pernyataan pailit dengan syarat pemohon harus dapat membuktikan bahwa debitur memiliki utang kepada kreditur lain yang telah jatuh waktu dan dapat
ditagih. Bank pemberi kredit secara mudah dapat mengetahui keadaan keuangan
para debiturnya dari laporan hasil pemeriksaan audit oleh akuntan publik yang diwajibkan oleh bank yang bersangkutan untuk disampaikan oleh debitur kepada
bank dari waku ke waktu. Kalau kreditur hanya boleh mengajukan permohonan pernyataan pailit menunggu sampai utang debitur telah jatuh waktu dan dapat
ditagih, yang mungkin saja akan membutuhkan waktu yang masih agak lama. Sekali lagi, debitur harus dalam keadaan insolven telah berada dalam
keadaan berhenti membayar kepada para krediturnya, bukan sekadar tidak membayar kepada satu atau dua orang kreditur saja, sedangkan kepada para
kreditur lainnya debitur masih melaksanakan kewajiban pembayaran terhadap utang-utangnya dengan baik. Dalam hal Debitor hanya tidak membayar kepada
satu atau dua orang Kreditor saja, sedangkan kepada para kreditur yang lain Kreditur masih membayar utang-utangnya, maka terhadap debitur tidak dapat
diajukan permohonan pailit kepada Pengadilan Niaga tetapi diajukan gugatan kepada Pengadilan Negeri pengadilan perdata biasa.
C. Prosedur Permohonan Pernyataan Pailit
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Apabila seorang debitur mengalami kesulitan keuangan, artinya tidak mampu membayar hutang-hutangnya, tentu saja para kreditur akan berusaha
menempuh jalan untuk menyelamatkan piutangnya. Salah satu jalan yang ditempuh adalah kreditur mengajukan permohonan ke pengadilan agar si debitur
dinyataan pailit. Permohonan itu disebut sebagai permohonan pernyataan kepailitan. Berhubung permohonan tersebut diajukan ke pengadilan, maka harus
melewati prosedur yang benar. Menurut undang-undang kepailitan, pengadilan yang berwenang untuk
mengadili perkara permohonan pernyataan kepailitan dalah pengadilan yang daerah hukumnya meliputi daerah tempat kedudukan hukum debitur. Yang
dimaksud pengadilan menurut UUK adalah pengadilan niaga yang merupakan pengkhususan pengadilan di bidang perniagaan yang dibentuk dalam lingkupan
peradilan umum. Bila debitur telah meninggalkan wilayah RI, maka pengadilan yang menetapkan keputusan adalah pengadilan yang daerah hukumnya meliputi
tempat kedudukan hukum terakhir diputar. Pasal 3 UUKepailitan dan PKPU disebutkan, dalam hal debitur berupa
persero atau firma, yang mengadili adalah pengalihan yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan hukum firma tersebut. Sedangkan dalam hal debitur
tidak berkedudukan di wilayah RI, pengadilan yang berwenang memutuskan adalah pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan hukum
kantor debitur menjalankan profesi atau usahanya dan bila debitur badan hukum maka kedudukan hukumnya adalah sebagaimana dimaksud dalam anggaran
dasarnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Permohonan pernyataan pailit harus diajukan oleh seorang advokat, dalam UUKepailitan lama harus diajukan oleh pengacara praktek, karena di pengadilan
Niaga hanya ada beberapa Pengadilan dan tidak semua pengacara praktek itu berada diwilayah pengadilan niaga dimana hal ini dapat dilihat dalam Pasal 7 UU
Kepailitan dan PKPU. Prosedur permohonan pernyatan pailit sebagaimana dapat dilihat jelas dalam Pasal 6 UU Kepailitan dan PKPU, sebagai berikut:
18
6.Sidang pemeriksaaan atas permohonsn pernyatan pailit diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 20 dua puluh hari setelah tanggal permohonan
didaftarkan. 1.Permohonan pernyatan pailit diajukan kepada Ketua Pengadilan.
2.Panitera mendaftarkan permohonana pernyataan pailit pada tanggal permohonan yangbersangkutan diajukan, dan kepada permohonan diberikan tanda terima
tertulis yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dengan tanggal yang sama dengan tanggal pendaftaran.
3.Panitera wajib menolak pendaftaran permohonan pernyataan pailit bagi institusi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 3, ayat 4, dan ayat 5 jika dilakukan
tidaksesuai dengan ketentuan dalam aya-ayat tersebut. 4.Panitera menyampaikan permohonan pailit kepada Ketua Pengadilan paling
lambat 2 “dua Hari setelah tanggal permohonan didaftarkan. 5.Dalam jangka waktu paling lambat 3 tiga hari setelah tanggal permohonan
pernyataan pailit didaftarkan , pengadilan mempelajari permohonan dan menetapkan hari sidang.
18
Yani, Ahmad dan Gunawan Widjaja, Kepailitan. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2000 hal 56.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7.Atas permohonan Debitur dan berdasarkan alasan yang cukup, Pengadilan dapat menunda penyelenggaraan sidang sebagaimana dimaksud pada ayat 5 sampai
dengan paling lambat 25 dua puluh lima hari setelah tanggal permohonan didaftarkan.
