Pembentukan Pengadilan Niaga Analisis Yuridis Putusan Pailit Terhadap PT. Telkomsel Tbk.

BAB III KEWENANGAN PENGADILAN NIAGA DALAM MEMERIKSA DAN MENGADILI PERKARA KEPAILITAN MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

A. Pembentukan Pengadilan Niaga

Yang mendasari dan melatar belakangi lahirnya Pengadilan Niaga adalah pasal 27 UU No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman yang berisi: 1. Pengadilan khusus hanya dapat dibentuk dalam salah satu lingkingan peradilan yang berada dibawah Makamah Agung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 UU.No.48 Tahun 2009. 2. Ketentuaan mengenai pembentukan pengadilan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dalam undang-undang. Dan Oleh sebuah Makamah Kontitusi. Dalam Pasal 25 UU No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasan Kehakiman ditentukan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Makamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, Dan Peradilan Tata Usaha Negara. Beberapa bentuk Pengadilan khusus lainnya, antara lain seperti Pengadilan Hubungan Industrial yang ditetapkan dengan UU No.2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Industrial yang berada di bawah lingkungan Peradilan umum, Pengadilan Anak yang telah ditetapkan dengan UU No.3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak, yang berada dibawah lingkungan Peradilan Umum. 31 31 Jono, Hukum Kepailitan, Jakarta : Sinar Grafika, 2008, hml 81-82 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Demikian juga tertulis dalam Pasal 295 menentukan bahwa :” Terhadap Pengadilan Niaga yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap, dapat diajukan peninjauan kembali dapat diajukan apabila, setelah perkara diputus ditemukan bukti baru yang menentukan yang pada waktu perkara diperiksa di Pengadilan sudah ada tetapi tetap ternyata belum ditemukan. Dalam permohonan peninjauan kembali hanya dapat dilakukan pada dua macam alasan saja, yang masing-masing secara khusus telah dibatasi jangka waktu tertentu. Pasal 295 ayat 2 Undang-Undang Kepailitan menetukan bahwa peninjauan kembali dapat diajukan dengan satu alasan, dan alasan tersebut secara khusus ada pula diatur dalam Pasal 296,yakni : 32 32 Lontoh, Rudy A.; Kailimang, Denny Ponto, Benny, Penyelesaian Utang-piutang: Melalui Pailit atau Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang,Bandung : Penerbit Alumni, 2001.hal 32 1. Pengajuan Permohonan peninjauan kembali berdassarkan alasan bagaimana ada disebut dalam Pasal 295 ayat 2 huruf a, dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal putusan yang dimohonkan peninjauan kembali memperoleh ketentuan hukum tetap ; 2. Pengajuan Permohonan peninjauan kembali berdasarkan alasan bagaimana ada disebut dalam Pasal 295 ayat 2 huruf b, dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal putusan yang dimohonkan peninjauan kembali memperoleh ketentuan hukum tetap ; 3. Permohonan peninjauan kembali disampaikan kepada Panitera Pengadilan; UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4. Paniter Pengadilan mendaftar permohonan peninjauan permohonan peninjauan kembali pada tanggal permohonan diberikan tanda terima tertulis yang ditanda tangani Panitera Pengadilan dengan tangaal yang sama dengan tanggal permohonan didaftarkan. 5. Panitera Pengadilan menyampaikan permohonan peninjauan kembali kepada Panitera Makamah Agung dalam jangka waktu 1 × 24 jam terhitung sejak tanggal permohonan didaftarkan. Prosedur permohonan peninjauan kembali diatur tersendiri pada BAB IV , Pasal 295 sampai dengan 298 Undang-Undang Kepailitan. Permohonan peninjauan kembali disampaikan kepada Panitera Pengadilan. Panitera Pengadilan mendaftarkan permohonan diberikan tanda terima tetulis yang ditandatangani Panitera Pengadilan dengan tanggal yang sama dengan tanggal permohoinan peninjauan kembali kepada Panitera Makamah Agung dalam jangka waktu 2 dua hari setelah tanggal permohonan didaftarkan. Permohonan penijauan kembali wajib menyampaikan kepada Panitera Perngadilan bukti pendukung yang menjadi dasar pengajuan permohonan peninjauan kembali dan untuk termohon salinan permohonan peninjauan kembali berikut salinan bukti pendukung yang bersangkutan, pada tanggal permohonan didaftarkan. Panitera Pengadilan menyampaikan salinan permohonan peninjauan kembali berikut salinan bukti pendukung kepada termohon dalam jangka waktu paling lambat 2 dua hari setelah tangal permohonan didaftarkan. Pihak termohon dapat mengajukan jawaban terhadap permohonan peninjauan kembali yang diajukan, dalam jangka waktu 10 sepuluh hari setelah tangga permohonan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA peninjauan kembali didaftarkan. Panitera wajib menyampaikan jawaban kepada Panitera Makamah Agung, dalam jangka waktu paling lambat 12 dua belas hari setelah tanggal permohonan didaftarkan. 33 Menurut UUK-PKPU, pengadilan yang berwenang untuk mengadili perkara permohonan Kepailitan adalah Pengadilan yang daerah hukunmya meliputi daerah tempat kedudukan hukum si debitur. Makamah Agung segera memeriksa dan memberikan putusan atas permohonan peninjauan kembali dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari setelah tanggal permohonan diterima Panitera Makamah Agung. Putusa atas permohonan peninjauan kembali harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk Umum. Dalam jangka waktu paling lambat 32 tiga puluh dua hari setelah tanggal permohonan diterima Panitera Makamah Agung, Makamah Agung wajib menyampaikan kepada paraq pihak salinan putusan peninjauan kembali yang memuat secara lengkap pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut.

B. Kewenangan Pengadilan Niaga dalam Memeriksa dan Mengadili Perkara Kepailitan.