Instrumen Penelitian dan Pengembangannya

Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dikembangkan instrumen penelitian yang terdiri dalam dua jenis, yaitu tes dan non tes. Instrumen jenis tes merupakan tes kemampuan kognitif dan keterampilan komunikasi yang terkait langsung dengan bahan ajar, sedangkan instrumen non tes terdiri Observasi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa. 1. Diskripsi Instrumen a. Tes Kemampuan Kognitif Instrumen kemampuan kognitif digunakan untuk mengetahui tingkatan proses kognitif siswa mengenai konsep rangakaian listrik arus searah, yang meliputi Arus Listrik dan Hukum I Kirchoff; Beda Potensial Listrik dan Hukum II Kirchoff; serta Hukum Ohm dan Rangkaian Hambatan listrik. Instrumen kemampuan kognitif meliputi tiga puluh pertanyaan berbentuk pilihan ganda tes objektif. Indikator kemampuan kognitif pada penelitian ini dibatasi pada kategori kognitif mengingat C 1 , memahami C 2 , mengaplikasikan C 3 , dan menganalisis C 4 . Komposisi soal tes kemampuan kognitif dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut dan kisi-kisi tes kemampuan kognitif awal dapat dilihat pada Lampiran 3.4. Tabel 3.2. Komposisi Soal Tes Kemampuan Kognitif Sub Materi Aspek Kognitif Soal Jumlah Soal C1 C2 C3 C4 Arus Listrik dan Hukum I Kirchoff 4 2 3 1 10 Beda Potensial Listrik dan Hukum II Kirchoff 2 2 3 1 8 Hukum Ohm dan Rangkaian Hambatan Listrik 2 2 3 2 9 Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Sub Materi Aspek Kognitif Soal Jumlah Soal C1 C2 C3 C4 Jumlah 8 6 9 4 27 b. Tes Keterampilan Berkomunikasi Instrumen keterampilan berkomunikasi digunakan untuk mengetahui penguasaan keterampilan berkomunikasi siswa. Soal keterampilan berkomunikasi ini terdiri dari dua belas pertanyaan yang berbentuk pilihan ganda tes objektif. Komposisi soal tes keterampilan berkomunikasi dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan kisi-kisi tes keterampilan berkomunikasi awal dapat dilihat pada Lampiran 3.5. Tabel 3.3 Komposisi Soal Tes Keterampilan Berkomunikasi Sub Materi Butir Soal Keterampilan Berkomunikasi Soak Jumlah Soal Mengubah bentuk penyajian Memerikanmenggambar kan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram Membaca grafik atau tabel atau diagram Menjelask an hasil percobaan Arus Listrik dan Hukum I Kirchoff 2 - 6 - 8 Beda Potensial Listrik dan Hukum II Kirchoff 2 - 6 - 8 Hukum Ohm dan Rangkaian Hambatan Listrik 1 1 3 - 5 Jumlah 5 1 15 21 Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu c. Lembar Observasi Lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar dan mengamati keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan kombinasi eksperimen nyata-virtual dan kombinasi eksperimen virtual-nyata sesuai dengan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Format lembar observasi untuk melihat keterlaksaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan kombinasi eksperimen nyata-vitual dan virtual-nyata dapat dilihat pada Lampiran 3.6 dan 3.7. 2. Pengembangan Instrumen Penelitian Bentuk Tes Pengembangan instrumen kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi dilakukan dengan tahap-tahap: a. menyusun kisi-kisi soal, b. meminta pertimbangan dosen ahli, c. melakukan uji coba instrumen, dan d. melakukan analisis butir soal. Analisis butir soal dilakukan dengan cara uji coba instrumen untuk menguji tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas soal. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dan dihitung dengan menggunakan program SPSS Statistical Package for the Social Sciences versi 17, sedangkan pengujian tingkat kesukaran dan daya pembeda dilakukan dan dihitung dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007. a. Validitas tes Validitas tes ada tiga jenis, yaitu validitas isi content validity, validitas konstruk construct validity, dan validitas kriteria criterion validity. Upaya Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu yang dilakukan peneliti untuk membuat instrumen yang valid dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1 Validitas isi Validitas isi adalah pengujian validitas yang dilakukan pada isinya untuk memastikan apakah butir tes mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur Purwanto, 2010:120. