Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity
Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
C. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dikembangkan instrumen penelitian yang terdiri dalam dua jenis, yaitu tes dan non tes. Instrumen jenis tes
merupakan tes kemampuan kognitif dan keterampilan komunikasi yang terkait langsung dengan bahan ajar, sedangkan instrumen non tes terdiri Observasi
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa. 1.
Diskripsi Instrumen a.
Tes Kemampuan Kognitif Instrumen kemampuan kognitif digunakan untuk mengetahui tingkatan
proses kognitif siswa mengenai konsep rangakaian listrik arus searah, yang meliputi Arus Listrik dan Hukum I Kirchoff; Beda Potensial Listrik dan Hukum II
Kirchoff; serta Hukum Ohm dan Rangkaian Hambatan listrik. Instrumen kemampuan kognitif meliputi tiga puluh pertanyaan berbentuk pilihan ganda tes
objektif. Indikator kemampuan kognitif pada penelitian ini dibatasi pada kategori kognitif mengingat C
1
, memahami C
2
, mengaplikasikan C
3
, dan menganalisis C
4
. Komposisi soal tes kemampuan kognitif dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut dan kisi-kisi tes kemampuan kognitif awal dapat dilihat pada Lampiran 3.4.
Tabel 3.2. Komposisi Soal Tes Kemampuan Kognitif
Sub Materi Aspek Kognitif Soal
Jumlah Soal
C1 C2
C3 C4
Arus Listrik dan Hukum I Kirchoff
4 2
3 1
10
Beda Potensial Listrik dan Hukum II Kirchoff
2 2
3 1
8
Hukum Ohm dan Rangkaian Hambatan Listrik
2 2
3 2
9
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity
Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Sub Materi Aspek Kognitif Soal
Jumlah Soal
C1 C2
C3 C4
Jumlah 8
6 9
4 27
b. Tes Keterampilan Berkomunikasi
Instrumen keterampilan berkomunikasi digunakan untuk mengetahui penguasaan keterampilan berkomunikasi siswa. Soal keterampilan berkomunikasi
ini terdiri dari dua belas pertanyaan yang berbentuk pilihan ganda tes objektif. Komposisi soal tes keterampilan berkomunikasi dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan
kisi-kisi tes keterampilan berkomunikasi awal dapat dilihat pada Lampiran 3.5.
Tabel 3.3 Komposisi Soal Tes Keterampilan Berkomunikasi
Sub Materi Butir Soal Keterampilan Berkomunikasi Soak
Jumlah Soal
Mengubah bentuk
penyajian Memerikanmenggambar
kan data empiris hasil percobaan atau
pengamatan dengan grafik atau tabel atau
diagram Membaca
grafik atau tabel atau
diagram Menjelask
an hasil percobaan
Arus Listrik dan Hukum I Kirchoff
2
-
6 -
8
Beda Potensial Listrik dan
Hukum II Kirchoff
2 -
6 -
8
Hukum Ohm dan Rangkaian
Hambatan Listrik
1 1
3 -
5
Jumlah 5
1 15
21
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity
Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
c. Lembar Observasi
Lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar dan mengamati keterlaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan kombinasi eksperimen nyata-virtual dan kombinasi eksperimen virtual-nyata sesuai dengan sintaks model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Format lembar observasi untuk melihat keterlaksaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan
kombinasi eksperimen nyata-vitual dan virtual-nyata dapat dilihat pada Lampiran 3.6 dan 3.7.
2. Pengembangan Instrumen Penelitian Bentuk Tes
Pengembangan instrumen kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi dilakukan dengan tahap-tahap: a. menyusun kisi-kisi soal, b.
meminta pertimbangan dosen ahli, c. melakukan uji coba instrumen, dan d. melakukan analisis butir soal. Analisis butir soal dilakukan dengan cara uji coba
instrumen untuk menguji tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas soal. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dan dihitung dengan
menggunakan program SPSS Statistical Package for the Social Sciences versi 17, sedangkan pengujian tingkat kesukaran dan daya pembeda dilakukan dan
dihitung dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007. a.
Validitas tes Validitas tes ada tiga jenis, yaitu validitas isi content validity, validitas
konstruk construct validity, dan validitas kriteria criterion validity. Upaya
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity
Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
yang dilakukan peneliti untuk membuat instrumen yang valid dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1 Validitas isi
Validitas isi adalah pengujian validitas yang dilakukan pada isinya untuk memastikan apakah butir tes mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur
Purwanto, 2010:120. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode item review dengan membuat kisi-kisi instrumen dan meminta
pertimbangan ahli expert yaitu dosen pembimbing dan dosen ahli penjugmen untuk mengkaji kesesuaian antara kisi-kisi dengan butir item yang dibuat.
