Bayi dengan Kelainan Kongenital di RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2007-2011
Dari gambar 6.6 dapat dilihat bahwa proporsi daerah asal ibu yang melahirkan bayi dengan kelainan kongenital tertinggi yaitu dari Kota Medan 54,9
dan terendah luar Kota Medan 45,1. Rumah Sakit Umum Daerah Pirngadi terletak di Kota Medan serta merupakan rujukan dari rumah sakit swasta dan puskesmas di
Kota Medan sehingga yang memanfaatkan pelayanan rumah sakit sebagian besar adalah masyarakat Kota Medan. Ibu yang berasal dari luar Kota Medan sebanyak 19
orang dari Deli Serdang, 15 orang dari Binjai, dan 12 dari Tebing Tinggi.
54.9 45.1
Kota Medan Luar Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
6.2. Karakteristik Ibu yang Melahirkan bayi dengan Kelainan Kongenital Berdasarkan Mediko-obstetri
6.2.1. Umur Kehamilan
Proporsi ibu yang melahirkan bayi dengan kelainan kongenital berdasarkan umur kehamilan di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2007-2011 dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
Gambar 6.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi dengan Kelainan Kongenital Berdasarkan Umur Kehamilan di
RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2011 Dari gambar 6.7 dapat dilihat bahwa proporsi ibu yang melahirkan bayi
dengan kelainan kongenital berdasarkan umur kehamilan tertinggi adalah 37 – 40 minggu cukup bulan 65,3 dan terendah 40 minggu lebih bulan 5,5.
Hasil penelitian Prabawa 1998 di RSUP Dr. Kariadi Semarang menyatakan bahwa proporsi umur kehamilan tertinggi yaitu cukup bulan 67,7.
36
65.3 29.2
5.5
37 – 40 minggu cukup bulan 28 – 36 minggu kurang bulan
40 minggu lebih bulan
Universitas Sumatera Utara
6.2.2. Riwayat Komplikasi Kehamilan
Proporsi ibu yang melahirkan bayi dengan kelainan kongenital berdasarkan riwayat komplikasi kehamilan di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2007-2011 dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 6.8. Diagram Pie Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan Bayi dengan Kelainan Kongenital Berdasarkan Riwayat Komplikasi
Kehamilan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2011 Dari gambar 6.8 dapat dilihat bahwa proporsi ibu yang melahirkan bayi
dengan kelainan kongenital berdasarkan riwayat komplikasi kehamilan tertinggi adalah tidak ada komplikasi 66,7 dan terendah ada komplikasi 33,3. Komplikasi
kehamilan yang dialami diantaranya 11 orang hipertensi 50,0, 4 orang perdarahan 18,2, 3 orang diabetes mellitus 13,6 , 3 orang eklamsi 13,6, dan 1 orang
ruptur uteri 4,6. Risiko terjadinya kelainan kongenital terjadi pada bayi dengan ibu penderita
diabetes melitus adalah 6 sampai 12, yang empat kali lebih sering daripada bayi
66.7 33.3
Tidak ada komplikasi Ada komplikasi
Universitas Sumatera Utara
dengan ibu yang bukan penderita diabetes melitus. Keturunan dari ibu dengan insulin-dependent diabetes mellitus mempunyai risiko 5-15 untuk menderita
kelainan kongenital terutama PJB, defek tabung saraf neural tube defect dan agenesis sacral.
46
6.3. Jenis Kelainan Kongenital
Proporsi bayi dengan kelainan kongenital berdasarkan jenis kelainan kongenital di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2007-2011 dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
Gambar 6.9. Diagram Pie Distribusi Proporsi Bayi dengan Kelainan Kongenital Berdasarkan Jenis Kelainan Kongenital di RSUD Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2007-2011
Dari gambar 6.9 dapat dilihat bahwa proporsi bayi dengan kelainan kongenital berdasarkan jenis kelainan kongenital tertinggi yaitu sistem gastro-
intestinal 66,7 dan terendah sistem muskulo-skeletalekstrimitas 1,0. Kelainan
66.7 15.7
13.7 2.9
1.0
Sistem Gastro-Intestinal Sistem Susunan Saraf Pusat
Sistem Cardio-Torax Sistem Kranio-Fasial
Sistem Muskulo-skeletalekstremitas
Universitas Sumatera Utara
yang termasuk dalam sistem gastro-intestinal meliputi atresia ani 33 bayi, atresia duodenum 1 bayi, atresia ileum 3 bayi, dan hirschprung disease 31 bayi.
Kelainan yang termasuk dalam sistem saraf pusat meliputi hydrocephalus 12 bayi, anenceplalus 1 bayi, meningocele 2 bayi, dan spina bifida 1 bayi. Kelainan yang
termasuk dalam sistem cardio-torax meliputi penyakit jantung bawaanCongenital Heart Disease 14 bayi. Kelainan yang termasuk dalam sistem kranio-fasial meliputi
labiopalatoschizis 3 bayi. Sedangkan kelainan yang termasuk dalam sistem muskulo-skeletalekstrimitas meliputi polidaktili 1 bayi.
Hal ini berbeda dengan penelitian Conway, dkk di St. Christoper’s Hospital for Children tahun 2002-2007 yang menyatakan bahwa proporsi bayi dengan kelainan
kongenital tertinggi pada sistem cardio-torax 41,25, demikian juga penelitian Indrasanto di RSAB Harapan Kita tahun 2001-2005 jenis kelainan kongenital
tertinggi adalah pada sistem cardio-torax 36,86.
48
Universitas Sumatera Utara
6.4. Jenis Kelamin