Berdasarkan dari Pasal 6 UU Kepailitan dan PKPU tersebut dapat diketahui bahwa dalam suatu prosedur permohonan pernyataan pailit memiliki
time frame yang sangat singkat yang berbeda dengan peraturan kepailitan yang lama. Wajib memanggil debitur, dalam hal permohonan pernyataan pailit diajukan
oleh kreditur kejaksaan, Bank Indonesia, Badan Pengawas, Pasar Modal, atau Menteri Keuangan.
Dapat memanggil kreditur, dalam hal permohonan pernyatan pailit diajukan oleh debitur dan terdapat keraguan bahwa persyaratan untuk
dinyatakanpailit sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 telah terpenuhi. Pemanggilan terhadap debitur dilakukan oleh Juru sita dengan surat kilat tercatat
paling lambat 7 tujuh hari sebelum sidang pemeriksaan pertama diselenggarakan.
Pemanggilan adalah sah dianggap telah diterima oleh debitur, jika dilakukan oleh juru sita sesuai dengan ketentuaan sebagaimana dimaksud dalam
Angka 2. Permohonan pernyatan pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk dinyatakan
pailit telah terpenuhi. Putusan atas permohonan pernyataan pailit harus ditetapkan dalam jangka waktu paling lambat 60 enam pulu hari terhitung sejak tanggal
permohonan pernyataan pailit didaftarkan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Apabila seluruh persyaratan untuk dinyatakan pailit telah terpenuhi semuanya, maka pengadilan akan memberikan putusannya. Tetapi, apabila
ternyata harta pailit tidakcukup untuk membayarkan biaya kepailitan tersebut, maka Pengadilan atas usul Hakim Pengawas dan setelah mendengar panitia
kreditor sementara apabila ada, serta setelah memanggil secara sah atau mendengarkan dari pihak debitur, dapat memutuskan pencabutan putusa
pernyataan pailit.
19
Tujuan utama dalam suatu proses di muka pengadilan adalah untuk memperoleh putusan Hakim yang berketekunan hukum tetap. Akan tetapi, setiap
putusan yang dijatuhkan oleh Hakim belum tentu dapat menjamin kebenaran secara yuridis, karena putusan itu tidak lepas dari kekeliruan dan kekilafan,
bahkan tidak mustahil bersifat memihak. Agar kekeliruaan dan kehilafan itu dapat diperbaiki, maka demi tegaknya kebenaran dan keadilan, terhadap putusan Hakim
itu dimungkinkan untuk diperiksa ulang. Cara yang tepat untuk dapat mewujudkan kebenaran dan keadilan itu adalah dengan melaksanakan upaya
hukum.
20
Demikian pula terhadap putusan dari Pengadilan Niaga dalam perkara kepailitan. Namun, perbedaandari Pengadilan Niaga ialah hanya tersedia upaya
hukum kasasi ke Makamah Agung. Pengadilan Niaga disebut sebagai pengadilan tingkat pertama dan tidak ada tingkat kedua atau sering disebut sebagai tingkat
19
Ibid. hal 58
20
Fuady, Munir. Hukum Pailit 1998 dalam Teori dan Praktik, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2002, hal 20.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
banding. Terhadap putusan-putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, tersedia upaya hukum luar biasa yaitu peninjauan kembali.
Terhadap suatu putusan pencabutan pernyataan pailit tersebut dapat pula diajukan suatu kasasi dan atau peninjauan kembali. Apabila setelah pencabutan
pernyataan pailit diucapkan diajukaan kembali permohonan pernyataan pailit, maka debitor atas permohonan wajib membuktikan bahwa ada cukup harta untuk
membayar biaya kepailitan berdasarkan dari pasal 19 UU No.37 Tahun 2004. Dalam kasus putusan pailitanya PT. Telkomsel Tbk., dapat dilihat bahwa
dari pihak PT. Telkomsel tersebut mengajukan upaya hukum secara kasasi. Dimana pengertian kasasi tersebut adalah pembatala atas keputusan Pengdilan-
pengadilan lain dan para hakim yang bertentangan dengan hukum, kecuali keputusan Pengadilan dalam perkara pidana yang mengandung pembebasan
terdakwa dari segala tuduhan, hal ini sebagaimana ditentukan dalam Pasal 16 UU No. 1 Tahun 1950 jo. UU No. 8 Tahun 1981 tentang dan UU No. 14 Tahun 1985
jo. UU No. 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 tentang Makamah Agung.
Tetapi dalam UU No. 37 Tahun 2004 UU Kepailitan dan PKPU sebenarnya tidak ada diatur tentang upaya hukum secara banding. Hal ini
menunjukan bahwa berdasarkan dari UU No. 37 Tahun 2004, terhadap suatu perkara kepailitan tidak dapat diajukan suatu banding tetapi langsung mengajukan
kasasi ke Makamah Agung. Dalam Pasal 11 UU No. 37 Tahun 2004 mengatur tentang Kasasih ke Makamah Agung, yaitu:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.Upaya hukum yang dapat dilakukan terhadap putusan atas permohonan pernyataan pailit, adalah kasasi ke Makamah Agung.
