dilakukan oleh Pengadilan Niaga tersebut terlihat sangat tidak masuk akal, hingga ada upaya hukum yang dilakukan oleh pihak PT.Telkomsel Tbk. tersebut. Upaya
hukum yang dilakukan oleh PT.Telkomsel Tbk. adalah dengan mengajukan kasasi kepada pihak Mahkamah Agung.
Upaya hukum kasasi tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan suatu kepastian hukum yang sesungguhnya. Dengan adanya upaya hukum yang
dilakukan oleh PT.Telkomsel Tbk. tersebut, membuat putusan dari Pengadilan Niaga tidak diberlakukan lagi. Bahwa pada akhrinya adalah putusan pailit yang
dilayangkan terhadap perusahaan BUMN tersebut dihapuskan, dan dinyatakan bebas.
Akibat adanya perbedaan putusan dari Pengadilan Niaga dengan Mahkamah Agung tersebut yang membuat penulis merasa tertarik untuk mencari
tahu dan meneliti tentang masalah yang sebenamya terjadi. Hingga dapat diketahui apa yang menjadi perbedaan putusan antara Pengadilan Maga dengan
Mahkamah Agung.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka penulis akan mengemukakan beberapa pokok permasalahan yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimanakah putusan pailit menurut Undang-Undang Nomor 37
Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang?
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Bagaimanakah kewenangan Pengadilan Niaga dalam memeriksa dan
mengadili perkara kepailitan menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang ? 3.
Bagaimanakah penerapan ketentuan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
dalam Putusan Pailit PT.Telkomsel Tbk?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan penulis Adanya suatu keinginan dari penulis, untuk mengemukakan masalah
secarajuga berkaitan dengan tujuan dan manfaat penulisan. Adapun yang menjadi tujuandapat di uraikan sebagai berikut:
a. Untuk dapat mengetahui bagaimanakah pengertian, syarat ataupun prosedur dalam putusan pailit menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004
tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. b. Untuk dapat mengetahui bagaimanakah kewenangan Pengadilan Niaga
dalam memeriksa dan mengadili perkara kepailitan menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang c. Untuk dapat mengetahui dan memahami bagaimanakah penerapan
ketentuan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dalam Putusan Pilit PT. Telkomsel
Tbk.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Manfaat penulisan Selain dari tujuan diatas, penulisan skripsi ini juga memberikan manfaat
antara lain adalah manfaat secara teoritis dan praktis yakni: a.
Secara teoritis Maksudnya adalah bahwa pembahasan terhdap masalah ini akan akan
memberikan pemahaman dan pandangan yang baru mengenai kasus-kasus kepailitan yang sering terjadi serta untuk dapat mengetahui bagaimanakah
kewenangan dari suatu Pengadilan Niaga dalam menghadapi kasus kepailitan yang terjadi pada perusahan-perusahan besar. dan secara teoritis dapat juga
memahami bagainakah sebenarnya pengertian dan pemahaman terhadap suatu putusan pailit. Agar tidak adanya kesalahpahaman tentang pengertian putusan
pailit yang dilakukan oloeh suatu Pengadilan Niaga. b. Secara praktis
Seperti yang dapat diketahui bahwa untuk sekarang ini banyak masalah- masalah kepailitan yang menimpa beberapa perusahaan terutama di kota-kota
besar sehingga memerlukan penyelesaian yang segera agar tidak menimbulkan persoalan yang lebih besar dan memberikan hasil yang optimal dan
menguntungkan kedua belai pihak. Dengan adanya pembahasan dan tinjauan tentang kepailitan terhadap suatu perusahaan terutama adalah BUMN dapat
membantu pengusaha-pengusaha ataupun masyarakat luas agar lebih dapat memahami tentang kepailitan tersebut.
D. Keaslian Penulisan