A.A.N.B Dwinandra Ardi Hamzah

commit to user xl

2. A.A.N.B Dwinandra

Dalam Penelitiannya, Dwinandra mengambil judul “Efektivitas Dan Kemandirian Keuangan Daerah Otonom KabupatenKota di Propinsi Bali Tahun 2002 – 2006” Alat analisis yang digunakan adalah dengan Rasio Kemandirian Keuangan Daerah dan Rasio Efektivitas Keuangan Daerah. Dengan hasil sebagai berikut : a. Daerah otonom kabupatenkota di Bali dalam periode tersebut masuk dalam kategori keuangan yang cukup efektif, efektif, dan sangat efektif, serta tidak ada yang kurang dan tidak efektif atau dengan rasio efektivitas keuangan EKD berkisar dari 75,01 sampai dengan di atas 100. b. Daerah otonom kabupatenkota di Bali dalam periode dua tahun terakhir masuk dalam kategori kemandirian keuangan yang sedang rasio KKD lebih dari 50 sampai dengan 75 dan rendah rasio KKD lebih dari 25 sampai dengan 50 masing-masing hanya satu kabupatenkota, sedangkan sisanya tujuh kabupaten masuk kategori kemandirian keuangan yang sangat rendah rasio KKD 1 sampai dengan 25. Pada dua tahun awal, Kabupaten Badung masuk kategori kemandirian keuangan tinggi rasio KKD lebih dari 75 sampai dengan 100, tetapi menurun pada dua tahun terakhir. c. Pada tahun 2006, dibandingkan dengan tahun 2002, trend efektivitas keuangan daerah otonom kabupatenkota di Propinsi Bali semakin baik commit to user xli walaupun masih ada yang di bawah 100, seperti Kabupaten Gianyar, Buleleng, dan Denpasar. d. Trend kemandirian keuangan Jembrana arahnya sangat baik dibandingkan, tiga kabupaten lain, yaitu Tabanan, Gianyar, dan Badung menunjukkan trend baik, sedangkan sisanya lima kabupaten trend kemandiriannya cenderung berkurang dibandingkan dengan tahun 2002.

3. Ardi Hamzah

Penelitian ini mengambil judul “Analisa Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Kemiskinan: Pendekatan Analisis Jalur Studi Pada 29 Kabupaten dan 9 Kota di Propinsi Jawa Timur Periode 2001 – 2006. Variabel kinerja keuangan berupa rasio kemandirian1, rasio kemandirian2, rasio efektifitas, dan rasio efisiensi. Rasio kemandirian1 diukur dengan total Pendapatan Asli Daerah PAD dibagi dengan bantuan pusat dan pinjaman. Rasio Kemandirian2 diukur dengan total PAD dibagi dengan total pendapatan. Rasio efektifitas diukur dengan realisasi penerimaan PAD dengan target penerimaan PAD. Rasio efisiensi diukur dengan realisasi pengeluaran dibagi dengan realisasi penerimaan. Untuk pertumbuhan ekonomi diukur pendapatan domestik regional bruto PDRB saat ini dikurangi dengan PDRB sebelumnya dibagi dengan PDRB saat ini. Untuk pengangguran diukur dengan tingkat pengangguran yang ada di daerah tersebut, sedangkan kemiskinan diukur dengan jumlah kemiskinan yang ada di daerah tersebut. commit to user xlii Kesimpulan dari penelitian ini adalah Kesenjanganan kinerja keuangan berupa rasio kemandirian1 dan rasio kemandirian2 cukup besar, bahkan rasio efektifitas dan efisiensi dapat dikatakan besar sekali. Pada tingkat kemiskinan dan pengangguran juga mengalami kesenjangan yang cukup besar, sedangkan pada pertumbuhan ekonomi kesenjangannya tidak terlalu besar. Hasil pengujian secara langsung antara kinerja keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi menunjukkan rasio kemandirian1, rasio kemandirian2, dan rasio efisiensiberpengaruh positif secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan rasio efektifitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Untuk pengujian pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran menunjukkan terdapat pengaruh secara positif, sedangkan pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan terdapat pengaruh secara negatif. commit to user xliii

C. Kerangka Pemikiran