Tema Resensi novel 100 KAI NAKU KOTO

2.2 Resensi novel 100 KAI NAKU KOTO

Abrams dalam Nurgiantoro 1995 : 216, mengungkapkan bahwa setting dan latar disebutkan juga sebagai landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa- peristiwa yang diceritakan. Setting memberikan pijakan cerita secara konkrit dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realitas kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh ada dan terjadi. Pembaca dengan demikian merasa dipermudah untuk menggunakan daya imajinasi, disamping itu memungkinkan untuk berperan serta secara kritis sehubungan dengan pengetahuannya tentang setting. Nurgiantoro 1995 : 227 mengatakan setting dapat dibedakan kedalam tiga unsur pokok yaitu tempat, waktu dan sosial. Ketiga unsur itu masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

2.2.1 Tema

Tema dipahami sebagai gagasan ide utama atau makna utama dalam sebuah tulisan. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Sedangkan tema menurut Harymawan dalam Wiyatmi 2009 : 49 adalah rumusan intisari cerita sebagai landasan ideal dalam menentukan arah tujuan cerita. Universitas Sumatera Utara Tema memiliki fungsi untuk menyatukan unsur-unsur lainnya. Di samping itu, juga berfungsi untuk melayani visi atau response pengarang terhadap pengalaman dan hubungan totalnya dengan jagat raya menurut Sayuti dalam Wiyatmi 2009 : 43 . Brooks dalam Aminuddin 2000 : 20 mengungkapkan bahwa dalam mengapresiasikan tema suatu cerita, aspirator harus memahami ilmu-ilmu humanitas karena tema sebenarnya merupakan pendalaman dan hasil kontemplasi pengarang yang berkaitan dengan masalah kemanusiaan serta masalah lain yang bersifat universal. Tema dalam hal ini tidaklah berbeda di alur cerita, Tetapi inklusif didalamnya. Akan tetapi, keberadaan tema meskipun inklusif didalam cerita tidaklah terumus dalam satu dua kalimat secara tersurat, tetapi tersebar di balik keseluruhan unsur-unsur signifikan atau media pemapar prosa fiksi. Dalam upaya memahami tema, pembaca perlu memperhatikan beberapa langkah berikut secara cermat. 1 Memahami setting dalam prosa fiksi yang dibaca. 2 Memahami penokohan dan perwatakan para pelaku dalam prosa fiksi yang dibaca. 3 Memahami suatu peristiwa, pokok pikiran serta tahapan peristiwa dalam prosa fiksi yang dibaca. 4 Memahami plot atau alur cerita dalam prosa fiksi yang dibaca. 5 Menghubungkan pokok-pokok pikiran yang satu dengan yang lainnya yang disimpulkan dari satu-satuan peristiwa yang terpapar dalam suatu cerita. Universitas Sumatera Utara 6 Menentukan sikap penyair terhadap pokok-pokok pikiran yang disampaikan. 7 Mengidentifikasikan tujuan pengarang memaparkan ceritanya dengan bertolak dari satuan pokok pikiran yang ditampilkannya. 8 Menafsirkan tema dalam cerita yang dibaca serta menyimpulkan dalam satu dua kalimat yang diharapkan merupakan ide dasar cerita yang dipaparkan pengarangnya. Dalam analisis ini, tema yang dialami dalam novel yang berjudul 100 KAI NAKU KOTO. Novel ini menceritakan tentang seorang pemuda yang harus kehilangan kekasih dan anjing peliharaannya yang sangat ia cintai. Fujii kun adalah seorang pemuda yang menginspirasikan bahwa dalam hidup ini dibutuhkan perjuangan, kedewasaan, dan keikhlasan yang harus mengalami proses dalam bersikap. Pengalaman yang berat dan menyedihkan inilah yang menjadi fokus utama dalam novel “100 KAI NAKU KOTO”

2.2.2 Alur Plot