Hasil Pretes Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis

kontrol. Setelah dilakukan pengolahan data hasil pretes kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis, diperoleh skor terendah min , skor tertinggi maks , rata-rata , dan deviasi standar s data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Skor Data Pretes Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Kelas Eksperimen dan Kontrol Jenis Kemampuan Skor Ideal Kelas eksperimen Kelas Kontrol min maks s min maks s Pemahaman matematis 20 2 6 3,69 0,93 2 5 3,41 2,10 Komunikasi matematis 20 2 6 3,50 1,16 2 5 3,250 0,98 Berdasarkan Tabel 4.1 di atas kemampuan pemahaman matematis kelas eksperimen dan kontrol hampir sama. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai skor terendah, skor tertinggi, dan skor rata-rata kedua kelas yang hampir sama. Jika dibandingkan dengan skor ideal 20, maka rata-rata skor kelas eksperimen adalah 18,45 dan kelas kontrol adalah 17,5. Demikian pula kemampuan komunikasi matematis kelas eksperimen tidak jauh berbeda dengan kelas kontrol. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai skor terendah, skor tertinggi, dan skor rata-rata kedua kelas yang hampir sama. Jika dibandingkan dengan skor ideal 20, maka rata-rata skor kelas eksperimen adalah 17,5 dan kelas kontrol adalah 16,25. Analisis selanjutnya adalah untuk mengetahui benar tidaknya kemampuan awal pemahaman dan komunikasi matematis antara kelas eksperimen dan kontrol yang relatif sama, perlu dilakukan uji kesamaan rata-rata. Sebelum uji kesamaan rata-rata, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas varians. Pengujian normalitas menggunakan SPSS 13.0 for Windows. Kriteria pengujian adalah bila nilai signifikansi kurang dari 1 2 maka distribusinya tidak normal, sedangkan bila nilai signifikansi lebih besar dari 1 2 maka distribusinya adalah normal. H : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 13.0 for Windows. Setelah diolah, ternyata nilai signifikansi output SPSS uji data pretes kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis kedua kelas lebih besar daripada 0,025. Jadi H diterima, artinya data yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal. Hasil uji normalitas disajikan pada Tabel 4.2. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran E. Tabel 4.2 Uji Normalitas Skor Pretes Aspek Kemampuan Kelompok Sig. Kesimpulan Keterangan Pemahaman Matematis Eksperimen 0,052 Terima H Normal Kontrol 0,198 Terima H Normal Komunikasi Matematis Eksperimen 1,275 Terima H Normal Kontrol 0,078 Terima H Normal Pada Tabel 4.2 untuk kedua aspek nilai signifikansi output SPSS lebih besar dari 1 2 , dengan demikian hipotesis H diterima, artinya bahwa: 1 populasi skor pretes kemampuan pemahaman matematis kelompok eksperimen dan kontrol keduanya berdistribusi normal. 2 populasi skor pretes kemampuan komunikasi matematis kelompok eksperimen dan kontrol keduanya berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji normalitas, dilanjutkan uji homogenitas variansi yang bertujuan untuk menguji variansi populasi skor kelas eksperimen dan kontrol homogen atau tidak. Untuk uji homogenitas menggunakan SPSS 13.0 for Windows, dengan kriteria pengujian jika nilai signifikansi output SPSS lebih kecil dari 1 2 maka distribusinya tidak homogen, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih besar dari 1 2 maka distribusi kedua varians homogen. Untuk pengujian ini, pasangan hipotesis nol dan tandingannya adalah: H : 2 = 2 , variansi populasi skor kelas eksperimen dan kontrol homogen. H 1 : 2 ≠ 2 , variansi populasi skor kelas eksperimen dan kontrol tidak homogen. Setelah diolah menggunakan SPSS 13.0 for Windows, ternyata nilai signifikansi pada kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis lebih besar dari 0,025. Jadi H diterima artinya variansi populasi skor kelas eksperimen dan kontrol homogen. Hasil uji normalitas disajikan pada tabel 4.3. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran E. Tabel 4.3 Uji Homogenitas Varians Skor Pretes Aspek Kemampuan Kelompok Varians S 2 Sig Kesimpulan Keterangan Pemahaman Matematis Eksperimen 0,867 0,428 Terima H Homogen Kontrol 1,023 Komunikasi Matematis Eksperimen 1,35 0,285 Terima H Homogen Kontrol 0,968 Pada Tabel 4.3 ternyata: 1 pada aspek pemahaman matematis, nilai signifikansi output SPSS lebih besar dari maka H diterima artinya varians populasi skor kemampuan pemecahan masalah matematis kedua kelompok homogen. 2 pada aspek komunikasi matematis, nilai signifikansi output SPSS lebih besar dari maka H diterima artinya varians populasi skor kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok homogen. Uji kesamaan rata-rata skor pretes bertujuan untuk mengetahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada kemampuan awal siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rangkuman hasil uji normalitas dan uji homogenitas disajikan pada Tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Rekapitulasi Uji Normalitas dan Homogenitas Skor Pretes Aspek Kemampuan Hasil uji Normalitas Hasil uji Homogenitas Uji yang digunakan Eksperimen Kontrol Pemahaman Matematis Normal Normal Homogen Uji-t Komunikasi Matematis Normal Normal Homogen Uji-t Dari Tabel 4.4 di atas diketahui kedua aspek memenuhi syarat normalitas dan homogenitas, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa skor pretes berdistribusi normal dan variansnya homogen sehingga uji kesamaan rata-rata dengan uji-t. Perhitungan uji-t menggunakan SPSS 13.0 for Windows pada taraf konfidensi 95 atau pada signifikansi = 0,05 untuk menguji hipotesis H dan tandingannya H 1 sebagai berikut: H : = Tidak terdapat perbedaan kemampuan awal pada aspek pemahaman dan komunikasi matematis siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. H 1 : 1 ≠ 2 Terdapat perbedaan kemampuan awal pada aspek pemahaman dan komunikasi matematis siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria pengujian ialah: terima H jika nilai signifikansi output SPSS lebih besar dari 1 2 , tolak H jika nilai signifikansi output SPSS lebih kecil dari 1 2 . Rangkuman hasil perhitungan dari output SPSS ditunjukkan pada Tabel 4.5. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran E. Tabel 4.5 Uji Kesamaan Rata-rata Skor Pretes Aspek Kemampuan Kelompok Mean St. Dev Sig. Kesimpulan Keterangan Pemahaman Matematis Eksperimen 3,69 0,931 1,157 0,252 Terima H Tidak ada perbedaan Kontrol 3,41 1,012 Komunikasi Matematis Eksperimen 3,50 1,164 0,928 0,357 Terima H Tidak ada perbedaan Kontrol 3,25 0,984 Dari Tabel 4.5 ternyata: 1 pada aspek pemahaman matematis, nilai signifikansi output SPSS lebih besar dari 1 2 maka hipotesis H diterima artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan awal pada aspek pemahaman matematis siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 2 pada aspek komunikasi matematis nilai signifikansi output SPSS lebih besar dari 1 2 maka hipotesis H diterima artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan awal pada aspek komunikasi matematis siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian disimpulkan bahwa sebelum diberi perlakuan, kedua kelompok memiliki kemampuan yang setara pada aspek pemahaman dan komunikasi matematis.

