BAB IV PENERAPAN KETENTUAN UNDANG -UNDANG NOMOR 37 TAHUN
2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN G DALAM PUTUSAN PAILIT PT.TELKOMSEL TBK
A. Posisi Kasus
Seperti yang dapat kita ketahui bahwa pada bulan Juni yang lalu sedang maraknya kasus terjadinya putusan pailit terhadap PT.Telkomsel Tbk. yang
merupakan anak perusahan BUMN yang terbesar. Dimana pengajuan putusan pailit tersebut didatangkan dari perusahaan PT.Prima Jaya Informatika, yang
menyatakan merasa dirugikan akan tindakan dari PT.Te1komsel Tbk. yang telah melanggar perjanjian kerjasama dan adanya menimbulkan utang terhadap
PT.Prima Jaya Informatika. PT.Prima Jaya Infornatika melakukan kerja sama dengan PT.Telkomsel
Tbk. dimana perjanjian tersebut adalah berupa penjualan Voucher Isi Ulang bertemakan khusus olahraga yang dalam jumlah paling sedikit 120.000.000
seratus dua puluh juta, yang terdiri dari Voucher Isi Ulang Rp.25.000,O0 dua puluh lima ribu mpiah, dan Voucher isi Ulang Rp.50.000,00 lima puluh ribu
rupiah setiap tahunnya untuk dijual oleh PT.Prima Jaya Informatika. Dimana perjanjian kerjasama tentang penjualan produk ini berlaku selama 2 dua tahun
dan terhitung sejak tanggal perjanjian tersebut ditandatangani pada tanggal 01 Juni 2011.
Kemudian, pada awal yang kedua sedang benjalan, PT.Prima Jaya Informatika kembali ada menyampaikan Purchase Order dimana pengertian PO
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
adalah Daftar Pesanan suatu barang dari pemesan ke suplier. Purchase Order biasanya diberikan kepada supplier dengan beberapa term atau ketentuan yang
sebelumnya telah menjadi kesepakatan bersama antara pihak pemesan kepada supplier ,PO tersebut diajukan kepada PT.Telkomsel Tbk. pada tanggal 20 Juni
2012. Pada tanggal 21 Juni 2012 kembali lagi PT.Prima Jaya Informatika mengajukan PO sebesar Rp.3.025.000.000,00 tiga miliyar dua puluh lima juta
rupiah. Namun untuk PO pada tanggal 21 Juni 2012 tersebut PT.Telkomsel Tbk. meberikan penolakan yang dikirimkan melalui media E-mail, yang pada
pokoknya menyatakan mengehentikan sementara alokasi produk Prima. Dengan demikian terhadap PO yang tertanggal 20 Juni 2012 akhirnya
menimbulkan utang sebesar Rp.2.595.000.000,00 dua milyar lima ratus sembilan puluh lima juta rupiah yang kemudian telah jatuh tempo pada tanggal 25 Juni
2012, berikut juga dengan PO yang terdapat pada tanggal 21 juni 2012 sebesar Rp.3.025.000.000,00 tiga miliyar dua puluh lima juta rupiah yang kemudian
jatuh tempoh pada tanggal 25 Juni 2012, sehingga semua total tangihan tersebut mencapai Rp.5.260.000.000,00 lima miliyar dua ratus enam puluh juta rupiah.
Sebenamya PT.Prima Jaya Informatika telah melakukan upaya peringatan pertama dan terakhir somasi terhadap PT.Te1komsel Tbk tersebut. Tetapi
PT.Telkomse1 Tbk. sama sekali tidak menghiraukarmya, seolah-olah seperti mengabaikan panggilan tersebut. PT.Te1komse1 tidak pemah membayarkan
utang-utang tersebut sehingga syarat untuk pernyataan putusan pailit pun dapat terpenuhi, yang dimana dapat terbukti secara sederhana bahwa PT.Telkomse1
Tbk. yang berkedudukan sebagai debitur mempunyai utang yang telah jatuh
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tempo dan dapat ditagih kepada PT.Prima1 Jaya Informatika yang berkedudukan sebagai kreditur.
PT.Telkomse1 Tbk. sebenarnya juga ada mempunyai utang terhadap perusahaan lain yakni PT.EXTENT MEDIA INDONESIA, adanya pelaksanaan
kerja sama berupa layanan Mobile Data Content, untuk periode bulan Agustus 2011 dan bulan September 2011. Dengan total tagihan sebesar Rp.40.326.2l3.794
empat puluh milyar tiga rams dua puluh enam juta dua ratus tiga belas ribu tujuh ratus sembilan puluh empat rupiah. Dan walaupun telah adanya somasi tapi pihak
PT.Telkomse1 Tbk. tidak menghiraukannya, dan utang tersebut telah jatuh tempo. Sehingga syarat untuk pernyataan pailit pun dapat terpenuhi yakni terbukti secara
sederhana PT.Telkomsel Tbk. mempunyai dua debitor dan tidak membayar bukan hanya melainkan 2 utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih.
Sehingga adanya suatu keputusan yang dilakukan oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, yaitu putusan pernyataan pailit terhadap PT.Telkomsel Tbk. dengan
putusan Nomor: 48PAILIT2012PN.NIAGAIKT.PST. Namun dari pihak PT.Telkomse1 Tbk, tersebut merasa tidak senang akan adanya putusan pailit
terhadap perusahaannya dan menurutnya tidak sesuai dengan UU No.37 Tahun 2004 Tentang Kepaliltan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, sehingga
dari pihak PT.Telkomsel Tbk mengajukan upaya kasai terhadap Mahkamah Agung.
Makamah Agung memberi suatu putusan bahwa teryata tidak sepatanyalha bahwa perusahaan BUMTN yang begitu besar dinyatakan pailit. Mahkamah
Agung menilai bahwa Pengadilan Niaga Jakarta Pusat telah salah memberi suatu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
putusan. Dan menganggap bahwa Pengadilan Niaga tidak menjalankan tugas sebagaimana mestinya.Upaya hukum kasasi yang dilakukan oleh PT.Telkomse1
Tbk. tersebut memberi hasil bahwa sebenarnya PT.Telkomsel Tbk. tidak salah, dan tidak seharusnya sampai diberi putusan pailit.
B. Ketententuan Utang dalam Pertimbangan Hakim