Denpasar mencapai angka 2496 pasien DM, sedangkan di rumah sakit mencapai 1896 pasien DM Data STP Dinkes Kota Denpasar, 2015. Angka tersebut
menujukkan masih tingginya angka kejadian pasien DM yang tercatat di Kota Denpasar yang memiliki kemungkinan untuk menderita TB.
Deteksi awal dapat meningkatkan penemuan dan penatalaksanaan terhadap kedua penyakit ini.
Maka dari itu, sangat penting untuk melihat gambaran pelaksanaan program skrining menggunakan pemeriksaan gejala dan rontgen pada
pasien DM di Kota Denpasar, sehingga diharapkan melalui pelaksanaan program skrining dapat meningkatkan angka CNR TB pada pasien DM yang kemungkinan
menderita TB.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diketahui bahwa pada saat ini selain adanya peningkatan kasus TB pada populasi umum, saat ini juga diketahui mulai
adanya peningkatan tren kasus TB pada pasien yang menderita DM. Penemuan kasus TB pada populasi DM diketahui lebih besar dibandingkan angka penemuan
kasus TB pada populasi umum. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa DM merupakan salah satu faktor risiko TB. Di Provinsi Bali pada tahun 2014, angka
CNR TB pada populasi umum masih belum mencapai target peningkatan 5 dari tahun 2013. Dalam upaya meningkatkan CNR TB sangat penting untuk melakukan
skrining TB pada populasi DM sebagai pintu penemuan kasus TB. Selain itu sebagai upaya dalam mendukung pelaksanaan program kolaborasi TB-DM di Kota
Denpasar maka sangat penting untuk melakukan peningkatan notifikasi kasus TB dengan skrining pada pasien DM dalam upaya penatalaksanaan kasus TB lebih
awal. Oleh karena itu adapun rumusan masalah yang dapat diangkat yaitu
“Bagaimana gambaran hasil skrining TB dengan menggunakan gejala dan rontgen pada pasien DM di Kota Denpasar?”
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran karakteristik pasien DM yang melakukan skrining TB
di Kota Denpasar? 2.
Bagaimana gambaran spektrum klinis TB berdasarkan karakteristik pasien DM di Kota Denpasar?
3. Bagaimana gambaran spektrum klinis TB berdasarkan gejala klinis TB pada
pasien DM di Kota Denpasar? 4.
Bagaimana gambaran spektrum klinis TB berdasarkan pemeriksaan rontgen pada pasien DM di Kota Denpasar?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program skrining TB menggunakan pemeriksaan gejala klinis TB dan
pemeriksaan rontgen pada pasien DM di Kota Denpasar.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien DM yang melakukan
skrining TB di Kota Denpasar. 2.
Untuk mengetahui gambaran spektrum klinis TB berdasarkan karakteristik pasien DM di Kota Denpasar.
3. Untuk mengetahui gambaran spektrum klinis TB berdasarkan pemeriksaan
gejala klinis TB pada pasien DM di Kota Denpasar. 4.
Untuk mengetahui gambaran spektrum klinis TB berdasarkan pemeriksaan rontgen pada pasien DM di Kota Denpasar.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menambah informasi di bidang kesehatan terkait penemuan kasus TB dengan melakukan skrining menggunakan gejala dan
rontgen pada pasien DM. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan penatalaksanaan kasus TB pada pasien DM lebih awal.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan dalam upaya
pengembangan program kolaborasi TB-DM di Kota Denpasar. 2.
Melalui penelitian ini dapat diketahui karakteristik pasien DM yang kemungkinan mengalami TB di Kota Denpasar.
3. Penelitian dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan
kinerja program kolaborasi TB-DM di Kota Denpasar.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini merupakan penelitian di Bidang Epidemiologi sebagai upaya penatalaksanaan dan penemuan kasus TB melalui skrining TB
menggunakan pemeriksaan gejala klinis dan rontgen pada pasien DM di Kota Denpasar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Tuberkulosis
2.1.1 Pengertian Tuberkulosis
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Tuberkulosis
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium tuberculosis. Secara umum bakteri ini berbentuk batang
dengan panjang 1-10 mikron dan lebar 0,2-0,6 mikron. Kemenkes RI, 2014. Terdapat dua jenis tuberculosis yaitu tuberculosis laten dan tuberculosis aktif.
Tuberculosis laten yaitu manusia pembawa bakteri tidak mengalami sakit dan tidak menularkan bakteri Mycobacterium tuberculosis kepada orang lain, sedangkan
tuberkulosis aktif yaitu penderita yang terinfeksi mengalami sakit dan menularkan bakteri Mycobacterium tuberkulosis kepada orang lain melalui droplet.
2.1.2 Cara Penularan Tuberkulosis
Sumber penularan adalah pasien Tuberkulosis paru BTA positif yang ditularkan melalui penderita TB yang batuk, bersin atau berbicara saat berhadapan
dengan orang lain. Basil Tuberkulosis tersembur dan terhisap ke dalam paru orang sehat dan bisa menyebar ke bagian tubuh lain melalui peredaran darah pembuluh
limfe atau langsung ke organ terdekat. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak dengan masa inkubasinya selama 3-6 bulan Kemenkes RI,
2014. Namun pada pasien dengan hasil pemeriksaan BTA negatif pula mampu menularkan penyakit Tuberkulosis. Tingkat penularan TB pada pasien TB BTA
negatif dengan hasil kultur postif adalah 26 dan bila dibandingkan dengan TB BTA negative dengan hasil negatif yaitu 17.