4.1.2 Hasil Postes Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen dan Kontrol

Postes diberikan kepada siswa setelah seluruh kegiatan pembelajaran selesai dilakukan. Hasil pengolahan data disajikan pada statistik deskriptif pada Tabel 4.5. Data lengkap hasil postes disajikan pada lampiran D. Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Skor Data Postes Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Kelas Eksperimen dan Kontrol Jenis Kemampuan Skor Ideal Kelas eksperimen Kelas Kontrol min maks s min maks s Pemahaman Matematis 20 10 17 13,250 1,814 8 15 11,625 1,408 Komunikasi Matematis 20 7 15 11,688 1,635 7 13 9,906 1,553 Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa skor maksimal kemampuan pemahaman matematis siswa kelas eksperimen 17 lebih tinggi daripada kelas kontrol 15. Untuk kemampuan komunikasi matematis, skor maksimal siswa kelas eksperimen 15 juga lebih tinggi daripada kelas kontrol 13. Tabel ini juga memberi gambaran bahwa nilai rata-rata postes kemampuan pemahaman matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Rata-rata skor kelas eksperimen adalah 13,250 sedangkan kelas kontrol adalah 11,625 dari skor ideal 20. Jika dibandingkan dengan skor ideal, maka rata-rata skor kelas eksperimen adalah 66,25 dari skor ideal sedangkan kelas kontrol adalah 58,125 dari skor ideal. Demikian pula dengan hasil postes kemampuan komunikasi matematis, nilai rata-rata siswa kelas eksperimen terlihat lebih tinggi daripada kelas kontrol. Rata-rata skor kelas eksperimen adalah 11,688 sedangkan kelas kontrol adalah 9,906 dari skor ideal 20. Jika dibandingkan dengan skor ideal, maka rata-rata skor kelas eksperimen adalah 58,44 dari skor ideal sedangkan kelas kontrol adalah 49,53 dari skor ideal. Untuk melihat signifikan tidaknya perbedaan tersebut, perlu dilakukan uji perbedaan rata-rata. Namun sebelum menetukan tes statistik yang digunakan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas varians Sudjana, 2005. Pengujian normalitas menggunakan SPSS 13.0 for Windows. Kriteria pengujian adalah bila nilai signifikansi kurang dari 1 2 maka distribusinya tidak normal, sedangkan bila nilai signifikansi lebih besar dari 1 2 maka distribusinya adalah normal. H : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 13.0 for Windows. Setelah diolah, ternyata nilai signifikansi output SPSS data postes kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis kedua kelas lebih besar daripada 0,025. Jadi H diterima, artinya data yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal. Hasil uji normalitas disajikan pada Tabel 4.7. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran E.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Pengaruh Metode Write Pair Switch Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Berdasarkan Tingkat Kemampuan Kognitif

10 55 143

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN THINK PAIR SHARE (TPS).

0 4 44

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA NEGERI 6 PADANGSIDIMPUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) BERBANTUAN AUTOGRAPH.

0 5 32

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SIKAP SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN TIPE THINK PAIR SQUARE PADA SMP NEGERI PEMATANG SIANTAR.

0 3 46

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIS ANTARA SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SQUARE DENGAN THINK-PAIR-SHARE.

0 2 24

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SQUARE MENGGUNAKAN AUTOGRAPH DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SQUARE TANPA AUTOGRAPH.

0 1 28

KEMAMPUAN PEMAHAMAN, BERPIKIR KRITIS, DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SQUARE-SHARE DENGAN PENDEKATAN INDUKTIF-DEDUKTIF.

0 2 46

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ‘THINK- PAIR-SQUARE’ DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA DENGAN TOPIK

0 7 279