1.4.2. Kerangka Teori
Meneliti perwatakan tokoh melalui karya sastra berarti harus menggunakan teori sastra. Dalam menganalisis ini, teori yang digunakan adalah
teori semiotik dan psikologis. Semiotik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai system tanda. Hal ini sesuai dengan pengertian semiotik
sebagai ilmu tanda, yang memandang fenomena sosial dan budaya sebagai sistem tanda Preminger dan Pradopo dalam Wiyatmi, 2009 : 92. Dalam ilmu tanda
secara sistematik mempelajari tanda-tanda dan lambang-lambang, sistem-sistem lambang dan proses-proses perlambangan Luxemburg, 1992 : 44.
Penulis menggunakan Teori Semiotik karena adanya tekanan batin dari seorang pemuda yang tak bisa bangkit dari keterpurukan karna ditinggalkan orang
yang disayanginya, dalam waktu yang lama ia mampu bertahan dengan keterpurukan dan kenangan-kenangan yang sudah berlalu. Setelah mendapatkan
tekanan batin tersebut, penulis melakukan analisis dengan pendekatan Psikologis yang mengacu teori Psikologis khususnya teori Freud, dan kemudian dihubungkan
dengan teori depresi . Psikologis sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai
aktivitas kejiwaan. Psikoanalisis pertama dimunculkan oleh Freud, dia mengatakan bahwa kesadaran merupakan sebagian kecil dari kehidupan mental
sedangkan sebagian besarnya adalah ketidaksadaran atau tak sadar.
Universitas Sumatera Utara
Prinsip-prinsip Psikologis yang dibuat oleh Sigmund Freud dalam semi 1989 : 46 adalah sebagai berikut:
1. Lapisan kejiwaan yang paling rendah inilah yang disebut dengan
lapisan bawah sadar Libido dengan kata lain libido mempengaruhi keinginan yang mendorong manusia untuk mencapai tingkat
pemenuhan kepuasan kesenangan, kebahagiaan, dan kegairahan 2.
Pengalaman-pengalaman sewaktu bayi dan sewaktu kanak-kanak biasanya banyak mempengaruhi sikap hidup usia dewasa.
3. Semua buah pikiran betapa pun kelihatannya tidak berarti, masih tetap
lebih penting gagasan sederhana daripada pandangan bawah sadar. 4.
Konflik emosi. Menurut Freud konflik emosi terjadi karena adanya konflik antara bawah sadar.
5. Emosi itu sendiri bersifat Dwirasa benci tapi rindu, marah tapi
sayang. Biasanya akan terlihat dalam tingkah laku tokoh cerita. 6.
Sebagian konflik dapat diselesaikan dengan cara yang tidak dapat diterima.
Psikologis sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Psikoanalisa pertama dimunculkan oleh Freud, dia mengatakan
bahwa kesadaran merupakan sebagian kecil dari kehidupan mental sedangkan sebagian besarnya adalah ketidaksadaran atau tak sadar.
Universitas Sumatera Utara
Psikoanalisis kepribadian menurut Freud terdiri dari Id, Ego, Super Ego. Ketiga sistem itu saling berkaitan antara satu sama lain. Id adalah sistem
kepribadian manusia yang paling dasar. Id adalah aspek kepribadian yang paling gelap dalam bawah sadar manusia yang berisi insting dan nafsu-nafsu tak kenal
nilai. Dalam perkembangannya tumbuhlah Ego yang perilakunya didasarkan
atas prinsip kenyataan. Sementara Super Ego berkembang mengontrol dorongan- dorongan buta Id tersebut. Hal ini berarti Ego merupakan sistem kepribadian yang
bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia obyek dari kenyataan dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. Ego adalah kepribadian
implementatif yaitu berupa kontak dengan dunia luar. Adapun Super Ego adalah sistem kepribadian yang berisi nilai-nilai atau aturan yang bersifat evaluative
menyangkut baik buruk. Dengan pendekatan psikologis yang dikemukakan oleh Freud, penulis akan menunjukkan struktur Id, Ego, dan Super Ego dari perilaku
yang dialami oleh tokoh utamanya dalam novel 100 Kai Noku Koto. Depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan yaitu suatu perasaan
tidak ada harapan lagi. Dalam Chaplin 2002 depresi didefenisikan pada dua keadaan, yaitu pada orang normal dan pada kasus patologis. Pada orang normal,
depresi merupakan keadaan kemurungan kesedihan,patah semangat yang ditandai dengan perasaan tidak puas, menurunnya kegiatan, dan pesimis dalam
menghadapi masa yang akan datang. Pada kasus patologis, depresi merupakan ketidakmampuan ekstrem untuk bereaksi terhadap perangsang, disertai
menurunnya nilai diri, delusi ketidakpastian, tidak mampu dan putus asa.
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan depresi normal dengan depresi klinis terletak pada tingkatannya, namun keduanya memiliki jenis simtom yang sama. Tetapi depresi unipolar atau
mayor depresi mempunyai simtom yang lebih banyak, lebih berat severely, lebih sering, dan terjadi dalam waku yang lebih lama. Namun batas antara gangguan
depresif normal ‘normal’ depressive disturbance dengan gangguan depresif klinis clinically significant depressive disorder masih kabur Rosenhan
Seligman, 1989 Berdasarkan defenisi diatas maka dapat disimpulkan, pegertian depresi
adalah suatu keadaan dimana inividu mengalami simtom-soimtom perasaan sedih, tertekan, kesepian, berkurang nafsu makan, membutuhkan usaha lebih besar
dalam melakukan sesuatu, kesulitan tidur, kesulitan untuk memulai mengerjakan sesuatu, merasa tidak bersahabat, dan merasa tidak disukai orang lain.
Dalam hal ini penulis menganalisa kondisi psikologis tokoh utama dari novel 100 Kai Noku Koto yang kemudian dihubungkan dengan pendekatan
Semiotik yang digunakan untuk menjabarkan keadaan serta tanda-tanda yang terdapat dalam novel tersebut. Oleh karena itu, analisis ini akan menjelaskan
tentang kondisi psikologis tokoh utama dalam novel ini.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian