BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Tuberkulosis
2.1.1 Pengertian Tuberkulosis
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Tuberkulosis
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium tuberculosis. Secara umum bakteri ini berbentuk batang
dengan panjang 1-10 mikron dan lebar 0,2-0,6 mikron. Kemenkes RI, 2014. Terdapat dua jenis tuberculosis yaitu tuberculosis laten dan tuberculosis aktif.
Tuberculosis laten yaitu manusia pembawa bakteri tidak mengalami sakit dan tidak menularkan bakteri Mycobacterium tuberculosis kepada orang lain, sedangkan
tuberkulosis aktif yaitu penderita yang terinfeksi mengalami sakit dan menularkan bakteri Mycobacterium tuberkulosis kepada orang lain melalui droplet.
2.1.2 Cara Penularan Tuberkulosis
Sumber penularan adalah pasien Tuberkulosis paru BTA positif yang ditularkan melalui penderita TB yang batuk, bersin atau berbicara saat berhadapan
dengan orang lain. Basil Tuberkulosis tersembur dan terhisap ke dalam paru orang sehat dan bisa menyebar ke bagian tubuh lain melalui peredaran darah pembuluh
limfe atau langsung ke organ terdekat. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak dengan masa inkubasinya selama 3-6 bulan Kemenkes RI,
2014. Namun pada pasien dengan hasil pemeriksaan BTA negatif pula mampu menularkan penyakit Tuberkulosis. Tingkat penularan TB pada pasien TB BTA
negatif dengan hasil kultur postif adalah 26 dan bila dibandingkan dengan TB BTA negative dengan hasil negatif yaitu 17.
2.1.3 Klasifikasi Tuberkulosis
Berdasarkan Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis Indonesia, klasifikasi TB dibedakan menjadi:
1. Klasifikasi Berdasarkan Lokasi Anatomi dari Penyakit
Berdasarkan lokasi anatomi penyakit, pasien TB dibedakan menjadi dua yaitu: Tuberkulosis paru dan Tuberkulosis Ekstra Paru. Tuberkulosis Paru
adalah TB yang terjadi pada parenkim jaringan paru tidak termasuk Pleura. Tuberkulosis Paru ditandai dengan adanya lesi pada jaringan paru. Pasien
yang menderita TB paru dan sekaligus juga menderita TB ekstra paru, diklasifikasikan sebagai pasien TB paru Kemenkes RI, 2014. Sedangkan
tuberkulosis ekstra paru adalah TB yang terjadi pada organ selain paru, misalnya: pleura, kelenjar limfe, abdomen, saluran kencing, kulit, sendi,
selaput otak dan tulang. Diagnosis TB ekstra paru dapat ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau klinis. Diagnosis TB ekstra
paru harus diupayakan berdasarkan penemuan Mycobacterium tuberculosis. 2.
Klasifikasi Berdasarkan Pemeriksaan Dahak Mikroskopis Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis TB Paru dibedakan
menjadi TB Paru BTA positif + dan TB Paru BTA negatif -. Kriteria pasien TB paru dikatakan sebagai BTA + apabila minimal terdapat 1 dari 3
spesimen dahak SPS sewaktu pagi sewaktu dengan hasil + positif. Sedangkan TB Paru BTA negatif - yaitu dengan kriteria semua hasil dari 3
spesimen dahak SPS hasilnya - negatif Kemenkes RI, 2014 3.
Klasisfikasi Berdasarkan Riwayat Pengobatan Sebelumnya. Klasifikasi pasien Tuberkulosis Paru berdasarkan riwayat pengobatan
sebelumnya dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu:
a. Baru Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah
pernah menelan OAT kurang dari satu bulan 4 minggu. b.
Kambuh Relaps adanya pasien Tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan Tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau
pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif apusan atau kultur.
c. Pengobatan setelah putus berobat Default adalah pasien yang telah
berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif. d.
Gagal Failure adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama
pengobatan. e.
Pindahan Transfer In adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register Tuberkulosis lain untuk melanjutkan pengobatannya.
f. Lain-lain adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas.
Kelompok ini termasuk kasus kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif + setelah selesai pengobatan ulangan.
2.1.4 Spektrum Klinis Tuberkulosis