Latar Belakang Analisis Yuridis Putusan Pailit Terhadap PT. Telkomsel Tbk.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telekomunikasi berasal dari dua arti kata yang berbeda, yaitu “tele” dan “komunikasi”. Tele yang berarti jauh, sedangkan komunikasi yang berarti proses penyampaian sebuah pesan atau informasi dari satu individu ke individu lain atau dari satu tempat ke tempat lain. Dengn demikian, telekomunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian sebuah pesan atau informasi dari satu individu ke individu lain yang dapat dilakukan dalam jarak-jarak jauh. 1 Pada abad ke-2 sesudah Masaehi bangsa Romawi menggunakan asap sebagai media telekomunikasi. Mereka membangun jaringan telekomunikasi yang terdiri dari ratusan menara hingga mencapai 4500 kilometer. Setiap menara bisa mengeluarkan asap yang dapat dilihat oleh menara lain yang berada di dekatnya. Pada abad ke-5 sebelum Masehi, kerajaan Yunani kuno dan Romawi menggunakan api untuk berkomunikasi dari gunung ke gunung atau menara ke menara. Telekomunikasi dilakukan oleh prajurit khusus dengan saling memahami kode berupa jumlah nyala api. Telekomunikasi ini digunakan saat perang dan hanya efektif pada malam hari. 1 Perkembangan Infrastruktur Telekomunikasi, http:id.scribd.comdoc3322937diakses tanggal 14 April 2013. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Sistem telekomunikasi ini digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan militer dalam menjalankan pemerintahan atas daerah jajahan yang semakin luas. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia berawal dari tahun 1884, pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan swasta yang menyediakan jasa pos domestik dan jasa telegraminternasional. Jasa telepon tersedia pertama kalinya di Indonesia pada tahun 1882. Dan sampai dengan tahun 1906, disediakan oleh perusahaan swasta dengan lisensi pemerintah selama 25 tahun. Tahun 1906, pemerintah kolonial Belanda membentuk departemen yang mengendalikan semua jasa pos dan telekomunikasi di Indonesia. Tahun 1961, beberapa dari jasa ini dipindahkan ke perusahaan milik Negara. Tahun 1965, pemerintah memisahkan jasa pos dan telekomunikasi ke dua perusahaan Negara, yaitu: PN Pos dan Giro, dan PN Telekomunikasi. Tahun 1974, PN Telekomunikasi dipecah menjadi dua yaitu: Perusahaan Umum Telekomunikasi dan PT Inti. 2 2 Ibid. Pada tahun 1961, jasa pos dan telekomunikasi tersebut statusnya berubah menjadi perusahaan pemerintah pertama dengan tujuan menjaga jasa pos dan telekomunikasi di wilayah Sumatera, dimana mulai terbentuk pada tahun 1970 secara nasional. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 dan No.30 Tahun 1965, pemerintah memisahkan jasa pos dengan telekomunikasi pada tahun 1965 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ke dalam 2 dua perusahaan milik Negara, yaitu Perusahaan Negara Pos dan Giro, dan Perusahaan Negara Telekomunikasi. Perluasan gerak Perusahaan Negara Telekomunikasi ditambah dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintahan Nomor 44 tahun 1969 dan Nomor 45 Tahun 1969 tentang bentuk-bentuk Perusahaan Negara yang mengubah Perusahaan Negara Telekomunikasi menjadi bentuk Perusahaan Umum Perum. Perubahan status ini ditetapkan pada tanggal 28 april 1970 dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintahan Perumtel yang disempurnakan lagi dengan Peraturan Pemerintahan Nomor 21 Tahun 1984. Pada akhirnya tahun 1980, pemerintah mengambil kebijakan dengan membeli seluruh saham PT. Indosat, sebuah perusahaan swasta yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing yang kemudian diubah statusnya menjadi suatu Badan Hukum Milik Negara BUMN berbentuk Persero. Penyertaan modal Negara Republik Indonesia dalam PT. Indosat tersebut dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1980. Selanjutnya untuk lebih meningkatkan pelayanan jasa Telekomunikasi untuk umum, maka dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 1980 diadakan perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1974 yakni dengan menetapkan Perumtel sebagai badan usaha yang diberi wewenang untuk menyelenggarakan telekomunikasi dalam negeri dan PT. Indosat sebagai badan usaha yang diberi wewenang menyelenggarakan telekomunikasi luar negeri. 