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode item review dengan membuat kisi-kisi instrumen dan meminta pertimbangan ahli expert yaitu dosen pembimbing dan dosen ahli penjugmen untuk mengkaji kesesuaian antara kisi-kisi dengan butir item yang dibuat. 2 Validitas konstruk Validitas konstruksi adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan melihat kesesuaian konstruksi butir yang ditulis dengan kisi-kisinya Purwanto, 2010:128. Metode validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah telaah butir. Metode ini dilakukan dengan mencermati kesesuaian penempatan butir- butir dalam faktornya dari sisi konstruksinya sesuai dengan kisi-kisi instrumen yang telah dibuat. Terbentuknya validitas ini diupayakan melalui konsultasi dengan dosen penjugmendosen ahli selama proses penjugmaen berlangsung. 3 Validitas kriteria Validitas kriteria adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan membandingkan tes hasil belajar dengan kriteria tertentu diluar tes hasil belajar, seperti hasil tes ulangan harian Purwanto, 2010:125. Di dalam penelitian ini, validitas kriteria diabaikan dengan asumsi bahwa jika tes telah valid secara konten dan konstruk maka instrumen tersebut akan mengukur apa yang hendak diukur. Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Reliabilitas tes Reliabilitas berkenaan dengan keajegan atau ketetapan hasil pengukuran Sukmadinata, 2008:229. Suatu tes dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap yang dihitung dengan koefisien reliabilitas. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan tiga tehnik yaitu: tehnik tes and retest; tehnik bentuk ekuivalen dan tehnik konsistensi internal. Pada penelitian ini digunakan tehnik tes and retest. Tidak ada ketentuan khusus tentang besarnya korelasi yang menjadi kategori bahwa tes yang dibuat telah reliabel. Oleh karena itu, terkadang ditemukan perbedaan-perbedaan dalam menentukan harga koefisien reliabilitas yang bisa ditoleransi. Misalkan saja Ruseffendi 2005: 178 menyampaikan bahwa apabila nilai r koefisien reliabilitas 0,70 maka instrumen tersebut reliabilitasnya cukup baik. Sedangkan menurut Aiken Purwanto, 2006: 185, jika skor digunakan untuk menentukan apakah kedua kelas berbeda signifikan maka koefisien reliabilitas 0,65 sudah memberikan konstribusi dalam keputusan. Akan tetapi jika skor digunakan untuk membandingkan penampilan individu yang berbeda, maka koefisien reliabilitas yang harus dipenuhi paling tidak 0,85. Di dalam penelitian ini, koefisien reliabilitas yang ditoleransi mengacu pada pendapat Aiken, karena koefisien yang dihasilkan digunakan untuk membandingkan dua kelompok. Oleh karena itu, koefisien reliabilitas yang ditoleransi adalah 0,65 atau lebih. Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu c. Tingkat Kesukaran Butir Soal Besar tingkat kesukaran butir soal dihitung dengan memperhatikan proporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap setiap butir soal Nasootion, et al., 2007:5.20. Tingkat kesukaran dihitung dengan rumus sebagai berikut. � = � � 3.2 Keterangan: P = Indeks tingkat kesukaran Butir soal B = Jumlah Peserta tes yang menjawab benar N = Jumlah seluruh peserta tes. Menurut Fernandes dalam Nasootion, et al., 2007:5.20 kategori tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai berikut. P ≥ 0,76 : mudah MD 0,25 ≤ P ≤ 0,75 : sedang SD P ≤ 0,24 : sukar SK Dalam penelitian ini, uji tingkat kesukaran menggunakan program komputer Microsoft Excel. Hasil perhitungan tingkat kesukaran dari tes kemampuan kognitif dan tes keterampilan berkomunikasi rata-rata berada pada taraf kesukaran sedang. Menurut Nasootion, et al. 2007:5.21 butir soal yang dianggap sangat bermanfaat useful adalah butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran dalam kategori sedang. d. Daya Pembeda Butir Soal Daya pembeda butir soal memiliki pengertian bahwa butir soal tersebut dapat membedakan kemampuan individu peserta tes. Butir soal yang didukung oleh potensi daya beda yang baik akan mampu membedakan peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi pandai dengan peserta didik yang memiliki Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu kemampuan rendah kurang pandai Nasootion, et al, 2007:5.21. Daya beda butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus. D = P A - P B 3.3 Keterangan: D = indeks daya beda butir soal P A = proporsi kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar Menurut Fernandes dalam Nasootion, et al., 2007:5.22 kategori tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai berikut. D ≥ 0,40 : sangat baik SB 0,30 ≤ P ≤ 0,39 : baik B 0,20 ≤ P ≤ 0,29 : cukup baik CB P ≤ 0,19 : tidak baik TB Untuk menentukan berapa persen yang masuk kelompok atas dan kelompok bawah, dapat digunakan rambu-rambu sebagai berikut Nitko Hanna, dalam Nasootion, et al., 2007:5.22. 