2 Validitas konstruk
Validitas konstruksi adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan melihat kesesuaian konstruksi butir yang ditulis dengan kisi-kisinya Purwanto,
2010:128. Metode validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah telaah butir. Metode ini dilakukan dengan mencermati kesesuaian penempatan butir-
butir dalam faktornya dari sisi konstruksinya sesuai dengan kisi-kisi instrumen yang telah dibuat. Terbentuknya validitas ini diupayakan melalui konsultasi
dengan dosen penjugmendosen ahli selama proses penjugmaen berlangsung. 3
Validitas kriteria Validitas kriteria adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan
membandingkan tes hasil belajar dengan kriteria tertentu diluar tes hasil belajar, seperti hasil tes ulangan harian Purwanto, 2010:125. Di dalam penelitian ini,
validitas kriteria diabaikan dengan asumsi bahwa jika tes telah valid secara konten dan konstruk maka instrumen tersebut akan mengukur apa yang hendak diukur.
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity
Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
b. Reliabilitas tes
Reliabilitas berkenaan dengan keajegan atau ketetapan hasil pengukuran Sukmadinata, 2008:229. Suatu tes dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang
tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap yang dihitung dengan koefisien reliabilitas. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan tiga tehnik
yaitu: tehnik tes and retest; tehnik bentuk ekuivalen dan tehnik konsistensi internal. Pada penelitian ini digunakan tehnik tes and retest.
Tidak ada ketentuan khusus tentang besarnya korelasi yang menjadi kategori bahwa tes yang dibuat telah reliabel. Oleh karena itu, terkadang
ditemukan perbedaan-perbedaan dalam menentukan harga koefisien reliabilitas yang bisa ditoleransi. Misalkan saja Ruseffendi 2005: 178 menyampaikan
bahwa apabila nilai r koefisien reliabilitas 0,70 maka instrumen tersebut reliabilitasnya cukup baik. Sedangkan menurut Aiken Purwanto, 2006: 185, jika
skor digunakan untuk menentukan apakah kedua kelas berbeda signifikan maka koefisien reliabilitas 0,65 sudah memberikan konstribusi dalam keputusan. Akan
tetapi jika skor digunakan untuk membandingkan penampilan individu yang berbeda, maka koefisien reliabilitas yang harus dipenuhi paling tidak 0,85.
Di dalam penelitian ini, koefisien reliabilitas yang ditoleransi mengacu pada pendapat Aiken, karena koefisien yang dihasilkan digunakan untuk
membandingkan dua kelompok. Oleh karena itu, koefisien reliabilitas yang ditoleransi adalah 0,65 atau lebih.
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity
Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
c. Tingkat Kesukaran Butir Soal
Besar tingkat kesukaran butir soal dihitung dengan memperhatikan proporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap setiap butir soal Nasootion, et
al., 2007:5.20. Tingkat kesukaran dihitung dengan rumus sebagai berikut. � =
� �
3.2
Keterangan: P = Indeks tingkat kesukaran Butir soal
B = Jumlah Peserta tes yang menjawab benar N = Jumlah seluruh peserta tes.
Menurut Fernandes dalam Nasootion, et al., 2007:5.20 kategori tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai berikut.
P ≥ 0,76
: mudah MD
0,25 ≤ P ≤ 0,75
: sedang SD
P ≤ 0,24
: sukar SK
Dalam penelitian ini, uji tingkat kesukaran menggunakan program komputer Microsoft Excel. Hasil perhitungan tingkat kesukaran dari tes
kemampuan kognitif dan tes keterampilan berkomunikasi rata-rata berada pada taraf kesukaran sedang. Menurut Nasootion, et al. 2007:5.21 butir soal yang
dianggap sangat bermanfaat useful adalah butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran dalam kategori sedang.
d. Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda butir soal memiliki pengertian bahwa butir soal tersebut dapat membedakan kemampuan individu peserta tes. Butir soal yang didukung
oleh potensi daya beda yang baik akan mampu membedakan peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi pandai dengan peserta didik yang memiliki
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity
Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
kemampuan rendah kurang pandai Nasootion, et al, 2007:5.21. Daya beda butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus.