2. Permohonan Kasasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diajukan dalam jangka waktu paling lambat 8 delapan hari tentang sejak tanggal putusan yang
Dimohonkan kasasi diucapkan, dengan mendaftarkannya pada Panitera Pengadilan yang telah memutuskan permohonan pernyataan pailit.
3.Permohonan kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat 2, selain dapat diajukan oleh Debitor dan Kreditor yang merupakan pihak pada persidangan tingkat
pertama, juga dapat diajukan oleh kreditor lain yang bukan merupakan pihak pada persidangan tingkat pertama yang tiodak puas terhadap putusan atas
permohonan pernyataan pailit. 4.Panitera mendaftar permohonan kasasi pada tanggal permohonan yang
bersangkutan diajukan, dan kepada pemohon diberikan tanda terima tulis yang ditandatangani Panitea dengan tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan
pendaftaran. Mengenai permohonan kasasi terdapat dalam pasal 12 yang mengatakan
bahwa Pemohon kasasi wajib menyampaikan kepada Panitera Pengadilan memori kasasi pada tanggal permohonan kasasi didaftarkan. Panitera wajib mengirimkan
permohonan kasasi dan memori kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 kepada pihak temohon kasasi paling lambat 2 dua hari setelah permohonan kasasi
didaftarkan. Termohon kassasi dapat mengajukan kontra memori kasasi kepada
Panitera Pengadilan paling lambat 7 tujuh hari setelah tanggal termohon kasasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menerima memori kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan panitera Pengadilan wajib menyampaikan kontra memori kasasi kepada pemohon kasasi
paling lambat 2 dua hari setelah kontra memori kasasi diterima. Panitera wajib menyampaikan permohonan kasasi, memori kasasi, dan kontra memori kasasi
beserta berkas perkara yang bersangkutan kepada Makamah Agung paling lambat 14 empat belas hari setelah tanggal permohonan kasasi diterima.
Tercantumkan dalm pasal Pasal 13 yang menetukan bahwa Makamah Agung harus mempelajari permohonan kasasi dan menetapkan hari sidang paling
lamat 2 dua hari setelah tanggal permohonan kasasi diterima oleh Mahkamah Agung. Sidang Pemeriksaan atas permohonan kasasi dilakukan paling lambat 20
dua puluh hari setelah tanggal permohonan kasasi diterima oleh Mahkamah Agung.
Putusan atas permohonan kasasi harus diucapkan paling lambat 60 enam puluh hari setelah tanggal permohonan kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat 3
yang memuat secara lengkap pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk aman. Dalam hal terdapat
perbedaan pendapat antara anggota dengan ketua majelis maka perbedaan pendapat tersebut wajib dimuat dalam putusan kasasi.
Panitera pada Makamah agung wajib menyampaikan salinan putusan kasasi kepada Panitera pada Pengadilanh Niaga paling lambat 3 tiga hari setelah
tanggal putusan atas permohonan kasasi diucapkan. Jurusita Pengadilan waji menyampaikan salinan putusan kasasi diucapkan. Jurusita menyampaikan salinan
putusan kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat 5 kepada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Demikian halnya UU No. 2 Tahun 1986 yang telah diubah dengan UU No.8 Tahun 2004 Tentang peradilan umum, dalam pasal 8 dinyatakan secara tegas
“Di lingkungan Peradilan Umum dapat diadakan Pengkasusan yang di atur dengan Undang-undang.
Undang-undang memberikan ruang untuk terbentuknya Pengadilan khusus yang berada dibawah lingkungan peradilan Umum dengan syarat bahwa
pembentukan pengadilan khusus tersebut ditetapkan melalui UU. Pembentukan Pengadilan Niaga ini menunjukan bahwa sejarah peradilan di indonesia telah
mengalami peningkatan yang cukup berarti. Dari segi struktur organisasi, kedudukan Pengadilan Niaga merupakan bagian khusus didalam Peradilan
Umum.
21
Tujuan utama dibentuknya Pengadilan Niaga ini adalah agar dapat menjadi sarana hukum bagi penyelesaian hutang piutang diantara pihak yaitu
debitur dan kreditur secara cepat, adil, terbuka, dan efektif, sehingga dengan demikian dapat meningkatkan penyelenggaraan kegiatan usaha dan kehidupan
prekonomian pada umunya. Selain itu sebagai upaya untuk mengembalikan kepercayaan kreditur asing dalam proses penyelesaian utang piutang swasta
22
21
Sunarmi, Hukum Kepailitan edisi 2, Jakarata: softmedia, 2010,hlm 21.
22
Ibid, hlm.229
, hal ini merupakan salah satu positif dalam hal memperbaiki carut-marutnya UU
Kepailitan terdahulu yang lahir.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Akibat desakan International Monetery Fund IMF karena peraturan
kepailitan yang merupakan warisan pemerintahan kolonial Belanda selama ini kurang memadai dan kurang memenuhi tuntutan zaman.
23
1. Kurator melakukan pemberesan harta pailis
D. Putusan Pailit