commit to user 44
Kemudian sebagai bagian dari kisah pencarian Tirta Amerta air kehidupan di dekat candi kecil terdapat kura-kura yang cukup besar
sejumlah tiga ekor sebagai lambang dari dunia bawah yakni dasar Gunung Mahameru, ini berkaitan dengan kisah suci agama Hindhu
yakni “samudra samtana” yaitu ketika Dewa Wisnu menjelma menjadi kura-kura raksasa untuk membantu para dewa-dewa lain
mencari air kehidupan Tirta Perwita Sari.
Bentuk kura-kura ini menyerupai meja yang kemungkinan didesain sebagai tempat menaruh untuk sesajian. Sebuah piramida
yang puncaknya terpotong melambangkan Gunung Mandaragiri yang diambil puncaknya untuk mengaduk-aduk lautan mencari Tirta
Amerta kisah Pemutaran Laut Mencari Amerta.
d. Bangunan Dan Patung Lainnya
Di komplek candi induk terdapat sebuah prasasti yang menyiratkan bahwa candi Sukuh dalam candi untuk Pengruwatan, yakni prasasti yang
diukir dipunggung relief sapi. Sapi tersebut digambarkan sedang menggigit ekorny
a sendiri dengan kandungan sengkalan rumit: “Goh wiku anahut buntut” maknanya tahun 1379 Saka. Sengkalan ini makna tahunnya
persis sama dengan makna prasasti yang ada dipunggung sapi yang artinya kurang lebih demikian: untuk diingat-ingat ketika bersujud di
kahyangan puncak gunung, terlebih dulu agar datang di pemandian suci.
commit to user 45
Saat itu adalah tahun saka Goh wiku anahut buntut 1379. Kata yang sama dengan ruwatan di
sini yaitu kata: “pawitra” yang artinya pemandian suci. Di kompleks Candi Sukuh tidak terdapat pemandian atau kolam
pemandian maka pawitra dapat diartikan air suci untuk “ngruwat” seperti halnya kata “tirta sunya”. Tempat suci untuk pengruwatan, seperti yang
sudah diutarakan, dengan bukti-bukti relief cerita Sudamala, Garudeya serta prasasti-prasasti, maka dapat dipastikan candi Sukuh pada jamannya
adalah tempat suci untuk melangsungkan upacara-upacara besar ritus ruwatan.
Selain candi utama dan patung-patung kura-kura, garuda serta relief- relief, masih ditemukan pula beberapa patung hewan berbentuk celeng
babi hutan dan gajah berpelana. Pada zaman dahulu para ksatria dan kaum bangsawan berwahana gajah untuk sarana transportasi. Bentuk
bangunan lain adalah relief tapal kuda yang menggambarkan dua sosok manusia di dalamnya, di sebelah kira dan kanan yang berhadapan satu
sama lain.
Ada yang berpendapat bahwa relief ini melambangkan rahim seorang wanita dan sosok sebelah kiri melambangkan kejahatan dan sosok
sebelah kanan melambangkan kebajikan. Kemudian ada sebuah bangunan kecil di depan candi utama yang disebut candi pewara. Di bagian tengah
bangunan ini berlubang dan terdapat patung kecil tanpa kepala.
commit to user 46
1 Patung-patung sang Garuda
Lalu pada bagian kanan terdapat dua buah patung Garuda yang merupakan bagian dari cerita pencarian tirta amerta air kehidupan
yang terdapat dalam kitab Adiparwa, kitab pertama Mahabharata. Pada bagian ekor sang Garuda terdapat sebuah prasasti.
Kemudian sebagai bagian dari kisah pencarian amerta tersebut di bagian ini terdapat pula tiga patung kura-kura yang melambangkan
bumi dan penjelmaan Dewa Wisnu. Bentuk kura-kura ini menyerupai meja dan ada kemungkinan memang didesain sebagai tempat menaruh
sesajian. Sebuah piramida yang puncaknya terpotong melambangkan Gunung Mandaragiri yang diambil puncaknya untuk mengaduk-aduk
lautan mencari tirta amerta.
2 Kegunaan Candi Sukuh
Candi Sukuh dibangun pada abad XV mempunyai banyak fungsi bagi pemeluk agama Hindu baik untuk tempat upacara
keagamaan atau pemujaan. Adapun kegunaan candi tersebut yaitu : 1.
Sebagai Tempat Pemujaan
Menurut cerita jika umat Hindu sedang melakukan pemujaan mereka akan dapat berkomunikasi dengan para arwah leluhur.
commit to user 47
2. Sebagai Bukti Kesucian Wanita
Bila ada seorang wanita Hindu yang akan melangsungkan pernikahan, maka untuk membuktikan bahwa ia masih perawan
atau tidak dapat dilakukan di candi ini tepatnya pada gapura pertama. Caranya yaitu wanita harus berdiri di depan relief Lingga
yang kemudian melangkahkan kaki melewati relief tersebut, maka ada dua kemungkinan bila wanita itu msih suci, maka segala
pakaian yang menutupi bagian terpenting akan sobek dan mengeluarkan darah tapi bila wanita itu sudah tidak suci, maka
pakaian yang dikenakan akan tetap utuh dan tidak mengeluarkan darah meski diulang berkali-kali.
Di lantai dapat dilihat dengan adanya relief Lingga alat kelamin laki-laki berhadapan dengan lawan jenisnya Yoni alat
kelamin perempuan, mungkin suatu gambaran yang ada hubungannya dengan kenyataan bahwa Candi Sukuh dengan relief
alat kelamin itu bertalian upacara-upacara kesuburan. Sumber :
http:id.wikipedia.orgwikiCandi_Sukuh.html . diakses pada tanggal
26 Juni 2011 pukul 14.00 wib.
commit to user 48
B. Analisis Potensi Objek Wisata Candi Sukuh