1 Jika jumlah siswa ≤ 20 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 50 , 2 Jika jumlah siswa 21 – 40 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 33,3 , dan 3 Jika jumlah siswa ≥ 41 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 27 . Dalam penelitian ini, jumlah siswa yang mengikuti tes adalah 27 orang, maka dengan menggunakan aturan b di dapat jumlah kelompok atas dan kelompok bawah adalah 9 orang. Uji daya beda menggunakan program komputer Microsoft Excel. Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2.1. Hasil Pengembangan Instrumen Penelitian Bentuk Tes a. Uji Validitas Pengujian validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah validitas isi dan validitas konstruk. Uji validitas dilakukan dengan mengkonsultasikan instrumen kepada ahli melalui proses judgment. Judgment dilakukan untuk mengetahui apakan soal yang disusun sudah sesuai dengan indikator pembelajaran, indikator keterampilan yang diteliti, serta dengan konsep rangkaian listrik arus searah. Dari 48 soal yang terdiri dari 27 soal kemampuan kognitif dan 21 soal keterampilan berkomunikasi, soal kemampuan kognitif sebagian soal sudah sesuai dengan indikator sementara ada beberapa masih ada yang kurang sesuai sehingga harus direvisi. Sedangkan, soal keterampilan berkomunikasi hampir seluruhnya tidak sesuai dengan indikator keterampilan berkomunikasi karena soal identik dengan soal kemampuan kognitif. Peneliti membuat ulang soal keterampilan berkomunikasi kemudian dikonsultasikan kembali dengan penjugmen dan hasilnya cukup baik. Data lengkap hasil judgment oleh ahli terdapat pada Lampiran 3.8 dan instrumen yang digunakan setelah konsultasi dengan dosen ahli dapat dilihat pada Lampiran 3.9. Tabel 3.4 menyajikan distribusi soal tes kemampuan kognitif serta keterampilan berkomunikasi berdasarkan hasil judgment ahli. Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.4. Distribusi Soal Tes Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berkomunikasi Tes Indikator aspek Nomor dan Jumlah soal pada label konsep Arus listrik dan hukum I Kirchoff Beda potensial listrik dan hukum II Kirchoff Hukum Ohm dan rangkaian hambatan listrik Kem ampu an k ogn itif Pengetahuan C1 1, 2 11, 12rev, 21rev, 22, 26 Pemahaman C2 3, 4rev, 5, 8 rev 13rev, 14rev, 15rev, 16rev 23rev, 24, 25rev Penerapan C3 6rev, 7 17, 18 27, 28 Analisis C4 9rev, 10rev 19rev, 20rev 29rev, 30rev Jumlah soal 10 10 10 Ket er a m p il an B er k omu n ik asi Memerikanmenggambark an data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan tabel atau grafik atau diagram 31rev 35rev 39, 40rev Menjelaskan hasil percobaan 32rev 36rev 41rev Membaca grafik atau tabel atau diagram 33rev 37rev 42rev Mengubah bentuk penyajian 34 38 - Jumlah soal 4 4 4 Keterangan: rev = revisi b. Uji tingkat kesukaran dan daya pembeda tes Setelah melalui proses judgment, instrumen tidak langsung digunakan, namun harus dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya pembeda dari tiap butir soal, serta reliabilitas dari semua tes yang telah disusun. Uji coba diberikan kepada siswa Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu kelas XI di sekolah dimana penelitian akan dilakukan. Data lengkap rekapitulasi hasi uji coba hasil instrumen, pengolahan tingkat kesukaran serta daya pembeda terdapat pada Lampiran 3.10, 3.11 dan 3.12. Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 berikut menyajikan rekapitulasi data hasil uji coba tes kemampuan kognitif dan tes keterampilan berkomunikasi yang telah dilakukan. Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Kemampuan Kognitif Nomor Soal Tingkat Kesukaran P Daya Pembeda D Keterangan Nilai P Kriteria Nilai P Kriteria 1 0,63 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai 2 0,63 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai 3 0,67 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai 4 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai 5 0,7 Sedang 0,33 Baik Dipakai 6 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai 7 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai 8 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai 9 0,67 Sedang 0,39 Baik Dipakai 10 0,56 Sedang 0,22 Sangat Baik Dipakai 11 0,52 Sedang 0,39 Baik Dipakai 12 0,67 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai 13 0,59 Sedang 0,33 Baik Dipakai 14 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai 15 0,52 Sedang 0,33 Baik Dipakai 16 0,26 Sukar -0,1 Tidak Baik Tidak Dipakai 17 0,63 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai 18 0,11 Sukar 0,06 Tidak Baik Tidak Dipakai 19 0,22 Sukar 0,17 Tidak Baik Tidak Dipakai 20 0,63 Sedang 0,44 Sangat Baik Dipakai 21 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai 22 0,59 Sedang 0,11 Tidak Baik Tidak Dipakai 23 0,44 Sedang -0,1 Tidak Baik Tidak Dipakai 24 0,44 Sedang 0,06 Tidak Baik Tidak Dipakai 25 0,52 Sedang 0,44 Sangat Baik Dipakai 26 0,67 Sedang 0,22 Sangat Baik Dipakai 27 0,56 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai 28 0,56 Sedang 0,33 Baik Dipakai 29 0,04 Sukar Tidak Baik Tidak Dipakai 30 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Keterampilan Berkomunikasi Nomor Soal Tingkat Kesukaran P Daya Pembeda D Keterangan Nilai P Kriteria Nilai P Kriteria 31 0,63 Sedang 0,39 Baik Dipakai 32 0,59 Sedang 0,28 Cukup Baik Dipakai 33 0,67 Sedang 0,28 Cukup Baik Dipakai 34 0,59 Sedang 0,33 Baik Dipakai 35 0,26 Sukar -0,2 Tidak Baik Tidak Dipakai 36 0,56 Sedang 0,33 Baik Dipakai 37 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai 38 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai 39 0,63 Sedang 0,28 Cukup Baik Dipakai 40 0,74 Sedang 0,39 Baik Dipakai 41 0,22 Sukar -0,1 Tidak Baik Tidak Dipakai 42 0,22 Sukar 0,11 Tidak Baik Tidak Dipakai Dari 42 soal yang diujicobakan, 7 soal tidak digunakan dari tes kemampuan kognitif dan 3 soal tidak digunakan dati tes keterampilan berkomunikasi. Sejumlah 32 soal yang digunakan setelah uji coba ini, 2 soal yaitu nomor soal 6 dan nomor soal 32 dihilangkan karena memiliki kesamaan dalam mengukur ranah kognitif dan indiaktor keterampilan berkomunikasi yaitu nomor soal 17 dan nomor soal nomor soal 36 sehingga soal menjadi 30 buah butir soal. Instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3.13. c. Uji reliabilita tes Instrumen yang telah diujicobakan tersebut, diujicobakan ulang dengan siswa yang sama untuk menentukan reliabilitas tes. Uji reliabilitas yang digunakan adalah tehnik test and retest. Berdasarkan hasil perhitungan, tes yang disusun memiliki nilai korelasi sebesar 0,95 dan lebih besar dari nilai reliabilitas yang menjadi acuan yaitu 0,65. Sehingga instrumen yang digunakan dapat dikatakan reliabel. Perhitungan lengkap tentang reliabilitas terdapat pada Lampiran 3.14. Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Prosedur Penelitian

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI DIPADUKAN DENGAN TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF FISIKA SISWA SMA

0 18 207

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) BERBANTUAN ANIMASI FLASH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

0 4 87

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY MENGGUNAKAN KOMBINASI PRAKTIKUM NYATA-MAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH.

0 0 30

PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBANTUAN WINGEOM MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPASIAL DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA.

6 21 54

PEMBELAJARAN INKUIRI MENGGUNAKAN PROGRAM PLRG SIMULATOR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMP PADA MATERI PEMBIASAN CAHAYA.

0 0 48

PENGGUNAAN HYPERMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH.

0 0 26

IMPLEMENTASI MODEL PDEODE BERBANTUAN PhET UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH ARTIKEL PENELITIAN

0 0 13

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN PHET SIMULATION TENTANG MATERI RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH SMA

0 2 10

REMEDIASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN STRATEGI PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN BERBANTUAN LABORATORIUM VIRTUAL PADA MATERI RANGKAIAN LISTRIK SEARAH

0 0 8