D = P
A
- P
B
3.3
Keterangan: D
= indeks daya beda butir soal P
A
= proporsi kelompok atas yang menjawab benar P
B
= proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
Menurut Fernandes dalam Nasootion, et al., 2007:5.22 kategori tingkat
kesukaran butir soal adalah sebagai berikut. D ≥ 0,40
: sangat baik SB
0,30 ≤ P ≤ 0,39
: baik B
0,20 ≤ P ≤ 0,29
: cukup baik CB
P ≤ 0,19
: tidak baik TB
Untuk menentukan berapa persen yang masuk kelompok atas dan kelompok
bawah, dapat digunakan rambu-rambu sebagai berikut Nitko Hanna, dalam Nasootion, et al., 2007:5.22.
1 Jika jumlah siswa
≤ 20 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah
masing-masing 50 ,
2 Jika jumlah siswa 21
– 40 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah
masing-masing 33,3 , dan
3 Jika jumlah siswa ≥ 41 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah
masing-masing 27 .
Dalam penelitian ini, jumlah siswa yang mengikuti tes adalah 27 orang, maka dengan menggunakan aturan b di dapat jumlah kelompok atas dan
kelompok bawah adalah 9 orang. Uji daya beda menggunakan program komputer Microsoft Excel.
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity
Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
2.1. Hasil Pengembangan Instrumen Penelitian Bentuk Tes
a. Uji Validitas
Pengujian validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah validitas isi dan validitas konstruk. Uji validitas dilakukan dengan mengkonsultasikan
instrumen kepada ahli melalui proses judgment. Judgment dilakukan untuk mengetahui apakan soal yang disusun sudah sesuai dengan indikator
pembelajaran, indikator keterampilan yang diteliti, serta dengan konsep rangkaian listrik arus searah.
Dari 48 soal yang terdiri dari 27 soal kemampuan kognitif dan 21 soal keterampilan berkomunikasi, soal kemampuan kognitif sebagian soal sudah sesuai
dengan indikator sementara ada beberapa masih ada yang kurang sesuai sehingga harus direvisi. Sedangkan, soal keterampilan berkomunikasi hampir seluruhnya
tidak sesuai dengan indikator keterampilan berkomunikasi karena soal identik dengan soal kemampuan kognitif. Peneliti membuat ulang soal keterampilan
berkomunikasi kemudian dikonsultasikan kembali dengan penjugmen dan hasilnya cukup baik. Data lengkap hasil judgment oleh ahli terdapat pada
Lampiran 3.8 dan instrumen yang digunakan setelah konsultasi dengan dosen ahli dapat dilihat pada Lampiran 3.9.
Tabel 3.4 menyajikan distribusi soal tes kemampuan kognitif serta keterampilan berkomunikasi berdasarkan hasil
judgment ahli.
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity
Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Tabel 3.4. Distribusi Soal Tes Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berkomunikasi
Tes Indikator aspek
Nomor dan Jumlah soal pada label konsep Arus listrik
dan hukum I Kirchoff
Beda potensial
listrik dan hukum II
Kirchoff Hukum Ohm
dan rangkaian
hambatan listrik
Kem ampu
an k
ogn itif
Pengetahuan C1 1, 2
11, 12rev, 21rev, 22,
26 Pemahaman C2
3, 4rev, 5, 8 rev
13rev, 14rev,
15rev,
16rev 23rev, 24,
25rev
Penerapan C3 6rev, 7
17, 18 27, 28
Analisis C4 9rev,
10rev 19rev,
20rev 29rev,
30rev
Jumlah soal 10
10 10
Ket er
a m
p il
an B
er k
omu n
ik asi
Memerikanmenggambark an data empiris hasil
percobaan atau pengamatan dengan tabel
atau grafik atau diagram 31rev
35rev 39, 40rev
Menjelaskan hasil percobaan
32rev 36rev
41rev Membaca grafik atau tabel
atau diagram 33rev
37rev 42rev
Mengubah bentuk penyajian
34 38
-
Jumlah soal
4 4
4
Keterangan: rev = revisi
b. Uji tingkat kesukaran dan daya pembeda tes
Setelah melalui proses judgment, instrumen tidak langsung digunakan, namun harus dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan untuk
mengetahui tingkat kesukaran dan daya pembeda dari tiap butir soal, serta reliabilitas dari semua tes yang telah disusun. Uji coba diberikan kepada siswa
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity
Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
kelas XI di sekolah dimana penelitian akan dilakukan. Data lengkap rekapitulasi hasi uji coba hasil instrumen, pengolahan tingkat kesukaran serta daya pembeda
terdapat pada Lampiran 3.10, 3.11 dan 3.12. Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 berikut menyajikan rekapitulasi data hasil uji coba tes kemampuan kognitif dan tes
keterampilan berkomunikasi yang telah dilakukan.
Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Kemampuan Kognitif
Nomor Soal
Tingkat Kesukaran P Daya Pembeda D
Keterangan Nilai P
Kriteria Nilai P
Kriteria
1 0,63
Sedang 0,28
Sangat Baik Dipakai
2 0,63
Sedang 0,28
Sangat Baik Dipakai
3 0,67
Sedang 0,28
Sangat Baik Dipakai
4 0,59
Sedang 0,39
Baik Dipakai
5 0,7
Sedang 0,33
Baik Dipakai
6 0,59
Sedang 0,39
Baik Dipakai
7 0,67
Sedang 0,33
Baik Dipakai
8 0,67
Sedang 0,33
Baik Dipakai
9 0,67
Sedang 0,39
Baik Dipakai
10 0,56
Sedang 0,22
Sangat Baik Dipakai
11 0,52
Sedang 0,39
Baik Dipakai
12 0,67
Sedang 0,28
Sangat Baik Dipakai
13 0,59
Sedang 0,33
Baik Dipakai
14 0,59
Sedang 0,39
Baik Dipakai
15 0,52
Sedang 0,33
Baik Dipakai
16 0,26
Sukar -0,1
Tidak Baik Tidak Dipakai
17 0,63
Sedang 0,28
Sangat Baik Dipakai
18 0,11
Sukar 0,06
Tidak Baik Tidak Dipakai
19 0,22
Sukar 0,17
Tidak Baik Tidak Dipakai
20 0,63
Sedang 0,44
Sangat Baik Dipakai
21 0,67
Sedang 0,33
Baik Dipakai
22 0,59
Sedang 0,11
Tidak Baik Tidak Dipakai
23 0,44
Sedang -0,1
Tidak Baik Tidak Dipakai
24 0,44
Sedang 0,06
Tidak Baik Tidak Dipakai
25 0,52
Sedang 0,44
Sangat Baik Dipakai
26 0,67
Sedang 0,22
Sangat Baik Dipakai
27 0,56
Sedang 0,28
Sangat Baik Dipakai
28 0,56
Sedang 0,33
Baik Dipakai
29 0,04
Sukar Tidak Baik
Tidak Dipakai 30
0,59 Sedang
0,39 Baik
Dipakai
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity
Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Keterampilan Berkomunikasi
Nomor Soal
Tingkat Kesukaran P Daya Pembeda D
Keterangan Nilai P
Kriteria Nilai P
Kriteria
31 0,63
Sedang 0,39
Baik Dipakai
32 0,59
Sedang 0,28
Cukup Baik Dipakai
33 0,67
Sedang 0,28
Cukup Baik Dipakai
34 0,59
Sedang 0,33
Baik Dipakai
35 0,26
Sukar -0,2
Tidak Baik Tidak Dipakai
36 0,56
Sedang 0,33
Baik Dipakai
37 0,59
Sedang 0,39
Baik Dipakai
38 0,67
Sedang 0,33
Baik Dipakai
39 0,63
Sedang 0,28
Cukup Baik Dipakai
40 0,74
Sedang 0,39
Baik Dipakai
41 0,22
Sukar -0,1
Tidak Baik Tidak Dipakai
42 0,22
Sukar 0,11
Tidak Baik Tidak Dipakai
Dari 42 soal yang diujicobakan, 7 soal tidak digunakan dari tes kemampuan kognitif dan 3 soal tidak digunakan dati tes keterampilan
berkomunikasi. Sejumlah 32 soal yang digunakan setelah uji coba ini, 2 soal yaitu nomor soal 6 dan nomor soal 32 dihilangkan karena memiliki kesamaan dalam
mengukur ranah kognitif dan indiaktor keterampilan berkomunikasi yaitu nomor soal 17 dan nomor soal nomor soal 36 sehingga soal menjadi 30 buah butir soal.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3.13. c.
Uji reliabilita tes Instrumen yang telah diujicobakan tersebut, diujicobakan ulang dengan
siswa yang sama untuk menentukan reliabilitas tes. Uji reliabilitas yang digunakan adalah tehnik test and retest. Berdasarkan hasil perhitungan, tes yang
disusun memiliki nilai korelasi sebesar 0,95 dan lebih besar dari nilai reliabilitas yang menjadi acuan yaitu 0,65. Sehingga instrumen yang digunakan dapat
dikatakan reliabel. Perhitungan lengkap tentang reliabilitas terdapat pada Lampiran 3.14.
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity
Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
D. Prosedur Penelitian