3 3 Ibid. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pada tanggal 24 September 1991, pemerintah mengubah Perumtel yang semula merupakan perusahaan umum menjadi perusahaan Negara yaitu Perusahaan Perseorangan Persero PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Disingkat Telkom yang didirikan berdasarkan Akte Notaris Imas Fatimah, SH Nomor 128 dengan tujuan utama perusahaan yaitu memberikan layanan untuk masyarakat umum. Perubahan status ini berdasarkan pemerintah Nomor 25 Tahun 1991 Penawaran umum perdana saham Telkom Initial Public PfferingIPO dilakukan pada tanggal 14 November 1995, sejak saat itu saham Telkom tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta BEJ, Bursa Efek SurabayaBES, New York Stock Exchange NYSE dan London Stock Exchange LSE, saham Telkom juga diperdagangkan di Tokyo Stock Exchange tanpa pencatatan Public Offering Without Listing POWL. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999, yang mengatur tentang jasa layanan telekomunikasi, dimana terjadi perubahan pasar, dari semula pasar monopoli dahulu Telkom kini menjadi non monopolipasar bebas pasar persaingan sempurna. Hal tersebut membuat Telkom sebagai Incumbent Operator dominanoperator penyelenggaraan jaringan telekomunikasi pertama kali tidak lagi menguasai pasar sepenuhnya, melainkan harus mampu bersaing dengan operator penyelenggaraan jasa telekomunikasi lainnya di Indonesia, dan mempersiapkan diri menghadapi operator asing yang akan masuk. Selain adanya perubahan sifat pasar, setiap penyelenggaraan jaringan telekomunikasi juga UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dituntut untuk dapat memberikan layanan yang terbaik bagi konsumen jasa telekomunikasi. Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi dibagi menjadi dua perusahaan milik Negara, yaitu Perusahaan Umum telekomunikasi Perumtel dan yang bergerak sebagai penyedia layanan telekomunikasi domestic dan internasional seta PT. Industri Telekomunikasi Indonesia PT.IMTI yang bergerak sebagai pembuat perangkat telekomunikasi. PAda tahun 1980, bisnis telekomunikasi internasional diambil alih oleh Pt. Indonesia Satellite Corporation indosat yang baru saja dibentuk saat itu. Sebelum tahun 1995, operasi bisnis Telkom dibagi kedalam dua belas wilayah operasi, yang dikenal sebagai wilayah telekomunikasi atau witel. Setiap witel bertanggung jawab penuh atas seluruh aspek bisnis wilayah masing - masing, mulai dari penyedia layanan telepon hingga manajemen dan keamanan property. Dalam perkembangannya, TELKOM merombak ke dua belas witel menjadi di visi-divisi, sebagai berikut : 4 4 Ibid. 1. Divisi Infrastruktur Telekomunikasi INFRATEL Divisi yang menyelenggarakan jasa Telekomunikasi jarak jauh dalam negeri melalui pengoperasian jaringan transmisi jalur utama nasional. 2. Divisi Research Development Center R D C UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Divisi yang melaksanakan riset dan pengembangan Telekomunikasi dan informasi untuk kepentingan internai PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk., baik riset pengembangan produk bara, standarisasi perangkat, grand scenario technology dan uji kaji laboratorium. 3. Divisi Management Service Center MSC Divisi yang bertanggung jawab atas pencapaian perusahaan jasa atelir bagi alat-alat produksi divisi-divisi dan penggunaan lain diluar 7 perusahaan serta jasa- jasa yang berkaitan dengan prioritas pemenuhan pelayanan kebutuhan internai perusahaan. 4. Divisi Telkom Learning Center TLC Divisi yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Untuk menunjang terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, professional dan integritas. 5. Divisi Information System Center ISC Divisi yang menyediakan system informasi, informasi costumer, billing, corporate database, interkoneksi billing, dan proses telepon selular. