Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

kesedihan setelah anjing dan orang yang disayanginya satu persatu meninggalkannya. Penulis menganalisis penelitian ini dengan menggunakan pendekatan semiotik, teori psikoanalisis Freud Sigmund, dan teori depresi sebagai acuan penelitian.

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1. Tinjauan Pustaka

Sastra menurut Rene Wellek dalam Badrun 1983 : 16 bahwa sastra hendaknya dibatasi pada seni sastra yang bersifat imajinatif. Artinya segenap kejadian atau peristiwa yang dikemukakan dalam karya sastra bukanlah pengalaman jiwa atas peristiwa yang sesungguhnya tetapi merupakan sesuatu yang dibayangkan saja. Karya sastra pada umumnya merupakan hasil imajinasi dari seseorang pengarang. Seperti yang diungkapkan oleh Wellek dan Warren dalam kritik sastra, 2002 : 81 karya sastra pada hakekatnya merupakan sebuah hasil imajinasi dari seorang pengarang. Di dalam karya sastra fiksi terdapat dua unsur yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Kedua unsur tersebut terdapat dalam novel juga. Salah satu unsur intrinsik yang akan ditelaah adalah tokoh. Tokoh menurut Aminuddin 2000 : 79 adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Universitas Sumatera Utara Sedangkan arti tokoh secara umum adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah cerita fiksi. Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan seorang pengarang. Jadi pengarang memiliki kebebasan dalam menciptakan watak tokohnya. Watak setiap karya fiksi selalu berbeda-beda seperti halnya dengan kehidupan nyata. Watak seorang tokoh dapat menggambarkan psikologis tokoh tersebut. Walaupun psikologis termasuk unsur ekstrinsik tetapi keberadaan unsur ini sangat mempengaruhi jalan sebuah cerita dari karya fiksi tersebut. Pendekatan psikologis yang dikembangkan oleh Freud setelah melakukan berbagai penelitian, bahwa manusia banyak dikuasai oleh alam batinnya sendiri Endraswara, 2008 : 101. Terdapat Id, Ego dan Super Ego dalam diri manusia yang menyebabkan manusia selalu berbeda dalam keadaan berperang dalam dirinya, resah, gelisah dan tertekan. Suatu karya sastra dianggap bermutu kalau dia mampu menggambarkan kekalutan dan kekacauan batin manusia karena hakikat kehidupan manusia adalah perjuangan dalam menghadapi kekalutan batinnya sendiri. Di dalam novel 100 Kai Noku Koto dialami oleh Fujii Kun tentang tekanan batin seorang pemuda terhadap kebahagiaan diawal namun berakhir dengan kesedihan yang ia dapatkan karena kehilangan anjing dan orang yang disayanginya. Universitas Sumatera Utara

1.4.2. Kerangka Teori