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk merupakan penyelenggara bisnis T.I.M.E Telecommunication, Information, Media, and Edutaiment yang terbesar di Indonesia. Selama ini Telkom telah mengalami berbagai transformasi agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan dapat diminati masyarakat. Transformasi terakhir sekaligus yang disebut dengan NEW TELKOM Indonesia adalah tranformasi dalam bisnis, transformasi infrastruktur, transformasi, system dan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA model opera kepada pihak eksternal bersamaan dan transformasi sumber daya manusia. Tahun 1980, bisnis telekomunikasi internasional dipindahkan dari Perumtel kelndosat. Tahun 1991, pemerintah merubah Perumtel dari Perusahaan Umum menjadi Tersero yaitu PT TELKOM. Tahun 1992, berdiri PT Lintasarta. Tahun 1993, berdiri PTSatelindo yang merupakan joint venture dari beberapa perusahaan telekomunikasi yaitu:TELKOM, Indosat, PT Bimagraha Telekomindo, dan DeTeMobil. Pada tahun ini juga berdiri PT Ratelindo yang merupakan joint venture antara TELKOM dan PT BakrieElectronics. Tahun 1995 dan tahun berikutnya berdiri beberapa perusahaan telekomunikasi lainnya, yang di dalamnya PT TELKOM mempunyai bagian saham,yaitu: Telkomsel,Komselindo, Mobisel, Metrosel, Pasifik Satelit. Selain itu masih ada perusahaan telekomunikasi yang masih dalam tahap proposal, yang bergerak dalam bidang multimedia. Setiap perusahaan yang melakukan suatu perjanjian kerjasama terkadang dapat terjadi suatu hal yang tidak terduga, seperti halnya suatu kepailitan. Tidak jarang suatu perusahaan, baik itu berupa suatu perusahaan yang besar atau kecil pasti dapat dipailitkan. Suatu kepailitan itu dapat terjadi apabila ada suatu perusahaan, dimana sebelumnya melakukan suatu perjanjian kerjasama dengan perusahaan yang lain, tetapi ternyata setelah berlangsung beberapa lama perjanjian tersebut, perusahaan yang dapat disebutkan sebagai pihak debitur tersebut terdapat suatu utang, dan debitur tersebut tidak dapat membayarkan utang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tersebut kepada pihak kreditur sebagaimana mestinya, dan utang tersebut telah dinyatakan jatuh tempo. Secara tata bahasa dapat kita lihat bahwa kata kepailitan itu sebenarnya berasal dari kata istilah pailit, yang biasa dijumpai dalam pembendaharaan bahasa Belanda, Prancis, Latin dan Inggris. Kepailitan dapat pula kita artikan sebagai suatu proses dimana seorang debitur yang mempunyai kesulitan keuangan untuk membayarkan utangnya dan dinyatakan pailit oleh pengadilan, dalam hai ini pengadilan yang dimaksud adalah pengadilan niaga, karena debitur tersebut tidak dapat membayarkan utangnya. Pengertian tentang kepailitan sendiri lebih jelas terdapat dalam Undang- Undang Nomor 37 Tahun 2004 Pasal 1 Angka l tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yaitu adalah suatu sita umum atas semua kekayaan debitur pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator di bawah pengawasan hakim pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini. Perusahaan yang dinyatakan pailit oleh pengadilan pastinya dapat memiliki suatu resiko yang besar. Salah satu resikonya tersebut dapat berpengaruh terhadap perusahaannya. Bisa saja perusahaan tersebut menjadi tutup dan dinyatakan bangkrut. Hingga para karyawan pun tidak jarang jadi terkena dampaknya juga akibat perusahaan tempatnya bekerja dinyatakan pailit. Pada bulan Juni tahun 2012 yang lalu PT.Telkomsel Tbk. dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dengan nomor putusan Nomor. 48 PAILIT 2012 PN.NIAGAJKT.PST. Putusan pailit terhadap PT.Telkomsel yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dilakukan oleh Pengadilan Niaga tersebut terlihat sangat tidak masuk akal, hingga ada upaya hukum yang dilakukan oleh pihak PT.Telkomsel Tbk. tersebut. Upaya hukum yang dilakukan oleh PT.Telkomsel Tbk. adalah dengan mengajukan kasasi kepada pihak Mahkamah Agung. Upaya hukum kasasi tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan suatu kepastian hukum yang sesungguhnya. Dengan adanya upaya hukum yang dilakukan oleh PT.Telkomsel Tbk. tersebut, membuat putusan dari Pengadilan Niaga tidak diberlakukan lagi. Bahwa pada akhrinya adalah putusan pailit yang dilayangkan terhadap perusahaan BUMN tersebut dihapuskan, dan dinyatakan bebas. Akibat adanya perbedaan putusan dari Pengadilan Niaga dengan Mahkamah Agung tersebut yang membuat penulis merasa tertarik untuk mencari tahu dan meneliti tentang masalah yang sebenamya terjadi. Hingga dapat diketahui apa yang menjadi perbedaan putusan antara Pengadilan Maga dengan Mahkamah Agung.

B. Perumusan Masalah